Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus

Bronkopneumonia
Nike nindiyati
03011215
Identitas Pasien
 Nama : An. R
 Usia : 4 bulan
 Jenis kelamin: Perempuan
 Alamat : Bekasi
 Anak ke : Anak Tunggal
 Tanggal masuk RS : 21 januari 2018
Identitas Orang Tua

  Ayah Ibu

Nama Tn.A Ny. N

Usia 28 tahun 25 tahun

Alamat Bekasi

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan Wiraswasta Ibu rumah tangga

Agama Islam Islam

Keterangan Hubungan dengan pasien: Orang tua

kandung
Anamnesis

Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 1 hari SMRS.

Keluhan tambahan
Demam sejak 1 hari SMRS
Batuk pilek sejak 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

 Sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Sesak dirasakan


tiba-tiba,

 Suara ngik/mengi (-), sianosis (-) Riwayat


tersedak (-)

 Demam sejak 1 hari smrs.

 Batuk pilek 3 hari SMRS, Dahak hijau kekuningan.


Keringat malam (-) penurunan bb (-) batuk darah
(-)
Riwayat Penyakit Dahulu
 Keluhan sesak sebelumnya disangkal.

 Riwayat asma, sakit jantung dan Tb


sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit Keluarga
 Riwayat penyakit serupa disangkal

 Riwayat Asma, Tb disangkal


 
Riwayat Kehamilan

Ibu rutin memeriksakan kehamilan ke


bidan.

Riwayat Kelahiran

Lahir spontan ditolong bidan, 38


minggu, penyulit (-) BB 3000 gram. PB
43 cm. langsung menangis.
Riwayat Imunisasi

Riwayat Imunisasi :
 Hepatitis B 1x Polio 1x
 BCG 1x Campak (-)
 DPT (-)
 Kesan : Imunisasi dasar belum
lengkap
 
PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
 
Tanda Vital
Suhu : 37,40C
Tek. Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 120 x/menit
Pernafasan : 45 kali per menit
Antropometri

Berat Badan : 4,5 kg

Tinggi Badan : 55 cm

Lingkar Kepala : 39 cm

Lingkar Lengan Atas : 12 cm


Status Gizi
 Status Gizi berdasarkan WHO
 TB/U : -2 s/d 0 SD
 BB/U : 0 SD
 BB/TB : 0 s/d 1 SD

 Kesan : BB/TB -> gizi normal


Status generalis

Kepala : Normocephali, simetris, ubun-ubun sudah


menutup.

Mata : Conjungtiva anemis -/-. Sklera ikterik -/-,


pupil isokor, Refleks cahaya +/+

Hidung: Bentuk normal, nafas cuping hidung (-), sekret


(-), septum deviasi (-)

Mulut : Trismus (-), halitosis (-), gusi tidak meradang,


tidak merah dan bengkak (-)
Bibir : Bibir kering dan pecah- pecah (-), sianosis (-)
Lidah : Bercak- bercak putih pada lidah (-), tremor (-)
Tengg. : Tonsil T1- T1 tenang, faring hiperemis (-)
Leher : Trakea terletak ditengah, KGB tidak teraba
membesar, kel. tiroid tidak teraba
membesar
Jantung : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, nafas simetris, retraksi
sela iga (-)
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor di kedua hemitoraks
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronki basa halus (+/+),
wheezing (-/-).
Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali
(-)
Perkusi : Tympani di seluruh regio abdomen
Auskultasi: Bising usus (+) normal

Extremitas :
Atas : akral hangat, sianosis (-), edema (-)
Bawah : akral hangat, sianosis (-), edema (-)
 
•Pemeriksaan laboratorium tanggal 22 januari

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

LED 38 mm 0-10

Leukosit 16,4 ribu/ul 5-10

Hemoglobin 10,4 g/dl 11-14.5

Hematokrit 35,2 % 37-47

Kimia Klinik

GDS 112 mg/dL 60-110


Pemeriksaan Rontgen Thorax

Deskripsi : Skeletal normal


Cor, sinuses dan diafragma normal.
Pulmo : Corakan normal. Tampat infiltrate di parakardial
Kesan : Bronkhopneumonia duplex
Diagnosa
 Diagnosa Kerja
Bronkopneumonia

 Diagnosa Banding
Bronkiolitis
Penatalaksanaan

• Kaen 1b
• Cefriaxon 1x300 mg
• Sanmol 3 x ¾ cth
• Azitromicin 1x1 cc
• Mucos drop 3 x 0,1 cc
 
Prognosis
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
22-1-2018 Sesak masih dirasakan tapi sudah Kaen 1b

membaik (+), batuk (+) pilek (+) Cefriaxon 1x300 mg

mencret (-) muntah (-) Sanmol 3 x ¾ cth

S : 37,80C P : 40 x/mnt N :120 Inhalasi / 8 jam

x/mnt Azitromicin 1x1 cc

Mata CA-/-, SI-/- Mucos drop 3 x 0,1 cc

Thorax : Rh +/+, wheezing -/-

Abdomen : Supel, Timpani, BU (+)

23-1-2018 Batuk (+), Sesak sudah mulai membaik Kaen 1b

S : 37,9 0
C P : 38 x/mnt N : Cefriaxon 1x300 mg

110x/mnt Sanmol 3 x ¾ cth

Mata CA-/-, SI-/- Inhalasi / 8 jam

Thorax : Rh +/+, wheezing -/- Azitromicin 1x1 cc

Abdomen : Supel, Timpani, BU (+) Mucos drop 3 x 0,1 cc

24-1-2018 Batuk (+) Sesak sudah tidak dirasakan Kaen 1b


Analisa kasus
Sesak napas
• Diakibatkan oleh invasi bakteri ke mukosa sal.
Napastimbul reaksi inflamasilumen bronkiolus
menyempitpertukaran udara tdk sempurna  sesak

Batuk
• Koloni bakteri mengganggu motilitas silia mukosa sal.
napas  mengganggu clearance pathogen  batuk

Demam
• Akibat reaksi antigen-antibodireaksi inflamasimediator
inflamasi (pirogen)  merubah thermostatic set point
demam
Leukositosis & peningkatan LED

• Menandakan adanya infeksi bakteri


Tinjauan pustaka
DEFINISI

Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut


bagian bawah yang mengenai parenkim paru.

Bronkopneumonia merupakan radang dari saluran


pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan
alveolus paru.
EPIDEMIOLOGI
 Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak
kecil dan bayi. Berdasarkan data WHO, infeksi sauran
nafas akut bagian bawah pada tahun 2000
menyebabkan 2,1 juta kematian anak di bawah umur 5
tahun. Menurut WHO kejadian pneumonia di Indonesia
pada balita diperkirakan antara 10%-20% per tahun.
KLASIFIKASI
Usia kurang dari 2 bulan Usia 2 bulan – 5 tahun
a. Pneumoni berat a. Pneumonia
- chest indrawing (subcostal reaction0 - bila ada napas cepat
- bila ada napas cepat (> 60 x/menit)
b. Pneumonia sangat berat b. Pneumoni berat
- tidak bisa minum - Chest indrawing
- kejang - Napas cepat dengan laju napas
- kesadaran menurun > 50 x/menit untuk
- hipertermi/hipotermi anak usia 2 bulan – 1
- napas lambat/ cepat tahun
>40 x/menit untuk
anak > 1 – 5 tahun
c. Pneumoni sangat berat
- tidak dapat minum
- kejang
- kesadaran menurun
ETIOLOGI

Umur Bakteri Patogen


Neonatus E. Coli, Streptococcus group B, Listeria monocytogenes
Klebsiella sp, Enterobacteriaceae

1-3 bulan Chlamydia trachomatis

Usia prasekolah Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae


Haemophillus influenzae B, Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus

Usia sekolah Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae


Streptococcus pneumoniae9
PATOGENESIS

masuknya kuman infeksi dalam alveoli, sel darah merah dan


membran paru sel darah putih keluar
melalui inhalasi, mengalami dari darah masuk ke
aspirasi peradangan dalam alveoli

Kadang-kadang seluruh
lobus bahkan seluruh infeksi disebarkan alveoli yang terinfeksi
paru menjadi padat oleh perpindahan secara progresif
(consolidated) yang bakteri dari alveolus menjadi terisi dengan
berarti bahwa paru terisi ke alveolus cairan dan sel-sel
cairan dan sisa-sisa sel
Manifestasi Klinik

Gejala Gangguan
Gejala Infeksi umum
Respiratori

Demam Batuk

Sakit Kepala Sesak Napas


Retraksi dada
Gelisah
Takipnea
Malaise
Napas Cuping Hidung
Penurunan Nafsu Makan Merintih
Keluhan
Keluhan GI
GI (mual,muntah/diare)
(mual,muntah/diare) Sianosis
PEMERIKSAAN FISIK

 Pada neonatus sering dijumpai takipneu, retraksi dinding


dada, grunting, dan sianosis.

 Pada bayi yang lebih besar gejala yang sering terlihat adalah
takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas

 Pada anak pra sekolah, gejala yang sering terjadi adalah


demam, batuk (non produktif / produktif), takipneu dan
dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Lekositosis hingga > 15.000/mm3 seringkali dijumpai
dengan dominasi netrofil pada hitung jenis.

 Trombositosis > 500.000 khas untuk pneumonia


bakterial.

 Trombositopenia lebih mengarah kepada infeksi virus.


PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Foto AP dan lateral dibutuhkan untuk menentukan lokasi


anatomik dalam paru.

 Gambaran Infiltrat tersebar paling sering dijumpai, terutama


pada pasien bayi.

 Pada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan


pada satu atau beberapa lobus.

 Jika difus (merata) biasanya disebabkan oleh Staphylokokus


pneumonia.
Foto Thorax
 C-Reactive Protein

 Pemeriksaan mikrobiologi:
spesimen usap tenggorok, sekresi nasopharing, sputum,
aspirasi trakhea,.
Kriteria Diagnosis

Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5


gejala berikut:
Sesak nafas disertai pernafasan cuping
hidung dan tarikan dinding dada
Panas badan
Ronki basah sedang nyaring
Foto thorax menunjukkan gambaran
infiltrat difus
Leukositosis (pd infeksi virus tidak
melebihi 20.000/mm3 dgn limfosit
predominan, dan bakteri 15.000-
14000/mm3 neutrofil predominan)
PENATALAKSANAAN
Terapi suportif yang diberikan pada penderita pneumonia adalah :
 Pemberian oksigen 2-4 L/menit. Jika penyakitnya berat dan sarana

tersedia, alat bantu napas mungkin diperlukan terutama dalam 24-48 jam
 Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Cairan yang diberikan

mengandung gula dan elektrolit yang cukup.


 Koreksi kelainan elektrolit atau metabolik yang terjadi.

 Mengatasi penyakit penyerta.


Pneumonia rawat jalan

- Amoksisilin atau kotrimoksazol (Amoksisilin


25 mg/kgbb, kotrimoksazol adalah 4 mg/kgbb

- Golongan Makrolid, cth: Eritromisin 30-50


mg/kgbb tiap 6 jam selama 10-14 hari
 Pneumonia rawat inap
- Kloramfenikol 15 mg/kgbb tiap 6 jam dan
seftriakson IV (50 mg/kgbb setiap 12 jam)
diberikan selama 10 hari.
KOMPLIKASI
 Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari
penyebaran bakteri dalam rongga thorax (seperti efusi
pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi. Meningitis, artritis
supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang
jarang dari penyebaran infeksi hematologi
PROGNOSIS
Pada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada
bayi dan anak kecil berkisar dari 20% sampai 50% dan
pada anak yang lebih tua dari 3% sampai 5%.13 Dengan
pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas
dapat diturunkan sampai kurang dari 1%, anak dalam
keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai