Anda di halaman 1dari 45

Pemeriksaan Fisik Anak

Jihan Almira 036


Rahmawati Eka
Cintami Nida
Gabriell Regina S.M 064
Della Yunita 066
Ezzah Najlalya 075
Elfrida Juniartha 093
Sri Ayu
-Warna, Kelebatan, Distribusi serta karakteristik rambut.
- Ukuran Lingkar Kepala:
Ukuran LK Normal:
1. BBL : 34-35cm (bertambah 2cm tiap bulan 0-3bln)
2. 4-6 bulan bertambah 1cm tiap bulan
3. 6-12 bulan bertambah 0,5cm perbulan
4. Usia 5 tahun bertambah 50cm
5. Usia 5-12 tahun hanya naik sampai 52-53cm dan
setelah usia 12 tahun akan tetap.

Kepala (Inspeksi)
- Tulang tengkorak dibelakang dan diatas telinga dengan cukup
keras.
Adanya Kraniotabes yaitu pelunakan tabula eksterna tulang
tengkorak. Positif bila teraba seperti menekan bola pingpong.
Normal ditemukan sampai usia 6 bulan. Abnormal jika ditemukan
pada pasien rakitis, sifis, hipervitaminosis A dan hidrosefalus.

Kepala (Palpasi)
KEPALA
PERKUSI INSPEKSI

Mengetukkan jari pada tulang  Bentuk wajah simetris/asimetris


tengkorak: Positif jika terdengar  Adanya pembengkakan/edema
seperti pot retak. Normal selama
ubun-ubun masih terbuka. Abnormal  Jarak antara hidung dan mulut
jika ditemukan pada ubun-ubun yang
telah menutup, hal itu menunjukkan
adanya peningkatan tekanan
intracranial atau dilatasi ventrikal
otak.
MATA
Inspeksi:

1. Simetris/asimetris:

2. Inspeksi adanya kelainan pada mata:

 Ptosis Palpebra

 Lagoftalmus

 Nistagmus

 Fotofobia
HIDUNG
Inspeksi:

Bentuknya, gerakan cuping hidung, mukosa, sekresi, pendarahan,


keadaan sputum, perkusi sinus:

 Bentuk hidung abnormal

 Gerakan cuping hidung ditemukan pada anak yang mengalami


kesulitan bernafas.

 Hidung pesek dengan dasar yang lebar mirip pelana kuda


(saddle nose) ditemukan pada sifilis kongenital

 Mukosa hidung yang merah dan edema menujukkan adanya


infeksi, sedangkan pada alergi mukosa yang merah tampak
pucat.

 Pada rintis kronik mukosa berwarna keabuan dengan edema


yang jelas

 Secret hidung yang purulent menjujukkan adanya infeksi local


pada hidung atau sinusitis
MULUT
1 INSPEKSI
Warna

2 Simetris
atau
tidak

Adanya
kelainan atau 3
tidak
Kelainan
Warna mukosa bibir anemia
pada mulut
menyebabkan warna pucat,
3
sianosis akan menjadi biru
keabu-abuan.

Gerakan bibir yang tidak simetris


menunjukan adanya kelainan saraf
2 atau adanya peresis N trigeminus
atau facialis.

Trimus kesulitan membuka mulut


disebabkan karena tetanus atau AND STILL
infeksi disekitar mulut. COUNTING!
Banyaknya GIGI

Letaknya

Tumbuhnya lambat
atau tidak
Next..

Halitosis
Peradangan gusi ditandai
bau mulut tidak sedap bengkak, nyeri,
disebabkan karena hygiene gigi
dan mulut kurang bersih,
muntah
Kering/tidak Kotor/tidak LIDAH

DAY DAY
2 4
DAY DAY DAY
1 3 5

Warna Ukuran Gerakan


TENGGOROKAN

• Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan


menggunakan alat spaltel, anak disuruh
mengeluarkan lidah da mengatakan ‘ah’
yang keras, selanjutnya spaltel diletakan
pada lidah sedikit ditekan kebawah

• Perhatikan : uvula, epiglotis, tonsil


besarnya, warna, peradangan, eksudat,
kripte
TELINGA
Letak telinga 1 INSPEKSI

Warna dan
2
bau sekresi
telinga

Nyeri/tidak 3
Next..

 Daun telinga yang lebar mungkin merupakan


variasi normal atau sindrom marfan.
 Daun telinga yang kecil terdapat pada sindrom
down.
 Low seat ear posisi daun telinga lebih rendah darri
para normal : hidrosefalus
 Periksa adanya serumen
 Nyeri dibagian telinga menunjukan adanya
mastoiditis
LEHER
Bentuk leher

• Mulsi umur 3-4 tahun leher tampak


memanjang.

• Leher yang pendek ditemukan pada :


sindrom huntersindrom turner dan
hipertiroidisme.
Vena leher

• Pulsasi vena yang tampak pada anak yang


duduk atau berarti abnormal, yaitu terdapat
kenaikan vena jagularis.
 Tekanan vena jagularis meningkat pada
gagal jantung kongestif, perikarditis.
Lanjutan leher

Kelainan Pada Leher

• Adanya tortikolis: kelainan posisi kepala yang miring ke satu sisi dan
terputar ke sisi yang lain akibat pemendekan pada M.
Sternokleidomastoideus. Kelalinan ini dapat bawaan atau di dapat
• Adanya kaku kuduk
• Bull neck : edema pada leher belakang (difteria), infeksi local

Palpasi :
• Massa di leher —SOMEONE FAMOUS
 adanya pembesaran kelenjar getah bening. Bila lebih dari 1 cm : abnormal
 adanya pembesaran kelenjar tiroid, ditemukan pada hiperaktifitas tiroid,
keganasan atau goiter.
 Tiroid yang besar dan licin : adanya hiperplasia tiroid
 Adanya nodul pada tiroid : mengarah pada keganasan
 Tiroid yang membesar dan ada sensasi nyeri: adanya tiroiditis
THORAX

Inspeksi

• Bentuk thorax: funnel chest, pigeon chest, barell chest, dll.


• Pengembangan dada kanan dan kiri: simetris/tidak, ada retraksi atau tidak.
• Pernafasan: cheyne stokes, kusmaul, biot.
• Ictus cordis
Palpasi
Perhatikan :
1. Pengembangan simetri/tidak
2. Fremitus raba : dada kanan sama dengan kiri/tidak
3. Sela iga : retraksi/tidak
4. Perabaan iktus cordis
Perkusi

Tentukan :
• Batas paru-jantung
• Batas paru-hati : iga VI depan
• Batas diafragma: iga VIII - X belakang. Bedakan antara suara sonor dan redup.
Auskultasi
• Tentukan suara dasar dan suara tambahan : Suara dasar :
vesikuler. (Suara vesikuler I:E 2:1)
Suara tambahan : ronki, wheezing.
ABDOMEN
● 1. INSPEKSI

a. Bentuk: cekung / cembung


Dinding abdomen:
Keriput: pasca ascites, malnutrisi
b. Pernafasan: pernafasan abdominal normal pada bayi dan anak
kecil
c. Umbilikus: hernia / tidak
d. Gambaran Vena: spider navy
Lanjutan
f. Ukuran dan Bentuk Perut
-Perut anak kecil: “POT BELLY” >< membulat(otot abdomen
tipis dan lordosis)
-Buncit simetris: otot perut hipotonik / atonik hipokalemia,
pneumoperitoneum disebabkan oleh karena trauma / perforasi
usus, ascites, ileus obstruksi rendah.
-Buncit Asimetris: Oleh karena otot perut paralitik atau polio
-Skafoid: Bentuk perut cekung(posisi telentang).
-Omfalokel: Kantung peritoneum dan selaput amnion berisi
organ intraabdomen (hati dan usus)
Gerakan Dinding Abdomen
Gerakan Dinding Perut:
-Pada pernafasan bayi dan anak sampai umur 6 – 7 tahun: gerakan >
dada
-Bila < : peritonitis, appendicitis / keadaan patologi lain
-Pada anak 6 – 7 tahun: bila gerakan mencolok curiga mengalami
kelainan paru
-Peristaltik usus tampak pada keadaan patologi: obstruksi
gastrointerstinal(stenois / spasme pylorus, stenosis / atresia
duodenalis, malrotasi usus)

2. PALPASI
Palpasi dilakukan dengan cara: anak disuruh bernafas
dalam, kaki dibengkokkan di sendi lutut, palpasi
dilakukan dari kiri bawah ke atas, kemudian dari
kanan atas ke bawah. Apabila ditemukan bagian
yang nyeri, dipalpasi paling akhir.
3. PERKUSI
Jika normal akan
terdengar suara timpani.
Dilakukan untuk 4. AUSKULTASI
menentukan udara dalam ● Perhatikan suara peristaltic, normal akan
terdengar tiap 10 – 30 detik.
usus atau adanya cairan
● -Bila dengan perut diketuk: frekuensi dan
bebas / ascites. intensitas bertambah
● -Nada tinggi atau nyaring: obstruksi GIT
(metallic sound)
● -Berkurang / hilang: peritonitis / ileus
paralitik
● -Bising atau bruit yang terdengar di seluruh
permukaan perut: koarktasio aorta abdomen
HATI (PENJELASAN)
Ukuran
PEMERIKSAAN) a. Pembesaran proyeksi pada kedua garis; dinyatakan
Palpasi dapat dilakukan
dengan berapa bagian kedua garis tersebut (1/3-1/2).
mono/bimanual ukur besar
hati dengan cara:
1. Titik persilangan linea b. Konsistensi, tepi, permukaan, terdapatnya nyeri tekan
medioclaviularis kanan dan
arcus aorta dihubungkan c. Normal pada anak sampai 5-6 tahun
dengan umbilikus. - Masih teraba 1/3-1/3
2. Proc. Xifoideus disambung - Konsistemsi kenyal
dengan umbilicus. Normal: - Permukaan rata
1/3 sampai usia 5-6 tahun. - Nyeri tekan negative
Perhatikan juga :
konsistensi, permukaan,
tepi, pulsasi, nyeri tekan d. Pembesaran hepar / hepatomegali
- Hepatitis, sepsis
- Anemia, thalasemia
- Gagal jantung kongestif
HATI
lanjutan
PERKUSI
Ukur rentang vertikal pekak hati pada linea midklavikularis
kanan.

Dimulai pada ketinggian di bawah umbilikus (pada daerah


timpani, bukan padadaerah redup), lakukan perkusi ringan ke
arah atas menuju daerah hati. Pastikan lokasi bunyi redup yang
menunjukkan tepi bawah hati (margoinferior hepar) pada linea
midklavikularis tersebut.
Selanjutnya, kenali tepi atas daerah pekak hati pada linea
midklavikularis. Lakukan perkusi ringan mulai dari daerah sonor
paru ke bawah menuju daerah pekak hati. Jika perlu, sisihkan
payudara pada pasien wanita secarahati-hati agar Anda merasa
yakin bahwa perkusi benar-benar dimulai didaerah sonor.
Lintasan gerakan perkusi.
PERKUSI
Ada dua teknik perkusi yang dapat membantu untuk menemukan splenomegali atau
pembesaran limpa:
LIMPA
• Lakukan perkusi dinding dada bagian anterior bawah yang berada di antara bunyi
sonor paru di sebelah atas dan margo kostalis (daerah yang dinama-kan ruang
Traube). Ketika melakukan perkusi di sepanjang lintasan yang ditunjukkan oleh
anak panah pada gambar di bawah, perhatikan bentangan bunyi timpani ke lateral.

Bentangan ini bervariasi, tetapi jika bunyi timpaninya menonjol, khususnya di sebelah
lateral, kemungkinan splenomegali sangat kecil. Bunyi redup yang timbul pada perkusi
limpa yang normal biasanya tersembunyi di balik bunyi redup jaringan posterior
lainnya.

Lakukan pemeriksaan untuk tanda perkusi limpa. Lakukan perkusi pada ruang sela iga
paling bawah pada linea aksilaris anterior kiri seperti terlihat dibawah ini. Biasanya
daerah ini akan menghasilkan bunyi timpani. Kemudian, minta pasien untuk menarik
napas yang dalam, dan sekali lagi laku-kan perkusi. Jika ukuran limpanya normal,
biasanya bunyi perkusi tetapt impanik..
PALPASI
Dengan tangan kiri Anda, jangkau dan lingkari tubuh pasien untuk menyangga
serta mengangkat dinding iga kiri bawah dan jaringan lunak didekatnya ke atas.
Dengan tangan kanan diletakkan di bawah margo kosta, lakukan penekanan ke
dalam ke arah limpa. Mulailah palpasi pada daerah yang cukup rendah
sehingga tangan Anda berada di sebelah bawah limpa yang mungkin
membesar. (Lagipula, jika tangan Anda berada di dekatmargo kostalis,
gerakannya mungkin tidak cukup jauh untuk menjangkau daerah di bawah
dinding iga). Minta pasien untuk menarik napas dalam. Coba untuk meraba
bagian tepi limpa ketika struktur ini bergerak menyentuh ujung jari-jari tangan
Anda. Perhatikan setiap nyeri tekan yang terjadi,lakukan penilaian terhadap
kontur limpa dan ukur jarak antara titik terendah limpa dan margo kostalis kiri.
Pada sebagian kecil orang dewasa yang normal,ujung limpa dapat diraba.
Penyebabnya meliputi diafragma yang letaknya rendah dan mendatar seperti
pada penyakit paru obstruktif kronik, dannurunan diafragma yang terjadi
karena inspirasi yang dalam.
PALPASI
GINJAL • Berpindahlah ke sisi kiri pasien.

• Tempatkan tangankanan Anda di belakang tubuh pasien tepat di


bawah iga ke-12 dan sejajardengan tulang iga ini sampai ujung jari-
jari tangan kanan Anda menjangkau angulus kostovertebralis.

• Angkat tubuh pasien untuk mencoba mendorong ginjalnya ke arah


anterior.

• Tempatkan tangan kiri Anda dengan hati-hati pada kuadran kiri atas,
di sebelah lateral muskulus rektus dan sejajar dengan ototini.

• Minta pasien untuk menarik napas dalam.


• Pada puncak inspirasi, tekan-kan tangan kiri Anda dengan kuat dan
dalam pada kuadran kiri atas tepat dibawah margo kostalis, dan coba
untuk "menangkap" ginjal di antara kedua tangan Anda.
• Minta pasien mengembuskan napasnya dan kemudian ber-henti
bernapas sejenak. Dengan perlahan, lepaskan tekanan kiri , dan pada
saat yang sama, rasakan gerakan ginjal yang menggelincir kembali ke
posisi pada saat ekspirasi. Jika ginjalnya dapat di-raba, uraikan
ukurannya, kontur, dan setiap gejala nyeri tekan yang terdapat.
Memeriksa Nyeri Tekan pada Ginjal.
• Jika menemukan gejala nyeri tekan pada saat
memeriksa abdomen, tetap lakukan pula pemeriksaan
untuk menemukan gejala ini pada tiap
sudutkostovertebralis.
• Tekanan yang ditìmbulkan oleh ujung jari tangan
mungkin cukup untuk menghasilkan gejala nyeri tekan,
tetapi jika tidak, gunakan perkusi dengan kepalan
tangan.
• Tempatkan permukaan ventral salah satu tangan pada
sudut kostovertebralis dan pukul tangan ini dengan per-
mukaan ulnar tangan lain yang dikepalkan.
• Gunakan tenaga dengan cukup kuat untuk
menghasilkan pukulan yang bisa dirasakan, tetapi tidak
menimbulkan rasa nyeri pada orang yang normal. Agar
pasier tidak banyak melakukan aktivitas fisik yang
tidakdiperlukan, integrasikan pemeriksaan ini dengan
pemeriksaan terhadap bagian punggung pasien
GINJAL

(PENJELASAN)
(PEMERIKSAAN)
Normal : tidak teraba kecuali neonatus
Palpasi :
jari telunjuk di letakan pada angulus
Pembesaran ginjal dimana diraba dengan cara
kostovertebratalis dan menekan keras ke atas,
“ballotement” (juga untuk meraba masaa retroperit):
akan teraba ujung bawah ginjal kanan. Tangan
Caranya letakan tangan kiri di post tubuh pasien dengan
kanan mengangkat abdomen anak yang
jari telunjuk di anglus kostovertebrata- jari ini kemudian
telentang. Jari-jari tangan kiri diletakan di bagian
menekan organ/ massa ke atas dan tangan kanan
belakang sedemikian hingga jari telunjuk di
melakukan palpasi secara dalam dari anterior, merasa
angulus kostovertebralis kemudian tangankanan
organ/ massa menyentuh  kemudian jatuh kembali
di lepaskan. Waktu abdomen jatuh ke tempat
pembesaran ginjal:
tidur, ginjal teraba oleh jari-jari tangan kiri.
Hidronefrosis, polikistik, hematoma, trombosis vena
renalis abses perinefritis.
Inspeksi
Inspeksi bagian klitoris, labia dirstribusi
mayora dan minora. Perhatikan rambut dan
adanya masa inguinal. inspeksi
Epispadia pada anak apakah ada
perempuan ditunjukkan dengan sekret yang
adanya terbelahnya mons pubis keluar.
dan klitoris dan uretra
membuka dibagian dorsal.
Inspeksi muaa uretra pada
penis:
Epispadia apabila muara
uretra keluar dari bagian atas
penis. Hipospadia apabila
muara uretra keluar dari
bagian bawah penis (di sekitar
gland penis, di batang penis,
perineum ataupun skrotum)
Pada bayi normal,
testis sudah berada
di skrotum, pantau
bilamana testis
belum turun ke
dalam skrotum,
biasanya akan turun
Inspeksi dan palpasi skrotum sebelum usia 3 bulan.
dan testis:
Fimosis apabila adanya lubang Pembesaran skrotum bisa
preputium yang kecil sehingga disebabkan karena adanya
kesulitan ditarik di bagian cairan, gas atau masa padat. Bila
gland penis, hal ini skrotum tidak dapat di dorong ke
menimbulkan kesulitan atau atas kearah kanalis inguinalis
gangguan berkemih kemungkinan adanya hydrocele.
Pada anak perempuan,
pemeriksaan rektal
sangat berguna untuk
menemukan nyeri tekan
atau massa. Nyeri tekan
yang ditemukan dalam
Pemeriksaan rektal pada anak dapat dilakukan dengan pemeriksaan rektal
posisi anak berbaring pada sisi tubuhnya atau dalam pada seorang anak
posisi litotomi. Perhatikan kepadatan umum bokong dan biasanya menunjukkan
kesimetrisan lipatan gluteal. Kaji tonus sfinkter anal keadaan infeksius atau
dengan merangsang refleks anal. Sentuhan perlahan inflamasi sebagai
pada area anal menyebabkan kontraksi cepat nyata penyebabnya, seperti
dari sfinker anal eksterna. Perhatikan adanya kulit abses atau apendisitis.
tambahan (skin tag) di daerah anus, biasanya ditemukan
pada penyakit usus inflamatori.
Tulang Belakang
Pemeriksaan : Penjelasan :
•perhatikan posisi tubuh anak •Lordosis defiasi tulang belakang
saat berdiri, duduk dan kearah anterior.
berjalan Pada bayi dengan •Kifosisis posisi yang berlawanan
posisi terlentang dan tengkurap dengan lordosis (kearah posterior) .
•Perhatikan adanya lordosis, •Skoliosis adalah tulang belakang
kifosis dan skoliosis. melengkung ke samping.
•Perhatikan apakah ada kaku •Spasme otot leher dikaitkan dengan
leher kondisi gangguan pada sistemm syaraf
•Perhatikan apakah ada massa ataupun non neurologis seperti artritis
di bagian tulang belakang reumatoid.
•Benjolan dibagian medial tulang
belakang, disertai tumbuhnya rambut
kemungkinan adanya spina bifida.
Pemeriksaan neurologis : Refleks patologis.
Penjelasan :
Pemeriksaan :
•Reflek babinski positif apabila
ada reaksi ekstensi ibu jari kaki
•Reflek babinski dan jari jari kaki yang lain terbuka
Menggores permukaan menyebar.
plantar kaki dengan alat •Reflek babinski ini pada bayi usia
yang sedikit runcing sampai 18 bulan masih dikatakan
•Reflek oppenheim nora, namun apabila masih
Menekan sisi pergelangan menetap kemugkinan adanya lesi
kaki bagian medial piramidal.
•Reaksi yang terjadi pada
pemeriksaan reflek openheim
sama dengan babinski.
Meningeal Sign
Pemeriksaan : Penjelasan :

•Kaku Kuduk • Kaku kuduk positif apabila ada


Posisikan anak terlentang, fleksikan tahanan. sehingga dagu tidak dapat
leher anak secara pasif tanpa dipaksa menempel pada dada. Terdapat pada
•BrudzinskiI anak dengan meningitis, tetanus,
Posisikan anak terlentang Fleksikan ensefalitis viral
kepala anak secara pasif • Tanda brudzinski I dikatakan positif
•Brudzinski II apabila ketika kepala fleksi ke arah
Posisikan anak terlentang, Fleksikan dada, kedua tungkai kaki akan fleksi
sendi panggul secara pasif pada bagian sendi panggul dan lutut.
•Kernig • Pada tanda Brudzinski II positif apabila
Posisikan anak terlentang, Fleksikan fleksi sendi panggul ini diikuti oleh fleksi
sendi tungkai atas dengan panggul tungkai lain pada sendi panggul dan
tegak lurus sendi lutut Anak dalam keadaan normal
Luruskan tungkai bawah pada sendi tungkai bawah dapat membentuk sudut
Lutut. > 135 derajat terhadap tungkai atas.
Uji Kekuatan dan Tonus Otot
Penjelasan :
Pemeriksaan : Penilaian kekuatan otot:
5: Normal
4: Dapat menggerakan sendi dengan aktif
untuk menahan berat dan melawan tekanan
Uji kekuatan dan tonus otot ini 3: Dapat melakukan gerakan untuk menahan
dilakukan pada anak yang dapat gerak namun tidak dapat menggerakan
mengikuti instruksi anggota badan untuk melawan tekanan
pemeriksa.
2: Dapat menggerakkan anggota gerak namun
tidak dapat menahan berat dan melawan
tekanan pemeriksa
1: Adanya kontraksi otot tetapii tidak ada
gerakan anggota gerak
0: Tidak adanya kontraksi otot sama sekali
Daftar Pustaka

Williams, L.& Wilkins. 2003. Buku Ajar


Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan
Bates, Ed.8. Jakarta: EGC.

Wong, Donna L., dkk. 2009. Buku Ajar


Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6, Vol. 1.
Jakarta: EGC.

Thank you

Any question?

Anda mungkin juga menyukai