TERNAK POTONG”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:
SISKA ANANDA ( 1810612086 )
GUSRI SANTI ( 1810612087 )
ARIEF DERMAWAN ( 1810612088 )
AGUSTI RAHMI ( 1810612110 )
CANTIKA PERMATA PUTRI ( 1810612111
)
YULIA
(1810612116 )
MESSY JUNIES PUTRI ( 1810612123
)
DOSEN PENGAMPU :
DR.YETMANELLI, S.PT, M.P
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TERNAK POTONG
perubahan ukuran yang
meliputi perubahan berat
hidup, bentuk, dimensi
PERTUMBUHAN linear dan komposisi
tubuh, termasuk
perubahan komponen-
komponen kimia,
terutama air, lemak,
protein dan abu pada
karkas.
perubahan konformasi
tubuh dan bentuk
perubahan macam-
PERKEMBANGAN macam fungsi tubuh
sehingga dapat
digunakan secara
penuh.
FASE-FASE PERTUMBUHAN
3. Fase
regresi.
2. Fase
eksponensia
l/ fase
logaritmis.
1. Fase
stasioner/
fase initial/
fase latent.
1. Fase stasioner/ fase initial/ fase latent.
Pada fase ini dimulai dari masa embrional sampai
dengan foetus berumur 2/3 masa kebuntingan,
misalnya untuk sapi sampai foetus berumur 6
bulan dalam kandungan. Dalam fase ini belum
terlihat dengan jelas pertumbuhannya apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan secara
keseluruhan akan tetapi persentase kecepatan
tumbuh (persentage growth rate) adalah tinggi.
2. Fase eksponensial/ fase logaritmis.
Fase ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu (a)
bagian pertama, dimulai dari umur foetus 1/3
akhir masa kebuntingan sampai dengan
dicapainya umur dewasa kelamin (pubertas),
misalnya pada sapi dari umur 3 bulan menjelang
lahir sampai dengan umur pubertas yaitu 7-8
bulan. Pada fase bagian ini merupakan fase
pertumbuhan yang memiliki kecepatan tumbuh
paling cepat sehingga dapat dilihat dengan jelas
kecepatan pertumbuhannya.
3. Fase regresi.
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase
sebelumnya dan berakhir sampai dengan
terjadinya kematian yang alami. Pada fase ini
tidak terjadi pertumbuhan, bahkan
memungkinkan terjadi adanya suatu penyusutan
berat atau ukuran sehingga dikatakan fase
regresi.
Proses pertumbuhan apabila ditinjau dari ruang
lingkup kehidupan ternak, maka dapat dibagi
dalam 2 (dua) periode waktu yaitu :
1. Pertumbuhan pre-natal.
Pertumbuhan pre-natal merupakan pertumbuhan
pada periode waktu selama masih embrio, yang
kemudian tumbuh berkembang menjadi foetus.
Dengan kata lain, pertumbuhan pre-natal
merupakan pertumbuhan pada periode waktu
hidup dalam kandungan.
2. Pertumbuhan post-natal
Pertumbuhan post-natal dimulai dari saat
dilahirkan sampai dengan terjadinya kematian
secara alami. Pada saat lahir sampai dengan saat
penyapihan terjadi pertumbuhan yang relatif
cepat dan kemudian setelah umur sapih
mengalami penurunan sedikit. Kecepatan
pertumbuhan anak sejak dilahirkan sampai
dengan disapih sangat bergantung kepada atau
banyak ditentukan oleh produksi air susu induk,
disamping adanya pengaruh dari makanan dan
lingkungan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
a). Aspek genetik
Bangsa ternak yang dikategorikan sebagai
bangsa yang besar maka akan memiliki
kecepatan tumbuh yang lebih besar
dibandingkan dengan bangsa ternak yang
tergolong kecil. Perbedaan dalam tingkat sel
antara embrio dari bangsa kecil (lokal)
dengan bangsa besar (unggul) sudah terjadi
48 jam setelah fertilisasi. Beberapa contoh
bangsa sapi yang dikategorikan sebagai
bangsa sapi unggul yang terdapat di
Indonesia, antara lain sapi Simmental,
Hereford, Angus, Limousin, Brahman.
b). Aspek makanan
Pertumbuhan ternak secara optimum dapat
tercapai apabila faktor makanan mengandung
semua zat gizi (nutrient) yang diperlukan oleh
tubuh serta diberikan dalam jumlah yang cukup
dan seimbang sesuai dengan jenis ternak, periode
pertumbuhannya (umur, berat) dan tujuan
pemeliharaan.
c). Aspek hormonal
Pertumbuhan diatur oleh hormon pertumbuhan
yang mempunyai fungsi untuk memacu sel tubuh
agar berkembang dan membesar. Hormon
pertumbuhan dari pituitary akan merangsang
pertumbuhan yang pengaruhnya melalui sejumlah
peptide serum dan somatomedium, sedangkan
hormon lainnya yang mempengaruhi
pertumbuhan
d). Jenis kelamin
Hormon kelamin dapat berfungsi sebagai hormon
pertumbuhan dengan memacu sel tubuh agar
berkembang dan membesar sebagaimana hormon
pertumbuhan lainnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan urat daging
ternak jantan cenderung lebih besar daripada
pertumbuhan urat daging ternak betina.
e). Aspek lingkungan
Suhu lingkungan yang secara normal dapat
ditoleransi oleh organism berkisar antara 0-40 C,
tetapi kisaran suhu lingkungan yang ideal untuk
pertumbuhan ternak secara optimal adalah 18-22
C. Persoalan regulasi panas pada ternak
mempunyai kepentingan ekonomis, dimana sapi
dan domba cenderung mempertahankan suhu
tubuhnya pada level konstan yang optimum untuk
aktivitas biologisnya.
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PADA TERNAK
Kecepatan pertumbuhan relatif berbagai
komponen tubuh ternak berbeda satu
dengan yang lainnya. Hal ini menghasilkan
berbagai komposisi tubuh ternak pada
berbagai fase pertumbuhan dan berbagai
keadaan lingkungan. Pertumbuhan jaringan
tubuh pada ternak daging dibedakan atas 3
tingkatan diantaranya adalah :
1.Pertumbuhan tulang dan organ lain.
2.Pertumbuhan jaringan otot.
3.Pertambahan bobot karena penimbunan
lemak.
PERAN HORMON DALAM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN