Anda di halaman 1dari 25

Teori

Permintaan dan Penawaran Islami


Pendahuluan

Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara
permintaan dan harga. Teori ini memiliki hipotesis atau lebih dikenal dengan hukum
permintaan yang menyatakan bahwa “semakin rendah harga suatu barang maka semakin
banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi harga suatu
barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.” Permintaan
terhadap suatu barang dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu permintaan individu
dan permintaan kolektif, atau lebih dikenal dengan permintaan pasar. Permintaan
individu yang diakumulasi membentuk permintaan pasar.
Konsep permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa
untuk dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang
haram. Allah telah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 87, 88 :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang
telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang
halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Oleh karenanya dalam teori permintaan Islami membahas permintaan barang
halal, barang haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan dalam permintaan
konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi atau digunakan. Dalam
motif permintaan Islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang
tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai
kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang
konsisten dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia. Permintaan Islam
bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat (falah) sebagai turunan
dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu kehidupan
akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal untukkehidupan
akhirat.
PERMINTAAN
Pengertian Permintaan secara
Konvensional
Permintaan dan
terhadap barang danIslam
jasa didefinisikan
sebagai kuantitas barang atau jasa yang orang lain
bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga
dalam suatu periode waktu tertentu.
Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam
sama dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip –
prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu
muslim dalam keinginannya. Contohnya : Permintaan
didasarkan pada pemenuhan kebutuhan bukan keinginan
belaka, Permintaan terhadap barang halal, Permintaan
barang yang mashlahah.
PERMINTAAN

Hukum Permintaan
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus), maka
Hukum Permintaan  menyatakan, “Bila harga suatu
barang naik, maka permintaan barang tersebut
akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut
turun maka permintaan barang tersebut akan naik”.
PERMINTAAN
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan
1. Harga Barang itu sendiri
2. Harga barang-barang lain
3. Pendapatan Masyarakat
4. Selera Masyarakat
5. Jumlah Penduduk
6. Banyaknya Intensitas Kebutuhan
Masyarakat Pada Waktu Tertentu
7. Perkiraan Harga di Masa Depan
PERMINTAAN
Kurva Permintaan
Berikut contoh permintaan, Ada
seseorang yang ingin membeli
buah jeruk, berikut tabel harga
jeruk beserta permintaan jeruknya

Dari tabel tersebut bisa dibuat grafik.


Kurva permintaan ini memiliki
kemiringan (slope) negatif atau
bergerak dari kiri atas ke kanan
bawah. Artinya apabila harga jeruk
turun, jumlah barang yang diminta
bertambah atau sebaliknya (ceteris
paribus).
PERMINTAAN
Konsep Permintaan Ekonomi
menurut Islam
Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama dengan
ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus
diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya.

1. Islam harus mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib.


2. Tidak boleh berlebih-lebihan dalam menggunakan hartanya.
3. Tidak mengonsumsi barang yang lebih banyak mudaratnya
daripada maslahatnya.
PERMINTAAN
Perbedaan Teori Permintaan
Konvensional dengan Permintaan
Islami
1.Sumber Hukum
2.Sudut Pandang Barangnya
3.Motif dari Permintaan
4.Tujuan Permintaan
Hal –hal yang mempengaruhi permintaan_1

Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M) dalam kitab Majmu’ Fatawa menjelaskan,


bahwa hal-hal yang mempengaruhi terhadap permintaan suatu barang antara lain:

1. Keinginan atau selera masyarakat (Raghbah) terhadap berbagai jenis


barang yang berbeda dan selalu berubah-ubah. Di mana ketika masyarakat telah
memiliki selera terhadap suatu barang maka hal ini akan mempengaruhi jumlah
permintaan terhadap barang tersebut.

2. Jumlah para peminat (Tullab) terhadap suatu barang. Jika jumlah


masyarakat yang menginginkan suatu barang semakin banyak, maka harga barang
tersebut akan semakin meningkat. Dalam hal ini dapat disamakan dengan jumlah
penduduk, di mana semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah
para peminat terhadap suatu barang.
Hal –hal yang mempengaruhi
permintaan_2
3. Kualitas pembeli (Al-Mu’awid). Di mana tingkat pendapatan merupakan salah
satu ciri kualitas pembeli yang baik. Semakin besar tingkat pendapatan masyarakat,
maka kualitas masyarakat untuk membeli suatu barang akan naik.

4. Lemah atau kuatnya kebutuhan terhadap suatu barang. Apabila kebutuhan


terhadap suatu barang tinggi, maka permintaan terhadap barang tersebut tinggi.

5. Cara pembayaran yang dilakukan, tunai atau angsuran. Apabila pembayaran


dilakukan dengan tunai, maka permintaan tinggi

6. Besarnya biaya transaksi. Apabila biaya transaksi dari suatu barang rendah,
maka besar permintaan meningkat.
Perbedaan Teori Permintaan
Konvensional dengan Permintaan
Islami
Terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya, diantaranya , perbedaan
utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum dan adanya
batasan syariah dalam teori permintaan Islami.
Permintaan Islam berprinsip pada entitas utamanya yaitu Islam sebagai pedoman
hidup yang langsung dibimbing oleh Allah SWT. Permintaan Islam secara jelas
mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari pengalaman berupa data-
data yang kemudian mengkristal menjadi teori-teori, tapi juga berasal dari firman-
firman Tuhan (revelation), yang menggambarkan bahwa ekonomi Islam didominasi
oleh variabel keyakinan religi dalam mekanisme sistemnya.
Sementara itu dalam ekonomi konvensional filosofi dasarnya terfokus pada
tujuan keuntungan dan materialme. Hal ini wajar saja karena sumber inspirasi
ekonomi konvensional adalah akal manusia yang tergambar pada daya kreatifitas, daya
olah informasi dan imajinasi manusia. Padahal akal manusia merupakan ciptaan Tuhan,
dan memiliki keterbatasan bila dibandingkan dengan kemampuan.
Dalam permintaan islam, tingkat permintaan konsumen memiliki batasan-
batasan, sebagaimana masalah pokok ekonomi islam yaitu kebutuhan
manusia terbatas sedangkan sumber daya manusia tidak terbatas.
Batasan-batasan ini dalam kurva digambarkan dengan menggunakan budget
line atau garis anggaran berdasarkan budget constrain yang mampu dijangkau
oleh pembeli atau konsumen.
Budget Constrain adalah batasan ketersediaan dana dan kemampuan
pembeli untuk memaksimalkan kepuasan dan permintaannya. Indiference
Curve adalah kurva yang menggambarkan tingkat kepuasan maksimal
konsumen ketika dihadapkan pada dua pilihan barang yang harus dikonsumsi.
Dalam teori ekonomi mikro islam, konsumen dihadapkan pada dua
pilihan barang dengan varian Halal-Halal, Halal-Haram, haram-halal, dan
haram-haram.
Kurva Permintaan Barang Dalam
Islam_1
Kurva permintaan diturunkan dari titik-titik persinggungan antara indiference curve
dan budget line.

1. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal (X : Halal Dan Y: Halal)


Ketika seorang muslim dihadapkan pada kondisi ini, maka sesungguhnya pola
pemilihan permintaannya sama saja dengan teori ekonomi konvensional. Pembeli akan
memaksimalkan permintaannya terhadap dua barang yang sesuai dengan Budget
Constrain-nya. Semakin tinggi tingkat harga, maka permintaan konsumen terhadap
barang tersebut semakin rendah.
Kurva Permintaan Barang Dalam
Islam_2

2. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal Dan Haram (X: Halal, Y: Haram)
Ketika seorang muslim dihadapkan pada dua pilihan barang yang halal (X) dan yang
haram Y), maka optimal solutionnya adalah dengan menggunakan corner solution.
Corner solution berusaha menuju titik nol barang haram dan menuju titik maksimal
permintaan terhadap barang halal. Hal ini senafas dengan ajaran islam tentang
pelarangan untuk mencampuradukan yang barang yang halal dengan barang yang
haram.
Kurva Permintaan Barang Dalam
Islam_3

3. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal Dan Haram Dalam Keadaan Darurat
Tidak Optimal (X: Halal Dan Y: Haram) Ketika seorang muslim menghadapi situasi
ini, solusinya adalah cirner solution, yaitu mengalikasikan seuruh pendapataan untuk
mengkonsumsi barang halal dan menihilkan konsumsi barang haram.
Kurva Permintaan Barang Dalam
Islam_4

4. Permintaan Terhadap Dua Barang Halal Dan Haram Dalam Keadaan


Darurat Optimal (X: Halal Dan Y: Haram) Darurat didefinisikan sebagai sebuah
kondisi yang mengancam keselamatan jiwa seseorang sehingga islam memberikan
rukhsokh pada kondisi ini. Sehingga permintaan terhadap barang haram hanya bersifat
insidental. Secara matematis dapat digambarkan denga kurva di bawah ini:
PEnawaran
Pengertian Penawaran secara
Konvensional dan Islam
Penawaran barang atau jasa dapat didefinisikan sebagai kuantitas
barang atau jasa yang orang lain bersedia untuk menjualnya pada berbagai
tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu.
Dalam penawaran Islam ada hal yang membedakannya dengan
penawaran konvensional, bahwa barang atau jasa yang ditawarkan harus
transparan dan dirinci spesifikasinya, bagaimana keadaan barang tersebut,
apa kelebihan dan kekurangan barang tersebut. Jangan sampai penawaran
yang kita lakukan  merugikan pihak yang mengajukan permintaan. Adapun
Rasulullah SAW dalam melakukan penawaran selalu merinci tentang
spesifikasi barang dagangannya, sampai-sampai harga beli nya pun
disebutkan dan menawarkan dengan harga berapa barang tersebut dibeli
dan yang akan diperoleh olehnya.
PEnawaran

Hukum Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus),
maka Hukum Penawaran menyatakan, “Semakin
tinggi harga suatu barang, maka semakin tinggi
jumlah penawaran barang tersebut, sebaliknya
semakin rendah harga suatu barang, maka
semakin rendah pula jumlah penawaran barang
tersebut.”
PEnawaran
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penawaran
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan.
2. Tujuan Perusahaan
3. Jumlah Penjual
4. Pajak
5. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
6. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
7. Kondisi Alam
PENAWARAN
Kurva Penawaran
Berikut contoh Jumlah Barang yang
Titik Harga Jeruk
penawaran, ada Ditawarkan
seorang produsen A Rp. 4.500 50
menawarkan harga B Rp. 4.750 60
jeruk pada berbagai C Rp. 5.000 70
tingkat jumlah jeruk D Rp. 5.250 80
yang ingin ditawarkan : E Rp. 5.000 90
F Rp. 5.750 100
G Rp. 6.000 110

Dari tabel tersebut bisa dibuat grafik. Kurva penawaran


ini memiliki kemiringan positif atau bergerak dari kiri
bawah ke kanan atas. Artinya apabila harga jeruk naik,
maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah dan
begitu pula sebaliknya (ceteris paribus).
PENAWARAN
Konsep Penawaran Ekonomi
menurut Islam
Secara garis besar, penawaran dalam ekonomi Islam sama dengan
ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus
diperhatikan oleh pengusaha muslim dalam melakukan penawarannya.
1. Barang atau jasa yang ditawarkan harus transparan dan dirinci
spesifikasinya.
2. Berlandaskan landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada
premis nilai-nilai Islam.
3. Norma-norma Islam selalu mengikuti terhadap penawaran (Barang
Halal dan Haram)
4. Dalam memproduksi barang tidak boleh mengeksploitasi, atau merusak
alam.
PENAWARAN
Perbedaan Teori Penawaran
Konvensional dengan Penawaran
Islami
1.Sumber Hukum
2.Sudut Pandang Barangnya
3.Motif dari Penawaran
4.Tujuan Penawaran
KESIMPULAN
Islam adalah agama satu-satunya yang mengemukakan prinsip-
prinsip yang meliiputi semua segi kehidupan manusia, tidak hanya
membicarakan tentang nilai-nilai ekonomi. Islam telah menanamkan
kerangka kerja yang luas berdasarkan kesempatan berekonomi yang
sama dan adil bagi penganutnya untuk mengarahkan mereka ke arah
kehidupan ekonomi yang seimbang.
Pandangan ekonomi Islam mengenai permintaan dan penawaran
ini relatif sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat
batasa-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai
dengan aturan syariah.
Maka dari itu, Permintaan maupun Penawaran dalam Ekonomi
Islam lebih bersifat adil, untung dengan cara bagi hasil,
persaudaraan akan lebih kuat, serta menciptakan mekanisme pasar
yang lebih baik bagi kedua belah pihak.
End Of Session

Anda mungkin juga menyukai