Anda di halaman 1dari 51

MENANGANI PERSELISIHAN

HUBUNGAN INDUSTRIAL

By : Hermelien Yusuf SH
Yogyakarta, 20 April 2018

As part of Certified Industrial Relations Program


Duta Wacana Christian University (UKDW) Yogyakarta

Certified Professional Human Capital Management (CPHCM) – Indonesia


Pungki Purnadi & Associates –
2
www.pungkipurnadiassociates.com
I. Pendahuluan
• Undang Undang PPHI disahkan oleh Presiden bersama
DPR pada tanggal 14 januari 2014 dalam Lembaran
Negara RI Tahun 2004 No 6 yang semestinya diberlakukan
pada 14 januari 2005
• Ditangguhkan pemberlakuannya 1 tahun dengan PERPU
No 1 tahun 2005 Menjadi tanggal 14 januari 2006
• Undang undang nomor 2 tahun 2004 ini menggantikan 2
undang undang sebelumnya yaitu
– Undang undang No 22 Tahun 57 tentang penyelesaian
perselisihan perburuhan
– Undang Undang No 12 Tahun 64 tentang PHK diperusahaan
swasta

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 3


II. Dasar Hukum Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial (PHI)
1. Hukum Materiil :
a. UU No 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
b. Perarturan Pelaksanaannya
c. PK,PP Dan PKB
2. Hukum Formal :
* UU No 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI)
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 4
III. Beberapa Pengertian

VIII bab 126 pasal (Konsiderans, Batang Tubuh,


Dan penjelasan).
 PHI adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha
atau gabungan pengusaha dengan pekerja / buruh
atau SP/SB karena adanya perselisihan mengenai
HAK, perselisihan KEPENTINGAN, Perselisihan PHK
dan perselisihan antar SP/SB dalam satu
perusahaan
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 5
III. Beberapa Pengertian – cont’
 PERSELISIHAN HAK adalah perselisihan yang timbul
karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan
peraturan perundang undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
 PERSELISIHAN KEPENTINGAN adalah perselisihan yang
timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pembuatan , dan atau
perubahan syarat syarat kerja yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 6


III. Beberapa Pengertian – cont’
 PERSELISIHAN PHK adalah perselisihan yang
timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak
 PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT PEKERJA /
SERIKAT BURUH adalah perselisihan antar SP/SB
dengan SP/SB lain hanya dalam 1 perusahaan,
karena tidak adanya persesuaian paham
mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan
kewajiban ke serikat pekerjaan

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 7


III. Beberapa Pengertian – cont’
 MEDIASI adalah penyelesaian hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan PHK dan perselisihan
antar SP/SB hanya dalam 1 satu perusahaan
melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang
atau lebih mediator yang netral
 KONSILIASI adalah penyelesaian perselisihan
kepentingan, perselisihan PHK atau Perselisihan
antar SP/SB hanya dalam 1 perusahaan melalui
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau
lebih konsiliator yang netral

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 8


III. Beberapa Pengertian – cont’
 ARBITRASI adalah penyelesaian suatu
perselisihan kepentingan, dan perselisihan
antar SP/SB hanya dalam satu perusahaan,
diluar Pengadilan Hubungan Industrial melalui
kesepakatan tertulis dari para pihak yang
berselisih untuk menyerahkan penyelesaian
perselisihan kepada arbiter yang putusannya
mengikat para pihak dan bersifat final

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 9


III. Beberapa Pengertian – cont’
 PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Adalah
pengadilan khusus yang dibentuk dilingkungan
Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa,
mengadili dan memberi putusan terhadap
perselisihan hubungan industrial
 HAKIM Ad-Hoc adalah hakim Ad-hoc pada PHI
dan hakim Ad-hoc pada MA yang
pengangkatannya atas usul SP/SB dan organisasi
pengusaha

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 10


IV. Jenis Perselisihan HI
a. Perselisihan Hak
b. Perselisihan Kepentingan
c. Perselisihan PHK
d. Perselisihan Antar SP/SB hanya dalam 1
perusahaan

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 11


Ad C. Perselisihan PHK
• PHK dalam undang undang no 13 tahun 2003
meliputi PHK yang terjadi dibadan usaha yang
berbadan hukum atau tidak, milik perseorangan,
milik persekutuan atau milik hukum baik milik swasta
maupun negara, maupun USAHA USAHA SOSIAL
DAN USAHA USAHA LAIN YANG MEMPUNYAI
PENGURUS DAN MEMPERKERJAKAN ORANG LAIN
DENGAN MEMBAYAR UPAH ATAU IMBALAN
DALAM BENTUK LAIN.

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 12


Ad C. Perselisihan PHK
• Pengusaha, pekerja/buruh, SP/SB dan
pemerintah dengan segala upaya harus
mengusahakan agar jangan terjadi PHK
• Bila segala upaya sudah dilakukan PHK tidak
dapat dihindari maka maksud PHK wajib
dirundingkan oleh pengusaha dengan
pekerja/buruh atau SP/SB.
• Bila perundingan benar benar tidak menghasilkan
persetujuan pengusaha hanya dapat memPHK
pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan
dari lembaga PPHI

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 13


Ad C. Perselisihan PHK
• PHK tanpa penetapan dari lembaga PPHI batal
demi hukum
• Selama putusan lembaga PPHI belum ditetapkan
kedua belah pihak harus tetap melaksanakan
segala kewajibannya
• Pengusaha dapat melakukan penyimpangan
terhadap hal tersebut diatas berupa tindakan
SKORSING terhadap pekerja/buruh yang sedang
dalam proses PHK dengan tetap wajib membayar
UPAH beserta hak hak lainnya yang biasa
diterima pekerja/buruh

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 14


Ad C. Perselisihan PHK
• Bila terjadi PHK pengusaha diwajibkan membayar
uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja
dan uang pegantian hak yang seharusnya diterima
• Uang pengantian Hak tersebut meliputi :
a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur
b. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima
bekerja
c. Pengantian perumahan, serta pengobatan dan
perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon atau
uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi
syarat
d. Hal hal lain yang ditetapkan dalam PK, PP atau PKB

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 15


Ad C. Perselisihan PHK
• Komponen upah sebagai dasar perhitungan uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
uang penganti hak seharusnya diterima terdiiri
atas :
a. Upah pokok
b. Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap
yang diberikan kepada pekerja/buruh dan
keluarganya termasuk harga pembelian dari catu
yang diberikan pekerja/buruh secara Cuma Cuma
yang apabila catu harus dibayar pekerja/buruh
dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih
antara harga pembelian dengan harga yang harus
dibayar oleh pekerja/buruh

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 16


Ad C. Perselisihan PHK
• Bila penghasilan pekerja/buruh didasarkan pada
perhitungan harian maka penghasilan sebulan sama
dengan 30x penghasilan sehari
• Dalam hal upah pekerja/buruh dibayar atas dasar
perhitungan satuan hasil, potongan/borongan/komisi,
maka penghasilan sehari sama dengan pendapatan rata
rata perhari sehari selama 12 bulan terakhir dengan
ketentuan tidak boleh kurang dari ketentuan upah
minimum provinsi/kota
• Bila pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan
upahnya didasarkan pada upah borongan maka
perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata rata 12
bulan terakhir

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 17


Ad C. Perselisihan PHK
• Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas
kemauan sendiri memperoleh uang
pengantian hak bila memenuhi syarat :
a. Mengajukan permohonan pengunduruan diri
secara tertulis selambat lambatny 30 hari
sebelum tanggal mulai pengunduran diri
b. Tidak terikat dalam ikatan dinas
c. Tetap melaksankan kewajibannya sampai
tanggal mulai pengunduran diri

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 18


Ad C. Perselisihan PHK
• PHK KARENA PERUBAHAN STATUS, PEGABUNGAN,
PELEBURAN, ATAU PERUBAHAN KEPEMILIKAN
PERUSAHAAN dan pekerja tidak bersedia melanjutkan
hubungan kerja maka pekerja/buruh berhak mendapat
uang pesangon sebesar 1x ketentuan dan uang
penghargaan 1x ketentuan dan uang pegantian hak
• Bila pengusaha tidak bersedia menerima pekerja atau
buruh dalam perubahan status tersebut maka pekerja
atau buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2x
ketentuan, uang penghargaan masa kerja 1x ketentuan
dan uang pegantian hak

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 19


Ad C. Perselisihan PHK
• PHK KARENA PERUSAHAAN TUTUP karena rugi
secara terus menerus selama 2 tahun atau
keadaan memaksa (Force Majeur) pekerja
berhak atas uang pesangon sebesar 1x
ketentuan, uang penghargaan masa kerja 1x
ketentuan dan uang pegantiian hak sesuai
ketentuan kerugian tersebut harus dibuktikan
dengan laporan keuangan 2 tahun terakhir
yang telah diaudit oleh akuntan publik
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 20
Ad C. Perselisihan PHK
• PHK KARENA PERUSAHAAN TUTUP BUKAN
KARENA MENGALAMI KERUGIAN 2 TAHUN
BERTURUT TURUT ATAU KEADAAAN MEMAKSA
(FORCE MAJEUR) tetapi perusahaan melakukan
efisiensi maka pekerja atau buruh berhak atas
uang pesangon sebesar 2x ketentuan uang
penghargaan masa kerja sebesar 1x ketentuan
dan uang pengantian hak sesuai ketentuan
Kalau rugi, harus ada bukti dari akuntan publik

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 21


Ad C. Perselisihan PHK
• PHK KARENA PERUSAHAAN PAILIT pekerja /
buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1x
ketentuan, uang penghargaan masa kerja sebesar
1x ketentuan, dan uang pegantian hak sesuai
ketentuan
• PHK KARENA PEKERJA / BURUH MENINGGAL
DUNIA ahli warisnya mendapat sejumlah uang
yang besarnya 2x perhitungan uang pesangon, 1x
penghargaan masa kerja sesuai ketentuan dan
pegantian hak sesuai ketentuan

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 22


Ad C. Perselisihan PHK
• PHK KARENA PEKERJA MEMASUKI USIA PENSIUN :
a. Bila pengusaha telah mengikutkan pekerja pada program
pensiun yang iurannya dibayar penuh oleh pengusaha
maka pekerja tidak berhak mendapat uang pesangon dan
uang penghargaan masa kerja tetapi berhak atas uang
pegantian hak sesuai ketentuan
b. Bila besarnya jaminan atau manfaat pensiun yang
diterima sekaligus dalam program pensiun ternyata lebih
kecil dari uang pesangon 2x ketentuan dan uang
penhargaan masa kerja 1 x ketentuan dan uang
pengatian hak sesuai ketentuan maka selisihnya dibayar
oleh pengusaha

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 23


Ad C. Perselisihan PHK
• Dalam hal pengusaha mengikutsertakan pekerja dalam
program pensiun yang iuran atau preminya dibayar
oleh pengusaha dan pekerja maka yang diperhitungkan
dengan uang pesangon yaitu uang pensiun yang premi
dibayar oleh pengusaha
• Bila pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja yang
mengalami PHK karena usia pensiun pada program
pensiun maka pengusaha wajib memberikan kepada
pekerja uang pesangon sebesar 2x ketentuan, uang
penghargaan masa kerja 1x ketentuan dan uang
penggantian HAK sesuai ketentuan

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 24


Ad C. Perselisihan PHK
• Hak atas manfaat pensiun tidak menghilangkan
hak pekerja atas jaminan hari tua yang bersifat
wajib sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku
• PHK karena mangkir selama 5 hari kerja atau
lebih berturut turut tanpa keterangan secara
tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang SAH
dan telah dipanggil oleh pengusaha 2x secara
patut dan tertulis dikualifikasikan mengundurkan
diri

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 25


Ad C. Perselisihan PHK
• PHK karena sakit berkepanjangan, mengalami
cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui
12 bulan diberikan uang pesangon 2x
ketentuan , uang penghargaan masa kerja 2x
ketentuan dan uang peganti hak 1x ketentuan

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 26


V. Penyelesaian PHI
A. Penyelesaian Diluar pengadilan HI:
1. Melalui bipartit
• Setiap perundingan harus dibuat risalah yang ditanda
tangani oleh para pihak
• Risalah perundingan tersebut sekurang kurangnya
memuat
a. Nama lengkap dan alamat para pihak
b. Tanggal dan tempat perundingan
c. Pokok masalah atau pokok masalah perselisihan
d. Pendapat para pihak
e. Kesimpulan atau hasil perundingan
f. Tanggal serta tanda tangan para pihak yang melakukan
perundingan
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 27
V. Penyelesaian PHI – cont’
• Dalam hal musyawarah tercapai kesepakatan
penyelesaian, maka dibuat PB yang ditanda
tangani oleh para pihak
• PB tersebut mengikat dan menjadi HUKUM
serta wajib dilaksanakan oleh para pihak
• PB dimaksud wajib didaftarkan oleh para
pihak yang melakukan PB pada pengadilan
Hubungan Industrial pada pengadilan negeri
diwilayah para pihak mengadakan PB

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 28


V. Penyelesaian PHI – cont’
• PB yang telah didaftarkan tersebut diberikan
AKTA BUKTI PENDAFTARAN PB dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
PB
• Bila PB dimaksud tidak dilaksanakan oleh
salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan
dapat mengajukan permohonan eksekusi
pada pengadilan Hubungan Industrial pada
pengadilan negeri pada wilayah PB didaftar
untuk mendapat penetapan EKSEKUSI
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 29
V. Penyelesaian PHI – cont’
• Bila pemohon eksekusi berdomisili diluar PN
tempat pendaftaran PB, maka pemohon
eksekusi dapat mengajukan permohonan
eksekusi melalui PHI pada Pengadilan Negeri
Di wilayah domisili pemohon eksekusi untuk
diteruskan ke PHI pada PN yang berkompeten
melaksanakan Eksekusi

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 30


V. Penyelesaian PHI – cont’
2. Penyelesaian melalui mediasi :
– Dilakukan oleh mediator yang berada di setiap kantor
instasi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota
– Selambat lambatnya 7 hari kerja setelah menerima
pelimpahan penyelesaian perselisihan mediator harus
sudah meneliti tentang duduknya perkara dan segera
mengadakan sidang mediasi
– Mediator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk
hadir dalam sidang mediasi untuk didengar
keterangannya dan saksi wajib memberi keterangan
termasuk membukakan buku dan memperlihatkan
surat surat yang diperlukan
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 31
V. Penyelesaian PHI – cont’
– Mediator wajib merahasiakan semua keterangan yang diminta
– Bila tercapai kesepakatan melalui mediasi maka dibuat PB
yang ditandan tangani oleh para pihak dan DISAKSIKAN OLEH
MEDIATOR serta didaftar di PHI Pada PN diwilayah hukum
para pihak mengadakan PB untuk mendapatkan akta bukti
pendaftaran
– Bila tidak tercapai kesepakatan PPHI melalui mediasi maka:
a. Maka mediator mengeluarkan anjuran tertulis
b. Anjuran tertulis tersebut paling lambat 10 hari kerja sejak
sidang mediasi pertama harus sudah disampaikan kepada
para pihak.

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 32


V. Penyelesaian PHI – cont’
c. Para pihak harus sudah memberi jawaban secara
tertulis kepada mediator yang isinya menyetujui atau
menolak anjuran tertulis dalam waktu selambat
lambatnya 10 hari kerja setelah menerima anjuran
tertulis.
d. Pihak yang tidak memberikan pendapatnya dianggap
MENOLAK anjuran tertulis
e. Bila para pihak menyetujui anjuran tertulis maka
selambat lambatnya 3 hari kerja sejak anjuran tertulis
disetujui mediator harus sudah selesai membantu para
pihak membuat PB untuk kemudian didaftar di PHI
pada PN diwilayah hukum para pihak mengadakan PB
untuk mendapat AKTA BUKTI PENDAFTARAN
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 33
V. Penyelesaian PHI – cont’
f. Bila PB tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak maka
pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan
eksekusi pada PHI pada pengadilan negeri di wilayah
PB didaftar untuk mendapat Penetapan Eksekusi
g. Dalam hal anjuran tertulis ditolak oleh salahsatu pihak
atau para pihak maka para pihak atau salah satu pihak
dapat melanjutkan penyelesaian perselisihan ke PHI
pada PN Setempat dengan mengajukan gugatan
h. Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu
selambat lambatnya 30 hari kerja terhitung sejak
menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 34


V. Penyelesaian PHI – cont’
3. Penyelesaian melalui konsiliasi:
•Dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar pada
kantor instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota
•Kewenangannya menyelesaikan perselisihan
kepentingan, perselisihan PHK atau perselisihan
antar SP/SB dalam 1 perusahaan
•Penyelesaiannya dilaksanakan setelah para pihak
mengajukan permintaan penyelesaian secara
tertulis kepada konsiliator yang ditunjuk dan
disepakati oleh para pihak
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 35
V. Penyelesaian PHI – cont’
• Para pihak dapat mengetahui nama konsiliator
yang akan dipilih dan disepakati dari daftar
nama konsiliator yang dipasang dan
diumumkan pada kantor instasi pemerintah
yang bertanggung jawab dibidang
ketenagankerjaan setempat
• Tata kerja konsiliator sama dengan mediator

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 36


V. Penyelesaian PHI – cont’
4. Penyelesaian melalui arbitrase:
•Meliputi perselisihan kepentingan, dan
perselisihan antar SP/SB hanya dalam 1
perusahaan
•Arbiter yang berwenang menyelesaikan PHI
harus arbiter yang sudah ditetapkan oleh
menteri
•Wilayah kerja arbiter meliputi seluruh wilayah
negara RI
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 37
V. Penyelesaian PHI – cont’
• Penyelesaian PHI melalui Arbiter dilakukan atas
dasar kesepakatan para pihak yang berselisih
• Arbiter wajib menyelesaikan PHI selambat
lambatnya 30 hari kerja sejak penandatangan
surat perjanjian penunjukkan arbiter
• Pemeriksaan atas perselisihan harus dimulai
selambat lambatnya 3 hari kerja setelah
penandantangan surat perjanjian penunjukan
arbiter
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 38
V. Penyelesaian PHI – cont’
• Putusan arbiter mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
para pihak berselisih dan merupakan putusan akhir dan tetap
• Putusan tersebut didaftarkan di PHI pada PN diwilayah arbiter
menetapkan putusan
• Terhadap putusan arbitrasi salah satu pihak dapat mengajukan
permohonan pembatalan kepada MA selambat lambatnya 30
hari kerja sejak ditetapkannya putusan arbiter apabila putusan
diduga mengandung unsur-unsur :
a. Surat atau dokumen yang diajukan ternyata palsu
b. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang
disembunyikan oleh pihak lawan atau putusan melampui
kekuasaan arbiter atau putusan bertentangan dengan
peraturan perundangan
39
V. Penyelesaian PHI – cont’
 PHI yang sedang atau telah diselesaikan
melalui arbitrase tidak dapat diajukan kepada
PPHI

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 40


B. Penyelesaian Perselisihan melalui
Pengadilan Hubungan Industrial
• Merupakan pengadilan khusus yang berada pada
lingkungan peradilan umum
• Hukum acara yang berlaku pada pengadilan PHI
• Adalah hukum acara perdata yang berlaku pada
pengadilan pada lingkungan peradilan umum
kecuali yang diatur secara khusus dalam undang
undang ini
• Pihak pihak yang berpekara tidak dikenakan biaya
termasuk biaya eksekusi yang nilai gugatan
dibawah Rp.150.000.000 (seratus lima puluh juta)
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 41
B. Penyelesaian Perselisihan melalui
Pengadilan Hubungan Industrial
• PHI bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus :
a. Ditingkat pertama mengenai perselisihan hak
dan perselisihan PHK
b. Ditingkat pertama dan terakhir mengenai
perselissihan kepentingan dan perselisihan antar
SP/SB dalam satu perusahaan

42
B. Penyelesaian Perselisihan melalui
Pengadilan Hubungan Industrial
a. Pengajuan gugatan
– Di ajukan kepada PHI ke pengadilan negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat pekerja atau buruh bekerja
– Gugatan oleh pekerja/buruh atas PHK seperti yang
dimaksud pada pasal 159 dan pasal 171 UU no 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan dapat diajukan dalam
tenggang waktu 1 tahun sejak diterimanya atau
diberitahukannya keputusan dari pihak pengusaha
– Pengajuan gugatan harus dilampiri risalah penyelesaian
melalui mediasi / konsiliasi ; bila tidak hakim PHI wajib
mengembalikan gugatan kepada pengugat

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 43


B. Penyelesaian Perselisihan melalui
Pengadilan Hubungan Industrial
– Hakim wajib memeriksa isi gugatan dan bila ada
kekurangan, hakim meminta pengugat untuk
menyempurnakan gugatannya
– Gugatan yang melibatkan lebih dari 1 pengugat
dapat diajukan secara kolektif dengan memberi
kuasa khusus
– Pengugat dapat sewaktu waktu mencabut
gugatannya sebelum tergugat memberi jawaban
– Bila tergugat sudah memberi jawaban atas gugatan
itu , pencabutan gugatan oleh pengugat akan
dikabulkan oleh PHI hanya bila disetujui tergugat

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 44


B. Penyelesaian Perselisihan melalui
Pengadilan Hubungan Industrial
b. Dalam hal perselisihan HAK dan atau
perselisihan KEPENTIINGAN diikuti dengan
Perselisihan PHK maka pengadilan hubungan
industrial wajib memutus terlebih dahulu
perkara perselisihan HAK dan atau
Perselisihan kepentingan
– SP/SB dan organisasi pengusaha dapat bertindak
sebagai kuasa hukum untuk beracara dipengadilan
hubungan industrial untuk mewakili anggotanya

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 45


Pemeriksaan Perkara
a. Pemeriksaan dengan acara biasa
b. Pemeriksaan dengan acara cepat
Ad.a Pemeriksaan dengan acara biasa
Selambat lambatnya 7 hari kerja sejak penetapan majelis hakim
maka ketua majelis hakim harus sudah melakukan sidang
pertama
– Pemanggilan untuk datang kesidang dilakukan dengan surat panggilan
kepada para pihak
– Bila pihak yang dipanggil tidak ditempat tinggalnya surat panggilan
disampaikan pada kepala desa setempat
– Surat panggilan yang diterimakan dilakukan dengan tanda penerimaan
– Bila tempat tinggal tidak dikenal surat panggilan ditempel
pengumuman di gedung PHI yang diperiksa
46
Pemeriksaan Perkara – cont’
– Penundaan sidang karena ketidak hadiran salah satu
atau para pihak diberikan sebanyak banyaknya 2 x
penundaan
– Bila pengugat atau kuasa hukumnya yang sah
dipanggil secara patut menghadap pengadilan pada
sidang penundaan sidang terakhir gugatan dianggap
gugur tapi pengugat berhak mengajukan gugatannya
sekali lagi
– Bila tergugat atau kuasa hukumnya yang sah setelah
dipanggil secara patut tidak datang menghadap
pengadilan pada sidang penundaan terakhir maka
majelis hakim dapa memeriksa dan memutus
perselisihan tanpa dihadiri tergugat

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 47


Pemeriksaan Perkara – cont’
• Bila dalam persidangan pertama secara nyata nyata pihak
pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajiban pasal
155 ayat (3) UU no 13 tahun 2003, hakim ketua sidang
harus segera menjatuhkan putusan sela berupa perintah
kepada pengusaha untuk membayar upah berserta hak hak
lainnya biasa diterima pekerja/buruh yang bersangkutan
• Putusan sela itu dapat dijatuhkan pada hari persidangan itu
juga atau pada hari persidangan kedua
• Selama pemeriksaan sengeketa masih berlangsung dan
putusan sela tidak juga dilaksanakan pengusaha hakim
ketua sidang memerintahkan sita jaminan dalam sebuah
penetapan pengadilan hubungan industrial
• Putusan sela dan penetapan tersebut tidak dapat diajukan
perlawanan dan atau tidak dapat digunakan upaya hukum
Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 48
Pemeriksaan Perkara – cont’
Ad.b Pemeriksaan dengan acara cepat
– Para pihak/ salah satu pihak yang punya kepentingan cukup
mendesak dapat memohon kepada pengadilan hubungan
industrial supaya pemeriksaan sengketa dipercepat
– Dalam waktu 7 hari kerja setelah diterimanya permohonan
tersebut ketua pengadilan negeri mengeluarkan penetapan
tentang dikabulkan atau tidak dikabulkan permohonan tersebut
– Terhadap penetapan tersebut tidak dapat digunakan upaya
hukum
– Bila permohonan dikabulkan pengadilan negeri dalam jangka
waktu 7 hari kerja setelah dikeluarkan penetapan menentukan
majelis hakim, hari, tempat, dan waktu sidang tanpa melalui
prosedur pemeriksaan
– Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktiaan kedua belah
pihak masing masing ditentukan tidak melebihi 14 hari kerja

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 49


Pengambilan Putusan
• Dalam mengambil putusan majelis hakim
mempertimbangkan hukum, perjanjian yang ada,
kebiasaan, dan keadilan
• Putusan majelis hakim dibacakan dalam sidang terbuka
untuk umum
• Bila salah satu pihak tidak hadir dalam sidang ketua
majelis hakim memerintahkan panitera pengganti
untuk menyampaikan pemberitahuan putusan pada
pihak yang tidak hadir tersebut
• Majelis hakim wajib memberikan putusan PPHI dalam
waktu selambat lambatnya 50 hari kerja terhitung
sejak sidang pertama

Pungki Purnadi & Associates – www.pungkipurnadiassociates.com 50


UU NO 2/2004 PPHI
Tidak Dicatatkan Tidak mau
Disnaker tawaran
Perselisihan HAK sepakat menawarka
(PH) (gagal) n kpdpihak dilimpahkan
ke 2
Perselisihan
KEPENTINGAN PENYELESAIAN
(PKT) BIPARTIT PPHI, Hakim
Musyawarah 30 hari Arbitrase 30 Karier 1, Adhock 2
Hari (Finall) peng & SP 50 hari
Perselisihan PHK 1 HAK
Konsiliasi 30 PPHK
Perselisihan Hari (final)
ANTAR SP/SB
dalam satu Gagal Pihak 2 PKT, PASP I/F
perusahaan Mengajukan
gugatan

Mediasi 30
Berhasil hari (anjuran)
Selesai
51

Anda mungkin juga menyukai