Anda di halaman 1dari 27

01

PEMERIKSAA
N
OBSTETRI
Disusun oleh: Pavitra Loganathan
DEPARTEMEN/KSM ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA


02

Anamnesis

Inspeksi

Palpasi

Auskultasi

Periksa Dalam
ANAMNESIS

Gravida: adalah jumlah kehamilan, termasuk, mola,


GPA kehamilan ektopik, dan abortus
Para : jumlah anak yang dilahirkan dengan berat lebih dari
500 gr
Abortus : pengeluaran hasil konsepsi yang kurang dari 500
gr
04

Kepada pasien perlu ditanyakan berapa kali hamil, pernah melahirkan janin aterm atau belum, dan
berapa kali abortus.

Pasien yang pernah melahirkan bayi cukup bulan, spontan dan anak hidup, setidak-tidaknya
mencerminkan bahwa panggulnya baik. Dalam hal ini dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai riwayat
obstetri baik.

Pasien dengan riwayat forceps, ibu pernah mengalami operasi karena jalan lahir yang sempit, maka
dalam hal ini tindakannya sudah jelas yaitu re-seksio sesaria atas indikasi panggul yang sempit atau DKP

Pasien dengan riwayat abortus yang berulang, juga harus ditangani secara hati-hati
ANAMNESIS

Dalam obstetri, umur kehamilan ditentukan berdasarkan HPM/HPHT ( hari


Umur pertama menstruasi terakhir), sedang pada embriologi umur janin dihitung
berdasarkan umur konsepsi
Kehamilan
Dengan diketahui HPM, maka selain umur kehamilan, hari perkiraan lahir
(HPL) juga dapat ditentukan .

Rumus Naegel: HPL = hari+7, bulan-3 dari HPM

Contoh :
Seorang ibu HPM nya 3 Nopember 2008
Maka HPL nya adalah 10 Agustus 2009
04

abortus; keluarnya hasil konsepsi dengan umur 0-20 minggu

Partus imaturus; partus yang terjadi pada 21-27 minggu

Partus prematurus; partus yang terjadi pada 28-36 minggu

Partus maturus; partus yang terjadi pada 37-42 minggu

Partus postmaturus; partus yang terjadi pada uk lebih dari 42


minggu
ANAMNESIS

Umur Ibu Waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20-35 tahun, ini
berarti bahwa umur ibu di luar batas tersebut merupakan
kehamlan dengan resiko tinggi (KRT).

Kurang dari 20 tahun : panggul belum sempurna

Lebih dari 35 tahun : ada kecenderungan mengalami


perdarahan post partum
ANAMNESIS

PARITAS : Paritas yang ideal adalah 2-3 dengan jarak persalinan 3-4
tahun. Bila lebih dari 5 tahun dan umur ibu lebih dari 35 tahun , ini
disebut grandemultigravida, yang memerlukan perhatian khusus
ANAMNESIS

PENYAKIT –PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA


Diabetes melitus, penyakit jantung, asma, penyakit ginjal, dll
Apakah pernah operasi alat kandungan atau tidak, dll
ANAMNESIS

PENYAKIT –PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA


Diabetes melitus, penyakit jantung, asma, penyakit ginjal, dll
Apakah pernah operasi alat kandungan atau tidak, dll
ANAMNESIS
Bagaimana antenatal care (ANC) nya, teratur
atau tidak, pada siapa,dll

Obat-obat yang diminum selama hamil

Apakah pernah sakit bengkak, apakah pernah


menderita tekanan darah tinggi, kejang-kejang
Kehamilan dll

Sekarang Apakah pernah mengeluarkan darah pada


kehamilan 7 bulan

Kalau presbo, apakah pernah dilakukan versi


luar

Apakah ada saudara kembar, dll


ANAMNESIS

Kapan terasa kenceng-kenceng, teratur apa belum, sejak jam berapa

Apakah sudah keluar lendir darah, atau darah


Tanda-tanda
Kehamilan
Apakah sudah mengeluarkan air ketuban, sejak kapan

Apakah sebelum datang sudah mendapat pertolongan, misalnya


apakah sudah disuruh mengejan oleh dukun
INSPEKSI

Perhatikan keadaan kulit (adakah pigmentasi di linea alba, kloasma


gravidarum, striae gravidarum)

Keadaan pusat

Kondisi permukaan perut (membesar ke depan atau ke samping).


PALPASI
Pemeriksaan
Leopold
LEOPOLD I
Menentukan berapa tinggi fundus
uteri dan apa yang terdapat pada
fundus
PALPASI
Pemeriksaan
Leopold
LEOPOLD II
Menentukan letak punggung dan
bagian kecil janin
PALPASI
Pemeriksaan
Leopold
LEOPOLD III
Menentukan the presenting part,
yaitu apa yang ada di bawah
PALPASI
Pemeriksaan
Leopold LEOPOLD IV
Pemeriksa menghadap ke kaki ibu, dengan maksud
:
1.Menentukan dimana chepalic prominence
2.Menentukan apakah kepala masih floating atau
sudah engaged (keseimbangan kepala panggul
dan engagement)
AUSKULTASI
Auskultasi denyut jantung janin (djj) dikerjakan tiap 15 menit pada
kala I dan tiap 3 – 5 menit pada kala II. Ada beberapa alat yang
digunakan antara lain stetoskop biaural, stetoskop monoaural
(Laenec), fetal heart detector (Doppler), atau dengan mencatat
terus-menerus dengan CTG

Dengan mendengarkan djj, ada 2 hal penting yang didapat


1.Keadaan umum janin dalam kandungan
2.Presentasi dan posisi janin
AUSKULTASI
KEADAAN UMUM JANIN
1. Adanya djj menunjukkan janin masih hidup
2. Frekuensi normal adalah 120-160 x/mnt. Djj menjadi
lambat pada puncak kontraksi, dan kembali normal bila
his menurun. Djj di luar batas tersebut pada saat tidak
ada his menunjukkan fetal distress. Djj yang lambat lebih
menunjukkan / lebih mempunyai arti penting daripada djj
cepat
3. Iramanya teratur, bila tidak ada sesuatu pada janin
4. Kerasnya suara tidak mencerminkan kekuatan janin,
tetapi tergantung pada :
a. letak punggung janin terhadap dinding abdomen ibu.
Pada posisi anterior djj terdengar dekat dan keras.
Sebaliknya pada posisi posterior djj lemah dan jauh
b. pada ibu yang gemuk, djj sukar didengar
c. pada hidramnion, djj juga terdengar lebih lemah
AUSKULTASI
KEADAAN UMUM JANIN
1. Adanya djj menunjukkan janin masih hidup
2. Frekuensi normal adalah 120-160 x/mnt. Djj menjadi
lambat pada puncak kontraksi, dan kembali normal bila
his menurun. Djj di luar batas tersebut pada saat tidak
ada his menunjukkan fetal distress. Djj yang lambat lebih
menunjukkan / lebih mempunyai arti penting daripada djj
cepat
3. Iramanya teratur, bila tidak ada sesuatu pada janin
4. Kerasnya suara tidak mencerminkan kekuatan janin,
tetapi tergantung pada :
a. letak punggung janin terhadap dinding abdomen ibu.
Pada posisi anterior djj terdengar dekat dan keras.
Sebaliknya pada posisi posterior djj lemah dan jauh
b. pada ibu yang gemuk, djj sukar didengar
c. pada hidramnion, djj juga terdengar lebih lemah
AUSKULTASI
KEADAAN UMUM JANIN
1. Adanya djj menunjukkan janin masih hidup
2. Frekuensi normal adalah 120-160 x/mnt. Djj menjadi
lambat pada puncak kontraksi, dan kembali normal bila
his menurun. Djj di luar batas tersebut pada saat tidak
ada his menunjukkan fetal distress. Djj yang lambat lebih
menunjukkan / lebih mempunyai arti penting daripada djj
cepat
3. Iramanya teratur, bila tidak ada sesuatu pada janin
4. Kerasnya suara tidak mencerminkan kekuatan janin,
tetapi tergantung pada :
a. letak punggung janin terhadap dinding abdomen ibu.
Pada posisi anterior djj terdengar dekat dan keras.
Sebaliknya pada posisi posterior djj lemah dan jauh
b. pada ibu yang gemuk, djj sukar didengar
c. pada hidramnion, djj juga terdengar lebih lemah
PERIKSA DALAM
Dalam obstetri dikenal dua pendekatan, yaitu PD lewat rektum
dan PD lewat vagina. PD lewat vagina lebih mudah, kurang
memberikan rasa sakit dan lebih akurat, sehingga dewasa ini
orang lebih menyukai PD vaginal. Dalam praktek ini lebih
dikenal dengan toucher (tusje) vagina.

Pada prinsipnya ada 4 hal yang harus dinilai, yaitu:


1.Keadaan serviks
2.Keadaan janin
3.Keadaan pelvis
4.Hubungan feto pelvis
PERIKSA DALAM

KEADAAN SERVIKS
• Mencucu, mendatar, tebal, tipis, kaku, lunak, tertutup
atau terbuka, bila terbuka berapa cm pembukaannya,
adakah jaringan parut, bagaimana selaput ketuban
(tebal, tipis, mengantong apa tidak, apa sudah pecah).
• Pembukaan 10 cm adalah pembukaan lengkap.
PERIKSA DALAM

KEADAAN JANIN
• Apa presentasinya : kepala, bokong atau bahu, jika presentasinya
kepala ditentukan dimana ubun-ubun kecil, sutura sagitalis, ubun-ubun
besar, berapa jauh kepala sudah turun, jika kepala masih di atas
panggul, perkirakan apakah kepala bisa lewat.
• Ada kaput suksedaneum apa tidak, besar/kecil.
• Berapa jauh turunnya bagian terendah.
• Letak sutura sagitalis: anteroposterior, oblik atau transverse
• Ada sinklitisme atau tidak.
PERIKSA DALAM

KEADAAN PELVIS
. Apakah promontorium teraba ? Bila ya, berapa konjugata
diagonalis
• Berapa bagian linea terminalis dapat teraba, simetris/tidak
• Spina iskiadika menonjol/tidak
• Insisura iskiadika: dalam/landai
• Sakrum: panjang dan datar, atau pendek dan konkaf,
bagaimana inklinasinya
• Dinding samping: paralel atau konvergen
PERIKSA DALAM

HUBUNGAN FETOPELVIK

• Kepala engaged atau belum


• Bila belum apakah kepala dapat masuk bila didorong dari fundus dan
suprapublik
• Apakah bagian terendah menonjol di atas simfisis
• Bagaimana dengan sudut MKM (Munro-Kerr-Muller)
• dll
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai