Epistaksis atau perdarahan hidung, seringkali dapat menjadi berat berubah menjadi kasus gawat darurat Epistaksis ringan berasal dari bagian anterior hidung Epistaksis berat berasal dari bagian posterior hidung Etiologi Lokal Trauma lokal Tumor Idiopatik Lainnya : • Iritasi gas atau zat kimia • Keadaan lingkungan yg sangat dingin • Tinggal di daerah yang tinggi atau perubahan tekanan atmosfir yg tiba-tiba • Latrogenik akibat operasi • Pemakaian semprot hidung steroid jangka lama • Benda asing atau rinolit Etiologi Sistemik Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya Kelainan perdarahan (leukemia, hemofilia, rombositopenia) Infeksi (demam berdarah disertai trombositopenia, morbili, demam tifoid) Lainnya : • Gangguan keseimbangan hormon misal pada kehamilan, menarke dan menopause • Kelainan kongenital misal hereditary hemorrhagic telangieclasis atau penyakit Rend-Osler-Weber • Peningkatan tekanan vena seperti pada emfisema, brobkitis, pertusis, pneumonia, tumor leher dan penyakit jantung • Pada pasien dengan pengobatan koagulansia. Anamnesis 1. Pemeriksaan keadaan umum • Monitor tanda vital • Segera pasang infus jika ada penurunan tanda vital • Adanya riwayat perdarahan profus • Baru mengalami sakit berat (serangan jantung, stroke pada orang tua) 2. Pemeriksaan hidung Jika pada pemeriksaan didapati adanya massa, dapat segera dilakukan biopsi Anamnesis 3. Pemeriksaan Laboratorium • Pemeriksaan darah tepi • Pemeriksaan penurunan faktor VIII, pada anak dengan epistaksis berulang tanpa riwayat trauma atau operasi
Pemeriksaan radiologik hidung dan sinus paranasal
serta nasofaring Sumber perdarahan 1. Anterior • Berasal dari pleksus Kieselbach atau e. etmodilis anterior • Pada saat pemeriksaan dengan lampu kepala, periksa pleksus Kiesselbach yg berada di septum bagian anterior 2. Posterior • Berasal dari a. sfenopalatina dan a. etmodialis posterior Penatalaksanaan 1. Perhatikan keadaan umum pasien 2. Pastikan pasien tidak syok 3. Pemasangan tampon • Anterior • Belloque • Ligasi • Embolisasi Tampon Belloque Perdarahan posterior yang berat biasanya baru dapat diatasi setelah dipasang tampon posterior/ tampon Belloque. Tampon ini dibuat dari kasa berukuran 3x2x2 cm dan mempunyai 3 buah benang, 2 buah pada satu sisi dan sebuah lagi pada sisi lain. Tampon ini harus memenuhi koana. Tampon Belloque Cara memasang : Masukkan kateter ke lubang hidung, untuk menarik tampon ke koana. Ujung kateter di orofaring ditarik keluar rongga mulut dengan pinset dan diikat pada 2 benang yang terdapat pada 1 sisi tampon, kateter kemudian ditarik meluar melalui rongga hidung, tampon akan tertarik ke dalam rongga mulut dan dengan ujung jari telunjuk tampon didorong masuk ke koana. Selanjutnya dipasang tampon anterior dan kedua benang yang keluar dari lubang hidung diikatkan/ difiksasi sehingga tampon Belloque terfiksasi dengan baik di koana. Benang yang satu lagi akan tetap berada di rongga mulut dan difiksasi pada pipi dengan plaster, guna benang ini adalah untuk menarik tampon keluar melalui rongga mulut setelah 2-3 hari. Sebagai pengganti dapat dipakai kateter Foley dengan balon diletakkan di nasofaring dan dikembangkan dengan air. Pada setiap pemasangan tampon, harus selalu diberi antibiotik untuk mencegah otitis media dan sinusitis. Jika pasien gelisah obat penenang atau terapi suportif dapat diberikan. Perawatan Rumah Sakit Tidak semua pasien perlu perawatan indikasi perawatan pd pasien dengan tampon anterior bilateral, tampon posterior/ tampon belloque, hipertensi epistaksis berulang dan pada keadaan dengan risiko tinggi (orang tua, debil, alkoholik, penyakit hati) Saat dirawat pasien tirah baring dengan kepala lebih tinggi, humidifikasi kamar harus diperhatikan Perimbangkan pemberian oksigen dosis rendah. Komplikasi pemasangan tampon Pada pasien denga penyakit kardiovaskuler, penyakit paru kronis dapat terjadi hipoksemia arterial beri humidofikasi oksigen 24 - 40% menggunakan mask dan pemeriksaan astrup. Antibiotik diberikan untuk mencegah sinusitis, infeksi telinga tengah dan lainnya