Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PREEKLAMSIA PEB

KELOMPOK III
Ditha savitri tahir
Inka w.s. usman
Muh rizal walangadi
Yunika mahabir
Yunika c mahabir
Fajar bilmona
Hipertensi dalam kehamilan preeklampsia PEB


 Hipertensi dan Pre Eklampsia
Hipertensi adalah timbulnya desakan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
diastolik ≥ 90 mmHg, diukur 2x selang 4 jam setelah penderita istirahat.
Sedangkan Pre Eklampsia Ringan adalah sindrom spesifik kehamilan
dengan penurunan perfusi pada organ-organ akibat vasospasme dan
aktivasi endotel. Kriteria diagnostik pre eklampsia ringan:
Desakan darah ≥140/90 mmHg – < 160/110 mmHg
Proteinuria +1 atau 300 mg/24 jam jumlah urine
 Pre Eklamsia Berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah
sistolik ³160 mmHg dan tekanan darah diastolic ³ 110 mmHg disertai
proteinuria yang diukur secara kualitatif sebesar +2 persisten atau
lebih (gr/liter).
Gejala Hipertensi Dalam Kehamilan


1. Ditemukannya kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda
tambahan masalah ginjal.
2. Sakit kepala yang parah.
3. Perubahan penglihatan, penglihatan menjadi kabur atau sensitivitas cahaya.
4. Nyeri pada perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk Anda di sisi kanan.
5. Mual atau muntah.
6. Urin dari buang air kecil menurun.
7. Penurunan kadar trombosit dalam darah.
8. Gangguan pada fungsi hati.
9. Sesak napas, hal ini disebabkan oleh cairan di paru-paru.
10. Kenaikan tiba-tiba pada berat badan dan pembengkakan (edema), khususnya di
wajah dan tangan, sering menyertai preeklampsia. Tapi hal-hal ini juga terjadi di
banyak kehamilan normal, sehingga kadang tidak dianggap sebagai tanda-tanda
preeklampsia.
Komplikasi Hipertensi Dalam Kehamilan


1. Edema serebri hingga Kejang (eklamsia)
2. Perdarahan serebral hingga Koma lama
3. Sindroma HELLP hingga DIC
4. Abruptio placentae hingga Syok hemoragik
5. Edema pulmonum hingga Gagal napas
6. Oligouria, anuria – Kegagalan ginjal akut
7. Edema kapsula glisoni, ruptur hepar – Perdarahan Intra
Abdominal
8. Ketidakseimbangan elektrolit
9. Edema sampai perdarahan retina
10. Gangguan penglihatan sampai kebutaan
Kasus


 Pasien perempuan hamil, 28 tahun, sukuBali datang ke IRD KEBIDANAN
RSUPSanglah Denpasar dalam keadaan sadar dengan keluhan utama
pandangan kabur yang dirasakan sejak pukul 14.00 , pasien juga mengeluhkan
nyeri ulu hati, sakit kepala, serta kakinya membengkak . Belum ada nyeri perut
hilang-timbul, belum ada keluar air dari vagina, gerak anak aktif dan baik.
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien tidak teratur kontrol kandungan ke
Rumah Sakit dan tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya , serta tidak
terdapat riwayat penyakit sistemik sesuai dengan umur kehamilan saat ini,
bising usus normal dengan Denyut Jantung Janin (DJJ) 124 kali/menit,
sistem urogenital terpasang dower catheter, dengan produksi urine 200 cc
per 3 jam, dan pada sistem muskuloskletal didapatkan fleksi/defleksi
leher normal, mallampati II, celah interspinosum teraba.
Lanjutann kasuss

sebelumnya, Hipertensi baru diketahui pada tanggal 8 November 2013. riwayat
persalinan yaitu : kehamilan pertama tahun 2011, aterm, sectio caesaria, lakilaki,
1495 gram, kehamilan kedua adalah hamil ini. Diagnosis dibidang Obsgyn yaitu
G2P1010, 36-37 Minggu T/H, LMR(bekas Sectio 1 kali) + Suspect
Intrauterine Growth Retardation +Preeklamsi Berat impending Eklampsia,
penatalaksanaan dari bidang Obsgyn yaitu Sectio Caesarea. Pada pemeriksaan
fisik umum didapatkan berat badan 65 kg, tinggi badan tidak diketahui, dari sistem
saraf pusat didapatkan kesadaran berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS)
E4V5M6 (compos mentis), dengan pupil isokor 3 mm/ 3mm dengan refleks pupil
yang positif dikedua mata, pada sistem respirasi didapatkan laju pernafasan 18
kali per menit dengan jenis vesikuler pada kedua lapangan paru, tanpa rhonki dan
tanpa wheezing, dari sistem kardiovaskular didapatkan tekanan
170/120 mmHg, dengan denyut nadi 86 kali per menit, dengan S1S2 tunggal
reguler tanpa murmur, dari sistem gastrointestinal, tinggi fundus uteri 32 cm
PENANGANAN


Penanganan bergantung pada kisaran tekanan darah, usia
kehamilan,dan adanya hubungan faktor resiko antara ibu
dan janin. Penanganan tanpa pengobatan dapat
dipertimbangkan pada wanita hamil dengan tekanan sistol
berkisae antara 140-130mmhg, dan tekanan diastol bierkisar
antara 90/80mmhg. Penanganan termasuk memonitor
secara ketat,pembatasan aktivitas,dan istirahat yang cukup
dengan posisi miring kekiri. Pambatasan garam sangat
dianjurkan, terutama menjelang melahirkan. Suplementasi
kalsium sebanyak 1gram perhari saat hamil dapat
mengurangi resiko preeklamsia.

sesuai dengan umur kehamilan saat ini, bising usus normal dengan
Denyut Jantung Janin (DJJ) 124 kali/menit, sistem urogenital
terpasang dower
catheter, dengan produksi urine 200 cc 3 jam, dan pada sistem
muskuloskletal didapatkan fleksi/defleksi
leher normal, mallampati II, celah interspinosum teraba. Namun,
penambahan kalsium untuk mencegah preeklampsia masih
diperdebatkan. Asam asetilsalisilat dosis rendah digunakan sebagai
pencegahan pada wanita dengan riwayat prereklampsia dalam
28minggu kehamilan,yang dikomsumsi sebelum tidur malam
dimulai sebelum dan sesudah tidur malam dimulai sebelum dan
sesudah kehamilan dilanjutkan hingga waktu melahirkan.
Lanjutan penanganan


Apabila seorang wanita hamil memiliki risiko tinggi untuk mengalami preeklamsia,
biasanya dokter akan memberikan aspirin dosis rendah, mulai dari usia kehamilan
12 minggu sampai bayi lahir, untuk menurunkan risiko terkena preeklamsia.
Wanita yang kekurangan asupan kalsium sebelum dan saat kehamilan, juga akan
disarankan mengonsumsi suplemen kalsium untuk mencegah preeklamsia. Meski
demikian, wanita hamil sebaiknya jangan mengonsumsi obat, vitamin, atau
suplemen apa pun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
dasarnya, hanya proses kelahiranlah yang bisa menyembuhkan preeklamsia. Jika
preeklamsia muncul ketika usia janin belum cukup untuk dilahirkan, dokter
kandungan akan memonitor kondisi tubuh penderita dan bayi dengan seksama,
hingga usia bayi sudah cukup untuk dilahirkan. Dokter juga biasanya akan lebih
sering melakukan pemeriksaan darah dan USG terhadap pasien.
Ketika preeklamsia semakin parah, wanita hamil akan disarankan untuk rawat inap
di rumah sakit sampai janin siap dilahirkan. Dokter akan menjalankan pemeriksaan
NST secara rutin guna memantau kesehatan janin.
Jika preeklamsia muncul ketika usia janin sudah cukup untuk dilahirkan, biasanya
dokter akan menyarankan tindakan induksi atau bedah caesar untuk mengeluarkan
bayi sesegera mungkin. Langkah ini diambil agar preeklamsia tidak berkembang
menjadi lebih parah.
Terima kasih


Anda mungkin juga menyukai