Anda di halaman 1dari 15

BATUBARA

KELOMPOK I

SUHARIADI
PUTRA H SILALAHI
Batubara

Batubara merupakan batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar


berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak
pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang mengakibatkan
pengkayaan kandungan karbonnya (Wolf 1984 dalam Anggayana 1999).

(Gambut , batubara muda, sub-bitumin , bitumen)


PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

PENGGAMBUTAN PEMBATUBARAAN
(PEATIFICATION) (COALIFICATION)
PENGGAMBUTAN (PEATIFICATION)
Gambut merupakan batuan sedimen organik (tidak padat) yang dapat terbakar dan
berasal dari sisa – sisa hancuran atau bagian tumbuhan yang tumbang dan mati di
permukaan tanah, pada umumnya akan mengalami proses pembusukan dan
penghancuran yang sempurna sehingga setelah beberapa waktu kemudian tidak
terlihat lagi bentuk asalnya. Pembusukan dan penghancuran tersebut pada dasarnya
merupakan proses oksidasi yang disebabkan oleh adanya oksigen dan aktivitas
bakteri atau jasad renik lainya. Jika tumbuhan tumbang disuatu rawa, yang dicirikan
dengan kandungan oksigen yang sangat rendah sehingga tidak memungkinkan
bakteri anaerob (bakteri memerlukan oksigen) hidup, maka sisa tumbuhan tersebut
tidak mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang sempurna sehingga
tidak akan terjadi proses oksidasi yang sempurna. Pada kondisi tersebut hanya
bakteri-bakteri anaerob saja yang berfungsi melakukan proses dekomposisi yang
kemudian membentuk gambut (peat). Daerah yang ideal untuk pembentukan
gambut misalnya rawa, delta sungai, danau dangkal atau daerah yang kondisi
tertutup udara. Gambut bersifat porous, tidak padat dan umumnya masih
memperlihatkan struktur tumbuhan asli, kandungan airnya lebih besar dari 75%
(berat).
PEMBATUBARAAN (COALIFICATION)
Proses pembatubaraan adalah perkembangan gambut menjadi lignit, sub-
bituminuous, bitominous, antracite. Proses pembentukan gambut dapat
berhenti karena beberapa proses alam seperti misalnya karena penurunan
dasar cekungan dalam waktu yang singkat. Jika lapisan gambut yang telah
terbentuk kemudian ditutupi oleh lapisan sedimen, maka tidak ada lagi
bahan anaerob, atau oksigen yang dapat mengoksidasi, maka lapisan
gambut akan mengalami tekanan dari lapisan sedimen. Tekanan terhadap
lapisan gambut akan meningkat dengan bertambahnya tebal lapisan
sedimen. Tekanan yang bertambah besar pada proses coalification akan
mengakibatkan menurunya porositas. Porositas dapat dilihat dari
kandungan airnya yang menurun secara cepat selama proses perubahan
gambut menjadi brown coal. Hal ini memberikan indikasi bahwa masih
terjadi proses kompaksi. Proses coalification terutama dikontrol oleh
kenaikan temperatur, tekanan dan waktu. Pengaruh temperatur dan
tekanan dipercaya sebagai faktor yang sangat dominan.
GEOLOGI BATUBARA
INDONESIA
Penyebaran endapan batubara di Indonesia ditinjau dari sudut
geologi sangat erat hubungannya dengan penyebaran formasi
sedimen yang berumur tersier yang terdapat secara luas di sebagian
besar kepulauan di Indonesia. Batubara di Indonesia dapat
dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya.

1. Pertama, batubara paleogen yaitu endapan batubara yang


terbentuk pada cekungan intramontain terdapat di Ombilin,
Bayah, Kalimantan Tenggara, Sulawesi Selatan, dan sebagainya.
2. Kedua, batubara neogen yakni batubara yang terbentuk pada
cekungan foreland terdapat di Tanjung Enim Sumatera Selatan.
3. Ketiga, batubara delta, yaitu endapan batubara di hampir
seluruh Kalimantan Timur

(Anggayana 1999).
KARAKTERISTIK BATUBARA

Warna
Kekerasan
ketergerusan (grindability)
Berat jenis (specific heat)
pecahan
Komposisi Batubara
Material Penyusun Batubara
1. Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat
dibakar/ dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya
terdiri dari karbon padat (Fixed Carbon), senyawa hidrokarbon,
total Sulfur, senyawa Hidrogen, dan beberapa senyawa lainnya
dalam jumlah kecil.
2. Non Combustible Material, yaitu Bahan atau material yang tidak
dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut
umumnya terdiri dan senyawa anorganik (Si02, A1203, Fe203,
Ti02, Mn304, CaO, MgO, Na20, K20 dan senyawa logam lainnya
dalam jumlah kecil) yang akan membentuk abu dalam batubara.
Kandungan non combustible material ini umumnya tidak
diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya
Klasifikasi Kalor batubara
Lignit= antara 4.000 dan 8.300 BTU per pon
Sub-bituminus= antara 8.300 hingga 13.000 BTU per pon
Bituminus = 10.500 sampai 15.500 BTU per pon
Antrasit= Diatas 15.500 BTU per pon
Macam – Macam Pencairan Batubara
(Liquifaksi)
Fisher Tropsch.
Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk
hidrokarbon atau disebut senyawa hidrokarbon sintetik/
sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan sebagai bahan
bakar mesin industri/transportasi atau kebutuhan produk
pelumas (lubricating oil).
Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas
hydrogen bertekanan tinggi. Reaksi ini diatur sedemikian
rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria bahan baku)
agar dihasilkan senyawa hidrokarbon sesuai yang
diinginkan, dengan spesifikasi mendekati minyak mentah.
Pencairan batubara mudah

Anda mungkin juga menyukai