REFERAT

OKTOBER 2019

HERNIA INGUINALIS MEDIALIS

Oleh :
Nazliah Awwaliah R. Syarbin
NIM. 2018-84-077

Pembimbing:
dr. Achmad Tuahuns, Sp.B, FINACS

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah

Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura
Ambon 2019
Pendahuluan
• Insidensi hernia abdomen 4%-5% ,
• Emergency surgery  usia > 50 tahun
• Prevalensi hernia inguinalis  70%-75%
 Hernia inguinalis lateralis (HIL) 50% > Hernia inguinalis medialis
(HIM)
 Hernia femoralis  10%-15% (Wanita > Pria)
 Hernia umbilicalis  6%
 Sisa: hernia epigastrica, hernia insisional
Anatomi
Hernia Inguinalis Medialis/Direk
Definisi

• Penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah

(defek) yang disebabkan oleh peninggian tekanan intra-abdomen

kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach.

Etiologi
1. Anatomi: kelemahan (fascia transversalis (HIM))
2. Peningkatan tekanan intraabdominal: obesitas, batuk kronik,
kehamilan, tekanan di abdomen, asites, obstruksi
3. Kelemahan (sekitar) abdomen: usia (lansia), trauma, riwayat
operasi (hernia)
Etiologi
Faktor Risiko
• Herediter
• Usia  lansia
• Jenis kelamin
• Metabolisme kolagen (kolagen tipe III immature-tipe 1 matur. Peningkatan MMP
(matrix metaloprotein;proteolitik), peny.jaringan ikat (sindrom Ehler-Danlos)
• Riwayat operasi (hernia-teknik operasi,mesh overlap,gangguan fiksasi mesh)
• Obesitas
• Kehamilan
• COPD, batuk kronik
• Konstipasi kronik, merokok, pekerjaan berat
Patofisiologi
KOMPONEN HERNIA
Alur Penegakkan Diagnosis
Anamnesis
• Mungkin asimptomatis
• Lokasi: Inguinal
• Onset: gradual/akut (inkarserata)
• Ciri-ciri: nyeri dengan sensasi berat pada daerah inguinoscrotalis
• Lainnya: kelemahan pada pangkal paha, tanda-tanda strangulasi: obstruksi usus-
mual muntah, nekrosis akibat iskemik pada daerah hernia
• Durasi: konstan
• Faktor eksaserbasi: memberat dengan valsava maneuver. Aktivitas yang
meningkatkan tekanan intra-abdomen (batuk, berdiri, perut tegang, dll)
• Nyeri: ringan-berat
• Progresivitas: nyeri yang semakin intens (tanda strangulasi)
• Meningkat  saat berdiri, aktivitas, menurun  berbaring
Pemeriksaan fisik

INSPEKSI PALPASI
1. Sisi: uni/bilateral, kedalam • Ukuran
scrotum/tidak,inguinal/scrotal/in • Konsistensi
guinoscrotal • Dolor –inkarserata/strangulasi
2. Bentuk: piriformis • Massa, fluktuatif (+), berbatas
(obliq/indirek), globular (direk)
tegas
3. Kulit: tanda-tanda inflamasi
(rubor, kalor) • Isi hernia: usus, omentum fat
4. Predisposisi: batuk, valsava • Silk sign
manuever
Pemeriksaan fisik (Palpasi)

FINGER TESTC ZIEMAN TESTC THUMB TESTC

Pemeriksaan penunjang
• USG abdomen
HIM HIL
Penatalaksanaan
Konservatif
• Reposisi bimanual
Tangan kiri memegang isi hernia sambil membentuk corong,
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin dengan
sedikit tekanan perlahan yang tetap hingga terjadi reposisi

• Terapi simptomatis: Analgesik, sedatif (kalau perlu)

Operatif
• Herniotomi

• Herniorafi atau hernioplasti

1. Open repair
2. Laparoscopic repair
Herniorafi

OPEN REPAIR LAPAROSCOPIC REPAIR

• Bassini • TEP (Totally Extraperitoneal
• Shouldice Peritoneal) – Mesh tanpa kavitas
abdomen dibuka
• Tension free mesh
• TAPP (Trans-abdominal pre-
 Lichenstein – “GOLD STANDARD” peritoneal) – mesh di pre-
 Plug-patch peritoneal post-reducing hernia
 Sandwich pre-peritoneal
mesh
Teknik Bassini
Teknik Shouldice
Teknik Lichenstein
Teknik “Plug-Patch”
TEP, TAPP
Komplikasi “Hernia Repair”
• 1. Kekambuhan
• 2. Nyeri kronik
• A. Nosiseptif: somatik dan visceral
• B. Neuropati: iliohipogastrik, ilioinguinal, genitofemoral, kutaneus lateralis,
• femoralis
• 3. Korda spermatika dan testicular
• Meliputi hematoma, orchitis iskemik, atrofi testicular, disejakulasi, hidrokel
• 4. Jejas vesika
• 5. Infeksi luka
• 6. Seroma
• 7. Hematoma scrotalis dan retroperitoneal
• 8. Osteitis pubicum
• 9. Komplikasi prostetik
• Meliputi kontraksi, erosi, infeksi, rejeksi, dan fraktur.
Prognosis
• Operasi  “Dubia et Bonam” (Dubia karena dapat berulang)
Terima kasih