Anda di halaman 1dari 12

GANGGUAN IMOBILISASI PADA PASIEN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6

RAHMAWATI CAHYANINGTYAS P1337420619017

AULIA PUTRI WIGATI P1337420619019

SARI WAHYU RETNO ARUM P1337420619021

DESTI FITRIANA P1337420619057

INTAN NAILIS SUROYAH P1337420619062

ADEL VIOLIA PRATIWI P1337420619083


PENGERTIAN IMOBILISASI

Imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak


dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan, misalnya mengalami trauma
tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada
ekstremitas, dan sebagainya. (Hidayat, 2009)
KONDISI PATOLOGI YANG MEMPENGARUHI
IMOBILISASI
1. Kelainan Postur
2. Kerusakan Sistem Syaraf Pusat
3. Perubahan Metabolik
4. Perubahan Sistem Respiratori
5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
6. Perubahan Sistem Integumen
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMOBILISASI
 FAKTOR FISIOLOGIS
SETIAP SISTEM TUBUH AKAN BERESIKO TERJADI
GANGGUAN APABILA ADA PERUBAHAN MOBILISASI, TINGKAT
KEPARAHAN DARI GANGGUAN TERSEBUT TERGANTUNG PADA
UMUR KLIEN, DAN KONDISI KESEHATAN SECARA
KESELURUHAN, SERTA TINGKAT IMOBILISASI YANG DIALAMI.
FAKTOR FISIOLOGIS MEMPENGARUHI PERUBAHAN SETIAP
SISTEM TUBUH YAITU PERUBAHAN PADA SISTEM METABOLIK,
RESPIRATORI, KARDIOVASKULER, MUSCULOSKELETAL,
INTEGUMENT DAN SISTEM ELIMINASI.
Sistem Metabolik
Ketika mengkaji fungsi metabolik, perawat menggunakan pengukuran
antropometrik untuk mengevaluasi atrofi otot, menggunakan pencatatan
asuhan dan haluaran serta data laboratorium untuk mengevaluasi status
cairan, elektrolit maupun kadar serum protein.
Sistem Respiratori
Pengkajian sistem respiratori harus dilakukan minimal setiap 2 jam pada
klien yang mengalami keterbatasan aktivitas. Perawat menginspeksi
pergerakan dinding dada selama siklus inspirasi-ekspirasi penuh
Sistem Kardiovaskuler
Pengkajian keperawatan kardiovaskuler pada klien imobilisasi termasuk
memantau tekanan darah, mengevaluasi nadi apeks maupun nadi perifer,
mengobservasi tanda-tanda adanya statis vena ( misalnya edema dan
penyembuhan luka yang buruk)
Sistem Muskuloskeletal
Kelainan muskuloskeletal utama dapat diidentifikasi selama pengkajian keperawatan
meliputi penurunan tonus otot, kehilangan massa otot, dan kontraktur
Sistem Integumen
Perawat harus terus menerus mengkaji kulit klien terhadap tanda-tanda kerusakan.
Kulit harus diobservasi ketika klien bergerak, diperhatikan higienisnya, atau dipenuhi
kebutuhan eliminasinya.
Sistem Eliminasi
Status eliminasi klien harus dievaluasi setiap shift, dan total asupan dan haluaran
dievaluasi setiap 24 jam. Perawat harus menentukan bahwa klien menerima jumlah
dan jenis cairan melalui oral atau parenteral dengan benar.
 FAKTOR PSIKOSOSIAL
PERUBAHAN STATUS PSIKOSOSIAL KLIEN BIASA
TEJADI LAMBAT DAN SERING DIABAIKAN TENAGA
KESEHATAN. PERAWAT HARUS MENGOBSERVASI
PERUBAHAN STATUS EMOSIONAL. PERAWAT HARUS
MENGOBSERVASI SELAMA BEBERAPA HARI SEBELUM
MENYIMPULKAN BAHWA IA MEMPUNYAI MASALAH
DEPRESI. JIKA DEPRESI DISEBABKAN KEBOSANAN ATAU
ISOLASI, MAKA HAL INI DAPAT DIKURANGI DENGAN
AKTIVITAS DISISI TEMPAT TIDUR DA TERAPI OKUPASI.
 FAKTOR PERKEMBANGAN
IMOBILISASI DAPAT MENIMBULKAN PENGARUH YANG
BERMAKNA PADA TINGKAT KESEHATAN, KEMANDIRIAN, DAN STATUS
FUNGSIONAL LANSIA. PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEMAMPUKAN
PERAWAT MENENTUKAN KEMAMPUAN KLIEN LANSIA DALAM
MEMAHAMI KEBUTUHAN SECARA MANDIRI DAN BERADAPTASI
TERHADAP PERUBAHAN PERKEMBANGAN SEPERTI PENURUNAN
FUNGSI FISIK, PERUBAHAN HUBUNGAN KELUARGA, DAN TEMAN
SEBAYA. PENURUNAN PERKEMBANGAN FUNGSI MEMBUTUHKAN
PEMERIKSAAN YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN MENGAPA
PERUBAHAN INI TERJADI DAN APA YANG DILAKUKAN UNTUK
MENGEMBALIKAN FUNGSINYA KE TINGKAT OPTIMAL SECEPATNYA.
EFEK IMOBILISASI TERHADAP SISTEM TUBUH
Secara umum efek yang dapat ditimbulkan akibat imobilisasi yang terlalu
lama adalah meliputi (Roper, 1996) : melemahnya otot-otot, kontraktur
sendi, deformitas, berubahnya pola mobilitas, nekrosis jaringan (dekubitus),
menurunya perhatian dan kemampuan terhadap pemeliharaan kebersihan
diri.
KESIMPULAN
Imobilisasi adalah ketidakmampuan untuk bergerak bebas yang disebabkan oleh
kondisi pasien dimana gerakkannya terganggu atau dibatasi secara terapeutik.
Maksudnya, pasien tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi
juga mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya.
Imobilisasi yang terlalu lama juga akan mempengaruhi kondisi patologi pasien,
diantaranya yaitu kelainan postur , kerusakan syaraf pusat , perubahan metabolic,
perubahan sistem respiratori, perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan system
integument.
Sedangkan factor yang mempengaruhi imobilisasi sendiri ada faktor fisiologis yang
mempengaruhi perubahan setiap sistem tubuh yaitu perubahan pada sistem metabolik,
respiratori, kardiovaskuler, musculoskeletal, integument dan sistem
eliminasi. Selanjutnya ada faktor psikososial dan juga faktor perkembangan.
Imobilitas dapat berefek secara fisik dapat menimbulkan beberapa masalah antara
lain: masalah musculoskeletal, eliminasi urine, metabolik, respirasi, dan masalah
kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKA

A Potter, & Perry, A. G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses, Dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC.
Andina Vita Sutanto, Amd. Keb., SKM, MPH., Yuni Fitriana, S. ST., M. H.
Ke. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Pustaka Baru Press.
Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep. 2005.
Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. (T. H. Herdman & Shigemi Kamitsuru) (11th
ed.). Jakarta: EGC.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai