Anda di halaman 1dari 27

HIPERTENSI

Arina An Umilla
111 2017 2043
HIPERTENSI
Pada

GERIATRI
DEFENISI
Persistensi peningkatan tekanan darah diatas ≥150/90 mmHg

Usia >60

transient

White Coat Hypertension

Sustained hypertension

Hipertensi pada usia lanjut butuh beberapa kekhususan (+ penyakit lain)


DEFENISI

JNC 7, defenisi hipertensi sama untuk semua golongan


umur di atas 18 tahun. Pengobatan juga bukan
berdasarkan penggolongan umur, melainkan
berdasarkan tingkat tekanan darah dan adanya risiko
kardiovaskular pada pasien.
EPIDEMIOLOGI
Belanda ditemukan: dari 7983
penduduk berusia diatas 55 tahun,
prevalensi hipertensi (160/95 mmHg)
meningkat sesuai dengan umur, lebih RISKESDAS, prevalensi
tinggi pada perempuan (39%) dari pada hipertensi di Indonesia
laki-laki (31%)
sebesar 31,7 %, yang
meningkat semakin banyak, 
diatas 55 tahun melebihi 50%.
Taiwan : penelitian pada
Di negara maju seperti di Amerika
usia diatas 65 tahun
Serikat prevalensi hipertensi pada usia dengan kriteria
diatas 65 tahun adalah 72 %. hipertensi berdasarkan
JNVC, ditemukan
prevalensi hipertensi
sebesar 60,4% (lakilaki
59,1% dan perempuan
61,9%),
EPIDEMIOLOGI
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya
usia.

90% usia dewasa dengan tekanan darah normal akan berkembang menjadi hipertensi pada usia lanjut

pengamatan selama empat tahun, didapati bahwa terdapat peningkatan yang progresif untuk mengalami hipertensi pada
saat usia > 65 tahun,

jenis penyakit yang mendominasi adalah golongan penyakit tidak menular, penyakit kronik dan degeneratif, terutama golongan penyakit
kardiovaskular.
PATOFISIOLOGI

disregulasi
sistem saraf Komplikasi lain ;
pengurangan kerusakan
elastisitas arteri otonom
Disfungsi mikrovaskuler
atau hipotensi
endotel pada ginjal dan
meningkatnya ortostatik
penyebab
kekakuan arteri hipertensi sekunder lainnya.
ortostatik
Pengukuran Tekanan Darah

Baik dan Benar

3 kali pengukuran yang berbeda

pada lebih dari 2 (dua) kali kunjungan.

Pengukuran tekanan darah dilakukan sedikitnya 2 (dua) kali setiap kunjungannya,

DI
AG  setelah pasien duduk dengan nyaman (+-5 menit) dengan

NO
sandaran punggung, kaki terletak di lantai, lengan diletakkan
pada sandaran lengan dengan posisi mendatar dan posisi
manset sejajar dengan letak jantung.

SI
Pengukuran tekanan darah pada kelompok usia lanjut
seharusnya juga dilakukan pada posisi berdiri dari posisi duduk
setelah 1 sampai dengan 3 menit. Hal ini dilakukan untuk

S
mengevaluasi adanya hipotensi maupun hipertensi postural
mend
asi Pengukuran Tekanan Darah
Peng Pengukuran sebaiknya dilakukan dengan spigmomanometer
ukura
n Gunakan manset yang sesuai, lebar bladder sekitar 40 % lingkar lengan, panjang bladder sekitar 80 – 100 % lingkar lengan

Tekan Batas bawah manset sekitar 3 cm diatas lipat siku


an
Dara Sebelum melakukan pengukuran, pasien harus duduk istirahat dengan nyaman pada kursi berpunggung selama minimal 5
menit.
h dari
Cana Pengukuran dilakukan pada lengan telanjang. Lengan diletakkan sedemikian rupa sehingga fossa antekubiti sejajar
dengan jantung
dian
Hype Saat pemeriksaan dilakukan, pasien tidak boleh berbicara, kaki/tungkai tidak boleh disilangkan.  Kembangkan
manset hingga 30 mmHg lebih tinggi dari tekanan saat pulsasi arteri radialis menghilang
rtensi
on Kembangkan manset hingga 30 mmHg lebih tinggi dari tekanan saat pulsasi arteri radialis menghilang

Educ Kurangi tekanan manset dengan kecepatan 2 mmHg setiap detakan jantung.
ation
Progr Nilai sistolik
am
(CHEP saat suara detak jelas terdengar pertama kali ( fase I Korotkof )
,2009
Nilai Diastolik
)
mend
asi Pengukuran Tekanan Darah
Peng
saat suara detak tidak terdengar lagi ( fase V Korotkof )
ukura
n Lanjutkan auskultasi hingga 10 mmHg di bawah fase V Korotkof
Tekan
an Bila suara detak fase V Korotkof masih terdengar hingga 0 mmHg, maka yang dianggap nilai diastolic adalah “Muffling
Sound“ ( fase IV Korotkof )
Dara
h dari Bandingkan dengan frekuensi detak jantung
Cana
dian Pengukuran minimal dilakukan tiga kali pada posisi yang sama. Beri jarak minimal satu menit tiap pengukuran
dilakukan. Pengukuran pertama diabaikan, kemudian diambil rata – rata dari dua pengukuran selanjutnya
Hype
rtensi Tekanan darah saat berdiri juga harus diukur setelah pasien berdiri dua menit, demikian pula bila pasien memiliki
on keluhan hipotensi ortostatik.

Educ Tekanan darah saat duduk digunakan untuk menetapkan diagnosis dan tatalaksana hipertensi.
ation
Progr Tekanan darah saat berdiri digunakan untuk hipotensi postural, yang bila terdeteksi dapat merubah tatalaksana hipertensi yang
am dipilih

(CHEP Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada kedua lengan pada minimal satu kali kunjungan. Bila salah satu
,2009 lengan secara konsisten menunjukkan tekanan darah yang lebih tinggi, maka lengan tersebut sebaiknya digunakan
sebagai patokan untuk pengukuran maupun interpretasi tekanan darah.
)
GEJALA KLINIS Asimptomatik

Kebanyakan penderita hipertensi pada usia lanjut

pusing, sakit kepala


pagi hari terutama didaerah oksipital merupakan
karakteristik dari hipertensi Stadium II.

Palpitasi
Jantung berdebar

Kerusakan organ terget


stroke, penyakit jantung kongestif, atau gagal ginjal
mungkin merupakan tanda awal.
ANAMNESIS
diarahkan sesuai dengan kemungkinan
dari penyebab hipertensi sekunder

penambahan berat badan Riwayat penggunaan obat-


obatan : A.HT, NSAID, obat flu
Poliuria, polidipsi
Kebiasaan sehari hari dan gaya
kelemahan otot hidup ; merokok,
alkohol,narkotik, aktivitas, diet
riwayat sakit kepala sebelumnya garam, diet lemak.
palpitasi

diaphoresis ( keringat berlebihan )

kehilangan berat badan

ansietas,

riwayat tidur ( misalnya : tidur


lebih banyak pada siang hari

mengorok yang kuat, nyeri kepala


pada waktu dini hari
ANAMNESIS
Penyakit Komorbid

diabetes mellitus

penyakit jantung koroner

gagal jantung

penyakit obstruksi paru menahun


(PPOM)
gout

disfungsi seksual

temuan penting, karena akan dihubungkan dengan


stratifikasi faktor risiko koroner dan pilihan terapi inisial
(awal).

Gejala dan tanda yang dicurigai sebagai kelainan pada organ


target antara lain : nyeri kepala, kelemahan ataupun kebutaan
sementara, klaudikasio, nyeri dada, dan sesak nafas.
Mata
PEMERIKSAAN FISIK Perubahan vaskuler ophtalmologis pada funduskopi

Mengkonfirmasi hipertensi dan u/ mngidentifikasi


kemungkinan penyebab dari hipertensi sekunder
Leher
(arahkan kerusakan organ target)
Bruit Pada karotis, pelebaran vena

Thoraks
BJ 3 dan 4, Rh basah paru,

Ekstremitas
Melemahnya pulsasi arteri perifer

Lainnya
Fx kognitif (MMSE), bruit renalis(stenosis A. Renalis,
moon face, bufallow hump, abd.striae (S. Cushing),
tremor, hiperrefleksia, takikartdi (tyrotoksikosis)
LAB DAN PENUNJANG LAINNYA
Ada tidaknya faktor resiko tambahan,
mencari keungkinan hipertensi
sekunder dan kerusakan target organ
Darah rutin lengkap

Fx ginjal

Asam urrat

Elektrolit

Profil lipid

Kadar gula darah puasa

Tes Fx tiroid

Urinalisa
EKG

Foto Thorax
PENATALAKSANAAN
OBAT ANTI HIPERTENSI

FARMAKOLOGI; Tua - BEDA - Muda

Proses menua Perubahan fisiologis

Perubahan fisiologis;

Konsentrasi obat menjadi waktu eliminasi obat menjadi penurunan fungsi dan respon
besar lebih panjang dari organ

Adanya Komorbid Obat penyerta , pertimbangan Frekuensi terjadinya efek


hipertensi samping pada kelompok usia
Rentan terhadap Interaksi Obat lanjut lebih tinggi
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi pada usia Lanjut

Menurut The Eight Joint National Commitee (JNC 8) for Management of High Blood
Pressure in Adults tahun 2014, merekomendasikan pada kelompok usia ≥60 tahun mulai
pengobatan dengan anti hipertensi bila tekanan darah ≥150/90 mmHg dan target penurunan
tekanan darah <150/90 mmHg

Usia lanjut = Usia lainnya.  cuman usia lanjut komplikasi lebih besar

↓TD  ↓ Resiko morbiditas dan mortalitas akkibat komplikasi kardiovaskuler

Obat Aman untuk usia Lanjut tidak sebabkan komplikasi atau tdk mengganggu kualitas hidup
pasien

Prinsip pengobatan hipertensi pada usia lanjut adalah selalu mulai dengan dosis rendah dan
dinaikkan bertahap sampai mencapa target, “start low and go slow”.
. Diuretik
Tiazid; HCT

, penyekat beta (βblocker


propranolol, bisoprolol, atenolol

), Calcium Channel Blocker (CCB


amlodipin (CCB golongan dyhidropiridine)

FAR Angiotensin Converting Enzyme – Inhibitor (ACE-Inhibitor),

MA
Captopril

Angiotensin Reseptor Blocker (ARB)

KO Berbagai kelas obat telah terbukti dapat


Valsartann, losartan

Direct Renin Inhibitor (DRI)

LO
menurunkan tekanan darah pada usia lanjut,
baik secara tunggal maupun yang lebih sering serupa dengan ACE-Inhibitor ataupun ARB, . Aliskiren
dalam bentuk kombinasi

GI
Diet rendah garam
≤ 50 = 2300mg, > 51 = 1500mg/ hari
penelitian TONE, 2.300 mg pada kelompok usia > 70 tahun.

NO Perencanan Menu makanan yang baik


The Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)

N- Berhenti mengkonsumsi alkohol, merokok

FAR
Menimbulkan komplikasi yang banyak

Latihan fisik teratur

MA
aerobik, selama 30 – 45 menit selama 4 hari atau lebih dalam
seminggu

Menurunkan berat badan

KO IMT 18.5-22.9 kg/m2

Hindari polifarmasi

LO yang berpotensi untuk menaikkan tekanan darah


seperti golongan NSAIDs

GI
Mengkonsumsi “dark chocolate”
“polyphenol” telah terbukti mampu menurunkan
tekanan darah  data klinis tidak ada
EDUKASI

Selain pemberian obat anti hipertensi, juga dilakukan


modifikasi gaya hidup, berhenti merokok, pengelolaan
diabetes, kadar lipid darah, pemberian obat anti
agregasi trombosit, latihan aktivitas fisik, dan pada
obesitas mengurangi berat badan .
Pada proses menua dan komplikasi kardiovaskular,
umumnya sudah terjadi penurunan kesehatan, fungsi
kognitif, kemampuan aktivitas fisisk, dan seksual. Oleh
karena itu pemilihan obat dan target pengobatannya
hendaknya selalu memperhatikan aspek kualitas hidup
Pasien
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai