Anda di halaman 1dari 8

Benigna prostat

hiperplasia
DISUSUN OLEH :
DIAH AYU SAPUTRI

18.156.01.11.076
Definisi
Benigna prostat hiperplasia adalah terjadinya pelebaran pada prostat yang
menimbulkan penyempitan saluran kencing dan tekanan di bawah kandung
kemih dan menyebabkan gejala-gejala seperti sering kencing dan retensi urin.
( Aulawi, 2014)
Etiologi

Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa pembesaran prostat terjadi akibat peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses
penuaan, tetapi sampai saat ini belum di ketahui pasti penyebab terjadinya BPH.Selain faktor peningkatan kadar dihidrotestosteron
(DHT) dan proses penuaan ada beberapa hipotesis yang di duga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat, yaitu :

1. Dihydrostestosteron adalah pembesaran pada epitel dan stoma kelenjar prostat yang disebabkan peningkatan 5 alfa reduktase dan
reseptor andorogen. ( Muttaqin, 2014)

2. Adanya ketidakseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen dimana terjadi peningkatan estrogen dan penurunan testosteron
sehingga mengakibatkan pembesaran pada prostat. ( Muttaqin, 2014)

3. Interaksi antara stroma dan epitel. Peningkatan epidermal growth factor atau fibroblast growth factor dan penurunan transforming
factor beta menyebabkan hiperplasia stroma dan epitel. ( Muttaqin, 2014)

4. Peningkatan estrogen menyebabkan berkurangnya kematian sel stroma dan epitel dari kelenjar prostat. ( Muttaqin, 2014)
Patofisiolo gi
Kelenjar prostat akan mengalami hiperplasia seiring dengan pertambahan usia pada proses penuaan
menimbulkan perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen keadaan ini dapat
menyebabkan pembesaran prostat, jika terjadi pembesaran prostat maka dapat meluas ke kandung kemih,
sehingga akan mempersempit saluran uretra prostatica dan akhirnya akan menyumbat aliran urine.
Penempitan pada aliran uretra dapat meningkatkan tekanan pada intravesikal. Munculnya tahanan
pada uretra prostatika menyebabkan otot detrusor dan kandung kemih akan berkontraksi lebih kuat saat
memompa urine, penegangan yang terjadi secara terus menerus menyebabkan perubahan anatomi dari
buli buli berupa : pembesaran pada otot detrusor, trabekulasi terbentuknya selula, sekula, dan diventrivel
kandung kemih.
Tekanan yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan aliran balik urine ke ureter dan bila terjadi
terus menerus mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, dan kemunduran fungsi ginjal.(Muttaqin, 2014)
Manifestasi klinis
Tanda gejala yang muncul pada pasien penderita Benigna Prostat Hiperplasia adalah :
• Kesulitan mengawali aliran urine karena tekanan pada uretra dan leher kandung kemih. (Aulawi, 2014)
• Frekuensi perkemihan, sering kencing arean tekanan pada kandung kemih. (Aulawi, 2014)
• Urgensi perkemihan, perlu segera kekamar mandi karena tekanan pada kandung kemih. (Aulawi, 2014)
• Nocturia adalah sering bangun malam hari untuk kencing karena tekanan pada kandung kemih. (Aulawi,
2014)
• Turunya kekuatan aliran air kemih. (Aulawi, 2014).
• Aliran urine keluar yang tidak lancar. (Aulawi, 2014)
• Hematuria adalah kondisi dimana urine keluar bercampur darah. (Aulawi, 2014)
Terapi farmakologi
Terapi farmakologi ini adalah berusaha untuk mengurangi resitensi otot polos prostat sebagai
komponen dinamik atau mengurangi volume prostat sebagai komponen statik (Dhingradkk, 2011).
Beberapa obat yang biasa digunakan α-adrenergik blokerdan 5a-reductase inhibitors(5ARIs) , kedua
obat tersebut yang saat ini telah disetujui oleh Medications currently approvedby Health Canada
untuk digunakan dalam pengobatan BPH (Tanguayet al, 2009).Untuk pengobatan farmakologis, pedoman
AUA 2003 menyatakan bahwa alfuzosin (Uroxatral), doxazosin (Cardura), tamsulosin (Flomax), dan
terazosin (Hytrin) merupakan pilihan pengobatan yang sesuai untuk pasien dengan LUTS sekunder
untuk BPH. Meskipun ada sedikit 15perbedaan dalam profil efek samping dari obat ini, AUA
menyatakan bahwa keempat agen memiliki efektivitas klinis yang sama.Pedoman ini juga menyatakan
bahwa 5α-reduktasefinasteride (Proscar) dan dutasteride (Avodart) telah terbukti merupakan
pengobatan yang tepat dan efektif untuk pasien dengan LUTS terkait dengan pembesaran prostat.
Terapi ditt

pasien dengan keluhan ringan diberikan nasihat untuk mengurangi minum setelah makan
malam untuk mengurangi nokturia, menghindari obat-obat dekongestan, mengurangi minum
kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi. Setiap 3 bulan
dilakukan kontrol keluhan, sisa kencing, dan pemeriksaan colok dubur.
Terimakasih :’(

Anda mungkin juga menyukai