Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR RESIKO DAN RESIKO TINGGI

MASA PERSALINAN
FENY FIDYA PUTRI DIA
NANDA NOVITA
AYU MARTINA D

FASHION GENERAL
HAFIFA ASIAH RAIHANAH
SEPTIYANA
NUR ANNISA FATHINDYA P
CHARISA EKA
KARTIKA
SHELLA
HILDA HAZARANI RENITHA AMALIA
AURELLIA
DAHLIAH
MEILY SALSANA
ANGGRAINI ROHMIA

WITA ASMALINDA, SST., M.Kes


DETEKSI DINI PENYULIT
PERSALINAN
KESEHATAN &
INFORMASI TENTANG
KENYAMANAN JANIN
IBU
 Nama
 DJJ (Detak Jantung
 Umur
Janin)
 Gravida Para dan
 Warna dan adanya
Abortus
air ketuban
 Nomor RM
 Molase
 Tanggal dan waktu
( penyusupan
dirawat
kepala janin )
 Waktu pecahnya
Kemajuan
ketuban
persalinan
 Kontraksi uterus

KESEHATAN DAN KENYAMANAN IBU

Nadi, Tekanan Darah, Temperatur Tubuh ,


Volume Urine, Protein Dan Aseton
DETEKSI
DETEKSI DINI
DINI MASA
MASA PERSALINAN
PERSALINAN
KALA I KALA II KALA III & IV

Riwayat Bedah Sesar  Syok


Presentasi bukan belakang kepala  Retensio Plasenta
 Perdarahan  Dehidrasi
atau ganda Pervaginam  Apulsi tali pusat
< 37pusat
minggu atau persalinan  Infeksi
Tali menumbung ( jika tali
 PER ( Pre Eklampsia Ringan )  Atonia Uteri
kurang bulanberdenyut )
pusat masih
 PEB ( Pre Eklampsia Berat )  Robekan jalan lahir
Tanda- tanda
Tanda dan atausyok
gejala gejala – gejala
 Insersia Uteri  Syok
infeksi Ketuban
Tanda dan pecah
gejala disertai
persalinan
dengan  Gawat Janin  Dehidrasi
dengan keluarnya
fase laten mekonium
yang
kental  Kepala bayi tidak turun
memanjang  Infeksi
TD lebih dari 160/110 daninpartu
atau  Distosia Bahu
Tanda dan gejala belum  PER & PEB
 Cairan ketuban bercampur
terdapat
Tanda danprotein
gejaladalam
partusurin
lama  Kandung kemih penuh
 Tinggi fundus 40 cm atau lebih mekonium

 DJJ <100 / >180 kali/menit ( gawat  Tali pusat menumbung

janin )  Lilitan tali pusat

 Primipara dalam persalinan fase  Kehamilan kembar tak terdeteksi

aktif dengan palpasi kepala janin


masih 5/5
Konsep
Konsep Dasar
Dasar Penyulit
Penyulit Kala
Kala II dan
dan Kala
Kala IIII
A. Konsep Dasar Kelainan Presentasi dan Posisi

Part 01 Presentasi Puncak Kepala Part 02 Presentasi Dahi


Presentasi
PresentasiDahi
Dahi

Part 03 Presentasi Muka Part 04 Posisi Oksipitalis


Posterior Persisten
B. Konsep Dasar Distosia Kelainan Tenaga Atau His

Part 01 His Hipotonik

Presentasi
PresentasiDahi
Dahi
Part 02 His Hipertonik (his terlampau
kuat)

Part 03 His yang tidak terkoordinasi


C. Distosia Kelainan Alat Kandungan (Traktus Genitalis)
Edema
Part 01 Vulva Stenosis pada vulva

Presentasi
PresentasiDahi
Dahi Tumor
Part 02 Vagina

Part 03 Uterus/Servik Servik uteri


Uterus
D. Distosia Karena Kelainan Letak Janin

Part 01 Bayi Besar Part 02 Hydrocephalus


• • Presentasi
PresentasiDahi
Dahi

Part 03 Anencephalus Part 04 Gawat janin / Fetal


Distress
Fetal distress
bisa akut dan More...
kronis
a) Faktor yang mempengaruhi fetal distress kronis:

Status sosial Umur maternal Penyalah gunaan obat Riwayat obstetrik


ekonomi rendah terlarang yang buruk

Penyakit maternal Merokok Kondisi plasenta Kondisi fetal

Faktor resiko intra partum


b) Faktor yang mempengaruhi fetal distress akut:

Kondisi uterus Kompresi tali pusat

Depresi pusat
Kondisi tali pusat
sistem pernafasan
E. Distosia Kelainan Jalan Lahir

Part 01 Kesempitan Pintu Atas


Panggul
Presentasi
PresentasiDahi
Dahi
Part 02 Kesempitan Pintu Tengah Panggul

Part 03 Kesempitan Pintu Bawah Panggul


Deteksi fetus melalui pemeriksaan Antenatal Pemeriksaan
digunakan untuk mendeteksi fetus meliputi:

1. USG untuk menilai 3. Non stress tes (NST)


pertumbuhan fetus Eksternal kardiotokograf (CTG) Kriteria yang
seharusnya diamati meliputi 2 hal atau lebih,
yaitu: denjut jantung janin, mengalami
penurunan sedikitnya 15 denyutan permenit
menetap sedikitnya 15 detik dalam 20 menit

2. Profil biofisikal 4. Dopler


USG parameter yang digunakan untuk menilai Dengan tanda :
meliputi; gerakan pernafasan fetus, gerakan fetus, 1. Denyut jantung
tonus fetus indeks cairan amnion dan NST 2. 2. Mekonium
Persalinan
Persalinan Dengan
Dengan Penyulit
Penyulit Kala
Kala III
III Dan
Dan
IV
IV
a. Atonia Uteri b. Retensio c. Emboli
Plasenta Air Ketuban

01 02 03

Uterus gagal berkontraksi dengan baik Plasenta atau bagian-bagianya dapat tetap berada di Emboli air ketuban menimbulkan syok yang
setelah persalinan Penyebab dalam uterus setelah bayi lahir.Penyebab : sangat mendadak dan biasanya berakhir
1. Partus lama 1. Plasenta belum lepas dari didnding uterus dengan kematian. Dengan mendadak
2. Pembesaran uterus yang berlebihan 2. Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan penderita menjadi gelisah, sesak nafas,
pada waktu hamil seperti pada (disebabkan karena tida adanya usaha untuk kejang-kejang dan meninggal kemudian.
kehamilan kembar, hidramnion atau melahirkan atau karena salah penanganan kala III) Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat
janin besar 3. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan dengan ketuban yang biasanya sudah pecah.
3. Multiparitas plasenta Karena his kuat, air ketuban dengan
4. Anastesi yang dalam 4. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh mekonium, rambut lanuago dan vernik
5. Anastesi lumbal sebab vili korealis menembus desidua sampai kaseosa masuk kedalam sinus-sinus dalam
miometrium-sampai dibawah peritoneum (plasenta dinding uterus dan dibawa ke paru-paru. Pada
akreta-perkreta) syok karena emboli air ketuban sering
ditemukan gangguan dalam pembekuan
darah.
d. Robekan Jalan a. Perbaikan robekan servikb.

Lahir b. Perbaikan robekan vagina dan perineum

04

Robekan jalan lahir merupakan peyebab kedua 1) Robekan tingkat I yang mengenaimukosa vagina dan
tersering dari perdarahan pasca persalinan. jaringan ikat
Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia 2) Robekan tingkat II mengenai lat-alat di bawahnya
uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus 3) Robekan tingkat III mengenai m. sfingter ani
yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh, 4) Robekan tingkat IV mengenai mukosa rektum Umumnya
robekan servik atau vagina. robekan ingkat I dapat sembuh sendiri, tidak perlu dijahit.
Koreksi Hidrostatik
a. Pasien dalam posisi trendelenburg-dengan kepala lebih rendah sekitar 50 cm dari perineum
b. Siapkan sistem bilas yang sudah disinfeksi, berupa selang 2 m
e. Inversio Uteri berujung peneyemprot berlubang lebar. Selang di sambung dengan tabung berisis air hangat
3-5 l (atau NaCl atau infus lain) dan pasang setinggi 2 m
c. Identifikasi fornik posterior
d.Pasang ujung selang douche pada fornik posterior sampai menutup labia sekitar selang
denan tangan
05

Pada inversio uteri bagian atas uterus memasuki


kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam
menonjol ke dalam kavum uteri.

Tingkatan inversio uteri menurut perkembangan inversio uteri:


a. Fundus uteri menonjol ke dalam kavum uteri, tetapi belum keluar
dari ruang tersebut
b. Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina
c. Uterus dengan vagina, semuanya terbalik, untuk sebagian besar
d. terletak di luar vagina
f. Perdarahan g. Syok
Kala IV Obstetrik

06 07

Perdarahan yang normal setelah kelahiran Syok pada waktu kehamilan mengakibatkan syok pula

mungkin hanya akan sebanyak satu pembalut pada janin yang berada dalam kandungan. Peristiwa-

wanita perjam selama enam jam pertama atau peristiwa yang dalam praktek kebidanan dapat

seperti darah haid yang banyak. Jika perdarahan menimbulkan syok adalah:

lebih banyak dari ini, maka ibu tersebut hendaknya a. Perdarahan

diperiksa lebih sering dan penyebabpenyebab dari b. Infeksi berat

perdarahan berat seharusnya diselidiki. Apakah c. Solusio plasenta

ada laserasi pada vagina atau servik? Apakah d. Perlukaan dalam persalinan

uterus berkontraksi dengan baik? Apakah kandung e. Inversio uteri

kencingnya kosong? f. Emboli air ketuban


g. Wanita hamil lanjut menunjukkan hipotensi sewaktu
tidur terlentang, peristiwa ini yang dinamakan supine
hypotensive syndrome.
Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002). Persalinan merupakan titik
tertinggi dari seluruh persiapan yang telah dipersiapkan. Persalinan adalah proses dimana
janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu (Depkes, 2008).
Persalinan tidak selalu berjalan dengan normal. Oleh karena itu pada saat memberikan
asuhan kepada ibu yang sedang bersalin, penolong harus waspada terhadap masalah yang
mungkin terjadi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu memantau
kemajuan persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik adalah partograf.
Pada persalinan normal juga memiliki resiko yang bisa terjadi selama proses persalinan
diantaranya adalah distosia karena letak janin, distosia karena kelainan alat kandungan,
prolaps tali pusat, atonia uteri, retensio plasenta dll.
FASHION GENERAL
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai