Anda di halaman 1dari 25

KONSTIPASI

Disusun Oleh :

Dyah Aji Sofyaningtyas (175010145)


Farikhatul Haniah (175010146)
Siti Nurrohmah (175010147)
Samsiah (175010148)
Zumi Agustina (175010149)
Imro’atul Malina (175010150)
Siti Nadhiroh (175010151)
Citra Dewi (175010152)
KASUS 1
Seorang pasien Ny. D berumur 50 th datang ke Apotek
mengeluhkan susah BAB selama 2 hari, biasanya pasien
BAB sehari sekali. Dua hari lalu pasien sedang
mengkonsumsi antasida karena asam lambungnya. Pasien
mengeluhkan kembung dan perut terasa penuh.
Sebelumnya pasien pernah mengalami hal yang sama dan
mengeluhkan tidak nyaman menggunakan microlax. Sejauh
ini pasien mengikuti diet ketat karena keinginan tampil lebih
baik. Pilihkan obat yang tepat yang dapat diberikan ke
pasien.?

1
PENYELESAIAN KASUS

Konsitipasi yang terjadi pada pasien merupakan


efek samping dari antasida yang dikonsumsi untuk
mengatasi maag dari pasien, konstipasi juga dapat
terjadi karena kekurangan asupan serat karena diet
yang dijalani pasien dan kurangnya berolahraga.
Untuk terapi obat pencahar dapat digunakan
Magnesium hidroksida dimana Mg(OH)2 merupakan
terapi untuk mengatasi konstipasi atau sembelit
dan sakit maag.

• Magnesium hidroksida bekerja dengan cara


menetralkan asam lambung sehingga dinding
lambung terlindungi dan meningkatkan gerakan
usus serta melunakkan feses
2
KASUS 2


Seorang ibu datang ke Apotek mengeluhkan anaknya
yang sudah 3 hari susah BAB. Kebiasaan makan anak
susah makan sayur, dan selalu minum minuman
bersoda. Ibu meminta untuk diberikan obat yang dapat
mengatasi dengan segera karena anak belom diberikan
obat.

….Penyelesaian
Pasien diberi BISAKODIL PARREKTAL, karena efek kerjanya
kurang lebih 30 menit.
Dosis : BISAKODIL PARREKTAL 10 mg saat pagi

3
DEFINISI GEJALA
ada beberapa tanda dan gejala yang umum
KONSTIPASI


ditemukan pada sebagian besar atau terkadang
Sembelit atau konstipasi beberapa penderita sembelit sebagai berikut:
• Perut terasa begah, penuh dan kaku
merupakan keadaan • Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu,
tertahannya feses (tinja) cepat lelah
dalam usus besar pada • Perubahan konsistensi feses menjadi lebih
keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih
waktu cukup lama sedikit daripada biasanya
karena adanya kesulitan • Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika
dalam pengeluaran. Hal air besar, pada saat bersamaan tubuh
berkeringat dingin, dan terkadang harus
ini terjadi akibat tidak mengejan atupun menekan- nekan perut
adanya gerakan terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan
peristaltik pada usus dan membuang feses ( bahkan sampai
mengalami ambeien/wasir )
besar sehingga memicu • Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak
tidak teraturnya buang plong, dan seperti terganjal sesuatu disertai
air besar dan timbul rasa sakit sehingga pada saat duduk tersa
tidak nyaman
perasaan tidak nyaman • Lebih sering buang angin yang berbau lebih
pada perut (Akmal, dkk, busuk daripada biasanya
2010). • Terjadi penurunan frekuensi buang air besar
atau kesulitan defekasi. 4
ANATOMI GASTROINTESTINAL

Mulut --> Faring --> Esofagus --> lambung --> usus halus
--> pankreas --> hati --> usus besar
5
7
EMPAT GERAKAN
USUS HALUS
• Pergerakan massa
• Gerakan mencampur
(haustrasi)
• Gerakan peristaltik
• Gerakan segmentasi

6
KONSEP YANG SALAH TENTANG DEFEKASI

▪ Frekuensi defekasi <3x


seminggu
▪ Defekasi dengan tinja yang
keras
▪ Teraba massa tinja pada perut
kiri bawah
▪ Teraba tinja yang keras pada
7
pemeriksaan colok dubur
TANDA & GEJALA

▪ Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku


▪ Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih
gelap
▪ Pada saat BAB tinja sulit dikeluarkan atau dibuang
▪ Menurunnya frekuensi BAB
▪ Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang
lebih busuk daripada biasanya
▪ Terkadang mengalami mual dan muntah jka sudah
parah 8
JENIS KONSTIPASI

PRIMER
Konstipasi primer, merupakan jenis konstipasi
dimana penyebab dasarnya tidak dapat SEKUNDER
ditentukan seperti pasien yang cenderung Konstipasi sekunder, merupakan
mengalami feses yang keras pada gerakan yang konstipasi dimana penyebab
normal, dan mortilitas kolon menurun sehingga dasarnya dapat ditentukan seperti
menyebabkan menurunnya frekuensi buang air pola makan yang buruk,
besar dan feses yang keras. penyalahgunaan obat pencahar, dan
gangguan hormonal, dll.
9
ETIOLOGI
• Life style merupakan penyebab konstipasi yang
dipengaruhi dari gaya hidup atau kebiasaan,
contohnya seperti pola makan yang buruk • Gangguan hormon. Beberapa jenis
seperti kurang mengkonsumsi serat dan kurang hormon berfungsi menyeimbangkan
minum air dan jarangnya berolah raga. cairan dalam tubuh. Gangguan pada
• Drug induced atau efek samping hormon ini dapat membuat cairan
mengkonsumsi obat yang dapat mengakibatkan dalam tubuh tidak stabil sehingga
konstipasi contohnya obat antasida, memicu terjadinya konstipasi.
antikonvulsan, antagonis kalsium, diuretik, Beberapa kondisi yang dapat
suplemen besi obat untuk penyakit parkinson, menimbulkan gangguan ini, antara lain
dan obat antidepresan. adalah diabetes, hiperparatiroidisme,
• Ganguan saraf. Gangguan ini menghambat kehamilan, atau hipotiroidisme.
pergerakan tinja melalui usus, dan biasanya • Mengabaikan keinginan untuk buang air
terjadi pada penderita penyakit Parkinson, besar serta gangguan mental, seperti
cedera saraf tulang belakang, stroke, kecemasan atau depresi.
dan multiple sclerosis.
10
PATOFISIOLOGI
Konstipasi muncul akibat dua gangguan motilitas usus :

• Gangguan pertama, adalah koloninersia atau slow-


transit constipation yang mengacu pada lambatnya
perpindahan feses dari proksimal menuju kolon
distal dan rektum, dan teradap dua mekanisme
yang dapat menyebabkan lambatnya transit
kolon,yaitu penurunan kontraksi peristaltik dan
aktivitas motorik yang tidak terkoordinasi dalam
kolon distal.

• Gangguan kedua adalah pelvic floor dysfungtion,


menyebabkan ketidakmampuan rektum untuk
mengosongkan isi kolon.
11
MANIFESTASI
 Anamnesis : penting untuk diagnosis, riwayat bab ( frekuensi, ukuran,
konsistensi feses, kesulitan saat bab, bab berdarah, nyeri saat bab), riwayat
makanan, masalah psikologi, dan gejala lain seperti nyeri abdomen.
 Pemeriksaan fisik : dapat teraba massa feses pada abdomen kiri, pada
pemeriksaan anorektal ditentukan lokasi anus, adanya prolaps, peradangan
perianal, fissura, dan tonus dari saluran anus
 Pemeriksaan penunjang : radiografi sederhana dari abdomen, barium enema,
manometri anorektal, waktu transit usus, dan biopsi rectum.

KOMPLIKASI
 Hemoroid atau wasir, yaitu pembengkakan dinding anus akibat pelebaran
pembuluh darah yang biasanya disebabkan oleh proses mengejan yang
terlalu lama.
 Fisura ani. Mengejan terlalu lama dan tinja yang keras atau besar dapat
mengakibatkan fisura atau robeknya kulit pada dinding anus.
 Impaksi feses, yaitu menumpuknya tinja yang kering dan keras di rektum
akibat konstipasi yang berlarut-larut.
 Prolaps rektum. Pada kondisi ini, rektum pindah dari posisinya di dalam 12
tubuh dan menonjol keluar dari anus akibat terlalu lama mengejan.
TUJUAN TERAPI

▪ Menghilangkan gejala, artinya pasien


tidak lagi mengalami konstipasi atau
proses defekasi/ BAB (meliputi frekuensi
dan konsistensi feses) kembali normal.

13
TERAPI FARMAKOLOGI & NON-FARMAKOLOGI
TERAPI FARMAKOLOGI :
• Golongan bulk forming agent : contoh, psyllium, methylselulosa
• Golongan stool softener : cnth, docusate (240 mg per oral per hari atau 120-200 mg diberikan sebagai
enema)
• Agen osmotik : cnth, lactulosa( 10-20 gr diberikan dalam satu dosis/ di bagi menjadi dua dosis perhari),
sorbitol (30-150 ml sbg larutan 70% diberikan 1x secara oral atau 120 ml sbg larutan 25-30% diberikan 1x
sebagai edema) , polyethylen glycol (19 gr di larutkan dalam 100-250 ml air digunakan sekali sehari, max 7
hari.
• Laksatif stimulan : cnth, (tegaserod 2x6 mg selama 4-6 mnggu), bisacodyl (5-10 mg diberikan saat malam
hari, max 20 mg) , sennoside (15-30 mg per oral 1-2 kali/hari)

TERAPI NON-FARMAKAOLOGI
• Mengkonsumsi makanan yang berserat: sayur-sayuran contoh, kubis, kedelai, brokoli,
ubi jalar dll dan buah-buahan, pisang, pepaya, pir, alpukat dll
• Mengkonsumsi probiotik
• Aktivitas fisik: olahraga
• Kebiasaan defekasi : pasien diedukasi agar tidak menahan buang air besar,
menghindari mengejan, membiasakan membuang air besar setelah makan atau saat 14
waktu yang dianggap sesuai
MEKANISME KERJA OBAT
 Bulk laxatives
 Prokinetic agent
Merupakan senyawa yang tidak diabsorpsi dalam saluran pencernaan dan
Dapat memperbaiki frekuensi defekasi
bereaksi dengan meningkatkan volume padatan feses dan melunakkan feses
supaya mudah di keluarkan
dengan mempercepat waktu transit
gastrointestinal.
 Stool softener
 Lubricant
Menurunkan tekanan permukaan tinja, membantu penyampuran bahan cairan
dan lemak, sehingga dapat melunakkan tinja. Pelunak tinja (“stool softeners”) Meningkatkan aktivitas peristaltik pada
dapat melembabkan tinja, dan menghambat terjadinya dehidrasi. saluran cerna, dapat melindungi dinding usus
 Osmotic laxative sehingga cairan dalam massa tinja tidak
diserap dan tetep lunak
Memproduksi bagian osmotik, menahan cairan pada lumen kolon dan
menyebabkan feses lunak dan memperbaiki dorongan usus  Lubiprostone
 Stimulant laxatives Ia bekerja dengan meningkatkan jumlah
Stimulan meningkatkan aktivitas perilstatik saluran cerna, menimbulkan cairan dalam usus sehingga dapat membuat
kontraksi otot yang teratur . BAB lebih lancar.

15
ALGORITMA TERAPI
• Algoritma konstipasi pada pelayanan kesehatan lini pertama
• Algoritma konstipasi pada pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap

17
…..LANJUTAN…..
• Algoritma konstipasi dengan waktu transit yang normal

19
…..LANJUTAN…..
• Algoritma konstipasi dengan waktu transit lambat • Algoritma konstipasi untuk
disfungsu anorektal

20
EKSLUSI
SWAMEDIKASI
1. Prolapse rekti
2. Pendarahan hemoroid
3. Fisura ani
4. Impaksi feses yang dapat menyebabkan 10 OBAT SWAMEDIKASI
obstruksi kolon atau ulkus rectum
(stercocaraceous ulcer) sehingga dapat 1. Microlax
menimbulkan pendarahan/perforasi 2. Dulcolactol
5. Infeksi saluran kemih berulang karena 3. Bisakodil
kompresi ureter akibat skibala 4. Dulcolax
5. Prolaxan
6. Melaxan
7. Forumen
8. Sorbitol
9. Constipen
10. laxadilax

21
PEMILIHAN OBAT YANG TEPAT


PASIEN :
GERIATRI, PEDIATRI, IBU HAMIL & IBU
MENYUSUI

1. Obat dengan kategori Aman.


2. Obat dengan efek samping yang minimal.
3. Obat dengan pemantauan terapi ketat.

22
PENGGALIAN INFORMASI
W : Siapa pasiennya?


H : Berapa lama paien sakit?
A : Tindakan / Penanganan yang pernah diambil?
M : Obat pa yang sedang digunakan?
A : Age
1. Nama pasien
S : Self or someone else 2. Umur pasien
M : medication 3.
4.
Gejala yang dialami
Sudah berapa lama
E : Extra medicine 5. Normal frekuensi BAB
6. Berdarah atau tidak
T : Time persisting 7. Sudah pernah melakukan penanganan
H : History 8.
sendiri/belum
Adakah Obat yang sedang dikonsumsi
O : Other Symtoms 9. Makanan/Minuman/lainnya yang pernah
dikonsumsi sebelumya
D : Danger symtoms
23
CARA PEMAKAIAN MIKROLAX


Pada Dewasa :
 Cucilah kedua tangan sebelum menggunakan.
 Buka tutup tabung obat, keluarkan sedikit isinya
dan lumuri di sekitar pipa.
 Ambil posisi berbaring dengan memeluk guling,
masukkan ujung obat ke dalam anus, lalu
masukkan Microlax masuk ke dalam anus.
 Masih dalam posisi tangan tabung memencet, tarik
keluar tabungnya. Pertahankan posisi selama 3-5
menit.
Pada Bayi :
 Untuk bayi hanya menggunakan sebagian isi
Microlax.
 Setelah digunakan, segera luangkan dan jangan
simpan Microlax bekas pakai belum habis
digunakan.
 Cuci tangan kembali setelah menggunakan obat. 1
Microlax hanya boleh digunakan untuk 1 orang
dalam 1 kali pemakaian. 24
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai