Anda di halaman 1dari 20

KEGAWATDARURATAN OVERDOSIS &

KERACUNAN 

Kelompok 8

Zainal Arifin 1714201037


Abdul Rahman 1714201007
M. Riesaldi N 1714201037
Definisi
• Overdosis adalah (OD) adalah mengkonsumsi obat berlebihan.
• Overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami
ketidaksadaran akibat menggunakan obat terlalu banyak, Ketika
batas toleransi tubuh dalam mengatasi zat tersebut terlewati
(melebihi toleransi badan) maka hal ini dapat terjadi.
• Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh
mengabsorbsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya
(lethal doses). Biasanya, hal ini terjadi akibat adanya proses
toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus, baik
yang digunakan oleh para pemula maupun para pemakai yang
kronis.
Etiologi
• OD ( overdosis) atau kelebihan dosis terjadi karena beberapa
hal:

Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba.


misalnya : mengkonsumsi putaw hamper bersamaan
dengan alcohol atau obat tidur seperti valium, megadom/ BK, dll.)
Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya.
misalnya : jika seseorang memakai narkoba walaupun
hanya seminggu, tetapi apabilah dia memakai lagi dengan takaran
yang sama seperti biasanya kemungkinan besar terjadi OD.
• Kualitas barang dikonsumsi berbeda.
Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku
sebagai racun , tergantung pada dosis dan cara
pemberiannya.

Gejala yang timbul sangat bervariasi,

Harus mengenal gejala yang ditimbulkan oleh


setiap agens.
Pada tahun 2001 lebih dari 2 juta pajanan
terhadap berbagai obat dan racun dilaporkan
ke American assosiation of poison control
Center dari semua pajanan 1074
menyebabkan kematian

Usia terbanyak adalah dewasa ( 95 % )


Gejala Over Dosis
 Tidak merespon pada sentuhan atau suara
 Wajah pucat atau membiru
 Tubuh dingin dan kulit lembab
 Tidak bernafas selama 3-5 menit
 Bernafas tetapi sangat lambat, kira-kira 2-4 kali dalam 1
menit
 Keluar busa pada mulut
 Sakit atau seperti ada tekanan yang sangat kuat di dada
 Menggigil
 Keringat dingin mengalir deras (keringat jagung)
 Pingsan
 Kejang-kejang
KERACUNAN / OPERDOSIS dapat menyebabkan perubahan fisik
dan mental pada seseorang
penyebab keracunan :
 Jamu-jamu
 Alkohol
 Obat-obatan
 Racun serangga
 Inhalasi
 Dll
Sampai sekarang kira-kira 95 % kasus keracunan tidak dikenal
antidotumnya. Pengobatan simptomatik sering cukup efektif
Fatofisiologi
IFO (Organo Phosphatase insectisida) bekerja dengan cara menghambat
(inaktivasi) enzim asetikolinesterase tubuh (KhE)

Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH)
dengan jalan mengikat Akh –KhE yang bersifat inaktif

Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi
Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga
timbul gejala gejala rangsangan Akh yang berlebihan,yang akan menimbulkan
efek muscarinik, nikotinik dan SSP (menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP)

Pada keracunan IFO,Ikatan IFO – KhE bersifat menetap (ireversibel), Sedangkan


keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara (reversible).
Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan :

Muskarini, terutama pada saluran


pencernaan, kelenjar ludah dan keringat, pupil,
bronkus dan jantung.
Nikotinik, terutama pada otot-otot skeletal,
bola mata, lidah, kelopak mata dan otot
pernafasan.
SSP, menimbulkan nyeri kepala,perubahan
emosi, kejang-kejang (Konvulsi) sampai koma.
Manifestasi Klinis
Umumnya manifestasi klinis yang timbul pada
klien yang mengalami overdosis :

1. Kelainan visus
2. Hiperaktifitas kelenjar ludah
3. Keringat
4. Gangguan saluran pencernaan
5. Kesukaran bernafas.
TRIASE.(ditempat kejadian atau oleh Tim tanggap darurat )
Triase merupakan langkah pertama yang dilakukan di
ruang gawat darurat.

Dua pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan


dalam evaluasi TRIASE :

1. Apakah hidup pasien berada dalam bahaya serius?


2. Apakah hidup pasien terancan bahaya?
Jika hidup pasien berada dalam bahaya serius,
maka tujuan penanganan yang dilakukan
dengan segera adalah

1. STABILISASI dan EVALUASI PASIEN


2. PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS,
PERNAPASAN DAN SIRKULASI ( ABC )
PRINSIP PENATALAKSANAAN PASIEN
KERACUNAN :
1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun
2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
3. Pengobatan simptomatik
4. Pengobatan spesifik dan antidotum
Riwayat
 Mengidentifikasi racun, waktu dan lama
pajanan, penanganan pertama yang
diberiokan sebelum tiba di rumah sakit.
 Allergi
 Proses penyakit yang mendasari terkait /
prose yang mendasari terkait keracunan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan yang memberikan petunjuk
mengenai agens yang digunakan pasien :
 pemeriksaan elektrolit
 Fungsi hati
 Urinalisis
 Elektorkardiografi, osmolalitas serum
Penatalaksanaan
Tindakan Emergensi :
• Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu
lakukan intubasi.
• Breathing : Berikan pernafasan buatan bila
penderita tidak bernafas spontan atau
pernapasan tidak adekuat.
• Circulation: Pasang infus bila keadaan
penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan.
Prinsip Penatalaksanaan
PRINSIP PENATALAKSANAAN :
 Mencegah / menghentikan penyerapan racun
 Mengeluarkan racun yang telah diserap
 Pengobatan simptomatik
 Pengobatan spesifik dan antidotum
Identifikasi penyebab keracunan Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab
keracunan, tapi hendaknya usahamencari penyebab keracunan ini tidak sampai
menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang harus segera dilakukan.
Eliminasi racun : Racun yang ditelan, dilakukan dengan cara :

Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama
sesudah menelan bahan beracun. Bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan
rangsang muntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang
menghambat motilitas (memperpanjang pengosongan) lambung.
Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum
mole atau dinding belakang faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat-
obatan :
• 1) Sirup Ipecac, diberikan sesuai dosis yang telah ditetapkan.
• 2) Apomorphine.

Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%,dapat


menyebabkanmuntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg
BB secara subkutan.
Penatalaksanaan pasien keracunan bertujuan mencegah
absorbsi dan pajanan lebih lanjut terhadap agens penyebab.

triase untuk menentukan status jalan nafas, pernafasan,


sirkulasi pasien maka pasien harus distrabilkan

Antidot, antibisa,anti racun, pemantauan tanda vital,


memantau dan menangani dampak dari berbagai sistem,
penyuluhan pasien dan keluarga untuk mencegah pajanan di
masa mendatang
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

APA ADA YANG INGIN DI


TANYAKAN? :P

Anda mungkin juga menyukai