Anda di halaman 1dari 38

DAMPAK PADA TANAH,

LAHAN, DAN TATAGUNA


LAHAN
KOMPONEN LAHAN
MAHLUK HIDUP (Flora dan Fauna)
 Kebutuhan Primer:
 Udara (O2 dan CO2)  atmosfer
 Air  Hidrologi
 Energi  Matahari
 Nutrisi  Tanah, Udara
 Asal Pemenuhan Kebutuhan
 Daur Atmosfir
 Daur Hidrologi
 Daur Nutrisi
 Energi  satu arah, dimulai dari matahari (fotosintesis
tumbuhan)
 Hukum Alam: Kekekalan Massa
KOREKSI: Siklus Hidrologi
(Erik T. P)
75% Air hujan menguap
dan turun lagi

25 % air hujan menjadi run off


dan infiltrasi  membawa Daur hidrologi menyebabkan tanah
bahan terlarutkan dari tanah menjadi tua dan nutrisi banyak
yang bermuara di laut mengalir ke laut
Pengertian Tanah
 Zarah mineral berukuran ø < 2 mm: pasir (50 – 2000 µm),
debu (2 – 50 µm) dan lempung (< 2 µm); > 2 mm disebut
krikil – batu. Bila bahan organik disebut gambut
 Ikatan zarah membentuk agregat, dalam dan antar agregat
ada pori yang terisi oleh udara atau air (lengas)
 Terkandung pula komponen lain yaitu: (a) bahan organik
(memberi warna kehitaman); (b) oksida-oksida, besi
memberikan warna merah, mangan (hitam), kapur
(keputihan).
 Pengikatan nutrisi oleh zarah lempung (berbentuk lempeng
dan mempunyai muatan), bahan organik, oksida.
 Mengandung kuman/jasad renik
Profil Tanah
KOMPONEN TANAH
TEKSTUR TANAH

PROPORSI MINERAL
DEBU

LEMPUNG

PASIR
FUNGSI TANAH DALAM LINGKUNGAN
 Proses dan reaksi biogeofisik dan biogeokimia yang
melibatkan pertukaran, alihragam, alihtempat, dan
pendaur-ulang energi dan bahan
 Tanah berfungsi melindungi kehidupan selaku sistem

(1) pengendap,
(2) penyangga kimia/penjerap (buffer),
(3) penyaring,
(4) penguap,
(5) pengalihragam/degradasi, dan
(6) pengendali biologi melalui proses penyediaan hara
dan air bagi kehidupan.
Fungsi Pengendapan
 pH  netral ke basis
 Tekstur  halus
 Struktur tanah  masif
 Bahan berasal dari limbah pabrik: F, Hg, Cd,
Pb, Ni, Zn dan/atau Cu.
 Sisa pestisida
 Sisa pupuk
Fungsi Penyanggaan Kimiawi
 kadar dan macam lempung,
 bahan humik
 oksida serta hidroksida Fe dan Al
 KPK dan KPA
 Retensi hara
 Penyedia hara dan unsur toksik bagi tanaman
 Imbangan terlarutkan dan tertukarkan
Fungsi Penyaringan
  
 Daya saring tanah didukung antara lain oleh
karakter tanah pH tanah, tekstur KPK tanah, kadar
bahan organik dan struktur tanah
 Pori makro dan mikro

 Kesinambungan aliran perkolasi dan kapiler

 Bahan buangan padatan berupa lumpur, debu,


sedimen dan bahan tersuspensi ditahan oleh tanah
atasan (topsoil), sehingga tidak terbawa aliran
limbah atau air perkolasi
Fungsi Mengalihragaman
 pH, kadar bahan organik, aerasi tanah, tekstur dan
struktur tanah sangat menentukan taraf aktifitas
hayati tanah
 flora renik merombak senyawa pencemar organik,
seperti yang terdapat dalam urine, tinja, kotoran
hewan, rembesan peraman hijauan ternak (silage),
sari kering limbah (sludge), dan pestisida organik 
penyerderhanaan komposisi tergantung tingkat.
 pelarutan berdampak + dan -
Penyebab Kerusakan Lahan (Erik T.P.)

1. Faktor Biofisika/Alam  Bawaan


2. Faktor yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia, dan sangat kritikal & signifikan 
memicu, mempercepat dan memperbesar 
kerusakan lingkungan
3. Gabungan faktor alam dan faktor manusia.
(Barrow 1991; Johnson dan Lewis 1995;
Young 1998)
• Proses perusakan lingkungan yang terjadi
secara terus menerus akan memicu terjadinya
berbagai bencana ekologis
Tipe-Tipe Kerusakan Lahan -1
1. Sumberdaya a. Erosi Tanah (Soil Erosi yang disebabkan oleh air
tanah (Soil Erosion) (Water Erosion)
Resources)
Erosi yang disebabkan oleh
angin (Wind Erosion)

b. Penurunan Kesuburan Kerusakan kimia tanah


tanah (Soil Fertility (Chemical Degradation)
Decline)
Kerusakan fisik tanah
(Physical Degradation)
Kerusakan biologis tanah
(Biological Degradation)
c. Salinization
d. Waterlogging
e. Pencemaran tanah
(Soil Pollution)
Sumber: Young, 1998
Tipe-Tipe Kerusakan Lahan -2

2. Sumberdaya Air a. Penurunan ketinggian


(Water Resources) permukaan air tanah
(Lowering of the water
table)
b. Perubahan-perubahan pola
aliran sungai (Adverse
Changes in river flow)

c. Penurunan kualitas air


(Water Quality
Deterioration)

Sumber: Young, 1998


Tipe-Tipe Kerusakan Lahan - 3

3. Sumberdaya Hutan (Forest a. Penggundulan hutan


Resources) (Forest Clearence/
Deforestation)

b. Kerusakan hutan
(Forest Degradation)

4. Sumberdaya Padang Kerusakan Rangeland,


Rumput (Grassland mencakup penggurunan
Resources) (Desertification)
Kesesuaian Lahan untuk Produksi Biomassa
Pertanian

Ketersediaan air dan oksigen


Daya tanah memegang nutrisi dan ketersediaannya
Salinitas dan alkalinitas
Toksisitas dan kemasaman tanah
Ketahanan terhadap erosi
Kemudahan diolah
HPT yang berhubungan dengan tanah
Suhu, dan kelembaban
Radiasi matahari
Banjir dan kekeringan, lama periode kering untuk
pematangan, panen
Angin dan badai
Bersifat Given, Tidak Dapat Dikelola:
 Rejim Radiasi: panjang penyinaran dan lamanya dalam
setahun,
 Rejim Suhu: Rerata tahunan, rerata bulan dingin dan rerata
bulan panas
 Rejim Kelembaban Udara
 Terrain/Potensi Mekanisasi

Pengelolaan Tinggi:
 Ketersediaan Air
 Kemudahan Diolah
 Retensi Nutrisi, Kegaraman
 Media Perakaran
 Bahaya Erosi, Banjir, Kekeringan
Tanaman Semusim
 Berumur pendek, umumnya 3 – 4 bulan
 Kebutuhan hidup: masa vegetatif dan masa generatif
 Lingkungan yang dibutuhkan (kesesuaian lingkungan)
 pH
 Hara
 Udara dan Air
 Proteksi terhadap gangguan tanaman
 BNC dapat segera dihitung. Cost bersifat lebih tetap, benefit
dapat berubah di masa panen
 Hukum risk selalau ada: high yielding akan high cost dan high
uncertainty, environment cost ?
Tanaman Tahunan
 Berumur panjang, subsidi dikerjakan sampai masa produktif
 Kebutuhan hidup: masa vegetatif tergantung dari umur,
berbeda macam dan dosisnya dengan masa produktif
 Lingkungan yang dibutuhkan (kesesuaian lingkungan) idem
dengan tanaman semusim
 Proteksi terhadap gangguan tanaman, cukup resisten
 BNC tidak dapat segera dihitung.
 Benefit lebih dapat diperhitungkan karena ada post
harvesting process.
 Pelestarian lingkungan cenderung OK.
Konservasi Mutu Lahan
 Mekanis:
 Irigasi dan Drainasi
 Pengolahan
 Perbaikan lereng: teras, gulud
 Konservasi secara vegetatif
 Subsoiling
 Kimiawi
 Pemupukan: organik, mineral
 Ameliorasi: kapur, dolomit, organik
 Biologi:
 MVA, Rhizobium
 Pergiliran Tanaman, cover crop
Peralatan Uji Tanah dan Lahan
• Peralatan pembuatan profil tanah
• Peralatan pengambilan contoh tanah
• Alat ukur kualitatif di lapangan
• bahan kimia (HCl, H2O2, aa bipiridil, NaF dll.)
• meteran, GPS, kompas, klinometer, altimeter, penetrometer,
loupe,
• perabaan
• warna dengan munsell soil color card
•Alat ukur kualitatif di laboratorium
pH meter Hanna dan pH stick, untuk mengukur tingkat kemasaman tanah atau reaksi tanah;
pH meter umumnya lebih teliti dibandingkan dengan pH stick; pH stick lebih praktis dan
cepat dalam penggunaan; air:tanah = 2,5:1
(1 gram tanah dalam 2,5 ml aquadest)
DHL meter atau EC meter untuk mengukur tingkat salinitas tanah
Bor tanah sawah/tanah yang melumpur, dimasukkan dan kemudian dicabut dan
dipotong bagian sampi ngnya dengan belati untuk diamati perlapisannya
Reklamasi Lahan
Tambang
Pasca tambang batubara (Kab. Pasir, Kaltim)
Location : Valley 3

Location: Valley 3. Taken in Feb 2001 Location: Valley 3. Taken in Feb 2001

Location: Valley 3. Taken in 2003 Location: Valley 3. Taken in 2003

Location: Valley 3. Taken in 2003 Location: Valley 3. Taken in 2003


Location: Valley 1

Location: Outslope Valley 1. Taken in June 2000 Location: Outslope Valley 1. Taken in June 2000

Location: Permukaan Valley 1. Taken in Sept 1999 Location: Permukaan Valley 1. Taken in Sept 1999
Table 14.1.1. Soil cover properties on pit area and out of pit dumps

•Site Depth (cm) pH EC (uS)


Pit 2 0 – 35 (Ap) 5.1 200
Gentle sloping > 35 (OB) 6.4 1100

Pit 3 flat area 0 – 80 (Ap) 5.0 120


> 80 (OB) 6.7 1320

Pit 4 0 – 25 (Ap) 5.9 260


Upper > 25 (C) 4.5 30
Sloping 0 – 50 (Ap) 5.2 800
> 50 (C/OB) 5.0 350

Pit 7 0 – 30/40 (Ap) 4.6 220


Foot-slope to > 30/40 (Ap/B) 5.5 160
concave shape
Future management practices should be
considered for sustainability purposes:
 The replacing tree crops to the annual food crops is
needed in the flat to gentle slopping areas due to
limitation of roots development in cover soil:
 Potential nutrients retention depend on thickness
soil cover, texture and colloidal types
 Nutrient balance and acid depletion by additional
lime and fertilizer efficiently.
 Potential moisture availability, depend on soil
thickness, drainage pore space capacity
 Keeping trees crop in the slopping land in
combination with LCC. The trees should be
harvested and replanted successively, including
additional soil amendment and fertilizers.
Rehabilitasi Lahan Terkena Lumpur Laut
(NAD)
 Menurunkan kegaraman tanah,
 Mengubah suasana reduktif menjadi oksidatif
(oksidasi pirit dan bahan organik),
 Dan mengurangi kelebihan natrium yang dipegang
oleh koloid tanah.
 Aerasi
 Pelindian dengan memanfaatkan air tawar
(hujan/irigas/sungai)
 Ameliorasi (kapur/gipsum) dan pupuk sesuai kebutuhan
 Kecepatan pemulihan lahan tersebut antara lain
tergantung dari: topografi lahan, komposisi (tekstur)
dan ketebalan lumpur, jenis tanah asli, bahan organik
dalam lumpur yang masih potensial untuk dirombak
secara aerob/oksidatif, ketersediaan air segar sebagai
pembilas, ketersediaan ion penukar Na, dan
peruntukan lahan.
KETERANGAN:
(1) KERUSAKAN TANAMAN
(2) KERUSAKAN BANGUNAN IRIGASI
(3) KERUSAKAN SALURAN IRIGASI
(4) KERUSAKAN LAHAN PERSAWAHAN
(5) LAPISAN KERAK GARAM Sumber : Kasdi, Puslitanak (2005)
(6) KERUSAKAN PEMUKIMAN
Perubahan Nilai Daya Hantar Listrik
Kabupaten Pidie, Bireuen dan Aceh Utara

Daya Hantar Listrik (mS/cm)


Lokasi

Januari 05 Maret 05

Pidie 5 – 10 0.2 – 2

Bireuen 0.1 – 0.65 0.1 – 3.2

Aceh Utara 44 - > 100 7 - 17

Sumber : Kasdi, Puslitanak (2005)


Lumpur Sidoarjo
 Berasal dari kegiatan tambang gas bumi
 Berbau sulfida
 Kemungkinan bahan penyusun lumpur:
 Gas alam/hidro-karbon (di udara)
 Gas sulfida, hanya di awal kejadian?
 Air: warna kehitaman, berminyak (lumpur bor?), di awal
dan setelah 1 minggu tidak ada lagi?.
 Lumpur
 Panas (suhu anget, 42oC ?)
 Clay (20 - 30%), silt, sand (10 – 15 %) atau kombinasinya
 Kuarsa 45 % (silt and sand size)
 Clay Smektit 15 – 20%
 Halite/garam NaCl
 Clay Illite
 Logam berat (mangan?, B3?)
Dampak ke Tanah untuk Produksi Biomassa
 Gas sulfida menandakan suasana reduktif
 Redoks < 200 mV
 Oksidasi sulfida menyebabkan pemasaman tanah
dengan membentuk asam sulfat
 pH dapat mencapai < 3.5 bila sulfida merupakan bahan
penyusun
 Dapat juga mengandung basa alkali dan klor, karbonat yang
dapat menyebabkan pH menjadi alkalis (> 7.5).
 Minyak/Hidro-karbon, logam berat atau komponen
lain yang tidak dikehendaki oleh tanaman
 pH,
 DHL,
 komposisi fraksi,
 tebal solum
Runtutan Rancangan Upaya Rehabilitasi (Bila
luimpur telah dapat ditanggulangi
 Aerasi, lumpur berubah menjadi padatan
 Untuk meingkatkan nilai redoks hingga menjadi oksidatif
 Pelindian (leaching)
 Untuk menghilangkan bahan terlarutkan (akibat proses
oksidasi) dan sisa minyak/gas lainnya
 Ameliorasi
 Meningkatkan pH tanah
 Remediasi
 Pengurangan logam berat atau B3 lainnya, bila ada
 Pengolahan tanah (misalnya penyampuran dengan
tanah asli)
 Pemupukan
Thank 4 UR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai