Anda di halaman 1dari 15

1.

Agama
• Orang beriman yakin bahwa Allah SWT. adalah
“Rabbul Alamin”.
• Allah SWT. berkenan menurunkan petunjuk agar
manusia dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
• Allah SWT memberi petunjuk tentang larangan
mengambil hak orang lain, saling membunuh,
merugikan orang lain, dll
• Bagi orang Islam, petunjuk ini dalam wujud al-
Qur’an dan Sunnah Rasul.
• Keseluruhan petunjuk tersebut, dapat disebut
agama yang merupakan petunjuk Allah SWT. agar
direspons oleh orang beriman untuk mencapai
tujuan hidup.
2. Keberagamaan
 Respons orang beriman terhadap al-Qur’an dan
Sunnah diwujudkan dalam bentuk
keberagamaan (perilaku beragama).
 Keberagamaan tersebut adalah wujud
pelaksanaan petunjuk agama dalam berbagai
bidang kehidupan manusia (sejak usia anak-
anak,remaja sampe dewasa
 Keberagamaan tersebut, secara utuh baru dapat
diwujudkan jika respons tersebut menghasilkan
produk, sehingga tujuan agama tercapai.
3. Pendidikan Beragama
 Pendidikan adalah usaha sadar untuk
memberi peluang pengembangan diri peserta
didik melalui pemberdayaan unsur-unsur
pendidikan menjadi pelaku agama (beragama)
 Jika proses tersebut bersumber pada al-
Qur’an dan Sunnah, sehingga merupakan
bagian perilaku beragama, maka disebut
pendidikan beragama Islam.
 Proses pendidikan beragama Islam meliputi:
unsur peserta didik sebagai input, proses
pembelajaran dan out put pendidikan.
 Tujuan yang ingin dicapai merupakan target
antara proses pencapaian tujuan pendidikan
beragama.
4. Anatomi Keberagamaan
 Keberagamaan terdiri atas unsur-unsur,
baik sebagai unsur pelaksanaan ataupun
medan kegiatan.
 Unsur-unsur tersebut berada dalam satu
arus kegiatan yang terstruktur agar
keberagamaan menghasilkan produk.
 Unsur dan dinamika tersebut, dapat
diurai menjadi anatomi keberagamaan.
 Komponen anatomi pelaksanaan
keberagamaan adalah perilaku, ekspresi,
wujud empiris, dan potensi.
 Anatomi medan kegiatan meliputi: lapis
spiritual, individual, komunitas yang
merespons di seluruh bidang kehidupan
manusia.
5. Anatomi Perilaku Beragama
 Sebagai bagian dari keberagamaan, perilaku
beragama juga dapat diurai menjadi unsur dan
dinamikanya.
 Anatomi perilaku meliputi unsur pemikiran,
perbuatan, dan komunitas.
 Melalui keberagamaan, unsur ini akan berubah
menjadi spiritualitas, relijiusitas individu, dan
masyarakat relijius.
 Anatomi prosedur perilaku dapat diurai menjadi
muatan keberagamaan, senyawa unsur satu
dengan yang lain, struktur yang akan terbentuk,
pola dan medan kegiatan.
 Melalui anatomi ini, tujuan keberagamaan baru
dapat diwujudkan.
6. Struktur Potensi Beragama
 Potensi beragama adalah kekuatan, kemampuan,
kekayaan yang sifattya pasif, namun dapat
diaktifkan dalam kondisi tertentu sebagai produk
dari persenyawaan unsur beragama.
 Potensi tersebut, akan terbentuk jika unsur-unsur
keberagamaan mengalami proses senyawa
terstruktur menurut pola masing-masing.
 Melalui senyawa tersebut, unsur-unsur lama yang
berinteraksi satu dengan lainnya, mengalami
perubahan keberadaan sehingga menghasilkan
unsur baru dan tumbuhnya potensi.
 Proses senyawa dan potensi yang ditumbuhkan
sangat beragam bergantung pada muatan dan
karakter unsur-unsur keberagamaan.
7. Pemberdayaan Potensi Beragama
► Pemberdayaan adalah rangkaian upaya dan
kegiatan untuk mrengaktifkan unsur-unsur pasif
di dalam potensi beragama.
► Proses tersebut, dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan bentuk dan unsur dari
masing-masing potensi.
► Bidang aktualisasi potensi beragama identik
dengan bidang keberagamaan yang meliputi:
ilmu, sosial, politik, budaya, seni, dan lain-lain.
► Aktualisasi di bidang ilmu dapat diwujudkan
memalui disiplin IPA, IPS, dan PAI.
► Produk aktualisasi identik dengan produk
keberagamaan yang merupakan komponen
integral pencapaian tujuan risalah.
8. KBK dan KTSP
 Salah satu unsur pendidikan adalah kurikulum.
 Kurikulum tersebut meliputi unsur-unsur: bahan
pembelajaran, potensi yang terkandung di dalam
bahan tersebut, pengembangan diri siswa, dengan
memanfaatkan lingkungan pembelajaran agar
tujuan tercapai.
 Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui
kurikulum tersebut, jika berorientasi pada
kompetensi.
 Kompetensi dirumuskan sebagai rangkaian
kemampuan melaksanakan kegiatan, secara
terstruktur, berbasis ilmiah, sehingga menghasilkan
produk yang diakui masyarakat dan mampu
memenuhi permintaan pasar kerja.
9. Kurikulum Keberagamaan
 Jika pendidikan diposisikan sebagai bagian
keberagamaan, maka kurikulum juga
berorientasi pada sumber petunjuk dari agama
tersebut.
 Produk orientasi ini adalah bahan kurikulum,
yang memiliki potensi untuk memungkinkan
pengembangan diri siswa dalam konteks
lingkungan pembelajaran agar tujuan tercapai,
yang keseluruhannya di dasarkan pada sumber
petunjuk tersebut.
 Jika kualifikasi ini terpenuhi, maka kurikulum
tersebut merupakan proses pemberdayaan
agama, sehingga out put pendidikan adalah
keberagamaan, baik dalam wujud pemikiran,
perbuatan individu, atau komunitas.
10. KBK Beragama
Kualifikasi keberagamaan juga mengubah muatan
dan struktur Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
Perubahan tersebut ditandai oleh perubahan
muatan kurikulum sehingga unsur-unsurnya
berorientasi pada keberagamaan.
Unsur-unsur ini meliputi: Pelaksanaan agama dan
potensi bidang studi sebagai bahan kurikulum,
potensi individual dan sosial, minat dan bakat
peserta didik, pengalaman di dalam dan luar kelas
untuk mencapai tujuan dunia akhirat.
Melalui muatan kurikulum ini, kompetensi yang
dapat diwujudkan sepenuhnya kompetensi bidang
studi, namun diposisikan sebagai bagian dari
keberagamaan, sehingga tujuan yang tercapai
adalah tujuan yang relijius.
11. IPA Beragama
 IPA beragama harus dipahami
sebagai produk kegiatan ilmu
orang-orang beragama yang
mempelajari gejala alam.
 Dalam Islam, gejala tersebut
dinamakan ayat kauniah yang
melengkapi ayat-ayat qauliah.
 Dengan demikian, IPA adalah
bagian dari keberagamaan untuk
mencapai tujuan seperti
diwahyukan oleh Allah SWT.
12. KBK IPA Beragama
 KBK IPA beragama pada dasarnya
adalah kurikulum berbasis
kompetensi yang berorientasi
pada sumber-sumber ajaran
agama.
 Disebut KBK IPA beragama
karena aktualisasi keberagamaan
melalui medan kegiatan dalam
wujud gejala-gejala alam.
 Unsur utama aktualisasi tersebut
adalah pelatihan kompetensi yang
berbasis agama dengan
memberdayakan potensi IPA
13. IPS Beragama
 IPS beragama harus dipahami sebagai
produk pikir orang-orang beragama
yang menelaah gejala sosial.
 Sebagai produk keberagamaan, gejala
sosial tersebut berorientasi pada
sumber ajaran agama.
 Dengan demikian, IPS beragama
adalah kegiatan keilmuan yang
mempelajari gejala sosial yang terkait
dengan keberagamaannya.
14. KBK IPS Beragama
• KBK IPS beragama adalah kurikulum berbasis
kompetensi yang juga berorientasi pada
keberagamaan.
• Sebagai konsekuensi orientasi ini, maka muatan
dan proses pembelajaran yang dilakukan
mengacu bukan hanya kepada kompetensi,
tetapi juga pada sumber ajaran agama.
• Kompetensi yang ingin dibentuk adalah juga
kompetensi yang laku di pasar, namun tetap
berorientasi pada sumber ajaran agama.
• Disebut KBK IPS beragama karena
pemberdayaan kompetensi tersebut dilakukan
melalui gejala sosial sebagai medan kegiatan.
• Tujuan yang hendak dicapai memang tujuan
pendidikan, namun merupakan unsur integral
keberagamaan untuk mencapai tujuan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai