Anda di halaman 1dari 23

Dr.

Sidarta, MARS
KERJASAMA INTERPERSONAL LINTAS SEKTOR
DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS
MASALAH
Kerusakan Tingginya
Urbanisasi PENYAKIT
lingkungan mobilitas
MENULAR

Peningkatan
Pencegahan
surveilans
TA penyakit
NT epidemiologi
AN
GA Peningkatan
N Tatalaksana
penemuan
kasus
kasus

STRATEGI
S A S A R A N
1. Meningkatnya Pengendalian 2. Meningkatnya upaya peningkatan 3. Meningkatnya upaya
STRATEGI
Penyakit Menular dan Tidak promosi kesehatan dan pemberdayaan peningkatan perilaku hidup
Menular serta masyarakat, serta meningkatnya bersih dan sehat
• meningkatkan pendanaan untuk
Meningkatnya Penyehatan pembiayaan kegiatan promotif dan
pembangunan kesehatan dan gizi
Lingkungan preventif masyarakat
Pendanaan • meningkatkan efektifitas
pendanaan pembangunan
KE kesehatan dan gizi masyarakat
RA • penyusunan kebijakan dan peraturan
perundangan
N • penyusunan dan sinkronisasi
G peraturan sebagai turunan dari
undang-undang yang mengatur
KA pembangunan kesehatan
PE Regulasi • penyusunan regulasi terkait
pengembangan sumber daya manusia
LA kesehatan
• penyusunan kebijakan dan peraturan
KS untuk mendorong public private
partnership (PPP) dan corporate social
AN responsibility (CSR)
AA • sinkronisasi nomenklatur
kelembagaan antara pusat dan daerah
N dalam rangka peningkatan sinergitas
kebijakan
Kelembagaan • penguatan pemantauan,
pengendalian, pengawasan, dan
evaluasi
• penguatan kelembagaan
PENGARUSUTAMAA TERCAPAINYA
N DAN PENJAMINAN PRODUK PENINGKATAN KEMENTERIAN
PENCEGAHAN PENULARAN
HEWAN YANG ASUH DAN PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN BERDAYA SAING JAMINAN PRODUK HEWAN
ZOONOSIS PERTANIAN
LINTAS BIDANG YANG ASUH

TERJAMINNYA PANGAN
PENJAMINAN PRODUK ASAL HEWAN YANG ASUH KEMENTERIAN
PENCEGAHAN PENULARAN
HEWAN YANG ASUH DAN DAN PEMENUHAN
BERDAYA SAING PERSYARATAN PRODUK
ZOONOSIS PERTANIAN
HEWAN NON PANGAN

PENCEGAHAN,
PENGENDALIAN DAN KEMENTERIAN
BIDANG PENANGGULANGAN PERTANIAN
PEMBANGUNAN PHMSZ
PENGELOLAAN
SUMBERDAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN PENYIDIKAN DAN
HIDUP PENGUJIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN
HEWAN PERTANIAN

PENGENDALIAN DAN
RPJMN PENANGGULANGAN
PENYAKIT HEWAN
TERKENDALI DAN
TERTANGGULANGIN
PENGUATAN
KELEMBAGAAN OTORITAS
KEMENTERIAN
2015-2019 MENULAR STRATEGIS DAN
ZOONOSIS (PHMSZ)
YA PHMSZ VETERINER PERTANIAN

PRODUKSI VAKSIN DAN KEMENTERIAN


BAHAN BIOLOGIK PERTANIAN

PENGUATAN KEMENTERIAN
SISKESWANAS PERTANIAN

PENINGKATAN PROMOSI MENINGKATNYA PROMOSI


KESEHATAN DAN KESEHATAN DALAM KEMENKO PMK
PENGENDALIAN PENYAKIT PENGENDALIAN PENYAKIT

BIDANG
PEMBANGUNAN PENGENDALIAN PENYAKIT PEMBINAAN SURVEILANS,
MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH KEMENTERIAAN
SOSIAL BUDAYA DAN PENYEHATAN IMUNISASI, KARANTINA DENGAN IMUNISASI, PENINGKATAN
SURVEILANS, KARANTINA KESEHATAN
LINGKUNGAN KESEHATAN DAN MATRA
DAN KEHIDUPAN KESEHATAN DAN MATRA

BERAGAMA
MENINGKATNYA
PENCEGAHAN DAN KEMENTERIAAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
PENANGGULANGAN
BERSUMBER BINATANG
PENYAKIT BERSUMBER KESEHATAN
BINATANG
ANCAMAN DAN KERENTANAN

interaksi manusia dengan hewan serta produknya untuk


memenuhi kebutuhan dasarnya
pemburu kelas dunia, peternak suksess, sosialita, ect
Bekerja sebagai : dokter hewan, dokter, paramedis,paramedic, peternak,
pedagang, peneliti, teknisi lab, pemburu, perawat hewan, pekerja rumah
potong hewan
Memiliki hewan kesayangan, bergabung dengan komunitas pecinta hewan
atau aktivis kesrawan, wisata alam
Memiliki : anjing penjaga, anjing pemburu atau anjing pelacak
Makan : daging, telur, sosis, nugget , minum : susu, yoghurt, kefir

K
E
R
E
ANCAMAN N
wildlife emerging zoonotic pathogen 92 T
A
emerging zoonotic pathogen 132 N
A
emerging pathogen 175 N

zoonotic pathogen 868

human pathogen 1415

jumlah patogen di dunia


ANCAMAN DAN KERENTANAN

6 (enam) pandemi (wabah yang meluas antar negara) yang terjadi di dunia
yang melibatkan hewan dalam penularannya
Influenza

Influenza

Influenza
1957Asian flu 1968 Hong Kong flu

SARS
H2N2 H3N2
19 juta jiwa 2 juta jiwa

Influenza
1900 1920 1940 1960 1980 2000

HIV
1918 Spanish flu H1N1 2009 H1N1
40 juta jiwa

Kedekatan interaksi antara


manusia dengan hewan
 2013 Influenza A H7N9 dari
China
 2014 MERSCoV
 2015 Ebola
 2016 ZIKA

Adopted : Andrew Clements, Ph.D.


Bureau for Global Health/Office of Health, Infectious Diseases, and Nutrition Pandemic Influenza and Other Emerging Threats Unit
RESPON
INSTANSI DETEKSI Pasien dalam Pengawasan Orang dalam pemantauan

Puskesmas • Melakukan surveilans Influenza • Tatalaksana sesuai kondisi • Tatalaksana sesuai kondisi
Like Illness (ILI) dan pneumonia • Koordinasi dengan RS rujukan pasien
melalui Sistem Kewaspadaan • Rujuk pasien ke RS rujukan dengan • Notifikasi kasus dalam waktu
Dini dan Respon (SKDR) memperhatikan prinsip PPI 1x24 jam ke Dinkes Kab/Kota
termasuk kluster pneumonia • Notifikasi 1x24 jam secara • Melakukan komunikasi risiko
• Melakukan surveilans berjenjang ke Dinkes kepada masyarakat
aktif/pemantauan terhadap Kab/Kota/Provinsi/PHEOC • Melakukan pemantauan (cek
pelaku perjalanan dari • Melakukan penyelidikan kondisi kasus setiap hari, jika
wilayah/negara terjangkit selama epidemiologi berkoordinasi dengan terjadi perburukan segera rujuk
14 hari sejak kedatangan ke Dinkes Kab/Kota RS rujukan)
wilayah berd. informasi dari • Mengidentifikasi kontak erat yang • Mencatat dan melaporkan hasil
Dinkes setempat (menunjukkan berasal dari masyarakat maupun pemantauan secara rutin dan
HAC) petugas kesehatan berjenjang menggunakan form
• Melakukan komunikasi risiko • Melakukan pemantauan kontak erat (lampiran 2)
termasuk penyebarluasan media • Mencatat dan melaporkan hasil26
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
Coronavirus Disease (COVID-19) • Melakukan komunikasi risiko
KIE mengenai COVID-19 kepada pemantauan kontak secara rutin dan baik kepada pasien, keluarga
masyarakat berjenjang menggunakan form dan masyarakat
• Membangun dan memperkuat (lampiran 2 dan 3) • Edukasi pasien untuk isolasi diri di
jejaring kerja surveilans dengan • Melakukan komunikasi risiko baik rumah. Bila gejala mengalami
pemangku kewenangan, lintas kepada pasien, keluarga dan perburukan segera ke fasyankes
sektor dan tokoh masyarakat masyarakat • Pelacakan/identifikasi kontak
Fasyankes • Melakukan pemantauan dan • Tatalaksana sesuai kondisi • Tatalaksana sesuai kondisi
lain (RS, analisis kasus ILI dan pneumonia • Koordinasi dengan RS rujukan pasien
Klinik) dan ISPA Berat • Rujuk pasien ke RS rujukan dengan • Notifikasi kasus dalam waktu 1x24
• Mendeteksi kasus dengan
memperhatikan prinsip PPI jam ke Dinkes Kab/Kota
demam dan gangguan
pernafasan serta memiliki riwayat • Notifikasi 1x24 jam ke • Melakukan komunikasi risiko baik
bepergian ke Puskesmas/Dinkes Kesehatan kepada pasien, keluarga dan
wilayah/negara terjangkit Setempat pengunjung lainnya
dalam waktu 14 hari sebelum sakit • Mengidentifikasi kontak erat yang • Edukasi pasien untuk isolasi diri di
(menunjukkan HAC) berasal dari pengunjung maupun rumah. Bila gejala mengalami
• Melakukan komunikasi risiko petugas kesehatan perburukan segera ke fasyankes
termasuk penyebarluasan media • Berkoordinasi dengan puskesmas/ • Pelacakan/identifikasi kontak
KIE mengenai COVID- 19 kepada dinkes setempat terkait pemantauan kontak
pengunjung erat
• Mencatat dan melaporkan hasil
pemantauan kontak secara rutin dan
berjenjang menggunakan form
(lampiran 2 dan 3)
• Melakukan komunikasi risiko baik kepada
pasien, keluarga dan pengunjung
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
Coronavirus Disease (COVID-19)
27
Rumah Sakit • Melakukan surveilans ISPA • Tatalaksana sesuai kondisi pasien • Tatalaksana sesuai kondisi
rujukan Berat dan kluster pneumonia • Isolasi di rumah sakit pasien.
• Mendeteksi kasus dengan • Notifikasi 1x24 jam ke Dinas • Notifikasi 1x24 jam ke Dinas
demam dan gangguan pernafasan Kesehatan Setempat Kesehatan Setempat terkait
• Pengambilan spesimen dan
serta memiliki riwayat bepergian ke pemantauan pasien
wilayah/negara terjangkit dalam berkoordinasi dengan Dinkes • Melakukan komunikasi risiko baik
waktu 14 hari sebelum sakit setempat terkait pengiriman spesimen kepada pasien, keluarga, dan
• Melakukan komunikasi risiko baik
(menunjukkan HAC) pengunjung
• Edukasi pasien untuk isolasi diri
• Melakukan komunikasi risiko kepada pasien, keluarga dan di rumah. Bila gejala mengalami
termasuk penyebarluasan pengunjung perburukan segera ke fasyankes
media KIE mengenai COVID- 19 • Melakukan pemantauan kontak erat yang • Pelacakan/identifikasi kontak
kepada pengunjung berasal dari keluarga pasien, pengunjung,
petugas kesehatan
• Mencatat dan melaporkan hasil
pemantauan kontak secara rutin dan
berjenjang menggunakan form
(lampiran 2 dan 3)

Dinas • Melakukan pemantauan dan • Notifikasi 1x24 jam secara • Tatalaksana sesuai kondisi
Kesehatan analisis kasus ILI dan pneumonia berjenjang ke Dinkes pasien
Kab/Kota melalui Sistem Kewaspadaan Dini Provinsi/PHEOC • Notifikasi 1x24 jam ke Dinkes
dan Respon (SKDR) dan ISPA • Melakukan penyelidikan epidemiologi Provinsi
Berat berkoordinasi dengan • Koordinasi dengan puskesmas terkait
• Memonitor pelaksanaan Puskesmas pemantauan kasus
• Koordinasi dengan puskesmas terkait • Melakukan pemantauan (cek
surveilans COVID-19 yang
dilakukan oleh puskesmas pemantauan kontak kondisi kasus setiap hari, jika terjadi
• Melakukan surveilans aktif COVID- • Melakukan mobilisasi sumber daya perburukan segera rujuk
19 rumah sakit untuk menemukan yang dibutuhkan bila diperlukan RS rujukan)
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
termasuk logistik laboratorium
Coronavirus Disease (COVID-19)
28 • Mencatat dan melaporkan hasil
kasus
• Melakukan penilaian risiko di • Berkoordinasi dengan RS rujukan dan pemantauan secara rutin dan
wilayah laboratorium dalam pengambilan dan berjenjang menggunakan form
• Membangun dan memperkuat pengiriman (lampiran 2 dan 3)
jejaring kerja surveilans dengan spesimen • Melakukan komunikasi risiko baik
• Membuat surat pengantar pengiriman kepada pasien, keluarga dan
lintas program dan sektor terkait spesimen (lampiran 7) masyarakat
• Melakukan komunikasi risiko pada
• Edukasi pasien untuk isolasi diri di
masyarakat
• Mencatat dan melaporkan hasil rumah. Bila gejala mengalami
perburukan segera ke fasyankes
pemantauan kontak secara rutin • Pelacakan/identifikasi kontak
dan berjenjang menggunakan form
(lampiran 2 dan 3)

Dinas • Melakukan pemantauan dan • Notifikasi 1x24 jam secara • Tatalaksana sesuai kondisi
Kesehatan analisis kasus ILI dan berjenjang ke Dinkes pasien
Provinsi pneumonia melalui Sistem Provinsi/PHEOC • Notifikasi 1x24 jam ke Dinkes
• Melakukan penyelidikan
Kewaspadaan Dini dan Respon Provinsi
(SKDR) dan ISPA Berat epidemiologi berkoordinasi dengan • Koordinasi dengan puskesmas terkait
• Memonitor pelaksanaan Puskesmas pemantauan kasus
surveilans COVID-19 • Koordinasi dengan puskesmas terkait • Melakukan pemantauan (cek kondisi
• Meneruskan notifikasi laporan dalam pemantauan kontak
pengawasan COVID-19 dari KKP ke kasus setiap hari, jika terjadi
• Melakukan mobilisasi sumber daya yang
Dinkes yang bersangkutan perburukan segera rujuk RS rujukan)
• Melakukan surveilans aktif COVID- dibutuhkan bila diperlukan termasuk • Mencatat dan melaporkan hasil
19 untuk menemukan kasus logistik laboratorium pemantauan secara rutin dan
• Melakukan penilaian risiko di • Melakukan penilaian risiko
berjenjang menggunakan form
wilayah • Berkoordinasi dengan RS dan
(lampiran 2 dan 3)
• Membuat Surat Kewaspadaan yang laboratorium dalam pengambilan dan • Melakukan komunikasi risiko
ditujukan bagi Kab/Kota pengiriman spesimen
• Membangun dan memperkuat jejaring baik kepada pasien, keluarga dan
kerja surveilans dengan • Membuat surat pengantar pengiriman masyarakat
spesimen (lampiran 7)
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
lintas program dan sektor terkait Coronavirus Disease (COVID-19) 29
• Edukasi pasien untuk isolasi diri di
• Melakukan komunikasi risiko pada
rumah. Bila gejala mengalami
masyarakat perburukan segera ke fasyankes
• Mencatat dan melaporkan hasil • Pelacakan/identifikasi kontak
pemantauan kontak secara rutin dan • Melakukan umpan balik dan
berjenjang menggunakan form (lampiran 2 pembinaan teknis di Kab/Kota
dan 3)
• Melakukan umpan balik dan
pembinaan teknis di Kab/Kota
Pusat • Melakukan pemantauan dan • Menerima notifikasi adanya pasien • Menerima notifikasi adanya orang
analisis kasus ILI dan dalam pengawasan dari KKP/Dinkes dalam pemantauan dari KKP/Dinkes
pneumonia melalui SKDR dan ISPA Kab/Kota/Provinsi Kab/Kota/Provinsi
• Menerima dan menganalisis laporan hasil • Menerima laporan hasil
Berat
pemantauan pemantauan
• Melakukan analisis situasi secara • Melakukan penyelidikan epidemiologi • Melakukan penyelidikan epidemiologi
berkala terhadap perkembangan bersama Dinkes bersama Dinkes
kasus COVID- Kab/Kota/Provinsi Kab/Kota/Provinsi
19 • Melakukan mobilisasi sumber daya yang • Melakukan umpan balik dan
• Melakukan penilaian risiko dibutuhkan bila diperlukan pembinaan teknis di Prov/Kab/Kota
nasional • Melakukan dan melaporkan hasil • Melakukan komunikasi risiko pada
• Membuat Surat Kewaspadaan pemeriksaan spesimen kasus COVID- masyarakat baik melalui media cetak
yang ditujukan bagi Provinsi dan 19 atau elektronik
Unit Pelayanan Teknis (UPT) • Melakukan umpan balik dan
• Melakukan komunikasi risiko pada pembinaan teknis di
masyarakat baik melalui Kab/Kota/Provinsi
media cetak atau elektronik • Melakukan notifikasi ke WHO jika
• Membangun dan memperkuat jejaring ditemukan kasus probabel atau
kerja surveilans dengan lintas konfirmasi
program dan sektor
terkait Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
Coronavirus Disease (COVID-19)
30

Anda mungkin juga menyukai