RIZKA ANANDA RAHMATUNNISA (220112190017) SAEPUL (220112190039) DEWI SHINTIA RESNOWATI (220112190081) VICI TRIYUNITA S (220112190083) Pengkajian
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran (GCS 12 : E3M6V3)
Riw. Kesehatan Saat Ini : 4 hari yang lalu klien mengalami kecelakaan menabrak mobil yang sedang parkir dengan kepala yang membentur aspal. Klien pingsan dan mengalami perdarahan dari hidung dan mulut. Kemudian klien dirujuk ke IGD RSHS. Saat ini klien sedang dalam observasi intensif di GICU 2. Klien terpasangan NRM 10 Lpm dengan saturasi 96%, kesadaran klien dalam keadaan sangat gelisah sehingga tangan klien di restrain dan terpasang elektroda di dada klien untuk tersambung dengan monitor Riw. Masuk Rumah Sakit : Sebelum ke IGD RSHS, klien mendapat perawatan di rumah sakit terdekat tempat kejadian, karena keterbatasan alat yang dimiliki sehingga klien dirujuk ke IGD RSHS Riw. Kesehatan Masa Lalu : Keluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami sakit selama 3 bulan yang lalu. Riw. Kesehatan Keluarga : Keluarga klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat DM, hipertensi, dan jantung. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Apatis, dengan GCS 12 (E3 M6 V3) Sistem Renalis
TTV : TD: 121/67 mmHg, N: 60x/menit, RR: 17x/menit, S: 35,7’C, MAP= 85 mmHg Terpasang Foley Catheter Antropometri : BB saat ini : 50 kg TB : 160 cm IMT = Sistem Persyarafan BB(kg)/ TB (m)2 = 50/ 1,602= 19,5 kg/m2 (normal) Nyeri : Tidak terkaji, namun klien dalam keadaan Pupil (isokor 3mm/3mm, respon terhadap gelisah sehinggat terpasang restrain cahaya +/+, Reflek menelan (-), Refleks Sistem Pernafasan mengunyah (-) Batuk (-), Sputum (-), terpasang Oksigen 10 Lpm menggunakan NRM. Suara nafas vesikuler Sistem Pencernaan Sistem Kardiovaskuler Mukosa oral (lembab), Lidah (warna merah Konjungtiva (anemis), Akral (hangat), Turgor (baik), CRT (< muda terang, bersih, tidak ada lesi), Muntah 2 detik), Allen test (normal/ normal), Bunyi jantung (Normal (-), terpasang OGT, Bising usus (6-10 S1 S2 reguler), tidak Edema ekstremitas atas dan bawah x/menit, aktif) Lanjutan Pemeriksaan Fisik
Sistem Endokrin Sistem Reproduksi
Hipersalivasi (-), KGB sulit terkaji Genitalia (tidak terdapat lesi, kondisi Sistem Muskuloskeletal genitalia bersih), BAB menggunakan Mobilitas (bedrest), Kekuatan Otot Ekstremitas pampers atas : 5/5, ektremitas bawah 5/5 Sistem Integumen Sistem Indera Warna kulit (sawo matang, normal), Kulit kepala Reflek menelan (-), Refleks mengunyah dan rambut (sedikit kotor), Integritas kulit (utuh), (-), Contusion/bruise/lebam (+), Ekimosis/memar (+) pada area orbital dekstra dan sinistra, Biang keringat/ruam/miliaria (-), Luka bakar (+) pada bagian ekstremitas bawah dextra , benjolan (-), Suhu (hangat), Luka dekubitus (-). Pengkajian
Data Psikologis Sulit terkaji, klien dalam keadaan gelisah Data Sosial Tidak terkaji Data Ekonomi Tidak terkaji Data Spiritual Tidak terkaji Pengkajian Tambahan
Skor Resiko Dekubitus :
Skor 13 – 14 (Resiko sedang) Skor Barthel Index : Skor 0 (Ketergantungan total) Morse Fall Scale Skor 75 (Resiko jatuh tinggi) Pengkajian Tambahan Hasil Lab Darah Hasil Laboratorium Pemeriks Hasil Interpret Nilai Pemeriks Hasil Interpretasi Nilai asi aan Rujukan aan Rujukan Hematologi APTT Hemoglobin 10,7 Rendah 14-17,4 SGOT (AST) 238 Tinggi 15-37 U/L Hematokrit 30,5 Rendah gr/dL 41,5- SGPT (ALT) 133 Tinggi 16-63 U/L Eritrosit 3,64 Rendah 50,4% 4,4- Kreatinin 0,54 Rendah 0,80-1,30 Leukosit 9,62 Normal 6,0 juta/uL Klorida 112 Tinggi 98-109 Trombosit 158 Normal 4,5-11,0 mEq/L 103 /uL 150- Analisa 450 ribu/u Gas Darah Index pH 7,431 Normal 7,35-7,45 Eritrosit 83,8 Normal 80-96 fl pCO2 41,2 Normal 35-45 MCV 29,4 Normal 27,5-33,2 pO2 184,6 Tinggi mmHg 80- MCH 35,1 Normal pg 33,4- HCO3 27,6 Tinggi 105 mmHg MCHC 35,5 % tCO2 28,9 Tinggi 22-26 Hitung BE 3,7 Tinggi mmol/L Jenis 81 Tinggi SaO2 98,4 Normal 23,05-27,35 Leukosit 11 Rendah 40-70% Anion Gap 9,0 Normal (-2) + (+2) Netrofil 22-44% 95-100 % Segmen < 17 mEq/L Terapi Obat No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping 1 Ceftriaxone Antibiotik (Infeksi Bakteri), Hipersensitif terhadap Diare, (Antibiotik) Menghambat sintesis antibiotik cephalosporin mual/muntah, Dosis : 1 x 2gr (IV) dinding sel bakteri . pruritus sehingga terjadi kebocoran – Neonatus sel bakteri dan bakteri lisis 2 Ranitidine Mencegah timbulnya - Diabetes - Gangguan Dosis :2 x 50 mg (IV) gejala asam lambung - Masalah imun pernafasan - Kanker Lambung - Pendarahan 3 Vit K (Suplemen) Membantu proses - Gangguan ginjal - Sakit kuning Dosis : 3x 10 mg (IV) pembekuan darah - Gangguan hati - Anemia 4 Asam Tranexsanet Mencegah degradasi fibrin, tromboembolik - Mual Dosis : 3x500 mg(IV) pemecahan trombosit, Penderita dengan - Muntah peningkatan kerapuhan kelainan pada - Sakit kepala vaskular dan pemecahan penglihatan warna faktor koagulasi Lanjutan Terapi Obat No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping 5 Manitol (Diuretik) mengurangi tekanan - Gangguan fungsi hati - Nyeri dada Dosis :3x125cc (IV) dalam kepala karena dan ginjal - Pandangan kabur pembengkakan di otak. - Demam 6 Paracetamol Meredakan demam dan Hipersensitifitas - Syok anafilaksis (Analgetik dan nyeri - Kerusakan hati dan Antipiretik) ginjal Dosis : 4x1 gr (IV) 7 Nimotop Profilaksis dan - Ibu hamil - Trombositopenia Dosis : 4x60 mg (PO) pengobatan defisit - Gangguan ginjal dan - takikardi neurologik iskemik hari karena vasospasme serebral yang menyertai pendarahan subaraknoid karena aneurisma 8 Phenytoin Mencegah kejang parsial - Sinus bradikardi - Tremor Dosis : 3x100mg (IV) dan merileksasikan otot - Ibu hamil - Gelisah - Pendarahan pada gusi Analisa Data N Data Etiologi Masalah Keperawatan o 1 DS: Kecelakaan lalu lintas Resiko Ketidakefektifan 4 hari yang lalu klien Perfusi Jaringan Serebral mengalami kecelakaan Terjadi benturan pada kepala menabrak mobil yang sedang parkir dengan kepala yang Perdarahan epidural membentur aspal Klien pingsan Gangguan sirkulasi ke jaringan Mengalami perdarahan dari otak hidung dan mulut DO: Resiko ketidakefektifan perfusi Apatis, dengan GCS 12 (E3 M6 jaringan serebral V3) Pupil isokor Konjungtiva (anemis) Akral (hangat Lebam dan memar pada area orbital dekstra dan sinistra Terpasang NRM (10 liter, dengan SaO2 96%) Lanjutan No Data Etiologi Masalah Keperawatan 2 DS: Klien mengalami Trauma kepala Resiko Perdarahan perdarahan dari hidung dan mulut Perdarahan hidung, mulut, DO: dan orbital sinistra dan Konjungtiva (anemis), dekstra Akral (hangat) Luka bakar (+) pada Penurunan kesadaran bagian ekstremitas bawah dextra Ekimosis/memar (+) pada area orbital dekstra dan sinistra TTV : TD: 121/67 mmHg, N: 60x/menit, RR: 17x/menit, S: 35,7’C Hb: 10,7; Ht: 30,5 ; Eritrosit: 3,64 N Data Etiologi Masalah o Keperawatan 3 Lanjutan DS: - Supply Oksigen ke Gangguan Menelan DO: otak menurun Reflek menelan (-) Refleks mengunyah (-) Gangguan neurologis Gelisah pada saraf kranial Terpasang OGT tertentu
Gangguan menelan
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan 4 DS: Keadaan klien sangat gelisah Penurunan mental status Resiko Jatuh sehingga tangan klien di restrain DO: Gelisah Skor Morse Falls Scale 75 (Resiko jatuh tinggi) Resiko Jatuh Penggunaan restrain Rencana Asuhan Keperawatan No/D Tujuan Intervensi Rasional x 1 Setelah diberikan asuhan - Penurunan tanda-tanda keperawatan selama 3x24 jam, - Nilai faktor terkait neurologis dapat menjadi diharapkan ketidakefektifan penurunan perfusi serebral gambaran klien untuk dipindahkan ke area kritis perfusi jaringan serebral teratasi. dan potensi dalam untuk pemantauan adanya Ditandai dengan : peningkatan TIK peningkatan TIK - Meningkatnya kesadaran - Pantau dan nilai status - Mengevaluasi intervensi (GCS) menjadi compos mentis neurologis yang telah diberikan saat - TTV dalam rentang normal - Hitung nilai MAP ini (TD=120/80 mmHg; HR= - Evaluasi respirasi (ritme) - Nilai MAP menandakan >60x/menit -100x/ menit, RR= dan reaksi pupil adanya peningkatan TIK - Reaksi pupil dapat 12-20x/menit, T= 36,5-37,5) - Evaluasi oksigen yang - Tidak ada peningkatan TTIK meninjau utuhnya batang diberikan otak - Batasi aktivitas yang dapat - Apabila tidak ada tanda- meningkatkan TIK dengan tanda perbaikan dari melibatkan keluarga perfusi serebral, maka - Terapi musik untuk oksigen perlu dinaikkan meningkatkan kesadaran - Peningkatan TIK klien merupakan indikasi pendarahan di serebral terus berlangsung - Musik terapi juga dapat memberikan rangsangan yang positif pada respon- No/D Tujuan Intervensi Rasional x 2 Setelah diberikan asuhan keperawatan selama - Berikan terapi cairan 2 - Hipotensi dan 3x24 jam, diharapkan perdarahan teratasi. labu takikardia adalah Ditandai dengan : - Pantau TTV terutama mekanisme kompensasi - Perdarahan berhenti, dilihat dari orbital TD dan HR, waspadai awal yang biasanya mata, hidung, dan mulut adanya hipotensi dicatat dengan - TTV dalam rentang normal (TD=120/80 ortostatik perdarahan, orthostasis mmHg; HR= >60x/menit -100x/ menit, RR= - Catat perubahan dari menunjukkan 12-20x/menit, T= 36,5-37,5) kulit (memar, ptekie, berkurangnya cairan - Kulit tidak ada tanda memar, ptekie, dan adanya hematoma) yang bersirkulasi kemerahan - Kolaborasi pemberian - Gangguan pembekuan - Konjungtiva tidak anemis transfusi darah apabila darah dapat mengalami diperlukan perdarahan ke jaringan - Hentikan pendarahan secara terus menerus dengan kolaborasi obat - Untuk mencukupi - Kaji feses dan urin kebutuhan darah dalam tubuh tetap normal - Kolaborasi antikoagulan dapat mencegah penggumpalan darah - Adanya darah pada feses atau urin dapat mengindikasikan pendarahan di saluran cerna atau organ lainnya - Untuk rehidrasi No/D Tujuan Intervensi Rasional x 3 Setelah diberikan asuhan - Evaluasi kekuatan - Saraf kranial VII,IX, keperawatan selama 3x24 jam, otot wajah X, dan XII - Berikan perawatan merupakan saraf diharapkan gangguan menelan oral sebelum untuk mengecek teratasi. Ditandai dengan : memberi makan fungsi dari mulut - Klien dapat menelan dan - Suction bila dan faring mengunyah dengan baik dibutuhkan dan jika - Perawatan mulut - Tidak adanya aspirasi atau tidak ada dapat tersedak kontraindikasi mengoptimalkan - Jangan memberi nafsu makan makan per oral, - Gangguan refleks kolaborasi dengan menelan, sekresi dokter atau ahli gizi dapat dengan cepat terkait nutrisi yang terakumulasi di tepat faring posterior dan - Pastikan pasien trakea atas, dalam keadaan meningkatkan risiko sadar ketika diberi aspirasi nutrisi - Menghindari resiko aspirasi dan meningkatkan status gizi klien - Ketika pasien dalam keadaan tidak sadar, dapat meningkatkan No/Dx Tujuan Intervensi Rasional 4 Setelah diberikan asuhan - Kaji riwayat jatuh • Seseorang mungkin keperawatan selama 3x24 sebelum kejadian untuk jatuh lagi jika jam, diharapkan jatuh tidak - Kaji perubahan mental dia telah mengalami terjadi. Ditandai dengan : status satu atau lebih jatuh Pasien tidak jatuh - Kaji penurunan dalam 6 bulan Keluarga dapat sensori terakhir menerapkan strategi untuk - Meminta keluarga • Perubahan status meningkatkan keselamatan untuk menemani klien mental dapat dan mencegah jatuh - Bed plank selalu meningkatkan resiko terpasang jatuh • Gangguan sensori membatasi kemampuan pasien untuk merasakan bahaya di sekitarnya • Mengawasi klien agar tidak terjatuh • Untuk menghindari resiko jatuh Daftar Pustaka https://www.honestdocs.id/ https://farmaku.id Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F., Martinez-Kratz, M., & Zanotti, M. (2019). Nursing Diagnosis Handbook E-Book: An Evidence-Based Guide to Planning Care. Mosby. Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical-surgical nursing: Clinical management for positive outcomes (Vol. 1). A. M. Keene (Ed.). Saunders Elsevier. Carpenito-Moyet, L. J. (2006). Handbook of nursing diagnosis. Lippincott Williams & Wilkins. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2016). Nurse’s pocket guide: Diagnoses, prioritized interventions, and rationales. FA Davis. Gulanick, M., & Myers, J. L. (2016). Nursing Care Plans: Diagnoses, Interventions, and Outcomes. Elsevier Health Sciences. Asrin. (2007). Pemanfaatan Terapi Musik Untuk Meningkatkan Status Kesadaran Pasien Trauma Kepala Berat. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2