Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS RSUD HAJI

DEMAM TIFOID

Oleh :
Nabilah Biyanti
11120192032

Pembimbing :
dr. Hj. Yati Aisyah Arifin, Sp.A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
IDENTITAS PASIEN IDENTITAS ORANG TUA

Nama : An. R Ayah


Tanggal Lahir : 6 Oktober 2006 Nama : Tn. L
Usia : 13 tahun Umur : 45tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : Security
Alamat : Jl. Kampung Tangnga
Agama : Islam Ibu
No.RM : 269524 Nama : Ny. J
Tanggal Masuk : 11 Oktober 2019 Umur : 38tahun
Tanggal Keluar : 22 Oktober 2019 Pendidikan terakhir : SLTA
Nama RS : RSUD Haji Pekerjaan : IRT
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Demam
Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk ke RS Haji dengan keluhan Demam dialami sejak kurang lebih
2 imnggu yang lalu, demam dirasakan naik turun dan dirasakan terutama
pada malam hari. Sebelumnya, pasien telah berobat ke Mantri dan diberi
beberapa obat namun lupa nama obatnya, tetapi keluhan dirasakan tidak
membaik. Buang air kecil : lancar, warna kuning kesan cukup
Buang air besar : encer frekuensi 4x sehari ampas ada, darah tidak
ada, lendir tidak ada
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada. Keluarga tidak ada keluhan
yang sama seperti pasien.
Riwayat pengobatan : Tidak ada
RIWAYAT PASIEN
Pasien merupakan anak kedua. Ibu pasien rutin mengontrol kehamilan di
Puskesmas. Ibu tidak pernah sakit saat masa kehamilan dan tidak pernah
mengonsumsi obat-obatan, ibu merasa sehat dan tidak ada muntah
berlebihan.
Pasien lahir melalui persalinan spontan, lahir dengan usia kehamilan 37
minggu di rumah dengan pertolongan dukun beranak. Ibu mengatakan
bayi lahir menangis dan tidak biru. Berat badan lahir 3800 gram dan
panjang badan lahir ibu pasien lupa. Diagnosa lahir Bayi Cukup Bulan –
Sesuai Masa Kehamilan (BCB-SMK)
Pasien diberi ASI sampai umur 2 tahun. Imunisasi wajib lengkap.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis Tanda vital :
Status mental : Baik Kesadaran Umum : Compos mentis
Berat Badan : 35 kg Nadi : 80x/menit
Tinggi Badan : 152 cm Pernapasan : 22x/menit
Lingkar kepala : 52 cm
Suhu : 38,7 ⁰C
Lingkar Dada : 68cm
Lingkar Perut : 63 cm
Riwayat Imunisasi
IMUNISASI BELUM 1 2 3 4 Booster BIAS
18 bulan-
PERNAH 2 tahun

HEPATITIS B    
POLIO    
BCG 
DPT    
HIB   
Campak  
I. STATUS PRESENT
Sakit Sedang / Gizi kurang /Compos mentis
BB : 35 kg
TB : 152 cm

Status Gizi menurut CDC 2000


Berdasarkan BB/U : 34/45 x 100% = 77% (Gizi kurang)
Berdasarkan TB/U : 152/155 x 100% = 98 %
Berdasarkan BB/TB : 35/44x 100% = 78 %
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Ekspresi Wajah : Lemas
Simetris muka : Simetris kiri = kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam , sukar dicabut

Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-/-)
Gerakan : Ke segala arah
Kelopak Mata : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat isokor 2,5mm/2,5mm

Telinga
Pendengaran : Keduanya dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-/-)
Hidung
Perdarahan : (-/-)
Sekret : (-/-)
Kongesti : (-/-)

Mulut
Bibir : Pucat (+), kering (+)
Lidah : Kotor (+), tremor (-), hiperemis
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (+)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Gusi : Dalam batas normal

Leher
Kelenjar getah bening : Tidak terdapat pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak terdapat pembesaran
Pembuluh darah : Tidak terdapat kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
Dada
Inspeksi
Bentuk : Normochest, simetris kiri = kanan
Buah dada : Dalam batas normal
Sela iga : Dalam batas normal

Paru
Palpasi
Fremitus raba : Dalam batas normal, kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
Perkusi
• Paru kiri : Sonor
• Paru kanan : Sonor

Auskultasi
• Bunyi pernapasan : Vesikuler
• Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh-/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung dalam batas normal (batas jantung kanan linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri linea midclavicularis sinistra ICS
V, batas atas jantung ICS II)
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)

Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), MT (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba.
Alat Kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan

Anus dan Rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstremitas : Akral Hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
11 Oktober 2019
Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

WBC 9.44 x 103/ul 4.6 – 10.2 × 103/µl

RBC 6.12 x 106/µl 4.0 – 6.1 × 106/µl

HGB 13.9 g/dl 12.2 – 18.1 g/dl

HCT 36.4 % 37.7 – 53.7 %

PLT 69x 103/µl 130 – 400 × 103/µl

MCV 79.8 FL 80.0-97.0 FL

MCHC 36.4 g/dL 31.8-35.4


TES WIDAL

Pemeriksaan Hasil Rujukan

O 1/160 Negatif

H 1/320 Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
14 Oktober 2019
Feses Rutin Item Name Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

Warna Kuning Spesifik

Makroskopik Bau Khas Khas

Konsistensi Lembek Padat

Telur Ascaris Sp Negatif Negatif

Negatif
Telur Tricuris Sp Negatif
Makroskopik
Telur Ancylostoma
Negatif Negatif
Sp
PEMERIKSAAN PENUNJANG
16 Oktober 2019

PEMERIKSAAN USG
-Hepar tidak membesar, [ermukaan rata.
Echotexture normal homogeny, vasculature dan
bile ducts tida dilatasi, SOL (-)
-Lien tidak membesar, echo homogeny
-Pancreas echo normal, ductus tidak dilatasi
-GB tidak dilatasi, dinding baik, tak tampak batu
-Digestif(colon) tampak dilatasi, peristaltic menurun
-Kedua Ren tampak normal, permukaan rata. Echo
cortex baik, system calyceal tidak dilatasi. Tak
tampak batu maupun SOL.
-Vesica Urinaria dinding baik, tak tampak batu
Kesan : Suspek Ileus Paralitik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
22Oktober 2019
Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

WBC 5.54 x 103/ul 4.6 – 10.2 × 103/µl

RBC 3.63 x 106/µl 4.0 – 6.1 × 106/µl

HGB 10.3g/dl 12.2 – 18.1 g/dl

HCT 29.4 % 37.7 – 53.7 %

PLT 151x 103/µl 130 – 400 × 103/µl

MCV 81.0FL 80.0-97.0 FL

MCHC 35.0 g/dL 31.8-35.4


ASSESMENT
- Demam Tifoid

PLANNING
- IVDF RL 20 tpm
-Psidii Syrup 3x1
-Paracetamol Tab 4x3/4 (Kalau perlu)
-Ceftriaxone 1 gr/12jam/iv
-Zink tab 1x1
-Raintidin tab 150 mg 2x1/2
RESUME
Pasien An. R laki-laki berumur 13 tahun masuk ke UGD rumah sakit
Haji pada tanggal . Pasien masuk dengan keluhan demam sejak 2 minggu
yang lalu, bersifat terus menerus, dan memberat pada malam hari.
Sebelumnya, pasien riwayat berobat ke Mantri namun tidak membaik. BAK
dalam batas normal dan BAB encer selama sakit dengan frekuensi 4x
sehari, ampas ada, darah tidak ada, lendir tidak ada. Dari Hasil
pemeriksaan fisik yang telah didapatkan, bibir pucat ada, kering ada, lidah
kotor ada, tremor tidak ada, peristaltik kesan meningkat. Dari hasil
pemeriksaan penunjang widal pasien dengan titer O 1/160,dan titer H
1/320. Ditemukan pula adanya trombositopenia. Pasien telah mendapat
perawatan dan pengobatan berupa, Inj. Ringer Lactat 20 tpm makro,
Ceftriaxone 1 gr/12jam/iv, Paracetamol tab 4x3/4 Zink tab 1x1, Psidii Syrup
3x1 cth, serta Ranitidin tab 150 mg 2x1/2 sehingga kondisi pasien
membaik. Jadi, dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisis, dan Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan An. R di diagnosis dengan Demam Tifoid.
FOLLOW UP
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
14-10-
IVDF RL 20 tpm
Demam(-), KU: Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S: 380C
Paracetamol Tab
BAB encer frekuensi 2x, BP: Rh-/- Wh-/-
4x3/4 (Kalau
BAK lancar, cukup Peristaltik kesan meningkat
perlu)
Ceftriaxone 1
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
15-10-
IVDF RL 20 tpm
demam(+), KU: Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S: 380C
Paracetamol Tab
BAB encer (+), BAK Peristaltik kesan meningkat
4x3/4 (Kalau
lancar, cukup  
perlu)
Ceftriaxone 1
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
16-10- IVDF RL 20 tpm
 demam(-), KU : Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri S : 37.50C
Paracetamol Tab
perut(+), BAB encer BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
(+), BAK lancar, Wh-/-
perlu)
cukup Peristaltik kesan meningkat
Ceftriaxone 1
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Kontrol USG
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
17-8-2019 IVDF RL 16 tpm
 demam(-), : KU : Compos mentis
Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri S : 37.60C
Paracetamol Tab
perut(+), BAB encer BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
(+), BAK lancar, Wh-/-
perlu)
cukup Peristaltik kesan
Ceftriaxone 1
meningkat
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Ganti perangkat
Infus
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
18-10- IVDF RL 16 tpm
demam(-), KU : Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S : 370C
Paracetamol Tab
BAB encer (+) 3 kali, BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
BAK lancar, cukup Wh-/-
perlu)
Peristaltik kesan
Ceftriaxone 1
meningkat
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
19-10- IVDF RL 16 tpm
demam(+), KU : Compos mentis
2019 Psidii Syrup 3x1
kejang(-),nyeri perut(+), S : 37,80C
Paracetamol Tab
BAB encer (+), BAK BP : Vesikular, Rh-/-
4x3/4 (Kalau
lancar, cukup Wh-/-
perlu)
Peristaltik kesan
Ceftriaxone 1
meningkat
gr/12jam/iv
Zink tab 1x1
Raintidin tab 150
mg 2x1/2
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
21-10- Aff Insfus
demam(-), KU : Compos mentis
2019 Stop Obat Injeksi
kejang(-),nyeri perut(-), S : 37,50C
Kontrol DR dan
BAB encer (-), BAK BP : Vesikular, Rh-/-
Widal
lancar, cukup Wh-/-
Peristaltik kesan normal
Tanggal Subject Objek/ Assesment Terapi

S: O: P:
22-10- Boleh Pulang
demam(-), KU : Compos mentis
2019 kejang(-),nyeri perut(-), S : 37,60C
BAB encer (-), BAK BP : Vesikular, Rh-/-
lancar, cukup Wh-/-
Peristaltik kesan normal
TINJAUAN PUSTAKA
Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan bakteri Salmonella typhi, menyerang
manusia dengan masuk ke saluran pencernaan
dan melalui aliran peredaran darah masuk ke hati
dan limpa4.
EPIDEMIOLOGI
(World Health Organisation) memperkirakan
angka insidensi di seluruh
dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka
kematian akibat demam tifoid mencapai
600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Di
Indonesia
sendiri, penyakit tifoid bersifat endemik,
menurut WHO angka penderita demam tifoid
di Indonesia mencapai 81% per 100.0005.
ETIOLOGI
• Gram negatif
• Bergerak dengan rambut getar
• Tidak berkapsul
• Tidak membentuk spora
• Memiliki fimbria
• Bersifat aerob dan Anaerob fakultatif
• Ukuran antara 2 – 4 x 0,6 mikrometer
• Suhu optimum untuk tumbuh adalah 37°C
• pH antara 6 – 8.
Struktur antigen S. typhi

Antigen O Antigen H Antigen Vi


(Antigen Somatik) (Antigen Flagel) (Antigen Kapsul)
MANIFESTASI KLINIS

Demam

Gangguan Saluran Cerna

Gangguan Kesadaran

Hepatomegali

Bradikardia relative dan


gejala lain
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah perifer

Tes Serologis Widal

Kultur

Tes Tubex

Enzyme linked immunosorbent assay


DIAGNOSIS
1 ANAMNESIS

Pada minggu pertama, gejala yang ditemukan adalah sakit kepala,


menggigil. batuk, berkeringat, mialgia, malaise, dan artralgia. Gejala
gastrointestinal yang ditemukan yaitu: anoreksia, nyeri abdomen, mual,
muntah, diare, konstipasi.9
DIAGNOSIS
2 PEMERIKSAAN FISIK
• Suhu badan meningkat.
• Sifat demam meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam
hari.
• Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi jelas berupa demam, bradikardia
relatif peningkatan suhu 1°C, tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8x/menit, lidah
yang berselaput kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor, hepatomegali,
splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma,
delirium atau psikosis9.
3 Pemeriksaan Penunjang
Apusan Darah
Tepi TATALAKSAN
Pemeriksaan
Serologi
Istirahat dan
Pemeriksaan perawatan
Biakan Salmonella
Pemberian
Pemeriksaan antibiotik
Radiologik
Diet dan terapi
penunjang
ANTIBIOTIK

Ampisilin
dan
Kloramfenikol Tiamfenikol Amoksisilin Sefalosporin

Fluorokuinolon Azitromisin
KOMPLIKASI
Komplikasi intestinal
• Perdarahan Intestinal
• Perforasi Usus

Komplikasi ekstraintestinal
• Hepatitis Tifosa
• Pankreatitis Tifosa
• Meningitis Tifosa
Kesimpulan

Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan


bakteri Salmonella typhi, menyerang manusia dengan masuk ke saluran
pencernaan dan melalui aliran peredaran darah masuk ke hati dan limpa4.
Dengan manifestasi klinis Demam, Gangguan Saluran Cerna, Gangguan
Kesadaran, Hepatosplenomegali, Bradikardi relative. Tatalaksana yang
diberikan berupa istirahat dan perawatan, antibiotik, diet dan terapi
penunjang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai