Anda di halaman 1dari 24

LAJU REAKSI

KELOMPOK 2
LARA MARANTIKA
SANMI AKSARI
TEDDI RINALDI
YOSUA SAHAT MANIK
Pembahasan

*Kemolaran
*Laju reaksi
*Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
*Teori tumbukan
*Penerapan konsep laju reaksi
A. Kemolaran
Kemolaran atau Molaritas (M) = jumlah mol zat yang
terlarut dalam tiap liter
larutan (mol/ L).

n mol terlarut
M  
V liter laru tan
gr 1000
M  x
Mr V (ml )

Mengapa konsentrasi dinyatakan dalam molaritas/


kemolaran? karena kita bisa menentukan jumlah mol
zat yang terlarut hanya dengan mengukur volume
larutan.
Hubungan Kemolaran dengan Kadar Larutan

Kadar (persen massa) : massa zat terlarut dalam 100


gram larutan.
INGAT !
Molaritas (M) = mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan.
Densitas/Rapat massa (ρ) = perbandingan massa
larutan terhadap volume
larutan.
n mol terlarut
M  
V liter laru tan k .  . 10 mol
M  
BM liter
m massa ( gram)
 
v volume (mL)
Contoh Soal:
Sebanyak 16,4 g Ca(NO3)2 dilarutkan dalam air hingga volumenya
menjadi 250 mL. Jika diketahui Ar; Ca=40, N=14 dan O=16,
konsentrasi larutan tersebut adalah…
Jawab:
Mr Ca(NO3)2 = (Ar Ca) + 2(Ar N) + 6(ArO)
= 40 + 2(14)+ 6(16) = 164

m 1000
M x
Mr V

16,4 g 1000
M 1
x  0,4M
164 gmol 250
Pengenceran Larutan

Pengenceran berarti memperkecil konsentrasi larutan


dengan cara menambah sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran : - volume dan kemolaran larutan
berubah
- njumlah
1  n2 zat terlarut tidak berubah

V1 . M1 V2.M2

V 2  V 1  Vpelarut
B. Laju Reaksi
Reaksi ada yang berjalan cepat dan ada yang lambat.

 Seberapa cepat atau lambat suatu proses berlangsung


 Besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu, misal
dalm detik, menit, jam, hari, bulan, tahun...
 Laju berkurangnya pereaksi (-) atau laju bertambahnya
pembentukan produk (+)
Penentuan Laju Reaksi

 Dengan percobaan, yaitu mengukur banyaknya


pereaksi yang dihabiskan atau banyaknya produk
yang dihasilan.
 Mengukur jumlah salah satu reaktan atau produknya
Persamaan laju reaksi:

Reaksi:

pA + qB → rC + sD Ket :
v = laju reaksi (Ms-1)
[A] = konsentrasi zat A (M)
V = k [A]x [B]y
[B] = konsentrasi zat B (M)
k = konstanta laju reaksi
x = orde reaksi zat A
y = orde reaksi zat B
Laju reaksi untuk sistem Homogen

A + B → C + D

 P 
  laju pertambahan konsentras i molar produk dalam satu  satuan waktu
t
 R 
  laju pengurangan konsentras i molar reak tan dalam satu  satuan waktu
t
mol / L M
satuan laju reaksi  
s s
Contoh Laju Reaksi

2 N2O5 (g) → 4 NO2 (g) + O2 (g)

  N 2 O5 
V N 2 O5  
t
  NO2 
V NO2  
t
  O2 
V O2  
t

 Sesuai dengan perbandingan koefisien pereaksinya,


makna
1  N 2 O5  1  NO2   O2 
V   
2 t 4 t t
1
V  x laju ma sin g  ma sin g komponen
koefisien reaksi
C. Faktor-Faktor yg Mempengaruhi
Laju
1. Luas Permukaan
Reaksi
 untuk reaksi yang melibatkan zat padat.
 contoh : pelarutan caustic soda untuk
menaikkan pH air pada eksternal water treatment.
Dari grafik: t pertikel serbuk
reaksinya lebih cepat dari
pertikel batangan.
Mengapa?
Karena, pada campuran
pereaksi yang heterogen,
reaksi hanya terjadi pada
bidang batas  bidang
sentuh
 Semakin luas bidang sentuh  semakin cepat
reaksi berlangsung.
 Semakin halus/kecil ukuran partikel/kepingan zat
padat  semakin luas permukaannya  semakin
cepat bereaksi.
 Bandingkan waktu pelarutan gula batu dalam air
dengan gula pasir, manakah yang lebih cepat
larut?
2. Konsentrasi Pereaksi

 Dari grafik: Reaksi dengan konsentrasi A berlangsung lebih


cepat drpd reaksi dg konsentrasi B
 Jumlah produk (vol. Gas) yang dihasilkan sama, namun laju
reaksinya berbeda, karena V reaksi f(t) shg laju reaksi A >
laju reaksi B
“Semakin besar konsentrasi  semakin cepat reaksi
berlangsung”
3. Tekanan

 Untuk reaksi dalam fasa gas, sehingga laju reaksi


dipengaruhi tekanan.
P >  Volume <  Konsentrasi >  Laju reaksi >
4. Suhu

Lebih cepat larut mana, gula pasir + air panas atau


gula pasir + air dingin?

Mengapa?
Pada dasarnya setiap partikel selalu bergerak,
dengan meningkatkan suhu maka energi gerak
(energi kinetik) molekul akan bertambah  tumbukan
sering terjadi.

Pada umumnya laju reaksi menjadi 2 kali lebih besar


jika T (suhu) dinaikkan 10 oC, mengikuti persamaan:
t / 10
V 2 V0
5. Katalis

Zat yg mempercepat laju reaksi, tetapi zat tsb tidak


mengalami perubahan kekal (tdk dikonsumsi & tdk
dihabiskan)
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah.
5. Katalis

Contoh katalis : enzim “tiap kenaikan 10oC, maka


reaksi enzim menjadi 2x lipat. Tetapi peningkatan
suhu yang tinggi dapat menyebabkan atom-atom
penyusun enzim bergetar sehingga ikatan hidrogen
terputus dan enzim terdenaturasi, rusaknya enzim,
sehingga aktivitas enzim menurun.

Contoh lain : reaksi peruraian larutan peroksida


menjadi oksigen (gas) dan air (cair), dimana reaksi ini
berjalan lambat. Namun setelah ditambahkan katalis
FeCL3 reaksinya berjalan cepat.

Katalis sefase (homogen), berbeda fase (heterogen)


ORDE REAKSI

Pangkat konsentrasi pereaksi pada laju reaksi


Orde reaksi : total keseluruhan orde pada setiap
pereaksinya, misal:
V  k  A  B 
x y

orde reaksi  x  y
 Orde reaksi ditentukan melalui percobaan
 Tidak ada kaitannya dengan koefisien reaksi
 Menunjukkan pengaruh konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksinya.
MAKNA ORDE REAKSI

1. Rx. Orde Nol


 Rx. Berorde nol pada salah
satu pereaksinya, apabila
perubahan konsentrasi tidak
berpengaruh pada laju rx

2. Rx. Orde Satu


 Rx berorde satu terhadap
salah satu pereaksinya, jika
laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi pereaksi

3. Rx. Orde Dua


Rx berorde 2 terhadap
salah satu pereaksinya, jika
laju reaksi merupakan
pangkat dua dari konsentrasi
pereaksinya
D. MENENTUKAN PERSAMAAN LAJU
REAKSI
 Ditentukan dari percobaan, bukan dari stoikiometri
reaksi, dimana laju diukur pada awal reaksi dengan
konsentrasi berbeda-beda.
Misal :
A + B  C + D
Untuk menentukan orde reaksi thd A maka
konsentrasi B dibuat tetap, sedangkan A diubah-
ubah. Begitupula sebaliknya.
E. TEORI TUMBUKAN
 Suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antara
partikel pereaksi, t e t a p i tidak semua tumbukan
menghasilkan reaksi, hanya tumbukan antar partikel yang
memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat.
 Jadi laju reaksi tergantung 3 hal :
 frekuensi tumbukan
 energi partikel pereaksi
 arah tumbukan
 Tumbukan efektif: tumbukan yang menghasilkan Rx.
 Energi pengaktifan: energi kinetik minimum yang harus
dimiliki pereaksi sehingga rx dapat berlangsung.
 Energi pengaktifan: barier antara pereaksi dan produk, jadi
pereaksi harus didorong  melewati energi penghalang 
menjadi produk
Tumbukan tdk efektif dan efektif
Penerapan konsep laju reaksi

*Industri pembuatan amonia


*Industri roti

Anda mungkin juga menyukai