Anda di halaman 1dari 15

GRUP

DIAGNOSIS-
TERKAIT
2

○ Shintia Febriani Safitri 1711211004


Kelompok 15 ○ Mia Fadillah Mirfan 1711211013
○ Rahmi Fadila 1711211017
○ Elsy Agusneli 1711211032
3

1. Pengantar
4

Secara teoritis, DRGs adalah media untuk pembayaran mecha-


mekanisme-dalam organisasi sistem kesehatan.Bentuk sederhana
dari DRGs adalah Biaya Jasa (FFS), yang menganggap hanya biaya
berdasarkan kunjungan pasien.Sementara itu, bentuk yang paling
kompleks DRGs adalah pasien pembayaran global per enrollee.DRGs
tidak cocok untuk diterapkan di praktek dokter, klinik untuk pasien
rawat jalan, atau praktik pelayanan kesehatan dasar.Ini mulai
menjadi efektif bila diimplementasikan dalam sistem rumah sakit
dan pelayanan kesehatan sistem terintegrasi
5
○ Pelaksanaan DRGs di Indonesia (INA-DRG) dimulai pada
tahun 2007 melalui Keputusan Menteri Indonesia

Grup Diagnosis-
Terkait di Indonesia
6
7

○ Dasar pemikiran untuk penerapan DRG di


Indonesia adalah bahwa ia menyediakan tarif
dan transparan standar-isasi, perhitungan tarif
yang lebih obyektif atas dasar biaya yang
sebenarnya, pembayaran rumah sakit yang
didasarkan pada beban kerja yang sebenarnya,
dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit dan efisiensi.
8

○ Ada 1077 kelompok penyakit, dengan 23 kategori


diagnosis utama.Jumlah ini dianggap besar untuk
negara berkembang.Umumnya, negara berkembang
memiliki DRGs yang terdiri dari 500-800 kelompok.Di
Kyrgyzstan dan Mongolia, jumlah kelompok yang lebih
rendah.Sementara itu, di Thailand, ada 2700 kelompok
kasus.Tingginya jumlah kasus dicakup dalam DRGs
menunjukkan bahwa sistem pelayanan kesehatan yang
tersedia cukup maju, sehingga mampu menyediakan
berbagai layanan (Mathauer dan Wittenbecher, 2013).
INA-DRG berasal dari IR-DR.INA-DRG terdiri dari 789 DRGs rawat inap dan 288 DRGs
9
rawat jalan. Data pendukung utama untuk menentukan kode INA-DRG diperoleh dari
ICD-10 dan ICD-9 CM. Pemerintah membeli lisensi INA-DRG Rp 4 miliar, dan lisensi ini
berakhir pada 30 September 2010.kategori diagnostik utama INA-DRG meliputi:

Penyakit dan Penyakit dan telinga,


Penyakit dan
gangguan sistem hidung, gangguan
gangguan mata
saraf mulut, dan laring

Penyakit dan Penyakit dan Penyakit dan


gangguan sistem gangguan sistem gangguan sistem
pencernaan peredaran darah pernapasan

Penyakit dan Penyakit dan gangguan Penyakit dan kulit,


gangguan sistem sistem jaringan jaringan subkutan,
hepatobiliary dan muskuloskeletal dan dan gangguan
pankreas Conn payudara
Penyakit dan Penyakit dan Penyakit dan 10
endokrin, nutrisi, dan
gangguan gangguan gangguan sistem Melahirkan
metabolisme saluran kemih reproduksi laki-laki

Bayi yang baru Penyakit dan darah, Penyakit dan gangguan Infeksi dan penyakit
organ pembentuk darah, mieloproliferatif dan parasit, lokasi
lahir dan dan gangguan immuno- neoplasma, yang sistemik, atau tidak
neonatus lainnya logis dibedakan buruk ditemukan

Faktor-faktor yang
mempengaruhi status
Cedera, racun,
Penyakit dan kunjungan rawat kesehatan dan kontak dan efek racun
gangguan mental jalan Medis lainnya ke pelayanan
kesehatan obat

Gangguan mental organik


karena penggunaan dan
induksi alkohol / obat-
obatan
11

○ Setelah lisensi INA-DRG berakhir, pemerintah


mengembangkan Indonesia Kasus Basis Group (INA-
Indonesia CBG) sistem. INA-CBG diterima oleh Departemen
Kasus Basis Kesehatan pada tanggal 9 Januari 2013, setelah
Grup pembangunan itu dilakukan di Universitas-
International Institute PBB untuk Kesehatan Dunia
(UNU IIGH) sistem kasus-mix, yang didanai oleh
AusAID.
12

○ Keputusan Menteri Kesehatan No 59 tahun 2014 tentang


Standar untuk Kesehatan Tarif Layanan dalam Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan.Jumlah kelompok diagnosis yang
tersedia mirip dengan sebelumnya, yaitu, 789 kelompok rawat
inap dan 288 kelompok rawat jalan. Dalam INA-CBG, kondisi
pasien dibagi menjadi tiga kondisi: parah, subsevere, dan
kronis. Sebuah kondisi yang parah didefinisikan sebagai 1-42
hari lamanya tinggal, kondisi subsevere adalah 43-103 hari
lamanya tinggal, dan kondisi kronis adalah 104-180 hari dari
lama menginap.
13

Tarif untuk ○ Tarif fase parah = Tarif hasil pengelompokan langsung dari
setiap kondisi data tarif INA-CBG.
adalah sebagai ○ Tarif fase Subsevere = berat fase tarif + top-up pay-ment dari
berikut: fase subsevere.
○ Pembayaran top-up dari fase subsevere = 0,375 × RIW × UC ×
LOSsa.
○ Intensitas sumber daya berat (RIW) dihitung dengan rumus:
RIW = ADL mencetak / 60.
○ Kegiatan hidup sehari-hari (ADL) skor menunjukkan
ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dan cal-culated dengan WHO-Cacat Penilaian Jadwal (WHO-
DAS) set
14

○ Biaya unit (UC), yang sebesar Rp 879.103.


○ Lama tinggal (LOS), yang merupakan panjang pasien tinggal
dalam satu periode pengobatan. Untuk kasus subsevere,
rumus untuk LOS adalah LOSsa = LOS - (LOS - 103) - 42, dengan
kriteria LOS - 103> 0. Jika LOS - 103 ≤ 0, maka itu dianggap = 0.
Ini berarti LOS untuk fase subsevere tidak lain adalah
perbedaan hari antara panjang fase parah dan subsevere
tinggal, tetapi tidak dapat melebihi 103 hari.
○ tarif untuk tahap kronis fase tarif + fase subsevere top-up
pembayaran + fase kronis pembayaran top-up yang parah.
fase kronis top-up pembayaran = 0,25 × RIW × UC × LOS.
Untuk fase kronis perhitungan LOS, LOSk = LOS - 103 dengan
kriteria LOS - 103> 0. Jika LOS - 103 ≤ 0, maka itu dianggap = 0
karena itu berarti fase kronis belum terjadi (belum mencapai
104 hari).
15

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai