Anda di halaman 1dari 62

TEKNIK MEMBUAT

PERATURAN PERUSAHAAN (PP)


DAN
PERJANJIAN KERJABERSAMA (PKB)

By : Hermelien Yusuf, S.H.


Yogyakarta, 25 Maret 2018

As part of Certified Industrial Relations Program


Duta Wacana Christian University (UKDW) Yogyakarta

Certified Professional Human Capital Management (CPHCM) – Indonesia


www.pungkipurnadiassociates.com 2
I. PERATURAN PERUSAHAAN (P.P)
1. Definisi :
a) Peraturan Perusahaan:
Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis
oleh pengusaha yang memuat syarat syarat kerja
dan tata tertib perusahan (UU no 13 tahun 2003
pasal 1 butir 20 j.o Permenaker RI No 28 Tahun
2014 pasal 1 butir 1)

www.pungkipurnadiassociates.com 3
I. PERATURAN PERUSAHAAN (P.P) –cont’d

b) Perusahaan adalah :
i. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak,
milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara
yang memperkerjakan pekerja atau buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain
ii. Usaha usaha sosial dan usaha usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain

www.pungkipurnadiassociates.com 4
I. PERATURAN PERUSAHAAN (P.P) –cont’d

c) Pekerja / Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan


menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain

d) Pengusaha adalah:
i. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri
ii. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya
iii. Orang pereorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
berada di indonesia mewakili perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam (i) dan (ii) yang berkedudukan di luar wilayah
Indonesia
www.pungkipurnadiassociates.com 5
LANDASAN HUKUM

1) UU no 13 Tahun 2003 Pasal 108 – 115:


tentang ketenagakerjaan
2) Permenaker RI nomor 28 tahun 2014:
tentang tata cara pembuatan dan
pengesahan PP serta pembuatan dan
pendaftaran PKB (pasal 2 ayat 1)

www.pungkipurnadiassociates.com 6
TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN
PERUSAHAAN (PP)
• Pengusaha yang memperkerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10
orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah
disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk (pasal 108 (a) UU 13 /
2003)
• Kewajiban membuat PP seperti tersebut diatas tidak berlaku bagi
perusahaan yang telah memiliki PKB (pasal 108 (b) UU 13 / 2003)
• PP disusun dengan memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil
pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan (pasal 110 ayat 1 UU 13 /
2003)
• Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan telah terbentuk SP / SB maka
wakil pekerja / buruh adalah pengurus SP/SB
• Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan belum terbentuk SP/SB maka
wakil pekerja / buruh sebagaimana dimaksud diatas adalah pekerja/buruh
yang dipilih secara demokratis untuk mewakili kepentingan para pekerja /
www.pungkipurnadiassociates.com 7
buruh di perusahaan yang bersangkutan
APA ISI PP?
Minimal:
 Hak dan Kewajiban Pengusaha
 Hak dan Kewajiban Pekerja/buruh
 Syarat – syarat kerja
 Tata tertib perusahaan
 Jangka waktu berlakunya PP
( UU no 13 Tahun 2003 Pasal 3 ayat (1) j.o Permenaker RI
no 28 Tahun 2014 Pasal 2 ayat (2))
 Ketentuan dalam PP tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku
www.pungkipurnadiassociates.com 8
SYARAT-SYARAT KERJA DALAM PERATURAN
PERUSAHAAN (PP) – cont’
 Memuat hal-hal yang belum diatur dalam
peraaturan perundang-undangan yang lebih baik
dari peraturan perundang-undangan dan rincian
pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
 Dalam hal PP akan mengatur kembali materi dari
peraturan perundang-udangan, maka PP
tersebut harus mengatur lebih baik atau minimal
sama dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan

www.pungkipurnadiassociates.com 9
SYARAT-SYARAT KERJA DALAM PERATURAN
PERUSAHAAN (PP) – cont’
 Dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat 1 PP yang
berlaku bagi seluruh pekerja/buruh diperusahaan
yang bersangkutan baik PKWT maupun PKWTT
 Dalam hal perusahaan yang bersangkutan memiliki
cabang/unit kerja/ perwakilan, PP dimaksud berlaku
di semua cabang/unit kerja/ perwakilan perusahaan
 Cabang/unit kerja/kantor perwakilan perusahaan
dapat membuat PP turunan yang berlaku di masing-
masing cabang/unit kerja/kantor perwakilan
perusahaan
www.pungkipurnadiassociates.com 10
SYARAT-SYARAT KERJA DALAM PERATURAN
PERUSAHAAN (PP) - cont’
 PP tersebut memuat ketentuan-ketentuan
yang berlaku umum di seluruh cabang/unit
kerja/ perwakilan perusahaan dan PP turunan
memuat ketentuan khusus yang disesuaikan
dengan kondisi cabang/unit kerja/ perwakilan
perusahaan masing-masing

www.pungkipurnadiassociates.com 11
SYARAT-SYARAT KERJA DALAM PERATURAN
PERUSAHAAN (PP) – cont’
 Dalam hal PP Turunan belum disahkan oleh
instansi yang menyelenggarakan urusan
pemerinahan dibidang ketenagakerjaan
setempat maka PP tersebut diatas tetap
berlaku di cabang/unit kerja/perwakilan
perusahaan yang bersangkutan
 Dalam hal beberapa perusahaan tergabung
dalam satu grup maka PP dibuat oleh masing-
masing perusahaan
www.pungkipurnadiassociates.com 12
APA KEWAJIBAN PENGUSAHA DALAM
MEMBUAT PP
 Pembuatan PP merupakan kewajiban dan tanggung
jawab pengusaha
 Pengusaha harus menyampaikan naskah rancangan
PP kepada wakil pekerja atau buruh dan atau SP
untuk mendapatkan saran pertimbangan
 Saran/pertimbangan diatas sudah harus diterima
pengusaha 7 hari kerja sejak tanggal diterimanya
naskah rancangan PP oleh wakil pekerja dan / atau SP

www.pungkipurnadiassociates.com 13
APA KEWAJIBAN PENGUSAHA DALAM
MEMBUAT PP
 Bila pada waktu yang sudah ditentukan pekerja/buruh
dan/ atau SP tidak memberikan saran dan
pertimbangan, Maka pengusaha dapat mengajukan
PENGESAHAN PP Disertai bukti berupa surat
permintaan saran dan pertimbangan dari pengusaha
kepada pekerja / buruh dan / atau SP
 Permohonan pengesahan PP dilengkapi dengan :
a. Naskah PP yang telah ditanda tangani pengusaha
b. Bukti telah dimintakan saran dan pertimbangan dari
wakil pekerja/ buruh dan atau SP
www.pungkipurnadiassociates.com 14
TEKNIK PEMBUATAN PP
 Merujuk pasal 2 ayat (2) butir c Permenaker no 28
tahun 2014 : syarat – syarat kerja diamanatkan agar
dalam PP memuat hal – hal yang belum diatur dalam
peraturan perundang – undangan (nonnormatif)
ketentuan yang lebih baik dari peraturan perundang
– undangan maka seyogyanya dalam PP diatur dan
dipertegas antarlain tentang :
a. Sumbangan / bantuan pada pekerja/buruh :
melahirkan, meninggal dunia, pekerja / buruh
dalam keadaan force majeur misal rumah terbakar

www.pungkipurnadiassociates.com 15
TEKNIK PEMBUATAN PP – cont’
b. Pemberian tali asih / uang pisah / uang kebijaksanan
bagi pekerja /buruh yang mengundurkan diri dan
punya masa kerja cukup lama perlu diatur secara
jelas
c. Kondisi perusahan mengalami force majeur
d. Dipertegas tentang alih tugas setiap pekerja/buruh
untuk kelancaran pekerjaan dan tidak mengurangi
upah
e. Pembinaan pekerja / buruh melalui reward –
punishment dan lain lain
www.pungkipurnadiassociates.com 16
SIAPA YANG MENGESAHKAN PP
 Kepala SKPD bidang ketenaga kerjaan
kabupaten/ kota untuk perusahaan yang
terdapat hanya dalam satu wilayah
kabupaten/kota
 Kepala SKPD bidang ketenaga kerjaan provinsi
untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari
satu kabupaten/kota dalam satu provinsi
 Dirjen, untuk perusahaan yang terdapat pada
lebih dari 1 provinsi
www.pungkipurnadiassociates.com 17
BAGAIMANA BILA PERMOHONAN BELUM
MEMENUHI PERSYARATAN?
 Pejabat yang berwenang memberi tahukan secara
tertulis kepada pengusaha mengenai perbaikan PP
 Dalam waktu paling lama 14 hari kerja sejak
tanggal pemberitahuan diterima oleh pengusaha,
pengusaha wajib menyampaikan kembali PP yang
telah diperbaiki kepada pejabat tersebut
 Bila pengusaha tidak menyampaikan kembali PP
sebagai mana dimaksud, maka proses pengesahan
dimulai dari awal

www.pungkipurnadiassociates.com 18
BILA PERMOHONAN TELAH MEMENUHI
PERSYARATAN
 Pejabat yang wenang wajib mengesahkan PP
tersebut dengan menerbitkan surat keputusan
 Proses penerbitan surat keputusan dilakukan
dalam waktu paling lama 5 hari kerja sejak
dokumen dan materi telah memenuhi
persyaratan

www.pungkipurnadiassociates.com 19
PERUBAHAN PP
(pasal 12 Permenaker RI No.28 /2014)

 Dalam hal perusahan akan mengadakan perubahan isi PP dalam


tenggang waktu masa berlakunya PP, maka dalam hal perubahan
tersebut menjadi lebih rendah dari PP sebelumnya, sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang – undangan
maka perubahan tersebut harus DISEPAKATI oleh sp/sb dan /
atau wakil pekerja / buruh.
 Perubahan tersebut harus mendapat pengesahan kembali dari
pejabat yang berwenang
 Apabila perubahan PP tidak mendapat pengesahan maka
perubahan dianggap tidak ada
 permohonan perubahan PP tercantum dalam lampiran IV
Permenaker RI No.28/2014

www.pungkipurnadiassociates.com 20
PEMBAHARUAN PP
(pasal 13 Permenaker RI No.28/2014)

 Pengusaha wajib mengajukan pembaharuan PP


paling lama 30 hari kerja sebelum berakhir masa
berlakunya PP kepada pejabat berwenang untuk
mendapat pengesahan
 Pengajuan pengesahan pembaruan PP harus
memenuhi persyaratan yang diatur dalam pasal 8
ayat (2) Permenaker RI No 28 Tahun 2014
 Pembaharuan PP memperhatikan saran dan
pertimbangan dari wakil pekerja / buruh seperti yang
tercantum dalam pasal 4
www.pungkipurnadiassociates.com 21
MASA BERLAKU PP
 Paling lama 2 tahun dan wajib diperbaharui
setelah habis masa berlakunya ( UU no 13
Tahun 2003 pasal 111 ayat (3)
 Selama masa berlaku PP, bila SP/SB di
perusahaan menghendaki perundingan
pembuatan PKB, pengusaha wajib melayani
 Bila perundingan pembuatan PKB tidak
mencapai kesepakatan, maka PP tetap berlaku
sampai habis jangka waktu berlakunya
www.pungkipurnadiassociates.com 22
CONTOH POLA UMUM PEMBUATAN PP

• Lihat Lampiran CONTOH POLA UMUM PEMBUATAN PP


• Lihat Lampiran I – IV Permenaker no 28 tahun
2014:
– Lamp I : Format permohonan pengesahan PP
– Lamp II : Format surat pernyataan I (pernyataan
ada SP di perusahaan)
– Lamp III : Format surat pernyataan II (pernyataan
tidak ada SP di perusahaan)

www.pungkipurnadiassociates.com 23
II. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Definisi
PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara SP/SB atau beberapa SP/SB
yang tercatat pada instansi yang bertanggung
jawab dibidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha, atau beberapa pengusaha atau
perkumpulan pengusaha yang memuat syarat –
syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah
pihak
www.pungkipurnadiassociates.com 24
LANDASAN HUKUM PKB
1. Konvensi ILO No. 98
2. UU RI no 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan pasal 116 – 135
3. Permenaker RI No 28 / 2014 Tentang Tatacara
Pembuatan dan Pengesahan PP serta
Pembuatan dan Pendaftaran PKB

www.pungkipurnadiassociates.com 25
TUJUAN PEMBUATAN PKB
 Agar ada aturan main tertulis yang disepakati
bersama
 Aturan main yang Tegas dan Jelas
meningkatkan produktivitas dalam melakukan
pekerjaan dan juga dapat menghindari konflik

www.pungkipurnadiassociates.com 26
PERSYARATAN PEMBUATAN PKB
1. Perundingan PKB harus didasarkan itikad baik dan
kemauan bebas kedua belah pihak
2. Perundingan dilakukan secara musyawarah untuk
mufakat
3. Lamanya perundingan PKB ditetapkan berdasarkan
kesepakatan para pihak dan dituangkan dalam Tatib
Perundingan
4. Dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat satu PKB
yang berlaku bagi seluruh pekerja/buruh diperusahaan
yang bersangkutan baik PKWT dan PKWTT

www.pungkipurnadiassociates.com 27
PERSYARATAN PEMBUATAN PKB – cont’

5. Bila perusahan yang bersangkutan punya


cabang atau unit kerja atau perwakilan dibuat
PKB INDUK yang berlaku disemua cabang/
unit kerja/ perwakilan perusahan serta dapat
dibuat PKB Turunan yang berlaku dimasing
masing cabang/ unit kerja/perwakilan
perusahan

www.pungkipurnadiassociates.com 28
PERSYARATAN PEMBUATAN PKB – cont’
6. PKB INDUK memuat ketentuan yang berlaku umum
diseluruh cabang/ unit kerja/perwakilan perusahan
dan PKB TURUNAN memuat pelaksanaan PKB INDUK
yang disesuaikan dengan kondisi cabang /unit kerja/
perwakilan perusahan masing masing
7. Dalam hal PKB Induk telah berlaku di perusahaan
namun dikehendaki ada PKB Turuan di cabang/unit
kerja/perwakilan perusahaan, maka selama PKB
Turunan belum disepakai tetap berlaku PKB Induk

www.pungkipurnadiassociates.com 29
NEGOSIASI DALAM PERUNDINGAN

Definisi
 Adalah komunikasi 2 pihak atau lebih
 Negosiasi dirancang untuk menghasilkan
kesepakatan atas suatu hal yang menjadi
kepentingan bersama dan kepentingan yang
dipertentangkan diantara mereka
 Negosiasi melibatkan diskusi, bujukan, dan
kompromi untuk mencapai kesepakatan

www.pungkipurnadiassociates.com 30
MACAM STRATEGI NEGOSIASI YANG
DAPAT DIPILIH OLEH TIM PERUNDING
I. WIN – WIN STRATEGY
 Dipilih oleh pihak pihak yang berunding atau
yang berbeda pendapat dan menginginkan
penyelesaian masalah yang pada akhirnya
menguntungkan kedua belah pihak. Istilah lain
untuk strategi ini: Integrative negotiation
strategy

www.pungkipurnadiassociates.com 31
MACAM STRATEGI NEGOSIASI YANG DAPAT
DIPILIH OLEH TIM PERUNDING – cont’
II. Win-lose Strategy
 Strategi ini didasari oleh semua pihak ingin
menang sendiri, ingin mendapatkan hasil yang
hanya menguntungkan pihaknya sendiri.
Dalam hal ini semua pihak saling
berargumentasi atau berkompetisi (bersaing)
untuk mendapatkan hasil yang sebesar
besarnya dari penyelesaian masalah atau
materi yang dirundingkan
www.pungkipurnadiassociates.com 32
MACAM STRATEGI NEGOSIASI YANG DAPAT
DIPILIH OLEH TIM PERUNDING – cont’
III. Lose-lose Strategy
 Strategi ini terjadi dikarenakan biasanya
sebagai dampak ketidak berhasilan dari
pemilihan strategi yang diambil dalam negosiasi
 Dampak lebih jauh : semua pihak yang
bernegosiasi sama sekali tidak mendapatkan
apa yang mereka ingingkan dalam negosiasi
tersebut

www.pungkipurnadiassociates.com 33
MACAM STRATEGI NEGOSIASI YANG DAPAT
DIPILIH OLEH TIM PERUNDING – cont’
IV. Lose – Win Strategy
 Strategi ini dipilih bila salah satu pihak dalam
negosiasi sengaja mengalah untuk
mendapatkan manfaat dengan kegagalan atau
kesalahan mereka (mengalah untuk menang)
karena ada hal yang lebih macro dalam
konteks Korporasi / kerjasama

www.pungkipurnadiassociates.com 34
Tahap Persiapan Negosiasi yang Efektif

1. Pengumpulan informasi
2. Sasaran yang ingin dicapai (fokus)
3. Pahami pihak mitra berunding
4. Persiapkan strategi negosiasi
5. Pertimbangkan alternatif bila terjadi
deadlock

www.pungkipurnadiassociates.com 35
Tahap Pelaksanaan Negosiasi
• Proses Interaksi
1. Membangun suasana yang nyaman saat bertemu
2. Mulai memasuki isu. Masing-masing menyampaikan sudut
pandang atas isu yang dinegosiasikan
3. Diskusi: Adalah proses tawar menawar diantara kedua
belah pihak
4. Kesepakatan dan hasil
5. Menutup dengan nyaman. Pada proses ini disampaikan
kembali hasil-hasil keputusan dan keyakinan semua pihak
akan melaksanakan hasil negosiasi dengan sebaik-baiknya
dan ditutup dengan nyaman

www.pungkipurnadiassociates.com 36
Tahap Setelah Selesai Negosiasi
• Setelah dibuat kesepakatan tertulis, komunikasikan hasil
negosiasi tersebut agar semua pihak memahami progres
yang terjadi
• Media komunikasi dapat dilakukan melalui majalah
dinding, dokumentasi dalam bentuk buku atau email
• Ada baiknya dilakukan review mengenai hal-hal yang
sudah berhasil dan belum berhasil disepakati untuk
dapat dijadikan pembelajaran pada negosiasi berikutnya
• Ubah terminologi dari “Kami dan mereka” menjadi
“Kita”

www.pungkipurnadiassociates.com 37
Menghindari Deadlock
• Jika terjadi deadlock, mintalah pihak ke-3 ikut
terlibat misalnya melalui
– Konsiliasi
– Mediasi
– Arbitrasi

www.pungkipurnadiassociates.com 38
PERSIAPAN PEMBUATAN PKB
 Perundingan negosiasi PKB dimulai setelah
manajemen menerima DOKUMEN USULAN untuk
melakukan perundingan negosiasi PKB yang diajukan
SP/SB
 Pengusaha mempelajari dan melakukan peninjauan
terhadap hal hal yang sifatnya penting
 Pengusasha dan SP/SB menunjuk Tim Perunding
sesuai kebutuhan, masing masing paling banyak 9
orang dengan kuasa penuh (Permenaker RI No.28 /
2014 pasal 22)
www.pungkipurnadiassociates.com 39
PERSIAPAN PEMBUATAN PKB – cont’
 Tim perunding tediri dari: ketua, jurubicara, dan anggota
 Tim perunding sebelumnya diberi pelatihan dan
pengetahuan tentang bagaimana menjadi perwakilan dari
manajemen untuk berunding dengan SP/SB antara lain:
- pengertian PKB
- Dasar Hukum
- hal hal yang diatur dalam PKB
- Konsekuensi adanya PKB
- Peranannya dalam Tim

www.pungkipurnadiassociates.com 40
ISI TATIB
(PASAL 21 PERMENAKER NO 28 TAHUN 2014)

 Tujuan pembuatan Tatib


 Susunan tim perunding
 Materi perundingan
 Lamanya masa perundingan
 Cara penyelesaian bila terjadi kebuntuan
perundingan (DEAD LOCK)
 Sahnya Perundingan
 Biaya Perundingan
www.pungkipurnadiassociates.com 41
ISI PKB
 Sekurang kurangnya harus memuat:
a. Nama, tempat kedudukan, serta alamat SP/SB
b. Nama, tempat kedudukan,serta alamat perusahaan
c. Nomor dan tanggal pencatataan SP/SB pada SKPD
bidang ketenagakerjaan Kabupaten / kota
d. Hak dan Kewajiban Pengusaha
e. Hak dan Kewajiban SP/SB serta pekerja/ buruh
f. Jangka waktu dan mulai berlakunya PKB
g. Tanda tangan para pihak pembuat PKB
www.pungkipurnadiassociates.com 42
ADA 4 HAL PENTING YANG DIATUR DALAM
PKB:
1.Definisi dari setiap istilah yang digunakan
2.Hal hal yang berhubungan dengan SP misalnya
keanggotaan, hak hak pengurus dan penggunaan
fasilitas perusahan oleh SP
3.Hak hak Prairogatif Perusahaan
4.Pasal pasal yang berhubungan dengan hak hak
pekerja/ buruh terutama yang berhubungan dengan
keuangan seperti gaji, tunjangan kesehatan, uang
makan,uang transport dan tunjangan tunjangan lain
www.pungkipurnadiassociates.com 43
BAGAIMANA BILA PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB
TIDAK SELESAI DALAM WAKTU YANG DISEPAKATI
DALAM TATIB
• Kedua belah pihak dapat menjadwal kembali perundingan
dalam waktu 30 hari setelah perundingan gagal.
• Apabila perundingan masih belum selesai dalam waktu
yang disepakat dalam TATIB dan penjadwalan maka para
pihak harus membuat pernyataan secara tertulis bahwa
perundingan tidak dapat diselesaikan pada waktunya yang
memuat:
a. Materi PKB yang belum dicapai kesepakatan
b. Pendirian para pihak
c. Risalah perundingan
d. Tempat, tanggal, dan tanda tangan para pihak
www.pungkipurnadiassociates.com 44
TATA CARA AGAR SP/SB YANG ADA DIPERUSAHAAN
DAPAT MEWAKILI PEKERJA/BURUH DALAM
PERUNDINGAN PKB DENGAN PENGUSAHA
• SP/SB Tersebut harus mendapat dukungan lebih
dari 50% dari jumlah seluruh pekerja atau
buruh di perusahaan melalui pemugutan suara
• Pemungutan suara diselenggarakan oleh panitia
yang terdiri dari pengurus SP/SB dan wakil wakil
pekerja/buruh yang bukan anggota SP/SB
• Dalam waktu 30 hari setelah pembentukan
panitia mengumumkan hasil pemungutan suara

www.pungkipurnadiassociates.com 45
TATA CARA AGAR SP/SB YANG ADA DIPERUSAHAAN
DAPAT MEWAKILI PEKERJA/BURUH DALAM
PERUNDINGAN PKB DENGAN PENGUSAHA – CONT’
• Pemungutan suara dapat dilakukan paling cepat 7 hari
setelah pemberitahuan pemungutan suara oleh panitia
• Panitia memberi tahukan tanggal pelaksanaan
pemungutan suara kepada pejabat dari instasi yang
menyelengarakan urusan pemerintahan dibidang
ketenagakerjaan dan kepada pengusaha untuk
menyaksikan pelaksanaan pemungutan suara
• Tempat dan waktu pemungutan suara ditetapkan oleh
panitia dengan mempertimbangkan jadwal kerja
pekerja/buruh agar tidak menggangu proses produksi

www.pungkipurnadiassociates.com 46
BILA BEBERAPA PERUSAHAAN TERGABUNG DALAM
SATU GRUP DAN MASING MASING PERUSAHAAN
PUNYA BADAN HUKUM SENDIRI
 PKB dibuat dan dirundingkan oleh masing
masing pengusaha dan SP/SB masing masing
perusahaan

www.pungkipurnadiassociates.com 47
BILA BEBERAPA PERUSAHAAN TERSEBUT
HANYA MEMILIKI 1SP/1SB

• PKB dibuat dan dirundingkan oleh beberapa


perusahaan dengan 1 SP / SB tersebut

www.pungkipurnadiassociates.com 48
BILA BEBERAPA PERUSAHAAN TERSEBUT
PUNYA LEBIH DARI 1 SP / SB

• PKB dibuat dan dirundingkan oleh beberapa


perusahaan dengan beberapa SP/SB tersebut

www.pungkipurnadiassociates.com 49
BAGAIMANA BILA DALAM PERUNDINGAN DALAM
PEMBUATAN PKB TIDAK MENCAPAI KESEPAKATAN

• Salah satu pihak atau kedua belah pihak mencatatkan kepada


instansi yang menyelenggarakan urusan dibidang
ketenagakerjaan untuk diselesai kan
• Penyelesaian oleh instasi sesuai mekanisme PPHI (UU NO 2
Tahun 2004)
• Instasi menyelesaikan perselisihan PKB tersebut berdasarkan
kesepakatan tertulis dari SP/SB yang menjadi perunding
dengan pengusaha yang memuat syarat – syarat:
a. Pihak pihak yang melakukan perundingan
b. Wilayah kerja perusahaan
c. Tempat, tanggal dan tanda tangan para pihak
www.pungkipurnadiassociates.com 50
BILA SALAH SATU PIHAK ATAU KEDUA BELAH PIHAK
TIDAK DAPAT MENERIMA ANJURAN MEDIATOR

• Salah satu atau kedua belah pihak dapat


mengajukan gugatan ke Pengadilan PHI
didaerah hukum tempat pekerja/buruh
bekerja

www.pungkipurnadiassociates.com 51
BAGAIMANA BILA DAERAH HUKUM TEMPAT
PEKERJA/BURUH BEKERJA MELEBIHI SATU DAERAH
HUKUM PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (PHI)

• Gugatan diajukan ke PHI yang daerah


hukumnya mencakup domisili perusahaan

www.pungkipurnadiassociates.com 52
PERUBAHAN PKB
 Bila SP/SB dan pengusaha akan melakukan
perubahan PKB yang sedang berlaku, maka
perubahan tersebut harus berdasar
kesepakatan.
 Perubahan dimaksud merupakan bagian tidak
terpisahkan dari PKB yang sedang berlaku

www.pungkipurnadiassociates.com 53
SIAPA YANG MENANDA TANGANI PKB

 Direksi / Pimpinan perusahaan, Ketua dan


Sekretaris SP/SB diperusahaan
 Bila PKB ditanda tangani oleh wakil direksi /
wakil Pimpinan Perusahaan, harus
melampirkan surat kuasa Khusus.

www.pungkipurnadiassociates.com 54
MASA BERLAKU PKB
 2 Tahun terhitung sejak ditanda tangani atau diatur
lain dalam PKB
 Bila perundingan PKB belum tercapai kesepakatan,
maka dalam waktu 30 hari masa berlaku PKB
berakhir, dapat diperpanjang satu kali paling lama
satu tahun dengan kesepakatan para pihak
 Bila tetap belum tercapai kesepakatan dan masa
berlaku Perpanjangan PKB telah habis, maka PKB
yang berlaku adalah PKB sebelumnya, sampai PKB
baru disepakati
www.pungkipurnadiassociates.com 55
PENDAFTARAN PKB
 1. pengusaha mendaftarkan PKB pada Instansi
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang ketenagakerjaan
 2. Pendaftaran PKB maksudnya adalah :
a. sebagai alat monitoring dan evaluasi
pengaturan syarat syarat kerja yang dilaksanakan
diperusahaan
b. sebagai rujukan utama dalam hal terjadi
perselisihan pelaksanaan PKB
www.pungkipurnadiassociates.com 56
PENDAFTARAN PKB – cont’
 3. pengajuan pendaftaran PKB harus melampirkan
naskah PKB yang telah ditanda tangani oleh pengusaha
dan SP/SB diatas materai cukup, menggunakan format
lampiran 5 Permenaker No 28 tahun 2014
 4. pejabat yang wenang meneliti kelengkapan
persyaratan formal dari materi naskah PKB
 5. bila terpenuhi kelengkapan persyaratanya pejabat
tersebut wajib menerbitkan SK Pendaftaran PKB dalam
waktu paling lama 4 hari kerja sejak diterimanya
permohonan pendaftaran

www.pungkipurnadiassociates.com 57
PENDAFTARAN PKB – cont’
 6. bila persyaratan pengajuan pendaftaran PKB tidak
terpenuhi dan atau terdapat materi PKB yang
bertentangan dengan perarturan perundang undangan
pejabat yang berwenang menyampaikan kepada para
pihak agar memenuhi persyaratan dan atau
memperbaiki materi PKB yang bertentangan dengan
peraturan Perundang undangan
 7. bila para pihak tetap bersepakat seperti tersebut
diatas , pejabat yang bertanggung jawab dibidang
ketenaga kerjaan memberi cacatan pada SK Pendaftaran

www.pungkipurnadiassociates.com 58
PENDAFTARAN PKB – cont’
 8.catatan tersebut memuat pasal pasal yang
bertengtangan dengan UU ketenaga kerjaan
 9. Pengusaha, SP/SB dan Pekerja/buruh wajib
melaksanakan ketentuan yang ada dalam PKB
 10. Pengusaha dan SP/SB wajib memberi
tahukan isi PKB atau perubahannya pada
seluruh pekerja/buruh

www.pungkipurnadiassociates.com 59
SANKSI
Barang siapa melanggar ketentuan sebagai mana dimaksud
dalam permenaker no 28 tahun 2014 pasal 2(1) yang
berbunyi:”Pengusaha yang memperkerjakan pekerja
/buruh sekurang kurangnya 10 orang wajib membuat PP”

Pasal 11 (1) yang berbunyi: “dalam hal diperusahaan


sedang dilakukan perundingan pembuatan PKB dan masa
berlaku PP telah berakhir, maka pengusaha dapat
mengajukan permohonan perpanjangan masa berlaku PP”

www.pungkipurnadiassociates.com 60
SANKSI – cont’
Dikenakan Sanksi sesuai undang undang Ketenagakerjaan no 13
tahun 2003:
 Pasal 108 (1) : pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh sekurang kurangnya 10 orang wajib membuat
PP
 Pasal 111 (3) : masa berlaku PP paling lama 2 tahun dan wajib
diperbaharui setelah habis masa berlakunya
 Pasal 114 : Pengusaha wajib memberitahukan dan
menjelaskan isi serta memberikan naskah PP atau
perubahannya kepada pekerja atau buruh
 Dikenakan sanksi pidana denda paling sedikit
Rp.5.000.000(Lima Juta Rupiah) dan paling banyak
Rp.50.000.000(Lima Puluh Juta Rupiah)
www.pungkipurnadiassociates.com 61
 Tindak Pidana tersebut merupakan tindak pidana pelanggaran
Sampai Jumpa Lagi
YOGYAKARTA, 20 April 2018
PENYAJI
HERMELIEN YUSUF,S.H
www.pungkipurnadiassociates.com 62

Anda mungkin juga menyukai