03/24/2020
DIARE ANAK
DIARE ANAK
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
PREVALENSI lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya 3 kali atau lebih) dalam 1 hari (Depkes RI, 2011).
PATOFISIOLOGI Diare adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi feces lebih cair dengan
frekuensi >3 kali sehari, Kecuali pada neonatus (bayi < 1 bulan) yang mendapatkan
ASI biasanya buang air besar dengan frekuensi lebih sering (5-6 kali sehari) dengan
KLASIFIKASI
konsistensi baik dianggap normal (Riskesdas, 2018).
MANIFESTASI
DIARE ANAK
Alergi Imunodefisiensi
DEFINISI
ETIOLOGI
Keracunan Malabsorbsi
EPIDEMIOLOGI
PREVALENSI
PATOFISIOLOGI
Infeksi Bakteri Infeksi Virus/Parasit
KLASIFIKASI
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PREVALENSI
PATOFISIOLOGI Menurut data dari WHO tahun 2013, diare masih menjadi
penyebab kematian terbesar kedua pada balita. Tiap tahunnya
diare menyebabkan kematian pada 760.000 balita di seluruh
KLASIFIKASI dunia (Prajnyaswari & Putri, 2018).
MANIFESTASI
Prevalensi Diare Pada Balita Menurut
DIARE ANAK Provinsi Tahun 2013-2018
DEFINISI
ETIOLOGI
Pada tahun 2018
EPIDEMIOLOGI terjadi
peningkatan
signifikan diare
pada balita di
PREVALENSI setiap provinsi.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
MANIFESTASI
(Riskesdas, 2018)
Prevalensi Diare Pada Balita di Provinsi
DIARE ANAK Jawa Timur Tahun 2013-2018
DEFINISI
ETIOLOGI
Pada tahun
2018 terjadi
peningkatan
EPIDEMIOLOGI rata-rata
diare pada
tiap kab/kota
di provinsi
PREVALENSI jawa timur.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
DEFINISI
ETIOLOGI
Prevalensi diare
terbesar ada pada
data kelompok
EPIDEMIOLOGI umur 1-4 tahun
dengan persentase
sebesar 11,5%
menurut diagnosis
PREVALENSI dan 12,8%
menurut diagnosis
atau gejala.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
MANIFESTASI
(Riskesdas, 2018)
Prevalensi Diare Pada Balita Menurut
DIARE ANAK Karakteristik Tahun 2018
DEFINISI
ETIOLOGI
Prevalensi diare
terbesar ada pada
data kelompok
EPIDEMIOLOGI umur 12-23 bulan
dengan persentase
sebesar 15%
PREVALENSI menurut diagnosis
dan 16,6%
menurut diagnosis
atau gejala.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
MANIFESTASI
(Riskesdas, 2018)
DIARE ANAK
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PREVALENSI
DIARE SEKRETORIK
ETIOLOGI Karena meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus
akibat penurunan absorbsi. Secara klinis, yang khas pd diare
ini adalah diare dg jumlah yang sangat banyak, diare ini
akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan
EPIDEMIOLOGI atau minum. Diare ini biasanya disebabkan enterotoksin pd
infeksi Vibrio chlorea atau E. Coli (Sweetser, 2012)
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
MANIFESTASI
DIARE ANAK
MANIFESTASI
DIARE ANAK
Konsistensi tinja
Berat badan Turgor kulit ≥ 2 Anak tampak encer berlendir
menurun, nafsu detik, mulut dan gelisah dan suhu atau berdarah
DEFINISI makan kulit menjadi badannya (Enterohemorrhagi
menurun, mata kering meningkat c E. Coli)
cekung
ETIOLOGI
Riwayat &
Pemeriksaan Fisik
TATALAKSANA Diare Akut (<14 Diare Kronik
hari) (>14 hari)
Kemungkinan penyebab:
a. Infeksi usus
b. Penyakit radang usus
TATALAKSANA c. Malabsorpsi
Riwayat dan
pemeriksaan
d. Tumor hormonal sekretorik
fisik
f. Gangguan motilitas
TERAPI NON
FARMAKOLOGI Pilih studi diagnostik yang sesuai
Sebagai contoh,
a. Kultur tinja / ova / parasit / WBC / RBC / lemak
b. Sigmoidoskopi
TERAPI
c. Biopsi usus
FARMAKOLOGI
S-O-A-P
DIARE ANAK
S-O-A-P
●
Difenoxin e de tik
Antimotil
DIARE ANAK itas
TATALAKSANA
Contoh
Obat :
TERAPI NON Diphenoxylate
FARMAKOLOGI Loperamide
Difenoxin
Mekanisme Kerja
Obat antiperistaltic
memperpanjang waktu
TERAPI feses berada di dalam
usus, sehingga
FARMAKOLOGI mengurangi jumlah cairan
yang hilang dalam feses.
S-O-A-P
DIARE ANAK
TATALAKSANA
S-O-A-P
A to z drug fact
DIARE ANAK
Loperamide
TATALAKSANA
Rute / Dosis:
Diare Akut
DEWASA: PO 4 mg diikuti oleh 2 mg
setelah BAB; tidak melebihi 16 mg / 24
TERAPI NON jam.
FARMAKOLOGI Efek samping : ANAK-ANAK:
8-12 th (> 30 KG): 2 mg (3 kali sehari).
Nyeri perut; distensi 6-8 th (20-30 KG): 2 mg bid
atau ketidaknyamanan; 2-5 th (13-20 KG): Hari pertama: 1 mg
tid. Dapat menurun untuk
sembelit; mual; muntah; menyesuaikan status gizi dan hidrasi
TERAPI
mulut kering. setelah 24 jam; biasanya 0,1 mg / kg
FARMAKOLOGI setelah setiap BAB tetapi tidak
melebihi rekomendasi dosis total hari
pertama pada hari apa pun.
Diare kronis
DEWASA: PO 4-8 mg bid/qid
S-O-A-P
DIARE ANAK Menyerap
Mekanisme
Mekanisme Kerja
Menyerap kelebihan
Kerja
kelebihan cairan
cairan dalam
dalam
tinja
tinja dan meningkatkan pembentukan
dan meningkatkan pembentukan
tinja.
tinja. Contoh
Contoh Obat
Obat ::
Hati-hati
Hati-hati dalam
dalam penggunaan obat
obat ini,
penggunaanKaolin-Pektin:
ini,
karena Kaolin-Pektin: Guanistrep,
Guanistrep,
karena dapat
dapat menyerap
menyerap nutrisi
nutrisi dan
dan
obat
obat lain
lain sehingga
sehingga dapat menurunkanKoltin,
dapat menurunkan Koltin, Dianos
Dianos
efektivitasnya Attapulgit:
efektivitasnya Attapulgit: Biodiar,
Biodiar,
Entrostop,
Entrostop, Akita
Akita
Adsorbe
TATALAKSANA n
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
TERAPI
FARMAKOLOGI
S-O-A-P
DIARE ANAK
Guanistrep
TATALAKSANA
Dosis:
Kontraindikasi :
Bayi : 6-12 bulan :
Hipersensitif,
TERAPI NON Indikasi : sehari 1x 1 sendok
Penderita obstruksi
FARMAKOLOGI Untuk pengobatan takar
usus, Penderita
simtomatik pada Anak 1-3th : sehari
yang harus
diare karena 2x 1 sendok takar
menghindari konsti
penyebab yang Anak 3-10 th :
TERAPI pasi
tidak diketahui sehari 2-3x 2
FARMAKOLOGI
secara jelas sendok takar
Efek Samping :
Dewasa : 3-4x 2
Hampir tidak ada
sendok takar
S-O-A-P
DIARE ANAK
Entrostop
TATALAKSANA
Dosis :
Dewasa dan
anak-anak > 12
TERAPI NON tahun : 2 tablet Kontraindikasi
Indikasi :
FARMAKOLOGI setiap diare, : Hipersensitif
Untuk
maksimal 12 terhadap
mengurangi Efek Samping :
tablet dalam 24 attapulgitte dan
keluhan pada jam. Konstipasi
pectin,
TERAPI diare non Anak-anak 6-12 penderita
FARMAKOLOGI spesifik tahun : 1 tablet
konstipasi.
setiap kali diare,
maksimal 6 tablet
dalam 24 jam
S-O-A-P
DIARE ANAK
TATALAKSANA
Mekanisme kerja :
Meningkatkan
absorbsi usus terhadap Contoh obatnya :
TERAPI NON Antisecretory cairan dan elektrolit Bismuth subsalicylate,
FARMAKOLOGI dimana efeknya yaitu Octreotide
dapat menyebabkan
berkurangnya diare
TERAPI
FARMAKOLOGI
S-O-A-P
DIARE ANAK
Bismuth subsalicylate
TATALAKSANA
Rute / Dosis
DEWASA: PO 2 tablet (masing-masing 262
mg) atau 30 ml suspensi q 30-60 menit prn
TERAPI NON (maksimum 8 dosis / hari).
ANAK 9-12 th: PO 1 tablet atau 15 ml suspensi
FARMAKOLOGI
q 30 hingga 60 menit prn (maksimum 8 dosis /
hari).
ANAK 6-9 th: tablet PO atau suspensi 10 ml q
30 hingga 60 menit prn (maksimum 8 dosis /
TERAPI
hari).
FARMAKOLOGI ANAK 3–6 th: tablet PO atau suspensi 5 ml q
30 hingga 60 menit prn (maksimum 8 dosis /
hari).
ANAK <3 YR: Konsultasikan dengan dokter.
S-O-A-P
DIARE ANAK
Probiotik
TATALAKSANA
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
TERAPI
FARMAKOLOGI
S-O-A-P
S-O-A-P
Amin., 2015.
DIARE ANAK
Antibiotik Mekanisme Kerja
Gol Fuoroquinolone Memasuki bakteri dengan cara difusi pasif melalui kanal protein terisi air pada
membran luar.kemudian menghambat replikasi DNAgirase (topoisomerase II)
dan topimerase IV selama pertumbuhan dan reproduksi bakteri.Pengikatan
quinolone pada enzim dan DNA membentuk komplek 3 molekul yang
TATALAKSANA menghambat langkah releasing dan dapat menyebabkan kematian sel dengan
menginduksi pembelahan DNA.
Metronidazole Berinteraksi dengan DNA menyebabkan hilangnya struktur DNA heliks dan
kerusakan rantai DNA mengakibatkan penghambatan sintesis protein dan
TERAPI NON kematian sel pada organisme yang rentan.
FARMAKOLOGI
Tetracyline Memasuki bakteri dengan cara difisi pasif maupun oleh mekasisme protein
pengankut tergantung energi yang menuju membran sitoplasma dalam bakteri
dengan memekatkan tetrasiklin secara intraseluler. Tetrasiklin berikatan secara
TERAPI reversible dengan subunit 30s pada ribosom bakteri hingga menghalangi akses
aminoacyl-tRNA menuju komplek m-RNA ribosom pada lokasi aseptor.
FARMAKOLOGI Sehingga sintesis bakteri terhambat.
Erytromycin Menghambat sintesis protein kuman dengan cara berikatan secara reversible
dengan ribosom subunit 50S bakteri sehingga memblok ikatan tRNA dan
mencegah translokasi .
S-O-A-P
TATALAKSANA
TERAPI NON
FARMAKOLOGI S-O-A-P
TERAPI
FARMAKOLOGI
S-O-A-P
PROFIL PASIEN
No. RM 12.80.XX.XX
Nama/ umur An. M.R./ 2th (L/P)
BB/ TB/ LPT 9.7 kg/ 91.0 cm/0.497 m2
Alamat Gresik
Riwayat Alergi Tidak ada
Alasan MRS Rujukan Diare
Riwayat Penyakit TB paru tuntas pengobatan (November 2019), melena
Tgl MRS/KRS 20 Februari 2020/ belum
Status Pasien Umum
Nama dokter Prof. Dr. HSMS. Dr. Sp A (K)
Nama Apoteker Heidi, S.Farm
PERKEMBANGAN DIAGNOSA
20 – Februari - 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia
21 – Februari – 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia
22 – Februari - 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia
23 – Februari – 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia
24 – Februari - 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia
25 – Februari – 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia + Underweight + Severely Wasted
26 – Februari – 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia
27 – Februari - 2020 ●
Prolonged Diarrhea + Hipoalbumin + Hiponatremia + Hipokalsemia
PROFIL TERAPI
Tanggal Pemberian Obat
No 20/ 21/ 22/ 23/ 24/
Nama Obat dan dosis regimen
. 2 2 2 2 2 25/2/20 26/2/20 27/2/20
/20 /20 /20 /20 /20
Infus KAEN 3B 1000mL (500mL/12 500mL/ 24 500mL/ 24 500mL/ 24
1. √ √ √ √ √
jam); IV jam jam jam
Infus NaCl 15% 5mL/24 jam
2. √ √
(bersama KAEN)
Injeksi Ca Glukonas 10% 10mL 1x
3. √
IV/8 jam
Transfusi albumin 20% 20mL/24 jam
4. √
IV
Injeksi Metranidazole 100mg/ 8 jam
5. √ √ √ STOP
IV
Probiotik (Lacto-B)1 sachet/ 12 jam
6. √ √ √ √ √ √ √ √
a.c; Per Oral
Zinc 20 mg syrup/ 24 jam ac; Per
7. √ √ √ √ √ √ √ √
Oral
Parasetamol 120 mg/ 5 mL sirup;
8. prn prn prn prn Prn prn prn prn
Per Oral; Obat pada pasien (prn)
DATA PENUNJANG
-Riwayat Infus RL, Injeksi Santagenik, Injeksi Ondansentron, Smecta, Renalit,
pengobatan: Infusi PZ
-Hasil RO/ USG Radiologi FOB tidak ada kelainan
CT scan/ MRI
-Hasil Kultur : Advis: Urine lengkap (20/02/2020) namun tidak direalisasikan
FL, FL Patologi menggunakan data lab RS. Danisa
DATA KLINIK
Tanggal
DATA KLINIK
No.
(yang penting) 20/2/20 21/2/20 22/2/20 23/2/20 24/2/20 25/2/20 26/2/20 27/2/20
1. Suhu (36-37oC) 36,9-27,4 37,0-39,0 37,2-38,4 37,0-38,9 37,1-39,2 36,5-38,4 36,3-38,5 37,3-38,7
2. Nadi (60-105x/ menit) 120-132 90-132 108-140 118-132 98-145 116-153 113-135 111-139
3. RR (12-20x) 20-28 20-24 20-26 20-24 21-22 20-24 22-24 24
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4. Tek. Darah (mmHg) 110/70 110/70
data data data data data data
5. SpO2 (%) 96-99 96-99 90-98 96-98 96-98 90-98 84-98 96-98
6. Nyeri (WBFs) 0 0 0 0 0 0 0 0
7. Diare 20x 8x 5x 5x 5x 5x 5x 3x
DATA LABORATORIUM
Tanggal
DATA
No. LABORATORIUM Nilai Normal 20/2/2 23/2/2 24/2/2
DATA LAB Nilai Normal 20/2/20
(yang penting) 0 0 0
Darah Lengkap Urine Lengkap
1. Hb (10,5-14,0 g/dL) 10,1 SG 1,005
2. Leukosit (5-14,5 x 103 /μL) 9130 pH (4-9) 5
(150-450 x
3. Trombosis 131000 Warna Kuning jernih
103/μL)
4. K (3,7-5,6 mEq/L) 3,9 Feses Lengkap
Warna Kuning
5. Na (136-145 mEq/L) 128 128
lembek
6. Cl (95-105 mEq/L) 97 Eritrosit (0-4/HPF) 6,8
7. Ca (8,7-9,8 mEq/L) 6,7 6,7 WBC (0-4/HPF) 6-8
(0,12-1,06
8. SCr 0,41
mg/dL)
(90-150
9. CCr 45,35
ml/menit)
10. SGOT (20-60 U/L) 16
11. SGPT (6-45 U/L) 5
12. Albumin (3,7-5,5 g/dL) 1,9 2,4
Andropoulos, D.B.,2012; Pagana, Pagana, Pagana,
DFP 2 – Lembar Pengkajian Obat
Rekomendasi/ Tindak
Kode Masalah Uraian Masalah
Saran Lanjut
S= Pasien gizi buruk tanpa edema. P = Konsultasi I=
O = Pasien telah diterapi untuk mengatasi hipoalbumin dengan dengan dokter Konsultasi
transfusi albumin 1x (21/2/20), namun Albumin pasien pada untuk dilakukan dengan
(24/2/20) masih rendah. Pasien telah diberikan nutrisi yang pemeriksaan dokter.
dibutuhkan oleh bagian gizi dan dokter. albumin.
A = Pasien dapat diberikan albumin lagi bila terlihat gejala fisik
(seperti edema). Perlu memantauan kadar albumin.
S = Pasien lemas. P = Rekomendasi I=
O = Pasien telah diterapi untuk mengatasi hipokalsemi dengan pada dokter Konsultasi
1b Ada indikasi, Ca Glukonas 1x (20/2/20), namun Ca ++ pasien pada (23/2/20) penambahan dengan
tidak ada terapi masih rendah. terapi Ca dokter.
7 Lama A = Perlu penegakan diagnosa penyebab diare dan dilakukan Glukonas
pemberian terapi yang sesuai agar Ca++ meningkat secara otomatis. Pasien
dapat diberikan terapi Ca Glukonas lagi dan dipantau kadar Ca +
+
hingga stabil.
DFP 2 – Lembar Pengkajian Obat
Rekomendasi/ Tindak
Kode Masalah Uraian Masalah
Saran Lanjut
S= Pasien lemas P = Konsultasi I=
O = Pasien telah diterapi KAEN 3B + NaCl 15% untuk dengan dokter Konsultasi
mengatasi hiponatremi (21/2/20). Natrium yang dan perawat dengan
diberikan excess namun data menunjukkan tidak ada terkait dokter dan
perbaikan nilai natrium (23/2/20). Pemberian volume pemeriksaan perawat.
KAEN diturunkan dan NaCl 15% dihentikan. kadar Natrium
A = Perlu penegakan diagnosa penyebab diare dan pasien.
dilakukan terapi yang sesuai agar Na+ meningkat secara
otomatis. Perlu penilaian SE kadar Natrium ulang.
Potensi terjadi hipernatremia.
Perhitungan Natrium
Perhitungan Kebutuhan Awal:
• (154mEq-128mEq) : (0,6x9,7 kg+1 L) = 3,8 mEq/ L dalam 24 jam
• 3,8 mEq/L / 24 jam = 0,16 mEq/ L jam.
• 1000 mL/ 24 jam = 41,6 mL/ jam
Perhitungan Defisit Natrium
• Serum Natrium = 128 mEq/ L
• BB = 9,7 kg
Defisit natrium = (135 - serum Na) x 0,6 x BB (kg)
= (135-128) x 0,6 x 9,7 kg
= 40,7 mEq/L
Cairan yang diberikan pada pasien adalah Cairan KA-EN 3B mengandung
Natrium sebanyak 50 mEq/L
Selisih kebutuhan natrium dan cairan yang masuk
40,7 – 50,0 = 9,3 mEq/L (Pemberian Natrium Excess)
Perhitungan Natrium
Karena serum Natrium pasien belum naik, maka ditambahkan NaCl 15% 5 mL.
Perhitungan kebutuhan:
• (2560 mEq-128mEq) : (0,6x9,7 kg+0,005 L) = 417,5 mEq/ L dalam 24 jam
• Maksimum kenaikan Natrium per hari adalah 12 mEq/ L, sedangkan KAEN 3B di
awal telah menaikkan 3,8 mEq/L dalam 24 jam.
• 12mEq/L - 3,8 mEq/L = 8,2 mEq/ L dalam 24 jam.
• Laju NaCl 15% = 8,2 mEq/L x 5 mL : 417,5 mEq/ L = 0,098 mL/ 24 jam
• Laju NaCl 15% = 0,049 mL/12 jam.
• Cairan yang diberikan pada pasien adalah Cairan KA-EN 3B mengandung Natrium
sebanyak 50 mEq/L dan cairan NaCl 15% 5 mL mengandung Natrium sebanyak
2,56 mEq/L sehingga total Natrium yang masuk ke tubuh sebesar 52,56 mEq/L
Perhitungan Defisit Natrium
• Serum Natrium = 128 mEq/ L
• BB = 9,7 kg
Defisit natrium = (135 - serum Na) x 0,6 x BB (kg)
= (135-128) x 0,6 x 9,7 kg
= 40,7 mEq/L
Cairan yang diberikan pada pasien adalah Cairan KA-EN 3B mengandung
Natrium sebanyak 50 mEq/L dan NaCl 15% mengandung 2560 mEq/L.
Selisih kebutuhan natrium dan cairan yang masuk
40,7 – 2610,0 = 2569,3 mEq/L (Pemberian Natrium Berlebih)
DFP 2 – Lembar Pengkajian Obat
Rekomendasi/ Tindak
Kode Masalah Uraian Masalah
Saran Lanjut
S= Pasien mengalami diare. P = Konsultasi I=
O = Pasien diberikan Probiotik 1 sachet/ 12 jam a.c. dengan dokter Konsultasi
20/ 21/ 22/ 23/ 24/ 25/ 26/ 27/
untuk dengan
2 2 2 2 2 2 2 2 meningkatkan dokter dan
Tanggal /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 frekuensi ahli gizi.
sian penggunaan
g
4 Interval probiotik untuk
Frek diare
Pemberian Namun pada20x 8x
realitas, 5x 5x
keluarga 5x
pasien 5x 5x
memberikan 3x
diare
probiotik 1 kali sehari 1 sachet saja.
A = Perlu penegakan diagnosa penyebab diare dan
dilakukan terapi yang sesuai agar frekuensi diare
menurun secara otomatis. Dosis Probiotik untuk diare
dapat disesuaikan 1 sachet 3-4 kali sehari bila tidak ada
perbaikan (MIMS Online, 2020); (DiPiro, 2015)
DFP 2 – Lembar Pengkajian Obat
Rekomendasi/ Tindak
Kode Masalah Uraian Masalah
Saran Lanjut
S = Pasien mengalami diare hingga 27 Februari 2020. P= I=
Pasien memiliki riwayat TB paru tuntas pengobatan Rekomendasi Konsultasi
(November 2019). pada dokter dengan
O = Advis dilakukan Kultur Urine Lengkap namun tidak pemeriksaan dokter.
dilakukan. Pasien diberikan infus Metronidazole dari RS. rapid test dan/
Danisa dan RSUD Dr. Soetomo total 6 hari dan sudah atau kultur
7 Lama
dihentikan. Tidak tampak tanda SIRS pada pasien lewat darah.
Pemberian
data WBC.
A = Perlu peninjauan penyebab diare pasien. Melihat
riwayat penyakit TB paru dan prolonged diare, dapat
dicurigai perlunya pemeriksaan rapid test (HIV).
Penyebab diare dapat dicari dengan kultur darah untuk
penggunaan antibiotik yang tepat.
DFP 3 – ESO Potensial
Evaluasi
Hari/ Manifestasi Nama Regime
No. Cara Mengatasi ESO
Tanggal ESO Obat n Dosis Tgl. Uraian
Menyeimbangkan
elektrolit pasien Kadar Na+ Na+(136-145) 3 hari sekali 128 - - 128 - - - -
NaCl 15%
Kadar Cl- Cl-(95-105) 3 hari sekali 97 - - - - - - -
Terapi Kalsium Ca glukonas 10% Kadar Ca2+ Ca2+ (8.7-9.8) 3 hari sekali 6.7 - - 6.7 7.3 - - -
Mengatasi
Transfusi Albumin (3.7-
hipoalbumin pada Albumin 3 hari sekali 1.9 - - - 2.4 - - -
albumin 5.5)
pasien