Anda di halaman 1dari 13

EPISTAKSIS

Oleh :

dr. Tety H. Rahim, SpTHT-KL.,MKes.,MHKes.


 Epistaksis atau perdarahan hidung, seringkali
dapat menjadi berat berubah menjadi kasus
gawat darurat
 Epistaksis ringan  berasal dari bagian anterior
hidung
 Epistaksis berat  berasal dari bagian posterior
hidung
Etiologi
 Lokal
 Trauma lokal
 Tumor
 Idiopatik
 Lainnya :
• Iritasi gas atau zat kimia
• Keadaan lingkungan yg sangat dingin
• Tinggal di daerah yang tinggi atau perubahan tekanan atmosfir yg
tiba-tiba
• Latrogenik akibat operasi
• Pemakaian semprot hidung steroid jangka lama
• Benda asing atau rinolit
Etiologi
 Sistemik
 Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya
 Kelainan perdarahan (leukemia, hemofilia,
rombositopenia)
 Infeksi (demam berdarah disertai trombositopenia,
morbili, demam tifoid)
 Lainnya :
• Gangguan keseimbangan hormon misal pada kehamilan, menarke
dan menopause
• Kelainan kongenital misal hereditary hemorrhagic telangieclasis
atau penyakit Rend-Osler-Weber
• Peningkatan tekanan vena seperti pada emfisema, brobkitis,
pertusis, pneumonia, tumor leher dan penyakit jantung
• Pada pasien dengan pengobatan koagulansia.
Anamnesis
1. Pemeriksaan keadaan umum
• Monitor tanda vital
• Segera pasang infus jika ada penurunan tanda
vital
• Adanya riwayat perdarahan profus
• Baru mengalami sakit berat (serangan jantung,
stroke pada orang tua)
2. Pemeriksaan hidung
Jika pada pemeriksaan didapati adanya massa, dapat
segera dilakukan biopsi
Anamnesis
3. Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah tepi
• Pemeriksaan penurunan faktor VIII, pada anak dengan
epistaksis berulang tanpa riwayat trauma atau operasi

Pemeriksaan radiologik hidung dan sinus paranasal


serta nasofaring
Sumber perdarahan
1. Anterior
• Berasal dari pleksus
Kieselbach atau e.
etmodilis anterior
• Pada saat pemeriksaan
dengan lampu kepala,
periksa pleksus
Kiesselbach yg berada
di septum bagian
anterior
2. Posterior
• Berasal dari a.
sfenopalatina dan a.
etmodialis posterior
Penatalaksanaan
1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Pastikan pasien tidak syok
3. Pemasangan tampon
• Anterior
• Belloque
• Ligasi
• Embolisasi
Tampon Belloque
 Perdarahan posterior yang berat biasanya baru
dapat diatasi setelah dipasang tampon posterior/
tampon Belloque. Tampon ini dibuat dari kasa
berukuran 3x2x2 cm dan mempunyai 3 buah
benang, 2 buah pada satu sisi dan sebuah lagi
pada sisi lain. Tampon ini harus memenuhi
koana.
Tampon Belloque
Cara memasang :
 Masukkan kateter ke lubang hidung, untuk menarik tampon ke koana.
 Ujung kateter di orofaring ditarik keluar rongga mulut dengan pinset dan
diikat pada 2 benang yang terdapat pada 1 sisi tampon, kateter kemudian
ditarik meluar melalui rongga hidung, tampon akan tertarik ke dalam rongga
mulut dan dengan ujung jari telunjuk tampon didorong masuk ke koana.
 Selanjutnya dipasang tampon anterior dan kedua benang yang keluar dari
lubang hidung diikatkan/ difiksasi sehingga tampon Belloque terfiksasi
dengan baik di koana. Benang yang satu lagi akan tetap berada di rongga
mulut dan difiksasi pada pipi dengan plaster, guna benang ini adalah untuk
menarik tampon keluar melalui rongga mulut setelah 2-3 hari. Sebagai
pengganti dapat dipakai kateter Foley dengan balon diletakkan di nasofaring
dan dikembangkan dengan air.
 Pada setiap pemasangan tampon, harus selalu diberi antibiotik untuk
mencegah otitis media dan sinusitis. Jika pasien gelisah obat penenang atau
terapi suportif dapat diberikan.
Perawatan Rumah Sakit
 Tidak semua pasien perlu perawatan  indikasi
perawatan pd pasien dengan tampon anterior bilateral,
tampon posterior/ tampon belloque, hipertensi
epistaksis berulang dan pada keadaan dengan risiko
tinggi (orang tua, debil, alkoholik, penyakit hati)
 Saat dirawat pasien tirah baring dengan kepala lebih
tinggi, humidifikasi kamar harus diperhatikan
 Perimbangkan pemberian oksigen dosis rendah.
Komplikasi pemasangan tampon
 Pada pasien denga penyakit kardiovaskuler,
penyakit paru kronis dapat terjadi hipoksemia
arterial beri humidofikasi oksigen 24 - 40%
menggunakan mask dan pemeriksaan astrup.
 Antibiotik diberikan untuk mencegah sinusitis,
infeksi telinga tengah dan lainnya

Anda mungkin juga menyukai