Imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan, misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya. (Hidayat, 2009) KONDISI PATOLOGI YANG MEMPENGARUHI IMOBILISASI 1. Kelainan Postur 2. Kerusakan Sistem Syaraf Pusat 3. Perubahan Metabolik 4. Perubahan Sistem Respiratori 5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler 6. Perubahan Sistem Integumen FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMOBILISASI FAKTOR FISIOLOGIS SETIAP SISTEM TUBUH AKAN BERESIKO TERJADI GANGGUAN APABILA ADA PERUBAHAN MOBILISASI, TINGKAT KEPARAHAN DARI GANGGUAN TERSEBUT TERGANTUNG PADA UMUR KLIEN, DAN KONDISI KESEHATAN SECARA KESELURUHAN, SERTA TINGKAT IMOBILISASI YANG DIALAMI. FAKTOR FISIOLOGIS MEMPENGARUHI PERUBAHAN SETIAP SISTEM TUBUH YAITU PERUBAHAN PADA SISTEM METABOLIK, RESPIRATORI, KARDIOVASKULER, MUSCULOSKELETAL, INTEGUMENT DAN SISTEM ELIMINASI. Sistem Metabolik Ketika mengkaji fungsi metabolik, perawat menggunakan pengukuran antropometrik untuk mengevaluasi atrofi otot, menggunakan pencatatan asuhan dan haluaran serta data laboratorium untuk mengevaluasi status cairan, elektrolit maupun kadar serum protein. Sistem Respiratori Pengkajian sistem respiratori harus dilakukan minimal setiap 2 jam pada klien yang mengalami keterbatasan aktivitas. Perawat menginspeksi pergerakan dinding dada selama siklus inspirasi-ekspirasi penuh Sistem Kardiovaskuler Pengkajian keperawatan kardiovaskuler pada klien imobilisasi termasuk memantau tekanan darah, mengevaluasi nadi apeks maupun nadi perifer, mengobservasi tanda-tanda adanya statis vena ( misalnya edema dan penyembuhan luka yang buruk) Sistem Muskuloskeletal Kelainan muskuloskeletal utama dapat diidentifikasi selama pengkajian keperawatan meliputi penurunan tonus otot, kehilangan massa otot, dan kontraktur Sistem Integumen Perawat harus terus menerus mengkaji kulit klien terhadap tanda-tanda kerusakan. Kulit harus diobservasi ketika klien bergerak, diperhatikan higienisnya, atau dipenuhi kebutuhan eliminasinya. Sistem Eliminasi Status eliminasi klien harus dievaluasi setiap shift, dan total asupan dan haluaran dievaluasi setiap 24 jam. Perawat harus menentukan bahwa klien menerima jumlah dan jenis cairan melalui oral atau parenteral dengan benar. FAKTOR PSIKOSOSIAL PERUBAHAN STATUS PSIKOSOSIAL KLIEN BIASA TEJADI LAMBAT DAN SERING DIABAIKAN TENAGA KESEHATAN. PERAWAT HARUS MENGOBSERVASI PERUBAHAN STATUS EMOSIONAL. PERAWAT HARUS MENGOBSERVASI SELAMA BEBERAPA HARI SEBELUM MENYIMPULKAN BAHWA IA MEMPUNYAI MASALAH DEPRESI. JIKA DEPRESI DISEBABKAN KEBOSANAN ATAU ISOLASI, MAKA HAL INI DAPAT DIKURANGI DENGAN AKTIVITAS DISISI TEMPAT TIDUR DA TERAPI OKUPASI. FAKTOR PERKEMBANGAN IMOBILISASI DAPAT MENIMBULKAN PENGARUH YANG BERMAKNA PADA TINGKAT KESEHATAN, KEMANDIRIAN, DAN STATUS FUNGSIONAL LANSIA. PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEMAMPUKAN PERAWAT MENENTUKAN KEMAMPUAN KLIEN LANSIA DALAM MEMAHAMI KEBUTUHAN SECARA MANDIRI DAN BERADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN PERKEMBANGAN SEPERTI PENURUNAN FUNGSI FISIK, PERUBAHAN HUBUNGAN KELUARGA, DAN TEMAN SEBAYA. PENURUNAN PERKEMBANGAN FUNGSI MEMBUTUHKAN PEMERIKSAAN YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN MENGAPA PERUBAHAN INI TERJADI DAN APA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGEMBALIKAN FUNGSINYA KE TINGKAT OPTIMAL SECEPATNYA. EFEK IMOBILISASI TERHADAP SISTEM TUBUH Secara umum efek yang dapat ditimbulkan akibat imobilisasi yang terlalu lama adalah meliputi (Roper, 1996) : melemahnya otot-otot, kontraktur sendi, deformitas, berubahnya pola mobilitas, nekrosis jaringan (dekubitus), menurunya perhatian dan kemampuan terhadap pemeliharaan kebersihan diri. KESIMPULAN Imobilisasi adalah ketidakmampuan untuk bergerak bebas yang disebabkan oleh kondisi pasien dimana gerakkannya terganggu atau dibatasi secara terapeutik. Maksudnya, pasien tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya. Imobilisasi yang terlalu lama juga akan mempengaruhi kondisi patologi pasien, diantaranya yaitu kelainan postur , kerusakan syaraf pusat , perubahan metabolic, perubahan sistem respiratori, perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan system integument. Sedangkan factor yang mempengaruhi imobilisasi sendiri ada faktor fisiologis yang mempengaruhi perubahan setiap sistem tubuh yaitu perubahan pada sistem metabolik, respiratori, kardiovaskuler, musculoskeletal, integument dan sistem eliminasi. Selanjutnya ada faktor psikososial dan juga faktor perkembangan. Imobilitas dapat berefek secara fisik dapat menimbulkan beberapa masalah antara lain: masalah musculoskeletal, eliminasi urine, metabolik, respirasi, dan masalah kardiovaskuler. DAFTAR PUSTAKA
A Potter, & Perry, A. G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, Dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC. Andina Vita Sutanto, Amd. Keb., SKM, MPH., Yuni Fitriana, S. ST., M. H. Ke. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Pustaka Baru Press. Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. (T. H. Herdman & Shigemi Kamitsuru) (11th ed.). Jakarta: EGC. THANK YOU