Bismillahirrahmanirrahim ARDS Akhmad Fadhiel Noor
Bismillahirrahmanirrahim ARDS Akhmad Fadhiel Noor
DISTRESS SYNDROME
AKHMAD FADHIEL NOOR
111 2017 2115
Definisi
Infiltrat paru bilateral pada radiografi dada Infiltrat paru bilateral pada radiografi
dada
Tekanan arteri paru-paru <18 mm per Hg Tekanan arteri paru-paru <18 mm per Hg
atau tidak ada bukti klinis hipertensi atrium atau tidak ada bukti klinis hipertensi
kiri atrium kiri
ETIOLOGI
Pneumonia Sepsis
Aspirasi gaster Trauma berat
Trauma inhalasi Pankreatitis Akut
Tenggelam Bypass kardiopulmonal
Kontusi paru Tranfusi massif
Data pada tahun 2016 menunjukkan, dari
50 negara, prevalensi ARDS mencapai Emboli lemak Overdosis obat
10,4% dari total pasien yang dirawat di Reperfusi edema paru pasca
Intensive Care Unit (ICU). Faktor risiko
umum ARDS dibagi menjadi faktor risiko transplantasi paru-paru atau
langsung dan tidak langsung. Berikut embolectomy paru
adalah tabel faktor risiko umum pada
ARDS.
PATOFISIOLOGI
Berdasarkan Kriteria Berlin, ARDS ditegakkan berdasarkan hal-hal berikut
ini:
•Akut, yang berarti onset berlangsung satu minggu atau kurang dari itu.
•Opasitas bilateral yang konsisten dengan edema paru yang dideteksi dengan
CT scan atau foto polos toraks.
•PF ratio kurang dari 300 mmHg dengan minimal nilai PEEP atau CPAP
sebesar5 cmH2O.
•Tidak dapat dijelaskan sebagai gagal jantung atau overload cairan.
Pemeriksaan objektif dapat dilakukan (misalnya ekokardiografi), pada
beberapa kasus jika tidak ada penyebab yang jelas seperti trauma atau sepsis.
Kriteria Berlin mengklasifikasikan ARDS menjadi tiga kelompok berdasarkan nilai
PaO2/FiO2. Tidak ada istilah Acute Lung Injury (ALI) dalam kriteria ini. Berikut
merupakan definisi ARDS berdasarkan kriteria Berlin:
Ringan (mild), yaitu PaO2/FiO2 lebih dari 200 mmHg, tetapi kurang dari dan
sama dengan 300 mmHg dengan positive-end expiratory pressure (PEEP) atau
continuous positive airway pressure (CPAP) ≥5 cmH2O.
Sedang, yaitu PaO2/FiO2 lebih dari 100 mmHg, tetapi kurang dari dan sama
dengan 200 mmHg dengan PEEP ≥5 cmH2O.
1. Terapi oksigen
2. Ventilasi mekanik
tujuan terapi ini adalah untuk memberikan dukungan ventilasi sampai
integritas membran alveoli kapiler kembali membaik.
3. Pemantauan oksigen arteri adekuat
pengukuran seri hemoglobin perlu dilakukan untuk kalkulasi
kandungan oksigen yang akan menentukan kebutuhan transfusi sel
darah merah.
4. Terapi farmakologi
5. Pemeliharaan jalan nafas
6. Pencegahan infeksi nasokomial
7. Dukungan nutrisi
8. Monitor semua sistem terhadap respon terapi dan potensial komplikasi
Penatalaksanaan Medis
• Mengatasi hipoksemia
• Mengobati penyebab dasar
• Tindakan suportif untuk mencegah komplikasi
Prinsip Dasar
• Memperbaikin oksigenisasi
• Peningkatan pelepasan surfaktan dari sel tipe II yang teregang
menghindari potensi komplikasi iNO dan toksisitas minimal
TERAPI PENGGANTI SURFAKTAN
Infeksi Nasokomial
Multi Organ Failure
Kebocoran Udara (Pneumothoraks)
Ketidak Seimbangan Asam Basa
Displasia Bronkopulmoner
Perdarahan Pulmoner
PROGNOSIS ARDS
• Mortalitas pasien masih sangat tinggi (>50%)
• Pasien yang masih hidup kemungkinan mengalami fibrosis paru dan
gangguan difusi oksigen
• Beberapa pasien dapat sembuh sempurna
TERIMA KASIH