Batas proyek
terluar yang Kawasan Lindung 1 panas bumi;
2. Penelitian dan pengembangan di bidang
ilmu pengetahuan;
bersinggungan Yang tercantum dalam
dengan batas Lampiran Permen LH & 3. Yang menunjang pelestarian kawasan
terluar dari telah ditetapkan sesuai lindung;
kawasan dengan PUU 4. Yang terkait dengan kepentingan
2
lindung pertahanan dan keamanan negara yang
tidak berdampak penting terhadap
Dampak lingkungan;
potensial 5. Budidaya yang secara nyata tidak
Dampak potensial dari
berdampak penting bagi lingkungan
3
rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan hidup;
dilaksanakan tersebut 6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk
secara nyata asli dengan luasan tetap dan tidak
mempengaruhi kawasan Keterangan: mengurangi fungsi lindung kawasan dan
lindung terdekat = Rencana Usaha di bawah pengawasan ketat.
dan/atau kegiatan
Lampiran 3 Permen Lh No. 5/2012: Daftar Kawasan Lindung
1. Kawasan hutan lindung
2. Kawasan bergambut
3. Kawasan Resapan Air
4. Sempadan Pantai Catatan:
5. Sempadan Sungai • Kawasan lindungan = kawasan yang
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk telah DITETAPKAN sebagai kawasan
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut lindung sesuai dengan ketentuan PUU
8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau
10.Taman Nasional dan Taman Nasional Laut
11.Taman Hutan Raya
12.Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut
13.Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
14.Kawasan Cagar Alam Geologi
15.Kawasan Imbuhan Air Tanah
16.Sempadan Mata Air
17.Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah
18.Kawasan Pengungsian Satwa
19.Terumbu Karang
20.Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi
Keterkaitan Tata Ruang, dan PIPIB dengan Proses Amdal,
UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Rencana Usaha • Proses Amdal dan Izin Lingkungan,
dan/atau Kegiatan atau
• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Tidak
Apakah Lokasinya ya
• Sesuai dengan
Rencana Tata Apakah lokasinya berada
Ruang, dan/atau di dalam ya Apakah termasuk usaha
Sesuai
Kawasan Hutan Primer & dan/atau Kegiatan yang
• Sesuai dengan Lahan Gambut dalam Peta DIKECUALIKAN?
Ketentuan PUU Indikatif Penundaan Izin
PPLH & SDA Baru (PIPIB) ?
Tidak
Tidak Sesuai
Ditolak Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211 Ditolak
Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)
• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;
• Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,
ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu
• Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku
Rencana Tata Ruang, Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
serta Rencana Kegiatan Migas dan Panas Bumi
Kawasan Budi
Kawasan Lindung
Daya
Kawasan Karst
Pasal 38
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di
luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam
kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
(3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan
dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri
dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu
serta kelestarian lingkungan.
(4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan
dengan pola pertambangan terbuka.
(5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis
dilakukan oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2010
TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal 3
Pasal 5
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan
dengan ketentuan:
a. dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan:
1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan
2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah;
b. dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan
penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah dengan
ketentuan dilarang mengakibatkan:
1. turunnya permukaan tanah;
2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan
3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambangan bawah tanah pada
hutan
Pasal 6 lindung diatur dengan Peraturan Presiden.
(1) Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan
Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang Diiziinkan/Diperbolehkan
oleh PP 24/2010 & PP 61/2012
Penggunaan kawasan hutan (Hutan Produksi dan Hutan Lindung) untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang
mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, meliputi kegiatan:
a. religi;
b. pertambangan;
c. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi
baru dan terbarukan;
d. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi;
e. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
f. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi
umum untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;
g. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
Pasal 4 ayat (2) PP
saluran air bersih dan/atau air limbah; 61/2012: Tambahan
h. fasilitas umum; Kegiatan:
i. industri terkait kehutanan; m. pertanian tertentu
j. pertahanan dan keamanan; dalam rangka
k. prasarana penunjang keselamatan umum; atau ketahanan pangan dan
ketahanan energi
l. penampungan sementara korban bencana alam.
Sumber: Pasal 4 PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang diperbolehkan
dilakukan di HPK
• Pasal 2 ayat (1): Pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan
kehutanan hanya dapat dilakukan pada HPK ;
• Pasal 3: Kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1), termasuk sarana penunjang, antara lain:
Perizinan
Perizinan
1. Izin Lokasi Reklamasi
1. Amdal atau UKL-UPL dan Izin
2. Amdal atau UKL-UPL dan Izin
Lingkungan;
Lingkungan;
2. Izin Reklamasi
3. Izin Pelaksanaan Reklamasi
Karena itu, Untuk kepastian hukum pelaksanaan reklamasi perlu kejelasan demarkasi/batas
areal DLKr dan DLKp Pelabutan Utama dan Pengumpul di Kawasan Pantura Jakarta. Hal ini
terkait dengan acuan regulasi yang digunakan dan perizinan yang akan diterbitkan.
Ruang/Lokasi Kegiatan Reklamasi
lokasi sumber Kawasan Lokasi Rencana
Kawasan Budi Lindung Pengambilan
material
Daya Material
reklamasi
Reklamasi
diizinkan oleh
PUU PSDA & LH
Lokasi Rencana
Pengambilan Material
Reklamasi sesuai dengan Pasal 2
Rencana Tata Ruang Perpres
Rencana Kegiatan Reklamasi & Rencana Usaha 122/2012:
dan/atau Kegiatan Lainnyy di Lahan Reklamasi Reklamasi
tidak dapat
dilakukan
Pasal 2 Perpres
pada
122/2012: Reklamasi Kawasan Budi
Kawasan Lindung kawasan
tidak dapat dilakukan Daya konservasi
pada alur laut
Kawasan Lindung
Sempadan Pantai
= 100 meter
Garis batas sempadan pantai
2. Definisi Amdal Hasil studi Hasil studi Kajian mengenai Kajian mengenai
mengenai dampak mengenai dampak dampak besar dan dampak prnting
suatu kegiatan penting suatu prnting suatu usaha suatu usaha
yang direncanakan usaha dan/atau dan/atau kegiatan dan/atau kegiatan
terhadap kegiatan yang yang direncanakan yang direncanakan
lingkungan, hidup direncanakan pada lingkungan pada lingkungan hidup,
yang diperlukan terhadap hidup, yang diperlukan yang diperlukan bagi
bagi proses lingkungan, hidup bagi proses proses pengambilan
pengambilan yang diperlukan pengambilan keputusan tentang
keputusan bagi proses keputusan tentang penyelenggaraan
pengambilan penyelenggaraan usaha dan/atau
keputusan usaha dan/atau kegiatan
kegiatan
3. Penapisan Dua tahap: 1) Satu tahap: dengan Satu tahap: dengan Satu tahap: dengan
berdasarkan uraian daftar kegiatan daftar kegiatan wajib daftar kegiatan wajib
kegiatan, 2) wajib Amdal Amdal Amdal
berdasarkan PIL
4. Dokumen PIL, KA-ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA-ANDAL, ANDAL, KA, ANDAL, RKL-RPL
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di
Indonesia
No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0
PP 29/2986 PP 51/1993 PP 27/1999 PP 27/2012
6. Komisi Penilai • Komisi Pusat: • Komisi Pusat: • Komisi Penilai Amdal • Komisi Penilai Amdal
AMDAL (KPA) Departemen atau Departemen atau Pusat: BPEDAL/KLH Pusat: KLH
LPND Sektoral LPND Sektoral • Komisi Penilai Amdal • Komisi Penilai Amdal
• Komisi Daerah: • Komisi Daerah: Provinsi: Instansi LH Provinsi: Instansi LH
Daerah Tingkat I Daerah Tingkat I Provinsi Provinsi
Provinsi Provinsi • Komisi Penilai Amdal
• Komisi Penilai Sejak Tahun 2000: Komisi Kabupaten/Kota: Instansi
Amdal Terpadu/ Penilai Amdal LH Kab/Kota
Multisektoral : Kabupaten/Kota
BAPEDAL
6. Lisensi Komisi Tanpa lisensi KPA Tanpa lisensi KPA Lisensi KPA Kab/kota • Lisensi KPA Pusat &
Penilai Amdal sejak 2008 Lisensi KPA Provinsi
(2010) dan
• KPA Kab/Kota (2008)
7. Proses Penilaian 1)PIL = 30 hari 1)KA-ANDAL = 12 hari 1)KA-ANDAL = 75 hari 1.KA = 30 hari
& waktu 2)KA-ANDAL = 30 hari 2)ANDAL & RKL-RPL = 2)ANDAL & RKL-RPL = 75 2.ANDAL & RKL-RPL = 75
3)ANDAL = 90 hari 45 hari hari hari
4)RKL-RPL = 30 hari
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang
Amdal di Indonesia
No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0
PP 29/1986 PP 51/1993 PP 27/1999 PP 27/2012
8. Alternatif SEMDAL (PEL, UKL-UPL untuk UKL-UPL untuk UKL-UPL untuk rencana
AMDAL SEL, RKL-RPL) rencana rencana kegiatan kegiatan yang tidak
untuk kegiatan kegiatan yang yang tidak berdampak penting
sudah berjalan tidak berdampak
berdampak penting
penting
9. Keterbukaan Pengumuman Pengumuman Pengumuman dan Pengumuman dan akses
Informasi dan akses dan akses akses dokumen dokumen
dokumen dokumen
10. Keterlibatan Saran dan Saran dan Saran, pendapat Saran, pendapat dan
Masyarakat masukan lisan masukan lisan dan tanggapan tanggapan sejak awal,
atau tertulis atau tertulis sejak awal, konsultasi masyarakat (KA)
sebelum sebelum konsultasi dan keterwakilan dalam
pemberian izin keputusan masyarakat (KA- KPA, saran, pendapat dan
persetujuan ANDAL) dan tanggapan masyarakat
Amdal keterwakilan terkait izin lingkungan
dalam KPA (ANDAL & RKL-RPL serta
Keputusan Izin Lingkungan
11. Keputusan Persetujuan Persetujuan Keputusan • Keputusan Kelayakan
Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan
Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi Menteri, gubernur, atau
Penilai Amdal bupati/walikota
1
Pengumuman
dan
Konsultasi
Publik Penilaian Kerangka Acuan
Pengumuman Izin
3 4 6 15
2 5 Lingkungan
Pengajuan Penilaian Penilaian Penerbitan
Penyusunan
Penilaian KA oleh KA oleh Persetujuan
Kerangka
Kerangka Sekretariat Tim KA oleh Ketua 14a
Acuan (KA) Penerbitan:
Acuan KPA Teknis KPA
1. Keputusan
Kelayakan
Penyusunan 7
Lingkungan; dan
ANDAL dan 2. izin Lingkungan
RKL-RPL
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
Pengajuan Permohonan Izin 8
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan 9 11 12
RKL-RPL Penilaian Penilaian
Penilaian 14b
ANDAL & ANDAL & Keputusan
ANDAL &
RKL-RPL RKL-RPL Ketidaklayakan LH
RKL-RPL
Sekretariat oleh Tim
oleh KPA
KPA Teknis
jenis usaha dan/atau 1 (satu) lebih dari 1 (satu) jenis usaha lebih dari 1 (satu) usaha
kegiatan dan/atau kegiatan dan/atau kegiatan
Kawasan Industri
1 2 3
Perubahan Dampak/ Resiko
4 LH (ERA/Audit LH]
Perubahan Usaha
5
dan/atau Kegiatan Rencana Usaha/Kegiatan tidak
dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
Lingkungan diterbitkan
mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan,
apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah
memperoleh izin lingkungan direncanakan untuk
dilakukan perubahan Sumber: Pasal 50-51 PP No. 27 Tahun 2012
Perubahan Kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan
Pemilik/ Pemilik/
Penanggung Jawab Penanggung Jawab
Usaha dan/atau Kegiatan Usaha dan/atau
Kegiatan
“A” Usaha dan/atau
“B”
Kegiatan
Menteri, Permohonan
Gubernur, atau Perubahan
Bupati/Walikota Izin
sesuai kewenangannya Lingkungan
menerbitkan
Perubahan Izin Lingkungan
dari Pemegang izin “A” ke “B”
[Tanpa Mekanisme Amdal/UKL-UPL]
Usaha dan/atau
Kegiatan
Laporan MENTERI
Perubahan
yang akan GUBERNUR
direncanakan Bupati/Walikota
Perubahan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup
Berpengaruh
Perubahan bentuk terhadap
pengelolaan dan Lingkungan
pemantauan yang [sesuai Evaluasi/
berpotensi menimbulkan mekanisme PP Telaahan
dampak lingkungan baru 27/2012 Pasal
Perubahan bentuk
50 ayat (2)
pengelolaan dan
huruf (c) ] pemantauan yang
bertujuan perbaikan
(continual
improvement) dan
Penerbitan Perubahan Izin Lingkungan tidak menimbulkan
dampak lingkungan
Perubahan Berpengaruh terhadap Lingkungan Hidup
Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal
Kata kunci “ BERPENGARUH” Hanya
rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan yang BERPENGARUH terhadap lingkungan
yang wajib mengajukan perubahan izin
lingkungan.
Kriteria
1. Alat-alat Produksi Perubahan
2. Kapasitas Produksi
3. Spesifikasi teknik
yang lebih
4. Sarana Usaha dan/atau kegiatan detail
5. Perluasan Lahan dan Bangunan
6. Waktu dan Durasi Operasi
7. Usaha dan/atau Kegiatan dalam a b
Kawasan yang belum dilingkup
Adendum
8. Perubahan Kebijakan
Pemerintah
AMDAL Andal &
9. Perubahan LH yang mendasar
akibat peristiwa alam atau akibat
BARU RKL-RPL
lain
Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) dan
ayat (8) PP No. 27 Tahun 2012
Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan
hidup
No Jenis Perubahan Kriteria Perubahan
Usaha dan/atau
Kegiatan
1. Perubahan dalam Perubahan mesin dan peralatan yang digunakan
penggunaan alat- dalam proses produksi yang berpotensi
alat produksi menimbulkan dampak negatif lingkungan:
yang a. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi
berpengaruh merubah bahan baku dan bahan penolong;
terhadap b. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi
lingkungan hidup merubah dampak lingkungan yang ditimbulkan
dari kegiatan; dan/atau
c. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi
menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara
dampak lingkungan baru dengan bentuk
pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan
yang dilakukan
kasih
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK)
Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan