Anda di halaman 1dari 35

BAKU MUTU LINGKUNGAN DAN

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN


• Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang
diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di
lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
• Baku mutu secara pokok adalah peraturan pemerintah
yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari
jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah
kandungan yang boleh berada dalam media ambien.
• Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu
pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk
menentukan apakah suatu kualitas air atau udara yang
ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan
tertentu.
Kriteria Bahan Pencemar dalam air untuk kehidupan ikan
Konsentrasi Pencemar Pengaruh terhadap Ikan
(mg/l)

0,01 Tidak ada pengaruh

0,05 Ikan menderita dalam taraf


rendah

0,1 Kematian telah terjadi masih


dalam tingkat rendah

0,5 Tidak ada yang dapat hidup


Pencemaran lingkungan dapat
dikategorikan menjadi:
1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah
• Daya dukung lingkungan adalah daya toleransi dan
daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying
capacity.
• Baku mutu lingkungan, ada lah nilai ambang batas
yang merupakan batas-batas daya dukung, daya
tenggang dan daya toleransi atau kemampuan
lingkungan.
• Jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi
nilai ambang batas (batas maksimum dan minimum)
yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu
lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan
tersebut telah tercemar.
Langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:
• Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media
ambien yang harus dilindungi (objektif sumber daya
tersebut tercapai).
• Merumuskan formulasi dari kriteria dengan
menggunakan kumpulan dan pengolahan dari berbagai
informasi ilmiah.
• Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan
kriteria.
• Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke
dalam lingkungan yang akan menghasilkan keadaan
kualitas baku mutu ambien yang telah ditetapkan.
• Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan
untuk menilai apakah objektif yang telah ditetapkan
tercapai.
Jenis-Jenis Baku Mutu Lingkungan
• Effluent Standard
Effluent Standard merupakan kadar maksimum limbah
yang diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan.
• Stream Standard
Stream Standard merupakan batas kadar untuk
sumberdaya tertentu, seperti sungai, waduk, dan danau.
Kadar yang diterapkan ini didasarkan pada kemampuan
sumberdaya beserta sifat peruntukannya. Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam keputusannya
No. KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku mutu
air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu
udara ambien, baku mutu udara emisi dan baku mutu air
laut
• Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan
kebijaksanaan perlindungan sumberdaya air
dalam jangka panjang, sedangkan baku mutu
air limbah (effluent standard) dipergunakan
untuk perencanaan, perizinan, dan pengawasan
mutu air limbah dan pelbagai sektor seperti
pertambangan dan lain-lain. Kriteria kualitas
sumber air di Indonesia ditetapkan berdasarkan
pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan
mutu yang ditetapkan berdasarkan karakteristik
suatu sumber air penampungan tersebut dan
pemanfaatannya.
Badan air dapat digolongkan menjadi lima

• Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum


secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
• Golongan B, yaitu air baku yang baik untuk air minum dan
rumah tangga dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya
tetapi tidak sesuai untuk golongan A.
• Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan
peternakan, dan dapat dipergunakan untuk keperluan lainnya
tetapi tidak sesuai untuk keperluan tersebut pada golongan A
dan B.
• Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan
dapat dipergunakan untuk perkantoran, industri, listrik tenaga
air, dan untuk keperluan lainnya, tetapi tidak sesuai untuk
keperluan A, B, dan C.
• Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan
tersebut dalam golongan A, B, C, dan D.
Limbah cair harus memenuhi persyaratan:
• Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air
pada sumber air tidak boleh melampaui baku
mutu limbah cair yang telah ditetapkan.
• Tidak mengakibatkan turunnya kualitas air
pada sumber air penerima limbah.
• Hal tersebut mengharuskan agar setiap
pembuangan limbah cair ke dalam sumber air,
mencantumkan kuantitas dan kualitas limbah.
Baku mutu udara ambien dan emisi ditetapkan
dengan maksud untuk melindungi kualitas udara di
suatu daerah. Baku mutu udara ambien dan emisi
limbah gas yang dibuang ke udara harus
mencantumkan secara jelas dalam izin pembuangan
gas. Semua kegiatan yang membuang limbah gas ke
udara ditetapkan mutu emisinya dalam pengertian:
• Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara
tidak melampaui baku mutu udara emisi yang telah
ditetapkan.
• Tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.
Baku mutu udara ambien terdiri dari 9 jenis:
1. Sulfur dioksida;
2. Karbon monoksida;
3. Oksida nitrogen;
4. Oksida;
5. Hidrogen sulfida;
6. Hidrokarbon;
7. Amoniak;
8. Timah hitam/timbal;
9. Debu. 
Baku mutu udara ambien
(KepMen KLH. No. 02/MENKLH/1988): 9
Parameter Baku mutu Waktu
SO2, ug/M3 (ppm) 260 (0.1) 24 jam
CO ug/M3 (ppm) 2.260 (20) 8 jam
NOx ug/M3 (ppm) 92.5 (0.05) 24 jam
O3 ug/M3 (ppm) 200 (1.0) 1 jam
Debu ug/M3 (ppm) 260 24 jam
Pb ug/M3 (ppm) 60 24 jam
H2S ug/M3 (ppm) 42 (0.03) 30 menit
NH3 ug/M3 (ppm) 1.360 (2) 24 jam
HC ug/M3 (ppm) 160 (0.24) 3 jam
•  
Perhitungan Beban Pencemaran Maksimum (BPM)

Keterangan:
• BPM : Beban Pencemaran Maksimum yang
diperbolehkan, dinyatakan dalam kg
parameter per hari
• (Cm)j : kadar maksimum parameter j dinyatakan dalam
mg/I.
• Dm : Debit limbah cair maksimum dinyatakan dalam
limbah cair per detik per hektar.
• A : luas lahan kawasan yang terpakai dinyatakan
dalam hektar
F• :  faktor konversi

• Beban pencemaran sebenarnya dihitung dengan cara sebagai


berikut
BPA = (CA)j x (DA) x f              
• Keterangan:
BPA          = beban pencemaran sebenarnya, dinyatakan dalam
kg parameter per hari
(CA)j        = kadar sebenarnya parameter j, dinyatakan dalam
mg/l
DA          = debit limbah cair sebenarnya, dinyatakan dalam
liter/detik
f      = faktor konversi = 0,086
Evaluasi :
• Penilaian beban pencemaran adalah:
• BPA tidak boleh melewati BPM
• Beban pencemaran sebenarnya dihitung
dengan cara sebagai berikut
Contoh Penerapan
Data yang diambil dari lapangan untuk penerapan
Baku Mutu Limbah Cair Kawasan Industri adalah:
• Luas areal kawasan industri yang terbangun (A)
[hektar, ha]
• Kadar sebenarnya (CA) untuk setiap parameter
[mg/liter]
• Debit limbah hasil pengukuran (DA) [liter/detik]
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri

Parameter Beban
Kadar Pencemaran
Maksimum Maksimum
(mg/liter) (kg/hari/ha)

BOD5 4.3
50
COD 100 8.6

TSS 200 17.2

pH 6.0 – 9.0
• Debit limbah cair maksimum: 1 L per detik per HA
lahan kawasan yang terpakai.
Contoh perhitungan: Suatu kawasan industri
mempunyai luas lahan kawasan terpakai 1500
hektar. Parameter dari tabel di atas yang akan
dijadikan contoh perhitungan adalah parameter
(j) BOD. Dari tabel tersebut diketahui:
• Debit maksimum yang diperbolehkan (Dm) = 1
liter/detik/ha
• Untuk parameter BOD diketahui:
• Kadar maksimum (Cm) = 50 mg/liter
• Beban maksimum yang diperbolehkan = 4.3
kg/hari/ha
Data lapangan :

• Kadar BOD hasil pengukuran (CA) = 60 mg/liter


• Debit hasil pengukuran (DA) = 1000 liter/detik
• Luas lahan kawasan terpakai (A) = 1500 ha
• Beban pencemaran maksimum parameter BOD yang diperbolehkan untuk
kawasan industri tersebut (persamaan II. 1.1) adalah:
 
• BPM = Cm x Dm x  f x A
• = 50 x 1 x 0.086 x 1500
= (4.3 kg/hari/ha) x 1500 ha
= 6450 kg/hari
Beban pencemaran sebenarnya untuk parameter BOD kawasan industri tersebut
(persamaan II. 2.1) adalah:
 
• BPA  = CA x DA x f
• = 60 x 1000 x 0.086
= 5160 kg/hari
• Dari contoh di atas, BPA (5160 kg/hari) lebih kecil daripada BPM (6450 kg/hari),
jadi untuk parameter BOD kawasan tersebut memenuhi Baku Mutu Limbah Cair. 
Daya Dukung Lingkungan
• Alam atau lingkungan secara alami memiliki
kemampuan untuk memulihkan keadaannya.
Pemulihan keadaan ini merupakan suatu prinsip
bahwa sesungguhnya alam itu senantiasa arif
menjaga keseimbangannya. Sepanjang belum ada
gangguan yang dipaksakan maka apapun yang
terjadi, alam tetap bereaksi secara seimbang.
Perlu ditetapkan daya dukung lingkungan untuk
mengetahui kemampuan lingkungan
menetralisasi parameter pencemar dalam rangka
pemulihan kondisi lingkungan seperti semula.
• Berbagai fakta menunjukkan bahwa usaha
manusia untuk mendapatkan sumber daya alam
itu tidak ramah lingkungan. Contohnya
pembuangan limbah hasil kegiatan industri yang
mencemari lingkungan air, tanah, dan udara.
Apabila bahan pencemar berakumulasi terus
menerus dalam suatu lingkungan, sehingga alam
tidak mampu untuk menetralisasinya yang
mengakibatkan perubahan kualitas. Pokok
permasalahannya adalah sejauh mana
perubahan ini diperkenankan.
• Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional
antara lain sebagai berikut :
• Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat
diperbarui dengan hati-hati dan efisien,
misalnya : air, tanah dan udara.
• Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil
metalurgi (campuran).
• Mengembangkan metode penambangan dan
pemprosesan yang lebih efisien serta dapat
didaur ulang.
• Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga
kelestarian alam
• Faktor-faktor yang dapat menentukan daya
dukung lingkungan dalam kondisi baik atau
tidak antara lain, adalah ketersedian bahan
baku dan energi, akumulasi limbah dari
aktivitas produksi (termasuk manajemen
limbahnya) dan tentu interaksi antar makhluk
hidup yang ada di dalam lingkungan. Dengan
kata lain daya dukung harus mampu
mencakup daya dukung lingkungan fisik,
biologi dan persepsi atau psikologis
• Dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup
(pengelolaan), akan selalu ada kegiatan-kegiatan
seperti kegiatan pemanfaatan (termasuk
penataan dan pemeliharaan), pengendalian,
pemulihan dan juga pengembangan kawasan
lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan
adalah upaya pelestarian yang paling baik,
karena dalam prosesnya akan selalu
memperhatikan daya dukung lingkungan
sehingga dapat dijadikan modal pembangunan
untuk generasi-generasi selanjutnya.
• Upaya pembangunan di berbagai sektor yang
semakin meningkat menyebabkan akan semakin
meningkat pula dampaknya terhadap lingkungan
hidup. Keadaan ini mendorong makin diperlukannya
upaya pengendalian dampak lingkungan hidup
sehingga risiko terhadap lingkungan hidup dapat
ditekan sekecil mungkin. Dalam UU No. 32 Tahun
2009 selanjutnya dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
• Pembangunan berkelanjutan menurut World
Commission on Environmental and Development
diartikan sebagai pembangunan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang
akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri (Hadi, 2001 : 2). Dalam hal ini terdapat dua
konsep utama yang dikemukakan, yaitu kebutuhan
dan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang
akan datang. Dengan demikian diperlukan
pengaturan agar lingkungan tetap mampu
mendukung kegiatan pembangunan dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia.
• Emil Salim dalam Hadi (2001 : 3) menjelaskan hal
yang harus diperhatikan dalam konsep
pembangunan berkelanjutan :
• Pembangunan berkelanjutan menghendaki
penerapan perencanaan tata ruang (spasial
planning).
• Perencanaan pembangunan menghendaki adanya
standar lingkungan.
• Penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL).
• Pengendalian pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan
dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Adapun tahapannya adalah sebagai
berikut : (1) Pencegahan;
(2) Penanggulangan;
(3) Pemulihan.
• Instrumen pencegahan kerusakan lingkungan
hidup terdiri atas : (1) Kajian Lingkungan Hidup
Strategis; (2) Tata ruang; (3) Baku mutu
lingkungan hidup; (4) Kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup; (5) Amdal; (6) UKL-UPL; (7)
Perizinan; (8) Instrumen ekonomi lingkungan
hidup; (9) Peraturan perundang-undangan
berbasis lingkungan hidup; (10) Anggaran
berbasis lingkungan hidup; (11) Analisis risiko
lingkungan hidup; (12) Audit lingkungan hidup;
(13) Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan
dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.
Penanggulangan kerusakan dan atau
pencemaran lingkungan hidup adalah upaya
untuk menghentikan meluas dan meningkatnya
kerusakan dan atau pencemaran lingkungan
hidup serta dampaknya.
Penanggulangan kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup adalah upaya
untuk menghentikan meluas dan meningkatnya kerusakan dan atau pencemaran lingkungan

hidup serta dampaknya.


Pemulihan kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup adalah upaya untuk
mengembalikan fungsi hutan dan atau lahan yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau
lahan sesuai dengan daya dukungnya, adapun upaya pemulihan dilakukan dengan tahapan
Tugas Kelompok
• Buat kelompok per 3 orang
• Industri sangat erat hubungannya dengan
kehidupan manusia. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup perlu teknologi. Tentu ada
dampak positif dan negatif jelaskan
• Jelaskan peran teknologi dalam bidang Teknik
Sipil
• Cari satu jenis industri perkirakan limbahnya
hitung BPA dan BPMnya (limbah cair, gas)
• Apa dampak negatif jangka pendek, dan
jangka panjang
• Buat usulan pencegahan pencemarannyai
• Tugas dibuat dlm bentuk pdf kirim melalui
ketua kelas (Reskiadin) paling lambat tgl 13
April 2020 jam 9.00 pagi

Anda mungkin juga menyukai