Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dewi Nur Annisa

NIM : M1D117009
MK : Pengelolaan Limbah B3
Tanggal Tugas : Senin, 16 Maret 2020

1. Limbah B3 kategori 1 adalah pengidentifikasian limbah tingkat bahaya


limbah tersebut berdasarkan:
a. penentuan karakteristik beracun melalui TCLP
Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 1 jika Limbah memiliki
konsentrasi zat pencemar lebih besar dari TCLP-A sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah
ini.
b. Uji Toksikologi LD50
Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 1 jika memiliki nilai sama
dengan atau lebih kecil dari Uji Toksikologi LD50 oral 7 (tujuh) hari dengan nilai
lebih kecil atau sama dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat
badan pada hewan uji.

Contoh : Asam Nitrat

Penanganan : Pembersihan tumpahan asam nitrat pertama dimulai dengan


peralatan perlindungan pribadi yang tepat, karena asap dan paparan langsung ke
oksida nitrat cair berbahaya bagi manusia; oleh karena itu, pekerja harus
menyiapkan kacamata pengaman kelas industri bersama dengan sarung tangan, jas
lab, dan respirator.
Ada beberapa solusi berbeda yang tersedia untuk membersihkan tumpahan asam
nitrat, tetapi biasanya sebaiknya menggunakan beberapa bentuk penyerap asam.
Penyerap penetral asam, misalnya, akan dengan aman menyerap asam nitrat.
Tumpahan asam nitrat dalam jumlah banyak bisa sangat berbahaya. Jika kurang
dari 10 mL asam pekat atau 100 mL asam encer tumpah, tumpahannya dapat
dinetralkan dengan cara menambahkan secara lembut soda ash atau natrium
karbonat (Na2CO3), kemudian disiram atau dibersihkan dengan banyak air. Jika
tumpahannya besar (lebih dari 1 liter asam pekat atau lebih dari yang Anda miliki
untuk ditangani), evakuasi laboratorium, tutup pintu, dan segera menghubungi
layanan darurat.

2. Limbah B3 kategori 2 adalah pengidentifikasian limbah tingkat bahaya


limbah tersebut berdasarkan :
a. penentuan karakteristik beracun melalui TCLP
Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 2 jika Limbah
memiliki konsentrasi zat pencemar sama dengan atau lebih kecil dari
TCLP-A dan lebih besar dari TCLP-B sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini.
b. Uji Toksikologi LD50
Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 2 jika memiliki nilai
lebih besar dari Uji Toksikologi LD50 oral 7 (tujuh) hari dengan nilai lebih
kecil atau sama dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram)
berat badan pada hewan uji mencit dan lebih kecil atau sama dari Uji
Toksikologi LD50 oral 7 (tujuh) hari dengan nilai lebih kecil atau sama
dengan 5000 mg/kg (lima ribu miligram per kilogram) berat badan pada
hewan uji mencit. Nilai Uji Toksikologi LD50 dihasilkan dari uji
toksikologi, yaitu penentuan sifat akut limbah melalui uji hayati untuk
mengukur hubungan dosis-respon antara limbah dengan kematian hewan
uji. Nilai Uji Toksikologi LD50 diperoleh dari analisis probit terhadap
hewan uji.
c. Sub-kronis

Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 2 jika uji toksikologi


sub-kronis pada hewan uji mencit selama 90 (sembilan puluh) hari
menunjukkan sifat racun sub-kronis, berdasarkan hasil pengamatan
terhadap pertumbuhan, akumulasi atau biokonsentrasi, studi perilaku
respon antar individu hewan uji, dan/atau histopatologis.

Contoh : Oli Bekas

Penanganan :
 Kemasan harus sesuai dengan karakteristik pelumas bekas dapat berupa drum atau
tangki;
Pola penyimpanan dibuat dengan sistem blok, sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan menyeluruh tehardapad setiap kemasan jika terjadi kerusakan dan
apabila terjadi
kecelakaan dapat segera ditangani;
 Lebar gang antar blok harus diatur sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan
untuk lalu lintas manusia, dan kendaraan pengangkut (forklift)
 Penumpukan kemasan harus mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan.
Jika berupa drum (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum 3 (tiga) lapis dengan
tiap lapis dialasi dengan palet dan bila tumpukan lebih dan 3 (tiga) lapis atau
kemasan terbuat dan plastik, maka harus dipergunakan rak;
 Lokasi peyimpanan harus dilengkapi dengan tanggul disekelilingnva dan
dilengkapi dengan saluran pembuangan meriuju bak penampungan yang kedap air
. Bak penampungan dibuat mampu menampung 110% dari kapasitas volume drum
atau tangki yang ada di dalam ruang penyimpanan, serta tangki harus diatur
sedemikian
sehingga bila terguling tidak akan menimpa tangki lain; mempunyai tempat
bongkar muat kemasan yang memadai dengan lantai yang kedap air

3. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah Limbah yang tidak berasal
dari proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi,
pelarutan kerak, pencucian, pengemasan, dan lain-lain.
Contoh : limbah yang terkontaminasi B3
Penanganan :
Netralisasi (pengolahan secara kimia)
Proses netralisasi diperlukan apabila kondisi limbah masih berada di luar baku
mutu limbah (pH 6-8), sebab limbah di luar kondisi tersebut dapat bersifat racun
atau korosif. Netralisasi dilakukan dengan mencampur limbah yang bersifat asam
dengan limbah yang bersifat basa. Pencampuran dilakukan dalam suatu bak
equalisasi atau tangki netralisasi.

Netralisasi dengan bahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan yang


bersifat asam kuat atau basa kuat. Air limbah yang bersifat asam umumnya
dinetralkan dengan larutan kapur (Ca(OH)2), soda kostik (NaOH) atau natrium
karbonat (Na2CO3). Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat
seperti asam sulfat (H2SO4), HCI atau dengan memasukkan gas CO2 melalui
bagian bawah tangki netralisasi.

4. Limbah B3 dari sumber spesifik adalah Jenis limbah B3 ini merupakan


limbah yang berasal dari proses suatu industri atau kegiatan utama.
Contoh : Limbah medis

Penanganan :

 Pemisahan Limbah

- Limbah harus dipisahkan dari sumbernya


- Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas
- Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda yang
menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk insinerasi aau
dibuang (Koesno Putranto. H, 1995).
 Penyimpanan Limbah

Dibeberapa Negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai gantinya dapat
digunkanan kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal sehingga dapat
diperloleh dengan mudah) kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip
berwarna, kemudian ditempatkan ditong dengan kode warna dibangsal dan unit-
unit lain.
 Penanganan Limbah

- Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian.
Kemudian diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas
- Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa
mengayun menjauhi badan, dan diletakkan ditempat-tempat tertentu untuk
dikumpulkan
- Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna
yang sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai
- Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan
perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan.
 Pengangkutan limbah

Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya.


Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor, limbah bagian Klinik
dibawa keinsenerator. Pengangkutan dengan kendaraan khusus (mungkin ada
kerjasama dengan dinas pekerja umum) kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap hari,
jika perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan
menggunakan larutan klorin.
 Pembuangan limbah

Setelah dimanfaatkan dengan konpaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang


ditempat penimbunan sampah (Land-fill site), limbah klinik harus
dibakar (insenerasi), jika tidak mungkin harus ditimbun dengan kapur dan
ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari yang sama sehingga tidak
sampai membusuk.
Rumah sakit yang besar mungkin mampu memberli inserator sendiri, insinerator
berukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300-1500 ºC atau
lebih tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang dihasilkan
untuk kebutuhan energi rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat pula mempertoleh
penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi limbah rumah sakit yang
berasal dari rumah sakit yang lain. Insinerator modern yang baik tentu saja
memiliki beberapa keuntungan antara lain kemampuannya menampung limbah
klinik maupun limbah bukan klinik, termasuk benda tajam dan produk farmasi
yang tidak terpakai lagi.
Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur
dan ditanam. Langkah-langkah pengapuran (Liming) tersebut meliputi sebagai
berikut :
 Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter
 Tebarkan limbah klinik didasar lubang samapi setinggi 75 cm
 Tambahkan lapisan kapur
 Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditanamkan
samapai ketinggian 0,5 meter dibawah permukaan tanah
 Akhirnya lubang tersebut harus ditutup dengan tanah

Atau dapat juga di lakukan dengan alat incinerator.


5. Tata cara penetapan kategori limbah B3, Coba saudara jelaskan
prosedur penetapan kategori Limbah B3 berdasarkan gambar di
bawah ini!

Untuk menetapkan suatu limbah berdasarkan kategorinya dilakukan prosedur


penetapan limbah B3, yaitu :

Limbah yang dihasilkan di klasifikasikan berdasarkan sumber menurut


Daftar Lampiran I PP 101 Tahun 2014 yang kemudian di lakukan Uji
Karakteristik Limbah B3 yang meliputi :
Mudah meledak, mudah menyala, infeksius, korosif, dan uji reaktif limbah
tersebut. Setelah dilakukan uji karakteristik, untuk mengkategorikan limbah
yang telah melewati uji karakteristik, dilakukan Uji TLCP dan LD50.
karakteristik beracun melalui TCLP untuk menentukan Limbah yang diuji
memiliki konsentrasi zat pencemar lebih kecil dari atau sama dengan konsentrasi
zat pencemar pada kolom TCLP-A dan memiliki konsentrasi zat pencemar lebih
besar dari konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-B. Dari uji TLCP dan
LD50 inilah kita dapat mengklasifikasikan limbah berdasarkan kategori I
maupun kategori II berdasarkan persyaratan dan ketetapan yang telah terdapat
pada PP No.101 Tahun 2014. Jika hasil uji TLCP menghasilkan hasil TLCP-A
dan sesuai dengan lampiran III serta LD50 kecil atau sama dengan 50mg/kg
maka limbah tersebut dimasukkan ke limbah B3 kategori I. Dan jika Uji TLCP
menghasilkan lebih kecil atau sama dengan TLCP-A dan lebih besar dari TLCP-
B sesuai dengan lampiran III dan hasil Uji LD50 lebih besar dari 50mg/kg dan
LD50 lebih kecil atau sama dengan 5000 mg/Kg maka limbah ini dikategorikan
ke limbah B3 kategori 2 . Dan jika hasil Uji TLCP kecil dari TLCP-B dan LD50
lebih besar dari 50 mg/Kg atau dapat dibilang sesuai dengan kriteria pada
Lampiran II maka limbah ini dikategorikan limbahNonB3

Anda mungkin juga menyukai

  • Presentation LCA
    Presentation LCA
    Dokumen18 halaman
    Presentation LCA
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • bn287 2016
    bn287 2016
    Dokumen21 halaman
    bn287 2016
    HaryaniNurRahmah
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan Ke-11&12
    Pertemuan Ke-11&12
    Dokumen32 halaman
    Pertemuan Ke-11&12
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Modul 1 Kuliah Dasar-Dasar Perenc. Peng. Sampah
    Modul 1 Kuliah Dasar-Dasar Perenc. Peng. Sampah
    Dokumen34 halaman
    Modul 1 Kuliah Dasar-Dasar Perenc. Peng. Sampah
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Minggu 2.-TIPE-DAN-SUMBER-PEMBANGKIT-LIMBAH PDF
    Minggu 2.-TIPE-DAN-SUMBER-PEMBANGKIT-LIMBAH PDF
    Dokumen28 halaman
    Minggu 2.-TIPE-DAN-SUMBER-PEMBANGKIT-LIMBAH PDF
    ruth
    Belum ada peringkat
  • RENDI
    RENDI
    Dokumen16 halaman
    RENDI
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Persentase Pelayanan
    Persentase Pelayanan
    Dokumen4 halaman
    Persentase Pelayanan
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Jaringan Pemipaan II
    Jaringan Pemipaan II
    Dokumen21 halaman
    Jaringan Pemipaan II
    Mudwarrior
    Belum ada peringkat
  • Drainase Aspek Hidraulika
    Drainase Aspek Hidraulika
    Dokumen6 halaman
    Drainase Aspek Hidraulika
    ghifari
    Belum ada peringkat
  • Jurnal PDF
    Jurnal PDF
    Dokumen6 halaman
    Jurnal PDF
    Hamba Allah
    Belum ada peringkat
  • Bab I PDF
    Bab I PDF
    Dokumen5 halaman
    Bab I PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 PDF
    Bab 2 PDF
    Dokumen12 halaman
    Bab 2 PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Mekflud 6 PDF
    Mekflud 6 PDF
    Dokumen10 halaman
    Mekflud 6 PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Mekflud 7
    Mekflud 7
    Dokumen29 halaman
    Mekflud 7
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Tugas PLB3 160320
    Tugas PLB3 160320
    Dokumen8 halaman
    Tugas PLB3 160320
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bioindikator Kualitas Udara
    Bioindikator Kualitas Udara
    Dokumen18 halaman
    Bioindikator Kualitas Udara
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dokumen45 halaman
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Desain 6
    Desain 6
    Dokumen2 halaman
    Desain 6
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Disinfeksi
    Disinfeksi
    Dokumen6 halaman
    Disinfeksi
    IGD RSUD Kota Kendari
    Belum ada peringkat
  • Konsep Bioindikator
    Konsep Bioindikator
    Dokumen14 halaman
    Konsep Bioindikator
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bioindikator Udara 2
    Bioindikator Udara 2
    Dokumen8 halaman
    Bioindikator Udara 2
    Indah Trisnaning
    Belum ada peringkat
  • Analisa Parkir
    Analisa Parkir
    Dokumen44 halaman
    Analisa Parkir
    Ahmat Akbar
    Belum ada peringkat
  • 20b PDF
    20b PDF
    Dokumen7 halaman
    20b PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi Kinerja Lingkungan
    Evaluasi Kinerja Lingkungan
    Dokumen16 halaman
    Evaluasi Kinerja Lingkungan
    Nolia Eka Safitri
    100% (1)
  • Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dokumen45 halaman
    Program 3 R Untuk b3 New PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat
  • 414 771 1 SM
    414 771 1 SM
    Dokumen4 halaman
    414 771 1 SM
    Ika Dewi
    Belum ada peringkat
  • 20b PDF
    20b PDF
    Dokumen7 halaman
    20b PDF
    Dwina ira arrazzaaq Irawan
    Belum ada peringkat