DEMAM TIFOID
Oleh :
Nabilah Biyanti
11120192032
Pembimbing :
dr. Hj. Yati Aisyah Arifin, Sp.A
HEPATITIS B
POLIO
BCG
DPT
HIB
Campak
I. STATUS PRESENT
Sakit Sedang / Gizi kurang /Compos mentis
BB : 35 kg
TB : 152 cm
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-/-)
Gerakan : Ke segala arah
Kelopak Mata : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat isokor 2,5mm/2,5mm
Telinga
Pendengaran : Keduanya dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-/-)
Hidung
Perdarahan : (-/-)
Sekret : (-/-)
Kongesti : (-/-)
Mulut
Bibir : Pucat (+), kering (+)
Lidah : Kotor (+), tremor (-), hiperemis
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (+)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Gusi : Dalam batas normal
Leher
Kelenjar getah bening : Tidak terdapat pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak terdapat pembesaran
Pembuluh darah : Tidak terdapat kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
Dada
Inspeksi
Bentuk : Normochest, simetris kiri = kanan
Buah dada : Dalam batas normal
Sela iga : Dalam batas normal
Paru
Palpasi
Fremitus raba : Dalam batas normal, kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
Perkusi
• Paru kiri : Sonor
• Paru kanan : Sonor
Auskultasi
• Bunyi pernapasan : Vesikuler
• Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh-/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung dalam batas normal (batas jantung kanan linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri linea midclavicularis sinistra ICS
V, batas atas jantung ICS II)
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), MT (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba.
Alat Kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
O 1/160 Negatif
H 1/320 Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
14 Oktober 2019
Feses Rutin Item Name Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
Negatif
Telur Tricuris Sp Negatif
Makroskopik
Telur Ancylostoma
Negatif Negatif
Sp
PEMERIKSAAN PENUNJANG
16 Oktober 2019
PEMERIKSAAN USG
-Hepar tidak membesar, [ermukaan rata.
Echotexture normal homogeny, vasculature dan
bile ducts tida dilatasi, SOL (-)
-Lien tidak membesar, echo homogeny
-Pancreas echo normal, ductus tidak dilatasi
-GB tidak dilatasi, dinding baik, tak tampak batu
-Digestif(colon) tampak dilatasi, peristaltic menurun
-Kedua Ren tampak normal, permukaan rata. Echo
cortex baik, system calyceal tidak dilatasi. Tak
tampak batu maupun SOL.
-Vesica Urinaria dinding baik, tak tampak batu
Kesan : Suspek Ileus Paralitik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
22Oktober 2019
Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
PLANNING
- IVDF RL 20 tpm
-Psidii Syrup 3x1
-Paracetamol Tab 4x3/4 (Kalau perlu)
-Ceftriaxone 1 gr/12jam/iv
-Zink tab 1x1
-Raintidin tab 150 mg 2x1/2
RESUME
Pasien An. R laki-laki berumur 13 tahun masuk ke UGD rumah sakit
Haji pada tanggal . Pasien masuk dengan keluhan demam sejak 2 minggu
yang lalu, bersifat terus menerus, dan memberat pada malam hari.
Sebelumnya, pasien riwayat berobat ke Mantri namun tidak membaik. BAK
dalam batas normal dan BAB encer selama sakit dengan frekuensi 4x
sehari, ampas ada, darah tidak ada, lendir tidak ada. Dari Hasil
pemeriksaan fisik yang telah didapatkan, bibir pucat ada, kering ada, lidah
kotor ada, tremor tidak ada, peristaltik kesan meningkat. Dari hasil
pemeriksaan penunjang widal pasien dengan titer O 1/160,dan titer H
1/320. Ditemukan pula adanya trombositopenia. Pasien telah mendapat
perawatan dan pengobatan berupa, Inj. Ringer Lactat 20 tpm makro,
Ceftriaxone 1 gr/12jam/iv, Paracetamol tab 4x3/4 Zink tab 1x1, Psidii Syrup
3x1 cth, serta Ranitidin tab 150 mg 2x1/2 sehingga kondisi pasien
membaik. Jadi, dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisis, dan Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan An. R di diagnosis dengan Demam Tifoid.
FOLLOW UP
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
14-10-
IVDF RL 20 tpm
Demam(-), KU: Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S: 380C
Paracetamol Tab
BAB encer frekuensi 2x, BP: Rh-/- Wh-/-
4x3/4 (Kalau
BAK lancar, cukup Peristaltik kesan meningkat
perlu)
Ceftriaxone 1
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
15-10-
IVDF RL 20 tpm
demam(+), KU: Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S: 380C
Paracetamol Tab
BAB encer (+), BAK Peristaltik kesan meningkat
4x3/4 (Kalau
lancar, cukup
perlu)
Ceftriaxone 1
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
16-10- IVDF RL 20 tpm
demam(-), KU : Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri S : 37.50C
Paracetamol Tab
perut(+), BAB encer BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
(+), BAK lancar, Wh-/-
perlu)
cukup Peristaltik kesan meningkat
Ceftriaxone 1
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Kontrol USG
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
17-8-2019 IVDF RL 16 tpm
demam(-), : KU : Compos mentis
Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri S : 37.60C
Paracetamol Tab
perut(+), BAB encer BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
(+), BAK lancar, Wh-/-
perlu)
cukup Peristaltik kesan
Ceftriaxone 1
meningkat
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Ganti perangkat
Infus
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
18-10- IVDF RL 16 tpm
demam(-), KU : Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S : 370C
Paracetamol Tab
BAB encer (+) 3 kali, BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
BAK lancar, cukup Wh-/-
perlu)
Peristaltik kesan
Ceftriaxone 1
meningkat
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
19-10- IVDF RL 16 tpm
demam(+), KU : Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S : 37,80C
Paracetamol Tab
BAB encer (+), BAK BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
lancar, cukup Wh-/-
perlu)
Peristaltik kesan
Ceftriaxone 1
meningkat
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
21-10- Aff Insfus
demam(-), KU : Compos mentis
2019 Stop Obat Injeksi
kejang(-),nyeri perut(-), S : 37,50C
Kontrol DR dan
BAB encer (-), BAK BP : Vesikular, Rh-/-
Widal
lancar, cukup Wh-/-
Peristaltik kesan normal
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi
S: O: P:
22-10- Boleh Pulang
demam(-), KU : Compos mentis
2019 kejang(-),nyeri perut(-), S : 37,60C
BAB encer (-), BAK BP : Vesikular, Rh-/-
lancar, cukup Wh-/-
Peristaltik kesan normal
TINJAUAN PUSTAKA
Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan bakteri Salmonella typhi, menyerang
manusia dengan masuk ke saluran pencernaan
dan melalui aliran peredaran darah masuk ke hati
dan limpa4.
EPIDEMIOLOGI
(World Health Organisation) memperkirakan
angka insidensi di seluruh
dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka
kematian akibat demam tifoid mencapai
600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Di
Indonesia
sendiri, penyakit tifoid bersifat endemik,
menurut WHO angka penderita demam tifoid
di Indonesia mencapai 81% per 100.0005.
ETIOLOGI
• Gram negatif
• Bergerak dengan rambut getar
• Tidak berkapsul
• Tidak membentuk spora
• Memiliki fimbria
• Bersifat aerob dan Anaerob fakultatif
• Ukuran antara 2 – 4 x 0,6 mikrometer
• Suhu optimum untuk tumbuh adalah 37°C
• pH antara 6 – 8.
Struktur antigen S. typhi
Demam
Gangguan Kesadaran
Hepatomegali
Kultur
Tes Tubex
Ampisilin
dan
Kloramfenikol Tiamfenikol Amoksisilin Sefalosporin
Fluorokuinolon Azitromisin
KOMPLIKASI
Komplikasi intestinal
• Perdarahan Intestinal
• Perforasi Usus
Komplikasi ekstraintestinal
• Hepatitis Tifosa
• Pankreatitis Tifosa
• Meningitis Tifosa
Kesimpulan