Anda di halaman 1dari 51

Penyakit yang Disebabkan

Artropoda

Rika Ferlianti
Bagian Parasitologi
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Skabies

Demodisiosis

Penyakit yang disebabkan


Pedikulosis
Artropoda

Ftiriasis

Miasis
Skabies
• Etiologi : Sarcoptes scabiei
• Morfologi :
– Badan oval dan gepeng
– ♀ = 300 x 350 
– ♂ = 150 x 200 
– Stadium dewasa = punya 4 pasang kaki
– ambulacra pada kaki 1, 2 dan 4
(jantan)
– ambulacra pada kaki 1 dan 2
(betina)
ambulacra

betina
jantan
2 hr 3-5 hr 3-4 hr
Terowongan
3-5 hr

di stratum
korneum 2-3 butir/hari
kulit

Tempat Predileksi

• Jari tangan
• Pergelangan tangan bagian
ventral
• Siku bagian luar
• Lipatan ketiak depan
• Umbilikus
• Gluteus
• Ekstremitas
• Genetalia eksterna pada laki-laki
• Areola mammae pada perempuan
• Telapak tangan dan kaki pada
bayi
Patogenesis
Penularan melalui semua stadium.
Parasit permanen obligat yang membutuhkan cairan ekstraseluler
hospes yang merembes ke terowongan

• Saat membuat terowongan S.


scabiei mengeluarkan sekret
 melisiskan stratum
korneum  lesi primer.
• Sekret dan ekskret yang
Hospes menunjukkan respon imun dihasilkan  pruritus dan lesi
tipe lambat terhadap S.scabiei  skunder (papul, vesikel,
kemampuan tungau memodulasi pustul, kadang bula)
berbagai aspek respons imun dan • Lesi tersier : ekskoriasi,
inflamasi kulit yang timbul 4-8 eksematisasi dan pioderma.
minggu setelah terinfestasi.

Tungau hanya berada di lesi primer


Cara Infeksi
• Langsung = melalui kontak dengan penderita.
Tungau pindah ke hospes baru karena stimulus aroma
tubuh dan termotaksis ( kontak sekitar 15-20 menit)
• Tidak langsung = melalui bekas duduk, sprei (alas),
bantal, guling, handuk serta pakaian yang digunakan
bersama-sama dengan penderita.
S.scabiei dapat bertahan 2-3 hari pada suhu ruangan
dan kelembaban 30%. Pada permukaan kering, baju,
atau sprie hanya hidup selama beberapa jam
Diagnosis
Gejala klinis gatal terutama pada malam hari dan adanya
anggota keluarga atau teman dekat yang sakit seperti
penderita.

Pemeriksaan fisik yang sangat penting adalah dengan melihat


bentuk tonjolan kulit yang gatal dan areal penyebarannya.
- Terowongan berupa garis halus, putih keabu-abuan 2-15mm.
- Diujung terowongan terdapat papul/vesikel kecil < 5mm tepat
tungau berada.
- Pada infeksi ringan, lokasi yang harus diperiksa adalah sela
jari tangan dan genetalia eksterna.

Diagnosis pasti skabies adalah dengan pemeriksaan mikroskop


untuk melihat ada tidaknya tungau S.scabiei.
Diagnosis
• Ditemukan S. scabiei 
mencongkel/mengeluarkan tungau dari
kulit, kerokan kulit atau biopsi.

• Sulit ditemukan, karena=


–  sedikit
– Telur yang menetas hanya 10%
– Garukan dapat mengelurkan tungau
– Pus (infeksi sekunder) membunuh tungau 
sifat akarisida
Faktor-faktor yang harus diperhatikan
pada pemeriksaan Laboratorium
• Papul yang dikerok adalah papul yang baru
dibentuk
• Pemeriksaan jangan dilakukan pada lesi
ekskoriasi dan lesi dengan infeksi sekunder
• Kerokan kulit harus superfisial dan tidak boleh
berdarah
• Jangan mengerok hanya pada satu lesi
• Sebelum mengerok, teteskan minyak mineral
pada skapel dan pada lesi yang akan dikerok.
Pengobatan
• Sulfur presipitatum 5-10%
(telur tidak mati  dipakai
selama 3 hari)
• Gama benzen heksaklorida (KI= dioleskan keseluruh
tubuh selama
anak < 6 tahun  neurotoksik) 12 jam
• Krim Permetrin 5%  semua
stadium dan umur
• Benzilbenzoat 20-25%,
krotamiton  semua stadium
• Antibiotika untuk infeksi
sekunder
Pencegahan
• Pakaian, seprei, sarung bantal dan guling
harus dicuci dan diseterika.
• Kasur, bantal dan guling harus dijemur
2 minggu/x
• Cahaya matahari dan ventilasi baik
Demodisiosis
• Etiologi = Demodex folliculorum
• Bentuk panjang seperti cacing
• Ukuran 0,1-0,3 mm
• Kaki 4 pasang berdekatan
• Abdomen dengan garis-garis
transversal
• Habitat = folikel rambut,
kelenjar keringat (di sekitar hidung
dan kelopak mata).
Bisa juga di kulit kepala.
• Kelainan = blefaritis, acne rosasea, impetigo
kontagiosa  gejala klinis = gatal
• Menganggu penglihatan  jika hidup di saluran
kelj folikel di pinggir mata.
Diagnosis
• Menemukan D. folliculorum dari folikel
rambut dan kelenjar keringat.
Pengobatan
• Salep mengandung sulfur

Epidemiologi

• Kosmopolitan dan tidak berbahaya


Pedikulosis
• Etiologi = Pediculus humanus
– Pediculus humanus var. capitis → kepala
– Pediculus humanus var. corporis → badan
Famili = Pediculidae
Morfologi
• Bentuk : lonjong, pipih dordo-ventral
• Ukuran : 1-1,5 mm
• Warna : kelabu
• Kepala berbentuk segitiga
• Segmen toraks bersatu dan abdomen
bersegmen
• Ujung setiap kaki mempunyai kuku
Pediculus humanus var. capitis

Pediculus humanus var. corporis


Daur Hidup
Patologi dan Gejala Klinis
• Ektoparasit obligat
• Lesi kepala → tusukan tuma saat mengisap
darah
• Papul merah dan gatal → air liur tuma
• Plica palonica → infestasi berat yang
menyebabkan rambut melekat satu dengan yang
lain dan mengeras, ada eksudat nanah dari
bekas gigitan yang meradang dan dapat
ditumbuhi jamut

Pediculus dewasa lebih menyukai rambut di bagian


belakang kepala.
Plica palonica in a young schizophrenic female with abundant nits.
(Photo courtesy by Professor Rachita Dhurat M.D)
Cara Infeksi
P.h capitis merupakan ektoparasit obligat yang
ditemukan pada rambut dan kulit kepala.
Penularan dapat terjadi melalui kontak fisik.
Diagnosis
• Menemukan Pediculus humanus capitis
dewasa, larva, nimfa atau telur dari
rambut kepala.

Epidemiologi
• Kosmopolitan
• Infestasi melalui kontak langsung
Pencegahan
• Menjaga kebersihan rambut kepala

Pemberantasan

• Menggunakan tangan
• Sisir serit
• Insektisida gol. Klorin (benzen heksa
klorida) atau permetrin
Ftiriasis
• Etiologi = Phthirus pubis → daerah pubis
(pedikulosis pubis)
• Habitat = rambut kemaluan, bisa juga di
rambut ketiak, jenggot, kumis, alis dan
bulu mata.
Morfologi
• Bentuk : pipih dorsoventral, bulat
menyerupai ketam (=crab louse)
• Kaki ada 3 pasang dan mempunyai kuku
• Ukuran : 1,5-2 mm
• Warna : abu-abu
Daur Hidup
Patologi dan Gejala Klinis
• Gatal → ditempat tusukan karena air liur
tuma
• Kulit disekitar tusukan kadang tampak
lebih pucat
• Telur pada bulu mata → menganggu
penglihatan
Cara Infeksi
• Phthirus pubis merupakan ektoparasit
obligat yang ditemukan pada rambut
kemaluan, ketiak, jenggot, kumis, alis dan
bulu mata. Penularan terjadi melalui kontak
fisik.
Diagnosis
• ditegakkan dengan menemukan kutu dewasa,
larva, nimfa dan telur terutama di daerah
kemaluan atau alat kelamin manusia dan adanya
rasa gatal yang disebabkan reaksi alergi dari
saliva kutu Phthirus pubis
Pengobatan
• Insektisida gol. Klorin (benzen heksa
klorida) atau permetrin
• Mencukur rambut yang dihinggapi

Epidemiologi
- melalui kontak langsung (saat hub seksual)
Miasis
• Infestasi larva lalat ke dalam jaringan
atau alat tubuh manusia atau binatang
vertebrata.

• Tempat hidup larva :


 jaringan mati dan/atau jaringan hidup
 cairan badan atau makanan di dalam usus
hospes.
Siklus Hidup

metamorphosis sempurna
Miasis menurut sifat larva lalat

Miasis
Miasis spesifik Miasis
semispesifik
(obligat) aksidental
(fakultatif)

Telur  kulit utuh, luka, Larva hidup pada Telur  makanan atau
jaringan sakit atau rambut daging busuk, sayuran busuk Minuman yang tertelan
dan jaringan tubuh manusia

Wohlfahrtia magnifica
Larva hidup pada Larva hidup pada usus
jaringan tubuh manusia
dan binatang Musca domestica
Piophila casei
Callitroga macellaria
Chrysomyia bezziana
Miasis
Chrysomyia bezziana
Kulit/subkutis

Miasis Chrysomyia bezziana


Hypoderma lineatum
nasofaring

Miasis secara Miasis Musca domestica


klinis intestinal Piophila casei

Miasis Musca domestica


Chrysomyia bezziana
urogenital

Miasis
Chrysomyia bezziana
mata
Cara Infeksi
Infestasi larva lalat ke dalam jaringan atau
alat tubuh manusia

Diagnosis
• Menemukan larva lalat  jaringan tubuh,
lubang tubuh atau tinja.
• Menentukan spesies :
 identifikasi spirakel posterior larva
 memelihara larva sampai menjadi lalat
dewasa
Identifikasi dengan spirakel posterior larva
Spirakel posterior Spirakel posterior Spirakel posterior
Chryssomya Sarcophaga spp Musca domestica
bezziana

Slit panjang dan gemuk Slit berbentuk spiral


Slit panjang dan langsing
Cara memelihara lalat dewasa

Februari 2017
Chryssomya bezziana
(lalat hijau/langau, Ordo Diptera)
• Perhatikan :
- ukuran 6-11 mm
- tubuh terdiri dari kepala, toraks
dan abdomen
- khas : warna badan hijau metalik
Sarcophaga spp
(lalat daging, Ordo Diptera)
• Perhatikan :
– ukuran 10-14 mm
– tubuh terdiri dari kepala, toraks dan abdomen
– khas : gambaran abdomen seperti papan catur
Musca domestica
(lalat rumah, Ordo Diptera)
• Perhatikan :
- ukuran 5,5-7,5 mm
- 4 garis putih pada punggung
- tipe mulut/probosis lekat isap
- vena ke 3 menutup
(a) Lalat Chrysomya sp (b)Larva matur Chrysomya sp , (c) Spirakel posterior

(a) Lalat Sarcophaga bullata, (b) Larva matur S.bullata, (c)Spirakel posterior Sarcohaga sp

(a) Musca domestica, (b)Larva matur M.domestica,(c)spirakel posterior M.domestica


Tatalaksana
• Bedah : mengeluarkan larva
• Obat cacing dan cuci perut
• Insektisida tidak dipakai karena merusak
jaringan.

Pencegahan
• Hindari kontak
• Tempat perindukan dimusnahkan
• Menutup makanan dan minuman
• Menjaga kebersihan lingkungan
Miasis pada Mayat
• Ada tiga famili lalat yang berperan dalam entomologi forensik
yaitu
1. Family Calliphoridae, subordo
2. Family Sarcophagidae Cyclorrapha
3. Family Muscidae.

Kegunaan Miasis
• Membantu menetapkan saat kematian
• Membantu proses peradilan secara umum
• Membantu menangkap pelaku kejahatan

Anda mungkin juga menyukai