Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

HIGIENE INDUSTRI
“Definisi Bahaya Fisik, Radiasi, Laser, Microwave, dan Getaran”

KELOMPOK 1

Nabilla 1711211001
Tasha Vebranti 1711211003
Shintia Febriani Safitri 1711211004
Baby Aliska Ramadhani 1711211008
Tesya Mulia Saver 1711211009
Miftahul Khairin Nisak 1711211010

Dosen Pengampu: Novia Wirna Putri, SKM., MPH.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Higiene Industri ini dengan baik.
Tugas ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi dimasa yang akan datang.

Padang, 26 Maret 2020

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6

1.1 Latar Belakang..........................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................7

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................9

2.1. Bahaya Fisik di Tempat Kerja......................................................................9

2.2. Macam-Macam Bahaya Fisik ditempat Kerja dan Dampaknya bagi


Kesehatan.............................................................................................................9

2.3. Pembebanan Kerja Fisik.............................................................................13

2.4. Pengertian Radiasi.......................................................................................14

2.5. Jenis-Jenis Radiasi......................................................................................15

2.6. Sumber – sumber radiasi.............................................................................16

2.7. Kegunaan Radiasi.......................................................................................22

2.8. Kerugian Akibat Radiasi.............................................................................22

2.9. Dosis Maximum Radiasi.............................................................................23

2.10. Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia......................................24

2.11.Pengertian Laser.........................................................................................25

2.12. Kelas Cahaya yang dihasilkan Laser........................................................26

2.13. Manfaat Laser di Bidang Kedokteran.......................................................28

2.14. Pengertian Microwave..............................................................................28

2.15. Komponen-komponen microwave oven..................................................30

2.16. Kegunaan dalam Bidang Kesehatan.........................................................30

3
2.17. Pengertian Getaran....................................................................................31

2.18. Jenis-Jenis Getaran Kerja..........................................................................31

2.19. Pengaruh Getaran Terhadap Tenaga Kerja...............................................32

2.20. Nilai Ambang Batas Getaran....................................................................33

2.21. Cara Pengendalian Getaran Di Tempat Kerja...........................................34

2.22. Efek Getaran Terhadap Tubuh Tergantung Besar Kecilnya Frekuensi


Yang Mengenai Tubuh.......................................................................................35

2.23. Dampak Getaran Bagi Kesehatan Dan Lingkungan.................................35

BAB III PENUTUP..............................................................................................37

3.1 Kesimpulan..............................................................................................37

3.2 Saran........................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau
bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan
sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pada
Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber
bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan
tempat kerja tersebut.
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam
proses pembangunan industri. Resiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
adalah bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, akibat kombinasi dari
berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja (Mukono, 2008).
Terdapat beberapa bahaya potensial keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
yang menimbulkan risiko dampak panjang pada kesehatan. Potensi bahaya
tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap), bahaya faktor
biologi (penyakit dan gangguan oleh bakteri, virus dan binatang), bahaya faktor
fisik (bising, penerangan, getaran, iklim kerja, jatuh), cara bekerja dan bahaya
faktor ergonomis (posisi bangku kerja, pekerjaan berulang, jam kerja yang lama)
dan potensi bahaya lingkungan yang disebabkan oleh polusi pada perusahaan di
masyarakat (ILO, 2013).

5
1
1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah defenisi bahaya fisik di tempat kerja?


2) Apa saja macam-macam bahaya di tempat kerja dan dampaknya bagi
kesehatan?
3) Apa yang dimaksud dengan pembebanan kerja fisik?
4) Apa definisi radiasi?
5) Apa saja jenis-jenis radiasi?
6) Apa saja sumber-sumber radiasi?
7) Apa saja kegunaan radiasi?
8) Apa saja kerugian akibat radiasi?
9) Berapa dosis maksimum radiasi?
10) Apa saja efek radiasi pegion terhadap tubuh manusia?
11) Apa definisi laser?
12) Apa saja kelas cahaya yang dihasilkan laser?
13) Apa manfaat laser di bidang kedokteran?
14) Apa definisi microwave?
15) Apa saja komponen microwave?
16) Apa kegunaan microwave dalam bidang kesehatan?
17) Apa definisi getaran?
18) Apa saja jenis-jenis getaran kerja?
19) Apa pengaruh getaran terhadap tenaga kerja?
20) Berapa nlai ambang batas getaran?
21) Bagaimana cara pengendalian getaran ditempat kerja?
22) Apa efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi
yang mengenai tubuh?
23) Apa dampak getaran bagi kesehatan dan lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Mengetahui defenisi bahaya fisik di tempat kerja
2) Mengetahui macam-macam bahaya di tempat kerja dan dampaknya
bagi kesehatan
3) Mengetahui pembebanan kerja fisik

6
4) Mengetahui definisi radiasi
5) Mengetahui jenis-jenis radiasi
6) Mengetahui sumber-sumber radiasi
7) Mengetahui kegunaan radiasi
8) Mengetahui kerugian akibat radiasi
9) Mengetahui dosis maksimum radiasi
10) Mengetahui efek radiasi pegion terhadap tubuh manusia
11) Mengetahui definisi laser
12) Mengetahui kelas cahaya yang dihasilkan laser
13) Mengetahui manfaat laser di bidang kedokteran
14) Mengetahui definisi microwave
15) Mengetahui komponen microwave
16) Mengetahui kegunaan microwave dalam bidang kesehatan
17) Mengetahui definisi getaran
18) Mengetahui jenis-jenis getaran kerja
19) Mengetahui pengaruh getaran terhadap tenaga kerja
20) Mengetahui nlai ambang batas getaran
21) Mengetahui cara pengendalian getaran ditempat kerja
22) Mengetahui efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya
frekuensi yang mengenai tubuh
23) Mengetahui dampak getaran bagi kesehatan dan lingkungan

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bahaya Fisik di Tempat Kerja


Lingkungan kerja yang tidak sehat sering kali mengganggu para pekerja dan
dapat mengurangi keefektifitasan dari pekerja itu sendiri. Dibawah ini akan
diuraikan beberapa lingkungan kerja yang tidak sehat dan juga mengganggu
kinerja dari pekerja itu sendiri.
Bahaya ini seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin bising kurang
penerangan getaran yang berlebihan radiasi dan sebagainya, Keadaan tempat kerja
yang terlalu panas mengakibatkan karyawan cepat lelah karena kehilangan cairan.
Bila panas di lingkungan ini berlebihan suhu tubuh akan meningkat yang
menimbulkan gangguan kesehatan, pada keadaan berat suhu tubuh sangat tinggi
yang mengakibatkan pingsan sampai kematian, keadaan yang terlalu dingin juga
akan menyebabkan karyawan sering sakit sehingga akan menurunkan daya tahan
tubuhnya.

2.2. Macam-Macam Bahaya Fisik ditempat Kerja dan Dampaknya bagi


Kesehatan
a. Temperatur
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar adalah jika
perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas
dan 35% untuk kondisi dingin. Semua ini dari keadaan normal tubuh. Dalam
keadaan normal anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda-beda,
seperti bagian mulut sekitar 37ºC, dada sekitar 35ºC, dan kaki sekitar 28ºC.
Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena memiliki kemampuannya
untuk melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan jika terjadi kekurangan
atau kelebihan panas yang membebaninya. Menurut penyelidikan untuk berbagai
tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut
1) ± 49ºC : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas
tingkat kemampuan fisik dan mental.

8
2) ± 30ºC : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan
cenderung untuk dalam pekerjaan, serta menimbulkan kelelahan fisik.
3) ± 24ºC : Kondisi optimum.
4) ± 10ºC : Kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.
Dari suatu penelitian diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat paling tinggi pada temperatur sekitar 24ºC sampai 27ºC.

b. Kelembaban (Humidity)
Yang dimaksud kelembaban di sini adalah banyaknya air yang terkandung
dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur
udara. Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya
tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran,
karena sistim penguapan, dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung
karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas
tubuhnya dengan suhu disekitarnya.

c. Sirkulasi Udara (Ventilation)


Seperti kita ketahui udara di sekitar kita mengandung sekitar 21%
Oksigen, 0,03% Karbondioksida dan 0,9% gas lainnya (campuran). Oksigen
terutama merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk
menjaga kelangsungan hidupnya (proses metabolisme). Udara di sekitar kita
dikatakan kotor bila kadar oksigen di udara telah berkurang dan bercampur
dengan gas-gas lain yang berbahaya bagi kesehatan. Jika kita menghirup udara
kotor kita akan marasa sesak dan akan lebih cepat merasa lelah. Sirkulasi udara
dengan memberikan ventilasi yang cukup akan menggantikan udara yang kotor
dengan udara yang bersih. Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu
membantu memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.

d. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
obyek secara jelas dan cepat tanpa melakukan kesalahan. Pencahayaan yang

9
kurang mengakibatkan pekerja mudah lelah karena mata akan berusaha melihat
dengan cara membuka lebar-lebar. Lelahnya mata akan mengakibatkan pula
kelelahan mental dan lebih jauh bisa merusak mata. Kemampuan mata untuk
melihat objek dengan jelas akan ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras
antara objek dengan sekelilingnya, luminensi (brightness) serta lamanya waktu
untuk melihat objek tersebut. Untuk menghindari silau (glare) karena letak dari
sumber cahaya yang kurang tepat, maka sebaiknya mata tidak secara langsung
menerima cahaya dari sumbernya akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai
objek yang akan dilihat yang kemudian dipantulkan oleh objek tersebut ke mata
kita.

e. Kebisingan (Noise)
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita,
karena dalam waktu panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu
ketenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan kesalahan
komunikasi. Ada 3 aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan
kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yaitu:
1) Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
2) Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang menunjukan
besarnya arus energi per satuan luas.
3) Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang
suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan dalam jumlah
getaran per detik (Hz).

f. Radiasi Non Mengion


Radiasi non mengion antara lain : radiasi ultraviolet, visible radiation,
inframerah, laser, medan elektromagnetik (microwave dan frekuensi radio) .
1) Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak.
2) Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.
3) Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan kanker.
Contoh :
• Radiasi ultraviolet : pengelasan.

10
• Radiasi Inframerah : furnacesn/ tungku pembakaran
• Laser : komunikasi, pembedahan

g. Getaran Mekanis (Mechanical Vibration)


Gerakan mekanis dapat diartiakn sebagai getaran-getaran yang
ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh
dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik untuk tubuh kita.
Besarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas, frekuensi, getaran dan lamanya
getaran itu berlangsung. Sedangkan anggota tubuh manusia juga memiliki
frekuensi alami dimana apabila frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi getaran
akan menimbulkan gangguan-gangguan antara lain :
1) Mempengaruhi konsentrasi kerja
2) Mempercepat datangnya kelelahan
3) Gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti : mata, syaraf, oto-otot,
dll.

h. Bau Bauan
Adanya bau-bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai
polusi akan dapat mengganggu konsentrasi orang bekerja. Temperatur dan
kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kepekaan penciuman. Oleh karena itu pemakaian Air Conditioning yang tepat
merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan
yang mengganggu sekitar tempat kerja.

i. Warna
Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan dan interior yang ada
disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata
untuk melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain seperti :
1) Warna merah bersifat merangsang.
2) Warna kuning memberikan kesan luas, terang dan leluasa.
3) Warna hijau atau biru memberikan sejuk, aman dan menyegarkan.
4) Warna gelap memberikan kesan sempit.

11
5) Warna terang memberikan kesan leluasa.
Dengan adanya sifat-sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja
perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Dalam
keadaan dimana ruangan terasa sempit maka pemilihan warna yang sesuai dapat
menghilangkan kesan tersebut. Hal ini secara psikologis akan menguntungkan
karena kesan sempit cenderung menimbulkan stres.

2.3. Pembebanan Kerja Fisik


a. Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim,
sosial ekonomi dan derajat kesehatan.
b. Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja maksimum
tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari.
c. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah
40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka
beban maksimum tersebut harus disesuaikan.
d. Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter
praktis yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan
tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja.
e. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1
menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
f. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat kerja.

Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan


terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat
mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.

12
Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan
kerugian kepada :
a. Manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan
b. Properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin
c. Lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan
d. Kualitas produk barang dan jasa
e. Nama baik perusahaan.
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk
mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat
kerja yang mungkin terjadi.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau
bersumber dari berbagai faktor, antara lain :
a. Faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan
kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
b. Faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di
dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk
bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir
c. Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama
apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam
kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.

2.4. Pengertian Radiasi


Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak
melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang
awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi
pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk
kepada radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah,
cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses
lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah bahwa energi
memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu

13
sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit
fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi dapat
berbahaya.

2.5. Jenis-Jenis Radiasi


1) Radiasi Non Ionisasi
Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk
membentuk /membuat formasi ion baru (Handley,1997).
a. Radiasi Gelombang Mikro (Microwave)
Dihasilkan dari perlambatan elektron pada medan listrik, kegunaannya
untuk gelombang radio, televisi, radar dan alat-alat industri.
b. Radiasi Sinar Ultra Violet
Sinar UV mempunyai panjang gelombang antara 240 nm - 320 nm.
Sumber : sinar matahari, kegiatan pengelasan, lampu pijar, pekerjaan
laser.
c. Radiasi Sinar Infra Merah
Dihasilkan oleh benda pijar seperti dapur atau tanur atau bahan pijar
lain.
d. Radiasi Sinar Laser
Sinar laser adalah emisi energi tinggi yang dihasilkan dari kegiatan
pengelasan, pemotongan, pelapisan, pembuatan mesin mikro dan
operasi kedokteran. Bahan yg digunakan agar menghasilkan sinar
laser:bahan laser gas,laser kristal padat dan laser semi konduktor.
2) Radiasi Ion
Radiasi elektromagnetik atau partikulat dengan energi yang cukup untuk
menghasilkan ion saat berinteraksi dengan atom-atom dan molekul.
Jenis ion :
a. Proton
b. Neutron
c. Elektron
d. Sinar α (alpha)

14
e. Sinar β (betha)
f. Sinar γ (gamma)
g. Sinar x
Karakteristik radiasi ion :
a. Sinar α
Bermuatan positif 2, terdiri atas 2 proton & 2 neutron dan berinti helium
kecepatannya ½ kecepatan cahaya efektif memproduksi pasangan ion (di
udara memproduksi 30.000-100.000 pasangan ion).
b. Sinar β
Bermuatan negatif 1 kecepatannya mencapai kecepatan cahaya di udara
memproduksi 200 ion radiasi yang diakibatkan dapat menembus beberapa
cm dari jaringan otot.
c. Sinar X dan Sinar γ
Merupakan energi murni, tidak mempunyai massa maupun muatan energi
emisinya diukur dengan frekuensi atau panjang gelombang, energi terbesar
terkumpul dengan frekuensi tertinggi(panjang gelombang terpendek)
mempunyai daya penetrasi sinar γ energinya lebih tinggi daripada sinar
X .sinar x terbentuk dari energi listrik yang sangat tinggi yang dipancarkan
diantara katoda dan anoda dalam sebuah tabung hampa, berkas elektron
yang dipancarkan dari katoda ke anoda disebut sinar x.
d. Neutron
Diemisi dari beberapa energi,mempunyai daya penetrasi.

2.6. Sumber – sumber radiasi

a. Radiasi Alam
Bahan-bahan radioaktif alam dapat berperan sebagai sumber radiasi alam.
Jadi radiasi pada prinsipnya sudah ada sejak alam ini terbentuk. Secara garis
besar, radiasi alam atau sering kali juga disebut sebagai radiasi latar dapat
dikelompokkan menjadi duabergantung pada asal sumbernya, yaitu radiasi
teresterial (berasal dari permukaan bumi) dan radiasi ekstra teresterial (berasal
dari angkasa luar) (Akhadi,2000).

15
a. Radiasi Ekstra Teresterial
Radiasi dari angkasa luar yang paling penting untuk diketahui
adalahradiasi kosmis. Banyak penelitian telah dilakukan dalam rangka
mempelajariradiasi kosmis. Penggunaan balon udara yang membawa detektor
radiasi hingga suatu tempat yang sangat tinggi menunjukkan bahwa intensitas
radiasi mengalami peningkatan sebandingdengan semakin tingginya posisi
pengukuran. Dari penelitian ini dan juga data-data penelitian lainnya
menunjukkan adanya radiasi berenergi tinggi yang datang dari angkasa luar. Hasil
studi lainnya menunjukkan bahwa radiasi dari angkasa luar ini terdiri atas dua
macam, yaitu radiasi kosmis primer dansekunder. Radiasi kosmis primer
selanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : radiasi kosmis galaksi, radiasi
yang terperangkap dalam medan magnet bumi dan radiasi kosmis dari matahari.
Sinar kosmis kelompok pertama berasal dari luar sistim tata surya dan sebagian
besar berupa partikel bermuatan positif. Radiasi kosmis galaksi ini berasal dari
energi yang dipancarkan oleh bintang-bintang yang ada di alam raya. Radiasi
kosmis galaksi dapat juga berasal dari ledakan supernova yang terjadi di angkasa
luar yang jaraknya puluhan tahun cahaya dari bumi (Akhadi, 2000).
Radiasi kosmis dalam bentuk partikel sub-atomik baik yang berasal dari
galaksi maupun matahari dapat memicu terjadinya reaksi inti dalam atmosfer.
Pada saat radiasi kosmis primer berenergi tinggi memasuki atmosfer bumi, maka
akan terjadi reaksi inti antara partikel-partikel kosmis itu dengan inti atom unsur-
unsur yang ada di dalam atmosfer bumi, seperti carbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N) dan lain-lain
Reaksi nuklir yang terjadi dapat menghasilkan sinar kosmis sekunder yang
terdiri atas meson, elektron, foton, neutron, proton, dan lain-lain. Partikel itu
selanjutnya dapat menghasilkan sinar kosmis sekunder lainnya pada saat
bertumbukan dengan unsur-unsur diatmosfer atau meluruh dalam perjalanannya
menuju permukaan bumi (Akhadi, 2000).
Sebagian besar sinar kosmis primer diserap oleh 1/10 atmosfer bagian
atas. Kira-kira 20 km di bawahnya, sinar kosmis hampir semuanya merupakan
sinar kosmis sekunder. Di permukaan bumi, sinar kosmis sekunder terdiri atas
meson (komponen keras), elektron dan pro-ton (komponen lunak) serta neutron

16
dan proton (komponen nukleon). Di atas permukaan laut, kira-kira 3/4 dari
intensitas sinar kosmis merupakan sinar kosmis dalam bentuk komponen keras.
Selain memicu terjadinya reaksi inti dalam atmosfer bumi, sinar kosmis juga
meng-ionisasi gas-gas yang ada di lapisan atmosfer tinggi sehingga meng-
hasilkan suatu lapisan bermuatan listrik yang disebut lapisan ionosfer. Lapisan ini
selanjutnya dapat menjadi pelindung bumi terhadap radiasi sinar kosmis yang
membahayakan. Sinar kosmis umumnya memiliki daya tembus yang relatif sangat
kuat. Sinar ini dapat menembus bangunan beton, batu-batuan bahkan dapat me-
nembus lapisan bawah tanah hingga kedalaman 200 meter (www.batan .go.id).
Karena pengaruh medan magnet bumi, maka intensitas radiasi kosmis di
suatu tempat bervariasi dengan posisi lintang tempat itu. Energi yang diperlukan
oleh partikel bermuatan untuk mencapai atmosfer bumi pada ekuator medan
magnet bumi lebih besar dibandingkan dengan posisi lintang lainnya. Oleh sebab
itu, intensitas radiasi kosmis terendah terletak pada ekuator medan magnet bumi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi intensitas radiasi kosmis, yaitu letak
ketinggian pengukuran dari permukaan laut dan letak geografis tempat
pengukuran yang berhubungan dengan letak lin-tang suatu tempat. (Akhadi,2000)

b. Radiasi Teresterial
Sumber-sumber radiasi alam yang berada di permukaan bumi berasal dari
bahan-bahan radioaktif alam yang disebut radionuklida primordial. Bahan
radioaktif ini dapat ditemukan dalam lapisan tanah atau batuan, air serta udara.
Radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida primordial ini disebut radiasi
teresterial. Radiasi teresterial yang berasal dari mineral-mineral yang ada dalam
batu-batuan dan juga di dalam tanah seringkali juga dinamakan radiogeologi.
Unsur-unsur yang termasuk kelompok radioaktifalam ini jumlahnya sangat
banyak.Dari sekian banyak unsur radioaktif alam tersebut, ada beberapa kelompok
unsur radioaktif alam yang tergolong sangat tua karena waktuparoh induknya di
atas 100 juta tahun.(Akhadi,2000).
Unsur radioaktif alam yang pertama kali dikenal manusia adalah uranium.
Unsur ini bukan merupakan logam yang jarang karena keberadaannya di alam
mencapai 50 kali lebih banyak dibandingkan dengan air raksa yang sudah sejak

17
lama dikenal orang. Uranium terdapat sebagai mineral dalam kerak bumi, juga
dalam air laut, air sungai, minyak bumi, batu bara dan lain-lain. Ada tiga jenis
isotop uranium yang dapat ditemukan di alam, yaitu : 235U dengan kadar 0,715
%, 238U dengan kadar 99,825 % dan 234U dengan kadar yang sangat kecil (kira-
kira 5 x 10-3 %) (Akhadi,2000).
Unsur-unsur radioaktif alam selalu meluruh menghasilkan unsur-unsur
radioaktif baru yang disebut unsur radioaktif anak. Unsur radioaktif anak ini juga
dapat meluruh dan menghasilkan unsur radioaktif lainnya, sehingga membentuk
suatu deret peluruhan yang sangat panjang. Deret peluruhan dari unsur radioaktif
alam ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a) Deret uranium (U), dimulai dari 238U dan berakhir pada timah hitam
(206Pb) yang stabil. Deret ini juga disebut deret (4n + 2) karena
nomor massa dari unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam deret ini
habis dibagi 4 dengan sisa 2.
b) Deret thorium (Th), mulai dari 232Th dan berakhir pada 208Pb yang
stabil. Disebut juga deret 4n karena nomor massa unsur-unsur
radioaktif yang terdapat dalam deret ini selalu habis dibagi 4.
c) Deret aktinium, mulai dari 235U dan berakhir pada 207Pb yang stabil.
Deret ini juga disebut deret (4n+3) karena unsur-unsur radioaktif anak
luruh yang dihasilkannya ber-nomor massa habis dibagi 4 dengan sisa
3. Selain ketiga kelompok deret tersebut di atas, terdapat juga deret
Kalium-40 yang meluruh menghasilkan Argon-40. Mineral baik
dalam bentuk pasir maupun batuan yang banyak mengandung 40K
adalah muscovite, biotite, hornblende, glauconite, sanidine serta
semua batuan dari gunung berapi. Air laut banyak mengandung 40K,
sedang tempat-tempat sumber air panas mengadung sejumlah
uranium, thorium dan radium. Mengingat air hujan dapat membawa
radionuklida kosmogenik dari udara dan dalam air tanah dapat terlarut
unsur-unsur radioaktif yang ada dalam batuan maupun kerak bumi,
maka hampir semua air yang terdapat di muka bumi ini mengandung
unsur-unsur radioaktif dalam jumlah tertentu (Akhadi, 2000).

18
Radionuklida primordial yang terdapat dalam udara terutama berasal dari
gas radon dan thoron yang masing-masing merupakan unsur radioaktif anak
dalam deret uranium dan thorium. 238U dalam deret peluruhannya menghasilkan
226Ra, sedang 226Ra yang memancarkan sinar α pada saat peluruhannya
menghasilkan 222Rn (gas radon). Dalam deret thorium, pe-luruhan 224Ra
menghasilkan 220Rn (gasthoron). Dengan memperhatikan nilai T1/2 unsur
radioaktif alam ada beberapa unsure radioaktif yang nilai T1/2 nya amat sangat
panjang, melebihi perkiraan umur bumi. Unsur radioaktif kelompok ini diduga
sudah terbentuk jauh sebelum bumi sendiri terbentuk, yaitu pada saat masih
berupa nebula (bagian dari matahari) atau bahkan terben-tuk pada saat masih
dalam keadaan proto planet yang kemudian dingin dan melahirkan planet bumi
sesuai dengan hipotesa mengenai teori terbentuknya bumi ini (Akhadi, 2000).

b. Radiasi Buatan
Dilingkungan kita, selain radiasi dan radioaktivitas yang ada sejak
terciptanya alam, terdapat juga radiasi dan radioaktivitas yang dipancarkan dari
bahan radioaktif yang dibuat manusia. Radiasi dan radioaktivitas ini disebut
radiasi buatan dan radioaktivitas buatan. Contoh radioaktivitas buatan misalnya
radioaktivitas yang dihasilkan dari percobaan nuklir dan berpindah ke lingkungan
(radioaktivitas jatuhan), dan radioaktivitas yang dikeluarkan pada setiap tahapan
daur bahan bakar nuklir. Selain itu terdapat barang-barang konsumsi yang
memancarkan radiasi rendah seperti jam berpendar, detektor asap dan lain-lain.
Tingkat aktivitas radioaktivitas buatan di lingkungan saat ini relatif kecil
dibandingkan radioaktivitas alam. Percobaan nuklir di udara menjadi sumber
radiasi buatan yang terbesar di lingkungan (Akhadi,2000).
a. Unsur Radioaktif Hasil Fisi
Berbagai radionuklida terben-tuk pada saat terjadi ledakan bom nuklir.
Proses utama pembentukan radionuklida tersebut adalah proses fisi (pembelahan
inti) dan proses aktivasi yang mengubah nuklida menjadi radionuklida setelah
menangkap neutron(Akhadi, 2000).
Reaksi X (a,b) Y disebut dengan fisi jika b dan Y memiliki massa yang
sebanding. Beberapa proses fisi terjadi secara spontan. Biasanya fisi dihasilkan

19
hanya jika sejumlah energy yang cukup diberikan kepada inti melalui tangkapan
neutron lambat, atau penembakan dengan neutron,proton, deuteron, atau sinar
gamma. Sejauh ini proses fisi berlangsung melalui tahapan inti majemuk. Inti
majemuk selanjutnya terpecah menjadi dua bagian dan beberapa pancaran
neutron. Proses fisi yang ditemukan oleh Hahn dan Strassman (1939) dengan
percobaan radiokimia. Mereka menunjukkan bahwa penembakan uranium dengan
neutron menghasilkan unsur-unsur menengah dalam table periodik, dan unsur-
unsur transuranium yang telah diyakini sebelumnya. Dua komponen inti utama
dikenal sebagai fragmen fisi, yang secara energetika tidak memiliki massa yang
sama. Distribusi massa mungkin dipengaruhi oleh efek kulit (Wiyatmo,2006).
Bila sebuah partikel neutron berhasil masuk ke dalam inti atom Uranium,
maka inti Uranium menjadi lebih tidak stabil dan akibatnya mengalami
pembelahan. Hasil dari pembelahan ini adalah dua buah atom materi yang lain, 2
sampai 3 buah neutron baru dan energi. Total massa seluruh materi yang
terbentuk sesudah terjadinya pembelahan inti atom Uranium lebih kecil daripada
sebelum terjadi pembelahan. Selisih massa inilah yang berubah menjadi energi.
Neutron baru yang terbentuk setelah pembelahan inti dapat me-numbuk inti atom
Uranium lain dan seterusnya menghasilkan atom materi lain, 2-3 buah neutron
baru dan energi. Demikian seterusnya sehingga terbentuklah sebuah reaksi beran-
tai (Wiyatmo, 2006).
b. Unsur Radioaktif Hasil
Aktivasi Proses aktivasi adalah proses tertembaknya inti - inti atom bahan
oleh neutron sehingga bahan yang semula tidak radioaktif berubah si-fatnya
menjadi radioaktif dan mampu memancarkan radiasi. Dalam teras reactor nuklir,
proses aktivasi ini dapat terjadi mengingat di dalam teras reactor itu terjadi reaksi
fisi yang melepaskan neutron. Neutron-neutron hasil fisi ini selanjutnya da-pat
melakukan aktifasi terhadap bahan-bahan struktur yang diguna-kandalam teras
reactor, seperti ke-longsong bahan bakar, bahan pena-han radiasi, tangki reactor,
bahan reflector, batang kendali, bahan moderator dan lain-lain. Aktivasi neutron
terjadi juga terhadap bahan-bahan kimia yang sengaja ditambahkan ke dalam air
pendingin primer untuk maksud-maksud tertentu, misal un-tuk menekan laju
korosi. Proses aktivasi yang sengaja diusahakan oleh manusia antara lain adalah

20
da-lam proses produksi radioisotope di dalam reactor nuklir. Dari proses aktivasi
ini akan diperoleh berbagai jenis radioisotope yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan(Akhadi,2000).

2.7. Kegunaan Radiasi

a. Dalam kedokteran
Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan
penelitian. sinar X, misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tapi
dihentikan oleh bahan padat. Properti sinar X ini memungkinkan dokter untuk
menemukan tulang rusak dan untuk menemukan kanker yang mungkin tumbuh
dalam tubuh. Dokter juga menemukan penyakit tertentu dengan menyuntikkan zat
radioaktif dan pemantauan radiasi yang dilepaskan sebagai bergerak melalui
substansi tubuh.
b. Dalam Komunikasi
Semua sistem komunikasi modern menggunakan bentuk radiasi
elektromagnetik. Variasi intensitas radiasi berupa perubahan suara, gambar, atau
informasi lain yang sedang dikirim. Misalnya, suara manusia dapat dikirim
sebagai gelombang radio atau gelombang mikro dengan membuat gelombang
bervariasi sesuai variasi suara.
c. Dalam iptek
Para peneliti menggunakan atom radioaktif untuk menentukan umur bahan
yang dulu bagian dari organisme hidup. Usia bahan tersebut dapat diperkirakan
dengan mengukur jumlah karbon radioaktif mengandung dalam proses yang
disebut penanggalan radiokarbon. Kalangan ilmuwan menggunakan atom
radioaktif sebagai atom pelacak untuk mengidentifikasi jalur yang dilalui oleh
polutan di lingkungan.

2.8. Kerugian Akibat Radiasi

a. Radiasi Sinar Ultraviolet


Paparan UV bisa menyebabkan iritasi mata (conjungtivitis fotoelektrika),
mata berair/lakrimasi dan penderita menghindari paparan cahaya. Tetapi gejala ini
akan kembali normal dalam beberapa hari. Kulit merah terbakar (erythema).

21
Pigmen kulit dapat melindungi dari sinar UV. Pada paparan kronis UV dapat
merusak struktur kulit dan menyebabkan kulit mengalami penuaan dini dan
kanker kulit.
Pekerja yang berisiko adalah pekerja dalam ruang dimana lampu UV
digunakan untuk membunuh bakteri: perawat, tukang daging, penjamah makanan,
tukang daging, pekerja pabrik obat & tembakau dan tukang las.
b. Radiasi Sinar infra merah
Menyebabkan katarak pada lensa mata. Pencegahan yang dapat dilakukan
yaitu memakai kaca mata kobalt biru pada waktu menuangkan cairan
logam,pemeriksaan kesehatan secara periodik pada pekerja di tempat pengerjaan
benda pijar.
c. Radiasi Sinar Laser
Kerusakan retina & menyebabkan kebutaan,kelainan kulit.

2.9. Dosis Maximum Radiasi

United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu


sumber informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara untuk
penetapan garis pedoman pada proteksi radiasi. NRC telah menyatakan bahwa
dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05 Sv atau 5 rem/tahun.
Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan dengan batas pencahayaan
ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga merekomendasikan hal
serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National Council on Radiation
Protection (NCRP), yang merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin
mengadakan pertemuan untuk membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate
rekomendasi mengenai keamanan radiasi.
Menurut NCRP, tujuan dari proteksi radiasi adalah :
1) Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis
minimum.
2) Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada
masyarakat.
Dosis maksimum yang diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan
radiasi yang sampai pada seluruh tubuh individu, atau sebagai dosis spesifik pada

22
organ tertentu yang masih dipertimbangkan aman. Aman dalam hal ini berarti
tidak adanya bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal yang telah
ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi tersebut dapat membahayakan
tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu. Rekomendasi untuk batas atas
paparan telah dibentuk pula oleh NCRP sebagai panduan didalam pekerjaan yang
berkaitan dengan radiasi. Rekomendasi NRCP meliputi:
a) Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur
18 tahun.
b) Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50
mSv (5 rem).
c) Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan
medis) mestinya tidak melebihi 1 mSv (0,1 rem) per tahun.
d) Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya
tidak melebihi 0,5 mSv (0,05 rem). Dengan demikian untuk pekerja
wanita yang sedang hamil tidak lagi direkomendasikan bekerja sampai
kehamilannya selesai.

2.10. Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia

Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi


pada suatu bahan yang dilalui. Ionisasi tersebut diakibatkan adanya penyerapan
tenaga radiasi pengion oleh bahan yang terkena radiasi. Dengan demikian
banyaknya jumlah ionisasi tergantung dari jumlah tenaga radiasi yang diserap
oleh bahan (BATAN, 2008).
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic
adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel
somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka
efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau
efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang
terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang
dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi (BATAN, 2008).
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek
radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik

23
adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi,
sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi
dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel (BATAN, 2008).
Menurut Sumarsono (2008) efek deterministik pada organ reproduksi atau
gonad adalah sterilitas atau kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan
mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi
jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis
ambang terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena sudah mengakibatkan
terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa minggu. Pengaruh
radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin
sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa dalam
ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini sebagai
akibat dari gangguan hormonal sistem repwasroduksi. Dosis ambang sterilitas
menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas
permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy.
Sedangkan menurut Iffah (2009) kerusakan pada organ reproduksi
(kemandulan) terjadi pada paparan 150 - 300 rad untuk laki-laki dan < (150-300)
rad untuk wanita. Sehingga didapati bahwa wanita lebih sensitif terhadap paparan
radiasi khususnya pada organ reproduksi dibandingkan pria.

2.11.Pengertian Laser

Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated


Emmission of Radiation (penguatan cahaya dengan stimulasi emisi radiasi) yaitu
mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam
bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat lihat dengan mata normal,
melalui proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal,
memancarkan foton dalam pancaran koheren. Laser juga dapat dikatakan efek dari
mekanika kuantum.
Sumber cahaya umum, seperti bola lampu incandescent memancarkan foton
hampir ke seluruh arah, biasanya melewati spektrum elektromagnetik dari panjang
gelombang yang luas. Sifat koheren sulit ditemui pada sumber cahaya atau
inkoheren dimana terjadi beda fasa yang tidak tetap antara foton yang dipancarkan

24
oleh sumber cahaya. Secara kontras, laser biasanya memancarkan foton dalam
cahaya yang sempit, terpolarisasi, sinar koheren mendekati monokromatik, terdiri
dari panjang gelombang tunggal atau satu warna.
Beberapa jenis laser, seperti laser dye dan laser vibronik benda-padat
(vibronic solid-state lasers) dapat memproduksi cahaya lewat jangka lebar
gelombang, properti ini membuat mereka cocok untuk penciptaan detak singkat
sangat pendek dari cahaya, dalam jangka femtodetik (10-15 detik). Banyak teori
mekanika kuantum dan termodinamika dapat digunakan kepada aksi laser,
meskipun nyatanya banyak jenis laser ditemukan dengan cara trial and error.
Semua laser berisi empat komponen utama:
1) Media aktif mungkin kristal padat seperti Ruby atau Nd: YAG, pewarna
cair, gas seperti CO-2 atau Helium Neon /, atau semikonduktor seperti
GaAs. media aktif mengandung atom yang elektron mungkin senang
tingkat energi tinggi oleh sumber energi eksternal.
2) Eksitasi Mekanisme: Mekanisme Eksitasi pompa energi ke dalam media
aktif dengan satu atau lebih dari tiga metode dasar; optik, listrik atau
kimia.
3) Tinggi reflektansi Mirror: Sebuah cermin yang mencerminkan dasarnya
100% dari sinar laser.
4) Cermin Membiarkan Partial Transmisi: Sebuah cermin yang
mencerminkan kurang dari 100% dari sinar laser dan transmit sisanya.

2.12. Kelas Cahaya yang dihasilkan Laser

Laser menghasilkan cahaya sinar dari berbagai intensitas dan dikategorikan


sesuai dengan kekuatan yang dipancarkan. Kelas 1 merupakan laser paling lemah,
dan kekuasaan akan semakin tinggi melalui Kelas 2, Kelas 3A, 3B dan Kelas 4.
1) Kelas 1
Kelas 1 laser dianggap aman berdasarkan pengetahuan medis saat ini. Kelas
ini mencakup semua laser atau sistem laser yang tidak dapat memancarkan
tingkat radiasi optik di atas batas hubungan untuk mata di bawah setiap
kondisi eksposur yang melekat dalam desain produk laser. Mungkin ada

25
yang lebih berbahaya laser tertanam di kandang suatu produk Kelas 1, tapi
tidak ada radiasi yang berbahaya bisa lepas kandang.
2) Kelas 2
Kelas 2 laser atau sistem laser harus memancarkan sinar laser terlihat. Kelas
2 sinar laser akan terlalu menyilaukan untuk menatap ke dalam untuk waktu
yang lama. Melihat sesaat tidak dianggap berbahaya karena batas daya
radian atas pada jenis perangkat kurang dari itu sampai maksimal diijinkan.
Eksposur untuk pemaparan sesaat 0,25 atau kurang. Melihat diperpanjang,
disengaja, atau bagaimanapun, dianggap berbahaya.
3) Kelas 3
Kelas 3 laser atau sistem laser dapat memancarkan panjang gelombang
apapun, tetapi tidak dapat menghasilkan difus (bukan seperti cermin)
bahaya refleksi kecuali difokuskan atau dilihat untuk waktu yang lama
dalam jarak dekat. Hal ini juga tidak dianggap sebagai bahaya kebakaran
atau bahaya kulit yang serius. Setiap gelombang kontinyu (CW) laser yang
tidak Kelas 1 atau Kelas 2 adalah Kelas 3. Perangkat jika daya keluaran
adalah 0,5 W atau kurang. Karena balok output seperti laser jelas berbahaya
untuk melihat intrabeam, kontrol tindakan berpusat pada menghilangkan
kemungkinan ini.
4) Kelas 4
Sebuah Kelas 4 laser atau sistem laser adalah setiap yang melebihi batas
output (Batas Emisi diakses, AEL's) dari perangkat 3 Kelas. Seperti yang
diharapkan, laser ini mungkin baik atau kulit bahaya kebakaran atau bahaya
refleksi difus. Sangat baik diperlukan pengendalian ketat untuk laser 4 Kelas
atau sistem laser.
Laser juga dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, laser kontinyu dan
berdenyut. Laser yang menggunakan gas sebagai medium menghasilkan balok
menerus. Solid laser menggunakan kristal, kaca atau semikonduktor sebagai
substansi penguatan cahaya, dan menghasilkan balok berdenyut.

26
2.13. Manfaat Laser di Bidang Kedokteran

Sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang,gigi serta organ


tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien.
Biasanya,masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’Foto Rontgen’’.
Selain bermanfaat,sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi
tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat
menimbulkan penyakit yang berbahaya,misalnya kanker. Oleh sebab itu para
dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’Foto Rontgen’’ secara
berlebihan.
Selain itu beberapa kelebihan teknologi laser dalam dunia kedokteran:
1) Lebih Efektif
Laser dapat mengobati kelainan-kelainan yang tidak mungkin dilakukan
oleh tindakan operasi, misalnya mengatasi hemangioma yang cukup lebar.
Operasi dengan pisau bedah akan merusak jaringan yang cukup luas
sehingga menyulitkan dokter untuk menjahitnya kembali. Dengan
tindakan laser, hal itu dapat dihindari karena jaringan pembuluh darah
yang dirusak hanyalah bagian-bagian yang tidak diinginkan atau tanpa
menciutkan dan merusak jaringan serta pembuluh darah lain. Jadi
penanganannya lebih fokus karena hanya mengenai target yang
diinginkan.
2) Lebih Cepat Normal
Meski tindakan laser memungkinkan terjadinya kerusakan pada jaringan
lain, tetapi kerusakan pascalaser atau bekas lukanya bisa diminimalkan.
Sementara tindakan pembedahan umumnya akan mengakibatkan
kerusakan lebih luas yang akan memperlambat proses penyembuhan.

2.14. Pengertian Microwave

Microwave adalah sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang


gelombang antara 1 milimeter sampai 1 meter dan berfrekuensi antara 300
megahertz sampai 300 gigahertz. Gelombang mikro adalah gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang mulai dari sepanjang satu meter
sebagai pendek sebagai satu milimeter, atau ekuivalen, dengan frekuensi antara

27
300 MHz (0,3 GHz) dan 300 GHz. Definisi yang luas ini mencakup baik UHF dan
EHF (gelombang milimeter), dan berbagai sumber menggunakan batas-batas yang
berbeda. Dalam semua kasus, termasuk microwave band SHF seluruh (3 sampai
30 GHz, atau 10 sampai 1 cm) minimal, dengan teknik RF sering menempatkan
batas bawah pada 1 GHz (30 cm), dan bagian atas sekitar 100GHz (3mm).
Aparatur dan teknik dapat digambarkan secara kualitatif sebagai
"microwave" ketika panjang gelombang sinyal kira-kira sama dengan dimensi
peralatan, sehingga elemen lumped-teori rangkaian tidak akurat. Sebagai
konsekuensinya, teknik microwave praktis cenderung untuk menjauh dari resistor
diskrit, kapasitor, dan induktor digunakan dengan gelombang radio frekuensi yang
lebih rendah. Sebaliknya, didistribusikan elemen sirkuit dan transmisi-teori garis
metode yang lebih bermanfaat untuk desain dan analisis. Jalur transmisi Open-
kawat dan koaksial memberikan cara untuk waveguides dan stripline, dan
disamakan-elemen sirkuit disetel diganti dengan resonator rongga atau garis
resonan. Efek refleksi, polarisasi, difraksi hamburan, dan penyerapan atmosfer
biasanya berhubungan dengan cahaya tampak memiliki signifikansi praktis dalam
penelitian propagasi gelombang mikro. Persamaan yang sama berlaku pada teori
elektromagnetik semua frekuensi.
Sementara nama mungkin menyarankan mikrometer panjang gelombang,
lebih baik dipahami sebagai menunjukkan panjang gelombang lebih pendek
daripada yang digunakan dalam penyiaran radio. Batas-batas antara cahaya
inframerah jauh, radiasi Terahertz, microwave, dan ultra-tinggi frekuensi
gelombang radio yang cukup sewenang-wenang dan digunakan bervariasi antara
berbagai bidangstudi.
Teknik stripline menjadi semakin diperlukan pada frekuensi yang lebih
tinggi. Gelombang elektromagnetik lagi (frekuensi rendah) dari gelombang mikro
disebut "gelombang radio". Radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
lebih pendek dapat disebut "gelombang milimeter", Terahertz radiasi atau bahkan
T-ray. Definisi berbeda untuk band gelombang milimeter, yang mendefinisikan
sebagai IEEE 110 GHz sampai 300 GHz. Di atas 300 GHz, penyerapan radiasi
elektromagnetik oleh atmosfer Bumi begitu besar sehingga secara efektif buram,

28
sampai atmosfer menjadi transparan lagi pada yang disebut rentang jendela
inframerah dan optik frekuensi.

2.15. Komponen-komponen microwave oven

1) Magnetron
Magnetron merupakan bagian inti dari microwave oven. Komponen ini akan
mengubah energi listrik menjadi radiasi gelombang mikro. Pada bagian dalam
magnetron, electron dipancarkan dari sebuah terminal central yang disebut katode.
Kutub positif yang disebut anode mengelilingi katode menarik elektron-elektron.
Selama perjalanan pada garis lurus, magnet permanen memaksa elektron untuk
bergerak dalam jalur melingkar. Seiring elektron-elektron melewati resonansi di
dalam ruangan oven, elektron-elektron tersebut menghasilkan gelombang medan
magnet yang terus-menerus.
2) Waveguide
Waveguide adalah sebuah komponen yang didesain untuk mengarahkan
gelombang. Untuk tiap jenis gelombang waveguide yang digunakan tidak sama.
Waveguide untuk gelombang mikro dapat dibangun dari bahan konduktor.
3) Microwave Stirrer
Komponen yang menyerupai baling-baling ini digunakan untuk
menyebarkan gelombang mikro di dalam microwave oven. Biasanya
dikombinasikan dengan sebuah komponen seperti piringan yang dapat diputar
pada bagian bawah. Kombinasi ini memungkinkan kecepatan tingkat kematangan
yang merata saat memasak.

2.16. Kegunaan dalam Bidang Kesehatan

Dalam dunia kesehatan berkaitan dengan pemanasan suatu jaringan tubuh.


Prinsipnya mirip dengan microwave oven. Untuk menghancurkan tumor yang
bersarang dalam tubuh, gelombang mikro diarahkan pada lokasi tumor (lokasinya
bisa ditentukan menggunakan gelombang mikro juga, dengan prinsip yang sama
seperti teknologi radar). Cairan tumor menyerap gelombang mikro sehingga
terjadi eksitasi atom.

29
2.17. Pengertian Getaran

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangan (KEP-51/MEN/1999). Getaran terjadi
saat mesin atau alatdijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat
mekanis (Sugeng Budiono,2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar titik
(J.M. Harrington, 1996:187). Vibrasi adalah gerakan, dapat disebabkan oleh
getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesinatau alat-alat mekanis lainnya
(J.F.Gabriel, 1996:96). Geteran merupakan efek suatu sumber yang memakai
satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran adalah suatu factor fisik
yangmenjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut
bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam
tempat kerja (Emil Salim, 2002:253).
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Getaran terjadi saat mesin atau alat
dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran
mekanis dibedakan berdasarkan jenis pajanannya. Terdapat 2 bentuk yaitu:
1) Getaran seluruh badan (whole body vibration) Akibat goncangan dari
mesin, kendaraan atau traktor.
2) Getaran alat-lengan (tool-hand vibration) atau getaran pada tangan dan
lengan (hand and arm vibration).

2.18. Jenis-Jenis Getaran Kerja

1) Getaran Umum (Whole body vibration )


Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh, dihantarkan melalui bagian
tubuh tenaga kerja yang menopang seluruh tubuh. Misalnya : kaki saat berdiri,
pantat pada saat duduk, punggung  saat bersandar, lengan saat bersandar. Getaran
ini mempunyai frekwensi 5 – 20 Hz.
2) Getaran Setempat   ( Hand arm vibration )
Getaran yang merambat melalui tangan atau lengan dari operator atal yang
bergetar. Getaran ini mempunyai frekwensi 20 – 500 Hz.

30
2.19. Pengaruh Getaran Terhadap Tenaga Kerja

1) Getaran Umum (WBV)


Sesuai dengan tingkatnya dapat dibagi menjadi 3 macam :
a. Mengganggu kenyamanan kerja
b. Mempercepat timbulnya kelelahan kerja
c. Menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja
Penentuan ke 3 macam tersebut berdasarkan 2 faktor yaitu :
a) Tingkat Accelerasi / percepatan getaran
• Mengganggu kenyamanan : 0,01 – 0,1 m/d t 2
• Mempercepat timbulnya kelelahan : 0,1 – 1,1 m/d t 2
• Gangguan kesehatan ; 1 – 10 m/d t 2
Tingkat percepatan ini diperbolehkan dengan batas waktu tertentu
misalnya :
• 1    –  1,5 m/dt 2 :  4 jam
• 1,5 –  3 m/dt2 :  2,5 jam
• 3    –  5 m/dt2 :  1 jam
• 5    –  6 m/dt2 :  25 menit
• 6,3 –  10 m/dt2 :  1 menit
• >10 m/dt2 sama sekali tidak diperkenankan
b) Frekwensi getaran : berpengaruh terhadap tubuh yaitu :
• Sumbu Z : arah kaki kepala atau sebaliknya yaitu 4 – 8 Hz
• Sumbu X : arah depan  kebelakang atau sebaliknya
• Sumbu Y : arah kanan kekiri atau sebaliknya
• Sumbu X  dan sumbu Y yaitu : 1 – 2 Hz

Gangguan kesehatan yang ditimbulkan WBV  yaitu :


• Gangguan aliran darah
• Gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif
syaraf.
• Gangguan metabolisme/ pencernaan / pertukaran oxygen dalam
paru-paru
• Gangguan pada otot atau persendian

31
Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-
pegal, kaki kesemutan. Mesin-mesin yang menghasilkan Wbv
biasanya berkisar antara 1 – 20 Hz Efek terhadap gangguan
kesehatan berlangsung jangka panjang.
Pada Stadium I
• Terjadi gangguan perut : kembung, mual, kolik usus
• Gangguan penglihatan : mata berkunang – kunang
• Gangguan syaraf           : insomnia, gangguan keseimbangan

Pada Stadium II
• Terjadi gangguan         : pada otot / sendi
2) Getaran Setempat ( Hav )
a. Sensitivitas maximum pada frekwensi 12 – 16 Hz.
b. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan adalah WFS (White Fingers
Syndrome)
c. Gangguan dapat berupa penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf
perifer, gangguan tulang sendi dan otot. Gejala yang timbul berupa jari-
jari pucat dan kaku, mati rasa terhadap suhu / sentuhan. Terjadinya
gejala tersebut memerlukan jangka waktu 3 – 6 tahun dengan melalui
beberapa stadium yaitu :
Stadium I : Ujung jari pucat,rasa kaku pada waktu dingin atau bangun
tidur.
Stadium II : Perluasan jari pucat, kesemutan, rasa kaku.
Stadium III : Gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat

2.20. Nilai Ambang Batas Getaran

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999


tentang  Nilai Ambang Batas  Faktor Fisika di tempat Kerja, untuk Getaran adalah
Lama Pemaparan Acceleration  ( m/dtk2 )
4-8 Jam 4
2-4 Jam 6
1-2 Jam 8

32
< 1 Jam 12

2.21. Cara Pengendalian Getaran Di Tempat Kerja

1) Pengendalian secara teknis


a. Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitasnya (dilengkapi
dengan damping/peredam).
b. Menambah/menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya
membalut pegangan alat dengan karet.
c. Memelihara/merawat peralatan dengan baik, dengan mengganti
bagian-bagian yang aus atau memberi pelumasan.
d. Meletakkan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakkan di atas meja
yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.
e. Menggunakan remote control. Tenaga kerja tidak terkena paparan
getaran, karena dikendalikan dari jauh.
2) Pengendalian Secara Administrative
Yaitu dengan Cara mengatur waktu kerja, misalnya:
a. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan
getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seorang, tetapi bergantian.
b. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.
3) Pengendalian Secara Medis
Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali.
Sedangakan untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah
2-3 tahun sekali.
4) Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan
yang telah dilengkapi peredam getar (busa).

2.22. Efek Getaran Terhadap Tubuh Tergantung Besar Kecilnya Frekuensi

Yang Mengenai Tubuh

1) 3-9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.

33
2) 6-10 Hz : Dengan  intensitas 0,6 gram,  tekanan darah, denyut  jantung,
pemakaian O2 dan volume perdenyutan sedikit berubah. Pada  intensitas 
1,2  gram  terlihat  banyak  perubahan sistem peredaran darah.
3) 10 Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan
beresonansi.
4) 13-15 Hz: Tenggorokan akan mengalami resonansi.
5) < 20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis  ini otot
menjadi  lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
Beberapa jenis getaran dan akibatnya pada kesehatan, antara lain meliputi
getaran pada seluruh tubuh dan getaran pada lengan. Getaran seluruh tubuh
biasanya dialami pengemudi kendaraan dengan akibat yang timbul tergantung
kepada jaringan manusia, seperti pada getaran 3-6 Hz untuk bagian thorax (dada
dan perut), pada getaran 20-30 Hz untuk bagian kepala, dan pada getaran 100-150
Hz untuk rahang. Selain berakibat pada rasa tidak nyaman efek getaran pada
organ tubuh yang berlangsung lama, menurut beberapa penelitian dapat
menyebabkan orteoartritis tulang belakang. Getaran tangan-lengan, dapat
menyebabkan antara lain  timbulnya kelainan pada peredaran darah dan
persyarafan,serta kerusakan pada persendian dan tulang-tulang.

2.23. Dampak Getaran Bagi Kesehatan Dan Lingkungan

Dampak getaran yang berasal dari industri berat ataupun bangunan


bertingkat dengan pancang tiang, yang cukup jauh dan dalam menusuk perut
bumi, bagi kesehatan manusia memang tak secara langsung, namun bila kita
cermati fenomena yang saat ini terjadi adanya penurunan permukaan tanah pada
area prumahan perkotaan, tanpa disadari jalan dan bangunan rumah bisa terjadi
keretakan, terjadi proses keretakan akibat getaran dari atas bumi terus berjalan dan
ini akan merusak berbagai bangunan yang ada, dan secara tak langsung akan
mengganggu lingkungan yang ada dan akhirnya  kesehatan manusia juga yang
akan terancam.
Sementara getaran mekanis secara langsung bisa dirasakan oleh individu
atau pekerja pada lokasi industri, yaitu melalui getaran mesin-mesin yang bekerja
lalu terjadi perambatan pada individu melalui kaki pada tanah, ataupun kontak

34
langsung melalui tangan ( misal sebagai operator teknis dalam industri tsersebut),
dan bagi pekerja yang demikian bila terjadi secara kontinu akan berpengaruh pada
peradangan kulit, gangguan syaraf dan gangguan persendian pada tulang.

35
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Macam-macam Bahaya Fisik ditempat Kerja yaitu temperatur,


kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, radiasi, getaran
mekanis,dan bau-bauan. Pembebanan kerja fisik Beban kerja fisik bagi
pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi dan
derajat kesehatan.
2) Radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui
media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Jenis-
Jenis radiasi, radiasi non ionisasi, radiasi ion. Sumber- sumber radiasi
yaitu radiasi alam dan radiasi buatan. Kegunaan Radiasi, dalam
kedokteran digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan penelitian. Dalam
Komunikasi digunakan untuk semua sistem komunikasi modern bentuk
radiasi elektromagnetik. Dalam iptek Ppara peneliti menggunakan atom
radioaktif untuk menentukan umur bahan yang dulu bagian dari organisme
hidup.
3) Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated
Emmission of Radiation ( penguatan cahaya dengan stimulasi emisi radiasi
) yaitu mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik,
biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat lihat
dengan mata normal, melalui proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser
biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren. Laser juga
dapat dikatakan efek dari mekanika kuantum.
4) Microwave adalah sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang antara 1 milimeter sampai 1 meter dan berfrekuensi antara 300
megahertz sampai 300 gigahertz. Gelombang mikro adalah gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang mulai dari sepanjang satu
meter sebagai pendek sebagai satu milimeter, atau ekuivalen, dengan
frekuensi antara 300 MHz (0,3 GHz) dan 300 GHz. Definisi yang luas ini
mencakup baik UHF dan EHF (gelombang milimeter), dan berbagai

36
sumber menggunakan batas-batas yang berbeda. Dalam semua kasus,
termasuk microwave band SHF seluruh (3 sampai 30 GHz,
5) Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Getaran terjadi saat mesin
atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat
mekanis. Getaran mekanis dibedakan berdasarkan jenis pajanannya.
Terdapat 2 bentuk yaitu:
a. Getaran seluruh badan (whole body vibration) Akibat goncangan dari
mesin, kendaraan atau traktor.
b. Getaran alat-lengan (tool-hand vibration) atau getaran pada tangan dan
lengan (hand and arm vibration).

3.2 Saran

Setelah membaca dan memahami makalah ini penulis berharap pembaca


dapat mengetahui dan memahami berbagai hal terkait bahaya fisik , radiasi, laser,
microwave, dan getaran di tempat kerja. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritikan agar sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya
lebih baik lagi, dan diharapkan makalah ini dapat memberi manfaat dan wawasan
pembaca.

37
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, B. N. B. 1991. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.PT
Pustaka Binaman Presindo. Jakarta.
Suma’mur PK. 1993. Hygiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja.Cetakan ke-9.CV
Haj i Hasagung. Jakarta.
Keselamatan, Pemerintah Kanada, Pusat Kesehatan Kerja Kanada dan.
"Lingkungan Panas - Efek Kesehatan dan Pertolongan Pertama: Jawaban
K3" . www.ccohs.ca.
http://2.bp.blogspot.com/_4kv251JRv6E/TExNS_uUHnI/AAAAAAAAAHQ/aD
DK-UrqDKY/s320/ULTRA.jpgRadiasi ini berupa gelombang
elektromagnetik seperti gelombang mikro (microwave), sinar ultra violet,
sinar infra merah & sinar laser.
Akhadi, Mukhlis.2000. Dasar - dasar Proteksi Radiasi. Jakarta : Rineka Cipta
Anonim.”radiasi”.http://id.wikipedia.org(diakses tanggal 27 Maret 2020 pikul
0651 WIB)
Aday, W.R. 1975. “Introduction: Effects of electromagnetic radiation on the
nervous System” Annals NY Acad.Sci., 247, pp 1520.
Brandes,C. and Frish, B. 1986. Production of mutant drones by treatment of
honeybees with Xrays. Apidologie, 17(4), pp 356358.
Sharma, P.L. 1958. Brood rearing activity of Apis indica F.and egg laying
capacity of its queen. Indian Bee J., 20, pp 166173.
"Laser Diode Market". Hanel Photonics. Diakses tanggal 27 Maret 2020
Charles H. Townes (2003). "The first laser". Dalam Laura Garwin and Tim
Lincoln. A Century of Nature: Twenty-One Discoveries that Changed
Science and the World. University of Chicago Press. hlm. 107–12. ISBN 0-
226-28413-1. Diakses tanggal 27 Marer 2020.
Pozar, David M. (1993). Microwave Engineering Addison-Wesley Publishing
Company. ISBN 0-201-50418-9.
Goldsmith, JR (December 1997). "Epidemiologic evidence relevant to radar
(microwave) effects". Environmental Health Perspectives 105 (Suppl. 6):
1579–1587. doi:10.2307/3433674. JSTOR 3433674. PMC 1469943. PMID

38
9467086. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?. Diakses 27
Maret 2020

39

Anda mungkin juga menyukai