Anda di halaman 1dari 14

Keterkaitan Antara Wacana Materi CL-1

Sistem Kerja Alam Tempat Kita Tinggal


HG 1
Ade Irma Putri Wani
Ambarwati
Noviana T.D
Putri Chalifa
Rezkia Rahmadina
Rivany T.D
Potensi Bencana pada Wilayah Rencana Ibu Kota Baru

Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara


Provinsi Kalimantan Timur, mempunyai banyak kelebihan, sehingga
direncanakan menjadi pusat pemerintahan baru pada tahun 2024. Namun
demikian, ibu kota baru yang direncanakan seluas 180.000 hektar atau tiga
kali luas Jakarta, juga memiliki potensi bencana.

Gubernur Kalimantan Timur mengatakan ibu kota baru akan dibangun di


Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, yang terdiri dari hutan
produksi, hutan lindung, dan hutan penelitian Universitas Mulawarman.
Selain itu, di sana juga terdapat Bukit Bangkirai, yang merupakan pusat
konservasi orang utan.
Potensi Bencana pada Wilayah Rencana Ibu Kota Baru

Juru Kampanye Senior Greenpeace khawatir pembangunan ibu kota baru


akan menambah kerusakan hutan akibat meningkatnya kebutuhan akan lahan
baru. Hingga saat ini, menurut data Greenpeace dari tahun 2015 sampai 2018,
terdapat lebih dari 3.487 titik panas di Kutai Kertanegara dan daerah bekas
kebakaran hutan dan lahan seluas lebih dari 35.000 hektar. Pada tahun 2019 ini,
jumlah titik panas mencapai 105 titik. Kerusakan hutan tersebut menyebabkan
banyaknya banjir yang terjadi di Kaltim. Selain bencana banjir, dalam peta
seismisitas tampak dua zona sesar yang menunjukkan aktivitas gempa cukup
tinggi.
Potensi Bencana pada Wilayah Rencana Ibu Kota Baru

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Jumat
(23/8/2019) Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari gempa. Secara geologi dan
tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat tiga struktur sesar sumber gempa,
yaitu Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes. Sesar tersebut
masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan. BMKG mencatat wilayah Kaltim
pernah digoyang gempa yang merusak sebanyak tujuhkali, yaitu pada tahun 1921,
1964, 1982, 1983, 2000, 2006, dan 2007. Gempa-gempa tersebut bermagnitudo di
atas limadan ada yang diikuti tsunami. Pada Kamis, 3 Mei 2018,kawasan Tabalong
dan sekitarnya mengalami gempa bumi dengan Magnitudo 4,5 SR. Episenter
gempa berada pada koordinat 1o96 LS dan 115o83 BT.
Potensi Bencana pada Wilayah Rencana Ibu Kota Baru

Peristiwa gempa tektonik yang terbaru adalah Gempa Longkali, Paser, pada
19 Mei 2019, berkekuatan 4,1SR. Selain gempa, persoalan pengelolaan sumber
daya air di ibu kota baru yang sebagian tanahnya adalah gambut, menjadi sangat
penting. Tidak hanya untuk konsumsi masyarakat yang tinggal di sana, tetapi
juga untuk kelestarian sumber daya air. “Harus jelas banyaknya daya dukung dan
daya tampung air, dari mana sumbernya, bagaimana kualitasnya, serta sistem
penyalurannya”, ungkap salah satu anggota Dewan Sumberdaya Air Nasional,
yang juga peneliti LIPI(9/9/2019).“Bahkan keberadaan bekas tambang yang akan
dijadikan waduk pun perlu dipersiapkan secara matang sumberdaya airnya”,
paparnya lebih lanjut.
FG 1 Sistem Kerja Bumi : Bumi dalam tata surya dan
kehidupan" bagian cuaca dan iklim

Penebangan hutan di Kalimantan Timur akan menyebabkan terjadinya


perubahan pada cuaca dan iklim di sana, karena semakin banyak hutan yang
di tebang atau di bakar untuk membuat lahan ibu kota, maka akan semakin
bertambah titik panas di Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga suhu di sana
akan semakin meningkat, dan iklim (curah hujan) di sana akan semakin
tidak teratur dari data dinas perhubungan tahun 2018.
FG 2: Atmosfer dan Iklim Bumi

Jika terjadi pembakaran hutan, maka secara tidak langsung akan


mengurangi paru-paru dunia. salah satu fungsi hutan yaitu mengurangi
jumlah karbon dioksida yang ada di muka bumi. Maka jika hutan dikurangi,
secara langsung akan menambah jumlah karbon doiksida yang ada di bumi
dan gas ini adalah salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. ditambah
lagi dengan pembakaran hutan yang akan menyebarkan polusi udara dan
menimbulkan pemanasan global dan buruknya cuaca(iklim) bumi.
FG 3 : Keterkaitan antara Gempa Bumi dengan
Lempeng Tektonik

Gempa bumi merupakan getaran atau goncangan yang terjadi pada


bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi yang terjadi secara tiba-tiba.
Energi ini dihasilkan dari adanya pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Lempeng tektonik bergerak bebas antara satu dengan lainnya. Pergerakan yang
pada akhirnya dapat menyebabkan gempa bumi. Jika gempa bumi itu terjadi di
dasar laut, maka akan menyebabkan tsunami.
FG 4: Keanekaragaman Hayati

Dalam wacana, dijelaskan bahwa rencana pemindahan ibu


kota di Kalimantan Timur masih dipertimbangkan, karena terdapat
beberapa potensi bencana pada wilayah itu, salah satunya
terganggunya keanekaragaman hayati.

Kalimantan Timur memiliki beberapa jenis flora dan fauna.


Dilihat dari lokasi Kalimantan Timur yang terletak di bagian barat
Indonesia, jenis flora dan faunanya termasuk dalam Tipe Asiatis.
FG 4: Keanekaragaman Hayati

Adapun macam-macamnya :

1. Flora, antara lain:

- Meranti (Shorea spp.) - Keruing (Dipterocarpus sp.) - Mahang


(Macaranga sp.) - Mengkungan (Macaranga gigantea) - Ara (Ficus sp.) -
Medang, Kapur (Dryobalanops spp.) - Kayu tahan (Anisoptera costata) -
Nyatoh (Palaquium spp.) - Keranji (Dialium spp.) - Perupuk
(Lophopetalum solenospermum)
FG 4: Keanekaragaman Hayati

2. Fauna, antara lain:

- Orang utan (Pongo pygmaeus).

- Beruang madu (Helarctos malayanus).

- Macan Dahan (Neofelis nebulosa)

- Landak (Hystrix brachyura).


FG 5: Suksesi Autogenic dan Siklus Karbon

Suksesi autogenic adalah suksesi yang terjadi tanpa bantuan


manusia namun, suksesi ini dapat terhambat apabila terjadi
gangguan seperti kebakaran hutan yang dalam wacana disebutkan
terdapat 105 titik panas akibat meningkatnya kebutuhan akan lahan
baru.
Kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan juga berkaitan dengan
subtopik yang membahas tentang siklus karbon yang dipengaruhi oleh
jumlah pohon dan luas hutan.
FG 6: Sistem Keseimbangan Alam

Restorasi Ekologi adalah studi praktik memperbaharui dan memperbaiki


ekosistem dan habitat yang mengalami degradasi, rusak, ataupun hilang. Nah,
restorasi ekologi ini dibagi menjadi 2 yaitu suksesi ekologi primer yaitu – awal
dari keberadaan dan perkembangan sebuah ekosistem dimana suatu
ekosistem belum pernah ada dan suksesi ekologi sekunder yaitu –
terbentuknya kembali ekosistem diikuti dengan adanya gangguan-gangguan.
Dalam wacana tersebut disebutkan bahwa potensi bencana alam pada
pembangunan ibu kota baru di Kalimatan. Hal ini berkaitan dengan restorasi
ekologi dimana ekosistem mengalami gangguan-gangguan seperti kerusakan hutan,
tsunami, gempa, kekurangan air dan yang lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai