Anda di halaman 1dari 27

* REFLEKSI KASUS

“Low Back Pain”

DOKTER PEMBIMBING :
dr. IsnaniahSp.S

Nur Asia
N 111 18 044
*Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Usia : 54Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 26 juni 2019
*Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri punggung

Riwayat penyakit sekarang


Pasien laki laki berumur 54 tahun masuk ke rumah sakit dengan
keluhan nyeri punggung yang dirasakan sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien merasakan nyeri menjalar sampai ke kedua paha.
Nyeri biasa muncul pada saat pasien duduk lama berdiri dan
berjalan. Pasien mengaku meredakan nyeri dengan posisi baring
di tempat yang datar. Sakit kepala (-) pusing (-) mual (-) muntah
(-) BAK (+) dan BAB (+) lancar dan biasa
*Anamnesis
 Riwayat Penyakit Terdahulu :
-Riwayat trauma (+) jatuh dari tempat tidur
-Riwayat DM (-)
-Riwayat Hipertensi (+) tidak terkontrol

 Riwayat penyakit keluarga : belum pernah


merasakan hal yang serupa

 Riwayat sosial ekonomi : Menengah ke atas

 Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan: seorang kasir


dirumah makan miliknya
*PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesan : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi : Cukup
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Suhu : 36,7 °C
Pernafasan: : 22x / menit
*PEMERIKSAAN FISIK
Toraks
Inspeksi: Simetris bilateral
Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan
Paru-paru
Perkusi : Sonor (+) di kedua lapang paru
Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), Rhonki (-)/(-), Wheezing
(-)/(-)
Jantung
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bj I/II murni, reguler
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
perkusi : Tympani,
Palpasi : nyeri tekan (-)
* PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

GCS : E4 V5 M6

Kepala
Posisi : Central
Penonjolan : (-)
Bentuk/ Ukuran : Normocephali
Nervus Cranialis *
a. N I: PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Penghidu : Normosmia
b. N II:
Ketajaman Penglihatan : (6/6) OD, (6/6) OS
Lapangan penglihatan : (Normal) OD, (Normal) OS

c. N III, IV, VI:


Ptosis : -/-
Posisi bola mata : Central
Nystagmus : -/-
Pupil
Lebarnya : ± 2.5 mm, bulat/ ± 2.5 mm,bulat
Isokor / anisokor : Isokor
Refleks cahaya langsung : +/+
Refleks cahaya tak langsung : +/+
* PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
d. N V
Sensibilitas
NV1 : ++/++
NV2 : ++/++
NV3 : ++/++
Motorik : ++/++
Reflex Cornea : ++/++
e. N VII
Motorik
Dahi : ++/+
Tutup Mata : ++/+
Bibir : ++/+
Sensorik
2/3 lidah bagian depan : ++

f. N VIII
Pendengaran : ++
Fungsi vestibularis : TDP
* PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
f. N IX / X
Inpeksi posisi arcus pharynx : Simetris
Reflex telan : DBN
Reflex muntah : DBN
Sensorik 1/3 lidah bagian depan : TDP

g. N.XI
Memalingkan kepala dengan tahanan: DBN
Angkat Bahu : DBN

h. N XII
Lidah Deviasi : -
Fassikulasi : -
Atropi :-
Superior Inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Motorik        
Pergerakan Bebas bebas Terbatas Bebas
Kekuatan 5 5 4 4
Tonus Otot N N
Bentuk Otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Laseque + -
Patric - -
konttrapatric - -

Refleks fisiologis        
Biceps ++ ++ KPR: ++ KPR: ++
Triceps ++ ++ APR: ++ APR: ++
Radius TDP TDP
Ulna TDP TDP

Refleks Patologis     Babinski : - Babinski : -


Hoffman - - Chaddock: - Chaddock: -
Tromner - - Gordon: - Gordon: -
Schaefer: - Schaefer: -
Oppenheim: - Oppenheim: -
*PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
SENSIBILITAS Superior Inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Ekstroseptif        
Nyeri (+) (+) (+) (+)
Suhu tdp tdp tdp tdp
Rasa raba halus (+) (+) (+) (+)

Proprioseptif        
Rasa sikap tdp tdp tdp tdp
Rasa nyeri dalam tdp tdp tdp tdp

Fungsi Kortikal        
Rasa diskriminasi tdp tdp tdp tdp
Stereognosis tdp tdp tdp tdp
* PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pergerakan abnormal yang spontan : -
Gangguan koordinasi
o Tes jari hidung : DBN
o Tes pronasi-supinasi : DBN
o Tes tumit : tdp
o Tes pegang jari : DBN
Gangguan keseimbangan
o Tes Romberg : tdp
Meningeal sign
o Kaku kuduk : (-)
o Kernig sign : (-)
* RESUME
Pasien laki-laki berumur 54 tahun masuk kerumah sakit
dengan keluhan nyeri pinggan yang dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien merasakan nyeri menjalar sampai ke dua
paha. Nyeri biasa muncul saat pasien duduk lama berdiri dan
berjalan . Pasien mengaku meredahkan nyeri dengan posisi
berbaring ditempat yang datar . Cephalgia (-) dizziness (-)
nausea (-) vomitus (-) miksi (+) defekasi (+) lancer dan biasa .
Riwayat trauma (+) dan hipertensi (+) tidak terkontrol .
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
140 /100 mmHg nadi 76x /menit suhu 36.7 C respirasi 20x
/menit. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan GCS
E4V5M6. Test laseque (+) test Patrick (-) test kontrapatrick (-)
* Diagnosis
- diagnose klinis
Low back pain
- Diagnosa topis
Lumbarsacral vertebra
-Diagnosa etiologi
Hernia Nukleus pulposus
* Diagnosis Banding
- Spondylolithesis
- Spondylolysis
- Fraktur kompresi vertebra
* Terapi
- Ivfd RL 20 TPM
- Meloxicam 7.5 mg 2 x1 (NSAID)
- Diazepam 1 mg 1x1 (Benzodiazepine)
- Paracetamol 500 mg 2x1 (Analgetik)
- Bed rest di tempat tidur yang datar
- fisioterapi
Definisi LBP

Low Back Pain adalah nyeri pada daerah punggung bawah yang
berkaitan dengan masalah vertebra lumbar, diskus intervertebralis,
ligamentum diantara tulang belakang dengan diskus, medula
spinalis, dan saraf otot punggung bawah, organ internal pada pelvis
dan abdomen atau kulit yang menutupi area lumbar
Etiologi LBP

• Proses degeneratif, seperi spondilosis, HNP, stenosis spinalis, dan osteoartritis.


• Penyakit inflamasi, seperti rheumatoid artritis yang sering timbul sebagain
penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara
serentak keluhan sakit punggung dan pinggang yang sifatnya pegal, kaku
• Osteoporosis, pada orang tua terutama menyerang kaum wanita. Kelainan
kongenital, yang diperlihatkan foto rontgen polos dari vertebra lumbosakralis
sering dianggap sebagai penyebab LBP.dan dapat menyerupai HNP.
• Gangguan sirkulasi, seperti aneurisma aorta abdominalis dapat menyebabkan
LBP yang hebat. Gangguan sirkulasi lain seperti trombosis aorta terminalis,
dengan gejala nyeri yang menjalar sampai bokong, belakang paha dan tungkai
kedua sisi
• Tumor, dapat berupa tumor jinak seperti osteoma, Paget’s disease,
osteoblastoma, hemangioma, neurioma, meningioma, atau tumor ganas seperti
mieloma multipel, maupun sekunder
• Infeksi akut, yang disebkam oleh kuman piogenik seperti streptococcus atau
staphylococcus, atau infeksi kronik seperti spondilitis tuberkulosis dan
osteomyelitis
• Psikoneuritik, seperti histeria, depresi, malingering
Tanda dan gejala LBP

• Nyeri terjadi secara intermitten atau terputus-putus.


• Sifat nyeri tajam karena dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang
bisa meringankan ataupun memperberat keluhan.
• Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk
setelah digunakan beraktivitas.
• Tidak ditemukan tanda-tanda radang seperti panas, warna
kemerahan ataupun pembengkakan.
• Terkadang nyeri menjalar ke bagian pantat atau paha.
• Dapat terjadi morning stiffness.
• Nyeri bertambah hebat bila bergerak ekstensi, fleksi, rotasi,
berdiri, berjalan maupun duduk.
• Nyeri berkurang bila berbaring
Klasifikasi LBP

• LBP akut
• LBP Kronis
• Low Back Pain Spondilogenik
• Low Back Pain Viserogenik
• Low Back Pain Vaskulogenik
• Low Back Pain Psikogenik
Pemeriksaan neurologis untuk diagnose LBP

 Laseque test di lakukam dengan posisi berbaring dan kedua kaki di


luruskan . lakukan pemeriksaan pada kedua kaki secara bergantian dengan
cara mengangkat kaki dalam keadaan lurus . jika terasa nyeri yang
menjalar ke daerah lututpada sudut 70 derajat di simpulkan bahwa
terdapat kelaianan persaraf L4-S1

 Patrick test , pada test ini pasien berbaring , tumit dari kaki yang satu di
letakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain . setelah ini di lakukan
penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar . nila timbul rasa
nyeri maka hal ini berarti ada suasu sebab yang non neurogenik misalnya
coxitis.

 Kontra Patrick test di lakukan dengan memposiskan fleksi pada salah satu
sendi lutut dan sendi pamggul kemudian lutut di dorong kemedial . apabla
sendi pada sacro iliaca ada kelainan maka akan terasa sakit.
Terapi LBP

MEDIKAMENTOSA
Terdapat dua jenis obat-obatan bebas yang disarankan untuk mengurangi
nyeri punggung bawah, yaitu :

 Asetaminofen
kemungkinan merupakan obat bebas yang paling efektif untuk nyeri
punggung bawahdengan efek samping yang paling sedikit. Dosis sebesar
1000 mg asetaminofen dapat dikonsumsi setiap empat jam sekali,
dengan dosis maksimal 4000 mg per 24 jam
 
 Obat-obatan anti inflamasi non steroid (OAINS)
Ibuprofen (misalnya Advil, Nuprin, Motrin) Dosis yang dianjurkan adalah
400 mg setiap delapan jam.

 Obat anti nyeri narkotika


kodein (misalnya Tylenol) propoksifen (misalnya Darvocet) hidrokodon
(misalnya. Vicodin) oksikodon (misalnya Percocet, Oxycontin)
 Relaksan otot

Tersedia beberapa obat-obatan yang sering digunakan untuk mengobati


nyeri punggung bawah: Carisoprodol (Soma), Cyclobenzaprine (Flexeril).
Diazepam (Valium) Penggunaan Valium biasanya dibatasi selama satu
atau dua minggu, dengan dosis tipikal 5-10mg setiap enam jam untuk
mengurangi rasa nyeri yang berkaitan dengan spasme otot.

 Obat-obat Antidepressant
Golongan trisiklik (Amitriptilin, Nortriptilin, dan Imipramin) diberikan
dengan dosis yang lebih rendah sebagai sedative untuk membantu pasien
yang memiliki kesulitan tidur. (SSRI). Serotonin merupakan neurotransmitter
otak yang mempengaruhi mood. Contoh SSRI adalah Prozac, Paxil,Zoloft, dan
Wellbutrin.

 Obat-obatan anti kejang (obat-obatan neuroleptik)


Gabapentin (Neurontin) yang sering diresepkan dengan dosis 300-400mg tiga
kali sehari. Efek samping berupa rasa lelah, pusing, dan mual.

 Obat-obatan osteoporosis
obat yang dikenal baik dalam penatalaksanaan osteoporosis adalah
alendronat (misalnya Fosamax), kalsitonin (misalnya Miacalcin).
Pencegahan LBP

Low back pain dikatagorikan sebagai akut (kurang dari 12 minggu), sub akut (6-
12 minggu) dan kronik (lebih dari 12 minggu )

Pencegahan Primer
• Lakukan aktivitas yang cukup yang tidak terlalu berat
• Selalu duduk dalam posisi yang tepat.Duduk harus tegap, sandaran tempat
duduk harus tegak lurus, tidak boleh melengkung.
• Jangan terlalu lama duduk. Untuk orang normal, cukup satu setengah jam
hingga dua jam. Setelah itu, sebaiknya berdiri dan lakukan peregangan
dan duduk lagi lima menit kemudian.
• Jika tidur, pilih tempat tidur yang baik, misalnya yang memiliki
matras (kasur) yang kuat (firm), sehingga posisi tidur tidak
melengkung.
• Lakukan olah raga teratur. Pilih olah raga yang berfungsi menguatkan
otot-otot perut dan tulang belakang, misalnya sit up
• Berjalan rileks dengan sikap tubuh tegak.
• Jangan mengangkat dengan membungkuk.
• Jaga nutrisi dan diet yang tepat untuk mengurangi dan mencegah
berat badan berlebihan, terutama lemak di sekitar pinggang.
 
 
Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menghindarkan komplikasi


dan mengurangi ketidak mampuan pada orang yang telah sakit.
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi
penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang cepat dan
tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai