Anda di halaman 1dari 34

Dasar-Dasar

Sistem
Pengelolaan
Sampah
Pendahuluan

Kondisi eksisting pengelolaan sampah di


Indonesia
Pendahuluan
Untuk mengatasi masalah persampahan di Indonesia,
pemerintah telah mensahkan UU Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah yang bertujuan antara lain:
 Agarpengelolaan ini dapat memberikan manfaat secara
ekonomi (sampah sebagai sumber daya), sehat bagi
masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat
 Agar
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh
sampah terhadap kesehatan dan lingkungan
 Agar pengelolaan sampah dapat berjalan secara
proporsional, efektif, dan efisien.
Peraturan Bidang Persampahan
 UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman
 UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air
 UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
 UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah
 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
 Dan lain sebagainya (Perda)
Pengertian Sampah
 Sejumlah literatur mendefinisikan sampah sebagai
semua jenis limbah berbentuk padat yang
berasal dari kegiatan manusia dan hewan,
dan dibuang karena tidak bermanfaat atau
tidak diinginkan lagi kehadirannya.
 Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008 disebutkan
definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.
Pengelolaan Sampah
 Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang
bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya
sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi,
pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah,
dengan mempertimbangkan faktor kesehatan
lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan
faktor- faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya
dengan respons masyarakat.

 Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah


didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. (Paradigma
baru)
Kegiatan Penanganan dan
Pengurangan
Kegiatan pengurangan meliputi:
 Pembatasan timbulan sampah
 Pendauran ulang sampah
 Pemanfaatan kembali sampah
Kegiatan penanganan meliputi:
 Pemilahan

 Pengumpulan

 Pengangkutan

 Pengolahan

 Pemrosesan akhir sampah


Prinsip Pengelolaan Sampah
 Mengedepankan terlebih dahulu proses pengurangan dan
pemanfaatan sampah.
 Pengurangan dan pemanfaatan sebaiknya dilakukan di
semua tahap yang memungkinkan baik sejak di sumber,
TPS, Instalasi Pengolahan, dan TPA.
 Pengurangan dan pemanfaatan sampah sejak di sumber
 Komposisi sampah dengan kandungan organik tinggi (60-
80%) merupakan potensi sumber bahan baku kompos
yang dapat melibatkan peran serta masyarakat.
 Daur ulang oleh sektor informal perlu diupayakan menjadi
bagian dari sistem pengelolaan sampah perkotaan.
 Tempat Pemrosesan Akhir merupakan tahap terakhir
penanganan sampah.
 Insinerator merupakan pilihan teknologi terakhir untuk
pengolahan sampah kota di Indonesia
Aspek-Aspek Pengelolaan
Sampah
Teknis
Operasion
al
Pengelolaa
n Sampah
Sumber Sampah
Sumber sampah menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 adalah asal
timbulan sampah. Sumber sampah tersebut dibedakan atas:
Sampah rumah tangga didefinisikan sebagai berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik.
Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana
dimaksud berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilitas lainnya.
Sampah spesifik sebagaimana dimaksud meliputi:
Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun
Sampah yang timbul akibat bencana
Bongkaran bangungan
Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah
Sampah yang timbul secara tidak periodik.
Timbulan Sampah

Ukuran timbulan sampah dapat didasarkan kepada


berat dan volume :
Satuan berat: kilogram per orang perhari (Kg/o/h)
atau kilogram per meter-persegi bangunan perhari
(Kg/m2/h) atau kilogram per tempat tidur perhari
(Kg/bed/h), dsb
Satuan volume: liter/orang/hari (L/o/h), liter per
meter-persegi bangunan per hari (L/m2/h), liter per
tempat tidur perhari (L/bed/h), dsb. Kota-kota di
Indonesia umumnya menggunakan satuan volume.
Metode Pengukuran Timbulan
Sampah
Metode Pengukuran Timbulan
Sampah
Contoh perhitungan Load Count Analysis :
Tentukan berat sampah yang dihasilkan per minggu dari
1200 rumah. Dengan sistem pengumpulan sebagai
berikut:
Jumlah truk compactor : 9 buah
Volume truk compactor : 20 m3
Jumlah dump truk : 7 buah
Volume truk : 8 m3
Jumlah pick-up : 10
Ukuran pick-up : 2 m3
 
Jawab :
Truk kompaktor : 9 x 20 m3 = 180 m3
Dump truk : 7 x 8 m3 = 56 m3
Pick up : 10 x 2 m3 = 20 m3
Total sampah : 256 m3/minggu
Volume sampah yang dihasilkan setiap rumah :
256 m3/1200 rumah = 0,2133 m3/rumah/minggu
Metode Pengukuran Timbulan
Sampah
4. Material Balance Analysis

Jumlah Laju Laju Timbulan/


timbulan masuk masuk tertahan di
sampah bahan ke bahan ke dalam
dalam sistem dalam luar sistem sistem
sistem
Formula : dM/dt = Min – Mout + rw
Dimana,
dM/dt : laju perubahan berat bahan dalam sistem
(lb/d)
Mout : jumlah bahan yang keluar dari system (lb/d)
rw : laju timbulan sampah (lb/d)
t : waktu (d)
Faktor yang Mempengaruhi
Timbulan Sampah
 Reduksi di sumber sampah
 Recycling

 Kebiasaan
masyarakat mempengaruhi penanganan
sampah mulai dari sumber sampah.
 Peraturan terkait dengan kebijakan pemerintah
misalkan peraturan untuk mengurangi penggunaan
kemasan yang tidak ramah lingkungan.
 Kondisi fisik dan geografi (musim, iklim, dataran
tinggi)
Densitas Sampah
 Densitas
sampah adalah berat sampah yang diukur
dalam satuan kilogram dibandingkan dengan volume
sampah yang diukur tersebut (kg/m3).
 Densitassampah sangat penting dalam menentukan
jumlah timbulan sampah dan menentukan luas lahan
TPA yang diperlukan.
 Penentuan densitas sampah berdasarkan SNI M-36-
1991-03 dilakukan dengan cara menimbang sampah
yang disampling dalam 1/5-1 m3 volume sampah.
Komposisi Sampah
 Komposisi sampah adalah setiap komponen sampah yang
membentuk suatu kesatuan, dalam persentase (%).
 Komposisi sampah berbeda-beda berdasarkan sumber sampah,
karakteristik perilaku masyarakat serta kondisi ekonomi yang
berbeda dan proses penanganan sampah di sumber sampah.
 Contoh perbandingan komposisi sampah beberapa negara :
Karakteristik Sampah
1.Karakteristik fisik, terdiri atas:
 Kandungan kadar air, yang dapat ditentukan dengan
rumus berikut ini:
M = {(w-d)/w}x100%
Dimana,
w : jumlah berat sampel, kg
d : berat sampel setelah dikeringkan 105°C, kg
 Spesific Weight / Berat Jenis (berat/volume; kg/liter,
lb/ft3)
 Ukuran partikel dan distribusi partikel
 FieldCapacity, didefinisikan sebagai jumlah total air
yang dapat ditahan oleh sampah secara gravitasi
 Permeabilitas sampah
Karakteristik Sampah
2. Karakteristik kimiawi, yang dapat diketahui melalui:
 Proximate Analysis

Analisis terhadap kelembaban sampah, kandungan volatile di


dalam sampah, fixed carbon, dan ash di dalam sampah.
 Fusing point of ash

Temperatur dimana samapah menjadi terbakar menjadi abu


(clinker), yaitu pada suhu diatas 1000 0C
 Ultimate Analysis

Analisis terhadap unsur-unsur kimia penyusun sampah.


Sampah mengandung komponen Karbon, Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Sulfur, dan Ash. Analisis ini sangat menentukan
sistem pengolahan sampah yang efektif digunakan untuk
memusnahkan sampah.
 Energy content (Btu/lb)

Analisis kandungan energi dalam sampah


Karakteristik Sampah
Karakteristik Biologi, yaitu:
 Biodegradability adalah kemampuan sampah untuk diuraikan
dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Karakteristik
ini dapat ditentukan dengan:
BF = 0.83 – 0.028 LC
Dimana,
BF : Biodegradable Fraction (fraksi bahan organik yang mudah
terurai)
LC : Lignin Content (kandungan lignin)
Sampah Rumah Tangga B3

Komposisi Sampah B3
Rumah Tangga (US
EPA,2011)

Sampah domestik B3 menurut SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan


Sampah Pemukiman didefinisikan sebagai sampah yang berasal dari
aktivitas rumah tangga, mengandung bahan dan atau bekas kemasan
suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun, yang karena sifat
atau konsentarsinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan
lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia.
PENANGANAN : PEMISAHAN,
PENYIMPANAN DAN
PEMROSESAN DI TEMPAT
 Wadah sampah individual (di sumber) disediakan
oleh setiap penghasil sampah sendiri sedangkan
wadah komunal dan pejalan kaki disediakan oleh
pengelola dan atau swasta.
 Spesifikasi
wadah harus dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan operasionalnya, tidak
permanen dan higienis. Akan lebih baik apabila
ada pemisahan wadah untuk sampah basah dan
sampah kering.
 Pengosongan sampah dari wadah individual
dilakukan paling lama 2 hari sekali sedangkan
untuk wadah komunal harus dilakukan setiap hari.
Pengumpulan
 Pengumpulan sampah dari sumber dapat dilakukan
secara langsung dengan alat angkut (untuk
sumber sampah besar atau daerah yang memiliki
kemiringan lahan cukup tinggi) atau tidak langsung
dengan menggunakan gerobak (untuk daerah
teratur) dan secara komunal oleh masyarakat
sendiri (untuk daerah tidak teratur).
 Penyapuan jalan diperlukan pada daerah pusat
kota seperti ruas jalan protokol, pusat
perdagangan, taman kota dan lain-lain.
Pemindahan

 Pemindahan sampah dari alat pengumpul


(gerobak) ke alat angkut (truk) dilakukan di
trasnfer depo atau container untuk meningkatkan
efisiensi pengangkutan.
 Lokasipemindahan harus dekat dengan daerah
pelayanan atau radius 500 m.
 Pemindahan skala kota ke stasiun transfer
diperlukan bila jarak ke lokasi TPA lebih besar dari
25 km.
Pengangkutan
 Pengangkutan secara langsung dari setiap sumber harus
dibatasi pada daerah pelayanan yang tidak memungkinkan
cara operasi lainnya atau pada daerah pelayanan tertentu
berdasarkan pertimbangan keamanan maupun estetika
dengan memperhitungkan besarnya biaya operasi yang
harus dibayar oleh pengguna jasa.
 Penetapan rute pengangkutan sampah harus didasarkan
pada hasil survey time motion study untuk mendapatkan
jalur yang paling efisien.
 Jenis truk yang digunakan minimal dump truck yang
memiliki kemampuan membongkar muatan secara hidrolis,
efisien dan cepat.
 Penggunaan arm roll truck dan compactor truck harus
mempertimbangkan kemampuan pemeliharaan.
Pemisahan, Pemrosesan, dan
Transformasi
 Pengolahan sampah dimaksudkan untuk mengurangi
volume sampah yang harus dibuang ke TPA serta
meningkatkan efisiensi penyelenggaraan prasarana dan
sarana persampahan.
 Teknologi pengolahan sampah dapat dilakukan melalui
pembuatan kompos, pembakaran sampah secara aman
(bebas COx, SOx, NOx dan dioxin), pemanfaatan gas
metan dan daur ulang sampah.
 Skala pengolahan sampah mulai dari individual, komunal
(kawasan), skala kota dan skala regional.
 Penerapan teknologi pengolahan harus memperhatikan
aspek lingkungan, dana, SDM dan kemudahan operasional.
Pemrosesan Akhir
 Pemilihan lokasi TPA harus mengacu pada SNI 03-3241-1994
tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA.
 Metode pembuangan akhir minimal harus dilakukan dengan
controlled landfill (untuk kota sedang dan kecil) dan sanitary
landfill (untuk kota besar dan metropolitan) dengan “sistem
sel”.
 Prasarana dasar minimal yang harus disediakan adalah jalan
masuk, drainase keliling dan pagar pengaman (dapat berfungsi
sebagai buffer zone).
 Fasilitas perlindungan lingkungan yang harus disediakan.
 Fasilitas operasional yang harus disediakan berupa alat berat
(buldozer, excavator, loader dan atau landfill compactor) dan
stok tanah penutup.
 Penutupan tanah harus dilakukan secara harian atau minimal
secara berkala dengan ketebalan 20-30 cm.
Pemrosesan Akhir
 Penyemprotan insektisida harus dilakukan apabila
penutupan sampah tidak dapat dilakukan secara
harian.
 Penutupan tanah akhir harus dilakukan sesuai
dengan peruntukan lahan bekas TPA.
 Kegiatan pemantauan lingkungan harus tetap
dilakukan meskipun TPA telah ditutup.
 Manajemen pengelolaan TPA perlu dikendalikan
secara cermat dan membutuhkan tenaga terdidik
yang memadai.
 Lahan bekas TPA direkomendasikan untuk
digunakan sebagai lahan untuk berbagai
keperluan seperti taman, lapangan olahraga, dan
lain-lain.
Aspek Kelembagaan
Kelembagaan yang diharapkan dalam pengelolaan
sampah adalah
Memisahkan regulator dan operator pengelola
sampah, misalnya membentuk UPTD atau kerjasama
dengan swasta sebagai operator
Peningkatan kualitas SDM melalui training dan
rekruitmen SDM untuk jangka panjang sesuai dengan
kualifikasi bidang keahlian persampahan/manajemen
karena struktur organisasi mencerminkan tugas dan
tanggung jawab yang jelas dalam kegiatan-kegiatan
penanganan sampah yang harus senantiasa ditunjang
dengan kapasitas serta kualitas SDM yang memadai
Aspek Pembiayaan
Pembiayaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah adalah sebagai
berikut:
 Investasiyang lebih memadai yang didasarkan pada kebutuhan dan
peningkatan sarana prasarana, kapasitas SDM, serta kampanye dan
edukasi bidang persampahan
 Biayaoperasi dan pemeliharaan yang mencukupi untuk kebutuhan
pengoperasian sarana prasarana persampahan
 Tarifatau retribusi yang disusun berdasarkan struktur/klasifikasi wajib
retribusi (cross subsidi), kemampuan daerah, kemampuan masyarakat
yang dapat mencukupi kebutuhan operasional pengelolaan sampah
(mengarah pada pola cost recovery)
 Penerapanpola insentif dan disinsentif bagi para pelaku yang terlibat
dalam pengelolaan persampahan
 Pendapatan dari penarikan tarif atau retribusi harus terkoordinasi dan
tercatat secara baik dan transparan serta diinvestasikan kembali untuk
kepentingan pengelolaan sampah.
Aspek Peraturan
Hukum dan peraturan yang diharapkan dalam pengelolaan
sampah adalah sebagai berikut:
 Pemerintahdaerah memiliki Perda yang terdiri dari Perda
Pembentukan Institusi, Perda Ketentuan Penanganan
Persampahan dan Perda Retribusi, dimana substansi materi
Perda harus cukup menyeluruh, tegas dan dapat
diimplementasikan untuk jangka panjang (20 tahun);
 Penerapan Perda tersebut perlu didahului dengan
sosialisasi, uji coba dikawasan tertentu dan penerapan
secara menyeluruh. Selain itu juga diperlukan kesiapan
aparat dari mulai kepolisian, kejaksaan dan kehakiman
untuk penerapan sanksi atas pelanggaran yang terjadi;
 Evaluasi Perda perlu dilakukan setiap 5 tahun untuk
menguji tingkat kelayakannya
Aspek Peran Serta
Masyarakat
Peran serta masyarakat yang diharapkan dalam
pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
pengelolaan sampah melalui antara lain kampanye,
sosialisasi dan edukasi bidang persampahan;
Mensosialisasikan dan menyebarluaskan NSPK
(Norma, Standar, Prosedur, Kriteria) persampahan
yang ada;
Perlu dibentuk forum komunikasi sebagai media
antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Dampak Pencemaran Sampah
I. Potensi dampak yang mungkin terjadi akibat operasi
pengelolaan sampah :
 Perkembangan Vektor Penyakit
 Pencemaran Udara
 Pencemaran Air
 Pencemaran Tanah
 Gangguan Estetika
 Kemacetan Lalu lintas
 Gangguan Kebisingan
 Dampak Sosial

II. Resiko lingkungan


 Geo-Fisik-Kimia
 Biologis
 Sosio ekonomi budaya
 Prasarana umum

Anda mungkin juga menyukai

  • Persentase Pelayanan
    Persentase Pelayanan
    Dokumen4 halaman
    Persentase Pelayanan
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • bn287 2016
    bn287 2016
    Dokumen21 halaman
    bn287 2016
    HaryaniNurRahmah
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan Ke-11&12
    Pertemuan Ke-11&12
    Dokumen32 halaman
    Pertemuan Ke-11&12
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Presentation LCA
    Presentation LCA
    Dokumen18 halaman
    Presentation LCA
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • RENDI
    RENDI
    Dokumen16 halaman
    RENDI
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Minggu 2.-TIPE-DAN-SUMBER-PEMBANGKIT-LIMBAH PDF
    Minggu 2.-TIPE-DAN-SUMBER-PEMBANGKIT-LIMBAH PDF
    Dokumen28 halaman
    Minggu 2.-TIPE-DAN-SUMBER-PEMBANGKIT-LIMBAH PDF
    ruth
    Belum ada peringkat
  • Mekflud 6 PDF
    Mekflud 6 PDF
    Dokumen10 halaman
    Mekflud 6 PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Jurnal PDF
    Jurnal PDF
    Dokumen6 halaman
    Jurnal PDF
    Hamba Allah
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 PDF
    Bab 2 PDF
    Dokumen12 halaman
    Bab 2 PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I PDF
    Bab I PDF
    Dokumen5 halaman
    Bab I PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dokumen45 halaman
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Drainase Aspek Hidraulika
    Drainase Aspek Hidraulika
    Dokumen6 halaman
    Drainase Aspek Hidraulika
    ghifari
    Belum ada peringkat
  • Jaringan Pemipaan II
    Jaringan Pemipaan II
    Dokumen21 halaman
    Jaringan Pemipaan II
    Mudwarrior
    Belum ada peringkat
  • Tugas PLB3 160320
    Tugas PLB3 160320
    Dokumen8 halaman
    Tugas PLB3 160320
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Desain 6
    Desain 6
    Dokumen2 halaman
    Desain 6
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Mekflud 7
    Mekflud 7
    Dokumen29 halaman
    Mekflud 7
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dokumen45 halaman
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Disinfeksi
    Disinfeksi
    Dokumen6 halaman
    Disinfeksi
    IGD RSUD Kota Kendari
    Belum ada peringkat
  • Konsep Bioindikator
    Konsep Bioindikator
    Dokumen14 halaman
    Konsep Bioindikator
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • 20b PDF
    20b PDF
    Dokumen7 halaman
    20b PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi Kinerja Lingkungan
    Evaluasi Kinerja Lingkungan
    Dokumen16 halaman
    Evaluasi Kinerja Lingkungan
    Nolia Eka Safitri
    100% (1)
  • Bioindikator Udara 2
    Bioindikator Udara 2
    Dokumen8 halaman
    Bioindikator Udara 2
    Indah Trisnaning
    Belum ada peringkat
  • Bioindikator Kualitas Udara
    Bioindikator Kualitas Udara
    Dokumen18 halaman
    Bioindikator Kualitas Udara
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Analisa Parkir
    Analisa Parkir
    Dokumen44 halaman
    Analisa Parkir
    Ahmat Akbar
    Belum ada peringkat
  • 414 771 1 SM
    414 771 1 SM
    Dokumen4 halaman
    414 771 1 SM
    Ika Dewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • 20b PDF
    20b PDF
    Dokumen7 halaman
    20b PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat