Anda di halaman 1dari 52

Gout Arthritis

Oleh : Faqih Sulton

Pembimbing
dr. Natsir Akil, Sp. PD(K)R

Pendamping
dr. Jahja Budi S.
dr. Happy Indra
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama Penderita : Tn. I N
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 53 tahun
MRS tanggal : 14/8/2019
Tanggal Pemeriksaan : 15/8/2019
Anamnesis : Autoanamnesis
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri kedua lutut
Riwayat Penyakit Sekarang
•Nyeri kedua lutut sejak 5 hari yang lalu, bertambah berat sejak 3 hari.
•Nyeri dirasakan seperti ditusuk- tusuk, hilang timbul, dan tidak
menjalar, hanya pada lutut. Nyeri dirasakan terutama bila berganti
posisi (dari duduk ke berdiri dan dari berdiri ke duduk). Nyeri
berkurang bila pasien beristirahat dan minum obat penghilang nyeri
(meloksikam).
•Lutut kiri bengkak, pasien mendengar ada bunyi “krek” pada lutut
saat akan mulai berjalan atau saat digerakkan.
•Pasien kadang mengalami kaku pada pagi hari kurang dari 5 menit.
•Riwayat trauma pada lutut tidak ada.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
•Nyeri di kedua lutut sejak 3 tahun terakhir yang hilang
timbul. Terakhir nyeri timbul 6 bulan yang lalu. Membaik
dengan mengkonsumsi obat penghilang nyeri.
•Asam urat sejak 3 tahun tidak terkontrol.
•Maag atau asam lambung disangkal.
•Hipertensi dan DM disangkal.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga
•Tidak ada
Riwayat Kebiasaan
•Penderita merupakan pegawai di perusahaan swasta,
perkerjaan sehari-hari di kantor dan naik turun tangga.
Olahraga tidak rutin. Kebiasaan merokok tidak ada,
mengkonsumsi alcohol tidak ada.
Riwayat Psikologis
•Penderita merasa cemas dengan penyakit yang di derita
karena penderita takut penyakitnya bertambah parah, tidak
dapat disembuhkan dan memperhambat perkerjaan sehari-
hari.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
•Kondisi umum : Sakit Sedang Kesadaran: CM
•BB= 85 kg TB= 170 cm
•IMT=29,41 kg/m2 (obesitas kelas 1)
Tanda Vital:
•Tensi: 128/80 mmHg
•Nadi : 88 kali/ menit (Reguler, kuat angkat)
•RR : 20 kali/ menit (Thoracoabdominal)
•Suhu : 36oC (axilla)
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Konjungtiva anemis ( - ), sklera ikterik ( - ),
pupil bulat isokor diameter 2 mm kiri = 2 mm kanan,
reflex cahaya ( +/+)
• Leher : pembesaran KGB ( - )
• Thoraks : Simetris, retraksi ( - )
Cor : Bising ( - )
Pulmo : Ronkhi ( -/- ) Wheezing ( -/-)
• Abdomen : Datar, lemas, bunyi usus ( + ) normal
Hepar/Lien : Tidak teraba
• Ekstremitas : Akral hangat , CRT <2 detik, podagra (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis Regio Genu
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis Regio Genu
•Inspeksi : Deformitas (-/-) , kemerahan (-/-), atrofi (-/-),
edema (-/+)
•Palpasi : Teraba hangat (-/-), Krepitasi (+/+), nyeri tekan
(+/+)
•Movement: Nyeri gerak (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Foto Rontgen Knee Bilateral :
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Foto Rontgen Knee Bilateral :
•Alignment baik, tidak tampak dislokasi
•Tidak tampak fraktur maupun destruksi tulang
•Osteofit osteofit pada condilus medialis, lateralis distal
femur, proksimal tibia dan patella kanan dan kiri
•Sela sendi patellofemoral dan tibiofemoral kanan dan
kiri sempit
•Soft tissue : kalsifikasi pada soft tissue di posterior knee
sinistra
Kesan : Osteoarthritis Knee Joint Bilateral (Grade 3)
Diagnosis
Diagnosis Utama : Gout Arthritis Stadium Akut
Diagnosis Sekunder : Osteoarthritis Genue Billateral
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan di IGD
•Inj. Santagesic 1 amp/IV
•Inj. Rativol 3x1 amp/IV
•Glukosamin 3x1 tab/PO
•Diet rendah purin, garam, kalium, dan protein 1 gr/ kgBB/
hari
Penatalaksanaan Sp.PD
•Lameson tab 3 x 8 mg po
•Ar Gout tab 1 x 1 po
•Inj. Rativol 3x1 amp/IV stop
•Glukosamin 3x1 tab/PO stop
Follow up
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Perawatan Hari I P:
S: nyeri pada sendi kedua lutut dan kaki (+), Demam (-), -Inj. Santagesic 1 amp/IV
nyeri ulu hati (-). -Inj. Rativol 3x1 amp/IV
BAK : Lancar kesan normal berwarna kuning jernih -Glukosamin 3x1 tab/PO
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi lunak. -Diet rendah purin,
H-1 di IGD O: Sakit sedang/CM garam, kalium, dan
14/8/2019 08.45 Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis(-) protein 1 gr/ kgBB/ hari
TD:128/80 mmHg Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-)
N: 88x/menit Cor: BJ I/II tunggal reguler  
RR:20x/menit Abd: Soefl, NT epigastrik (-), Bising usus (+) N  
T: 36°C
  Ext:  
Status Lokalis Regio Genu  
 
 
Inspeksi : Deformitas (-/-), kemerahan (-/-), atrofi (-/-),
edema (-/+)
Palpasi : Teraba hangat (-/-), Krepitasi (+/ +), nyeri
tekan (+/+)
Movement: Nyeri gerak (+/+)
A: Gout Arthritis Eksaserbasi Akut
+ Osteoarthritis Genue Billateral
Follow up
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Perawatan Hari I P:
S: nyeri pada sendi kedua lutut dan kaki (+), Demam (-), •Lameson tab 3 x 8 mg po
nyeri ulu hati (-). •Ar Gout tab 1 x 1 po
BAK : Lancar kesan normal berwarna kuning jernih •Diet rendah purin, garam,
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi lunak. kalium, dan protein 1 gr/
H-1 di Ruangan O: Sakit sedang/CM kgBB/ hari
14/8/2019 Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis(-)
 
TD:130/89 mmHg Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-)
N: 82x/menit  
Cor: BJ I/II tunggal reguler
RR:20x/menit Abd: Soefl, NT epigastrik (-), Bising usus (+) N  
T: 36°C
Ext:  
 
Status Lokalis Regio Genu
  Inspeksi : Deformitas (-/-), kemerahan (-/-), atrofi
  (-/-), edema (-/+)
Palpasi : Teraba hangat (-/-), Krepitasi (+/ +), nyeri
tekan (+/+)
Movement : Nyeri gerak (+/+)
A: Gout Arthritis Eksaserbasi Akut
+ Osteoarthritis Genue Billateral
Follow up
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Perawatan Hari 2 P:
S: nyeri pada sendi kedua lutut dan kaki (+) berkurang, •Lameson tab 3 x 8 mg po
demam (-), nyeri ulu hati (-) •Ar Gout tab 1 x 1 po
BAK : Lancar kesan normal berwarna kuning jernih •Diet rendah purin, garam,
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi lunak. kalium, dan protein 1 gr/
H-2 di Ruangan O: Sakit sedang/CM kgBB/ hari
15/8/2019 Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis(-)
 
TD:130/84 mmHg Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-)
N: 76x/menit  
Cor: BJ I/II tunggal reguler
RR:20x/menit Abd: Soefl, NT epigastrik (-), Bising usus (+) N  
T: 36°C
Ext:  
 
Status Lokalis Regio Genu
  Inspeksi : Deformitas (-/-), kemerahan (-/-), atrofi
  (-/-), edema (-/+)
Palpasi : Teraba hangat (-/-), Krepitasi (+/ +), nyeri
tekan (+/+)
Movement : Nyeri gerak (+/+)
A: Gout Arthritis Eksaserbasi Akut
+ Osteoarthritis Genue Billateral
Follow up
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Perawatan Hari 3 P:
S: nyeri pada sendi kedua lutut dan kaki (+) berkurang, •Lameson tab 3 x 8 mg po
BAK : Lancar kesan normal berwarna kuning jernih •Ar Gout tab 1 x 1 po
BAB : Biasa, warna kuning konsistensi lunak. •Diet rendah purin, garam,
O: Sakit sedang/CM kalium, dan protein 1 gr/
H-3 di Ruangan Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis(-) kgBB/ hari
16/8/2019 Thorax: Rh (-/-), Wh (-/-) •KRS
TD:125/85 mmHg Cor: BJ I/II tunggal reguler
N: 74x/menit Abd: Soefl, NT epigastrik (-), Bising usus (+) N Obat pulang
RR:20x/menit Ext:
•Lameson tab 3 x 8 mg po
T: 36°C
Status Lokalis Regio Genu •Ar Gout tab 1 x 1 po
Inspeksi : Deformitas (-/-), kemerahan (-/-), atrofi •Feburic tab 80 mg 0-0-1/2
(-/-), edema (-/+) po
Palpasi : Teraba hangat (-/-), Krepitasi (+/ +), nyeri •Afamed tab 320 mg 1-0-0
tekan (+/+) po 
Movement : Nyeri gerak (+/+)
A: Gout Arthritis Eksaserbasi Akut
+ Osteoarthritis Genue Billateral
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Gout merupakan penyakit progresif akibat deposisi
kristal monosodium urat (MSU) di sendi, ginjal, dan
jaringan ikat lainnya sebagai akibat dari hiperurisemia
yang berlangsung kronik.
• Gangguan metabolisme yang mendasarkan artritis
gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai
peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl untuk pria
dan 6,0 ml/dl untuk wanita.
Epidemiologi
• Gout mengenai 1−2% populasi dewasa, dan
merupakan kasus artritis inflamasi terbanyak pada
pria.
• Prevalensi penyakit gout diperkirakan antara 13.6 per
1000 pria dan 6.4 per 1000 wanita. Prevalensi gout
meningkat sesuai umur dengan rerata 7% pada pria
umur >75 tahun dan 3% pada wanita umur >85 tahun.
• Penelitian di Indonesia menunjukkan prevalensi
hiperurisemia di Bali 14.5%, sementara penelitian di
pulau Minahasa Utara didapatkan prevalensi gout
sebesar 29.2%.
Etiologi
Usia
•Perkembangan artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih
banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita.
•Namun angka kejadian artritis gout menjadi sama
antara kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun.
•Prevalensi artritis gout pada pria meningkat dengan
bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75
dan 84 tahun
Jenis kelamin
•Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout
setelah menopause
Etiologi
Riwayat medikasi
•Penggunaan obat diuretik
•Aspirin
•Pirazinamid, etambutol, dan niasin
Obesitas
•Resiko sangat rendah untuk pria dengan indeks massa
tubuh antara 21 dan 22.
•Meningkat 3 kali lipat untuk pria yang indeks massa
tubuh 35 atau lebih besar
Konsumsi purin dan alkohol
Patologi
• Histopatologis dari tofus menunjukkan granuloma
dikelilingi oleh butir kristal monosodium urat (MSU).
• Erosi kartilago dan korteks tulang terjadi di sekitar tofus.
• Kristal dalam tofus berbentuk jarum (needle shape) dan
sering membentuk kelompok kecil secara radier
• Komponen lain adalah lipid glikosaminoglikan dan plasma
protein. Cairan sendi juga mengandung kristal
monosodium urat monohidrat pada 95% kasus.
• Pada cairan aspirasi dari sendi pada saat inflamasi akut
akan ditemukan banyak kristal di dalam lekosit. Hal ini
disebabkan karena terjadi proses fagositosis.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis artritis gout terdiri dari
•Artritis gout asimptomatik
•Artritis gout akut
•Interkritikal gout
•Gout menahun dengan tofus
Diagnosis
Penatalaksanaan
• Tujuan pengobatan untuk mengurangi rasa nyeri,
mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
terjadinya kelumpuhan.
• Prinsip umum pengelolaan hiperurisemia dan gout
1. Edukasi.
2. Modifikasi gaya hidup seperti menurunkan berat badan
hingga ideal, menghindari alkohol dan diet rendah
purin.
3. Anamnesis dan pemeriksaan penapisan untuk penyakit
komorbid.
Penatalaksanaan
• Hiperurisemia tanpa gejala klinis
Rekomendasi :
1. Pilihan tata laksana yang paling disarankan adalah
modifikasi gaya hidup.
2. Pemberian obat penurun asam urat tidak dianjurkan
secara rutin dengan pertimbangan risiko dan
efektifitas obat penurun asam urat.
Penatalaksanaan
• Hiperurisemia tanpa gejala klinis
Rekomendasi dari Japan Society for Nucleic Acid
Metabolism, menganjurkan pemberian obat penurun
asam urat pada pasien hiperurisemia asimptomatik
dengan kadar urat serum >9 atau kadar asam urat
serum >8 dengan faktor risiko kardiovaskular
(gangguan ginjal, hipertensi, diabetes melitus, dan
penyakit jantung iskemik).
Penatalaksanaan
• Gout Akut
Serangan gout akut dapat dipicu oleh:
1. Perubahan kadar asam urat mendadak. Dipicu oleh konsumsi
makanan atau minuman tinggi purin. Sementara penurunan
mendadak kadar asam urat serum dapat terjadi pada awal terapi
obat penurun asam urat.
2. Obat-obat yang meningkatkan kadar asam urat serum, seperti:
antihipertensi golongan thiazide dan loop diuretic, heparin
intravena, siklosporin.
3. Kondisi lain seperti trauma, operasi dan perdarahan (penurunan
volume intravaskular), dehidrasi, infeksi, dan pajanan kontras
radiografi.
Penatalaksanaan
• Gout Akut
Rekomendasi pengelolaan gout akut
1. Serangan gout akut harus ditangani secepatnya. Evaluasi
adanya kontraindikasi sebelum pemberian terapi.
2. Pilihan terapi gout akut dengan onset <12 jam adalah
kolkisin (dosis awal 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg).
Terapi pilihan lain diantaranya: OAINS, kortikosteroid
oral dan/atau bila dibutuhkan aspirasi sendi dilanjutkan
injeksi kortikosteroid. Perhatikan kontraindikasi terapi
sebelum diberikan.
Penatalaksanaan
• Gout Akut
Rekomendasi pengelolaan gout akut
3. Pemberian obat penurun asam urat tidak dianjurkan pada
terapi serangan gout akut, namun dilanjutkan pada pasien
yang sudah mengonsumsi obat tersebut secara rutin.
4. Pada penyakit komorbid:
• Hipertensi: pertimbangkan untuk mengganti terapi
antihipertensi golongan thiazide atau loop diuretik.
• Dislipidemia: pertimbangkan untuk memulai terapi statin
atau fenofibrat.
Penatalaksanaan
• Fase Interkritikal dan Gout Kronis
Rekomendasi pengelolaan gout fase interkritikal dan gout kronis
1. Terapi pencegahan serangan gout akut diberikan selama 6
bulan sejak awal pemberian terapi penurun kadar asam urat,
dengan kolkisin 0.5−1 mg/hari atau OAINS dosis rendah pada
pasien yang mengalami intoleransi atau kontraindikasi kolkisin.
2. Kadar asam urat serum harus dimonitor dan dijaga agar <6
mg/dL. Pada pasien dengan gout berat (terdapat tofi, artropati
kronis, sering terjadi serangan artritis gout) target kadar asam
urat serum diupayakan sampai <5 mg/dL untuk melarutkan
Kristal monosodium urat.
Penatalaksanaan
• Fase Interkritikal dan Gout Kronis
Rekomendasi pengelolaan gout fase interkritikal dan gout kronis
3. Semua pilihan obat untuk menurunkan kadar serum asam urat
dimulai dengan dosis rendah dan titrasi dosis meningkat sampai
tercapai kadar asam urat <6 mg/dL dan bertahan sepanjang hidup.
4. Terapi penurun asam urat yang dapat diberikan yaitu alopurinol
(100-900 mg/hari), probenecid (1-2 g/hari), febuxostat (80-120
mg/hari).
5. Gout kronis dengan tofi dan kualitas hidup buruk, bila terapi
penurun kadar asam urat tidak mencapai target dapat diberikan
kombinasi inhibitor xantin oksidase dan obat urikosurik atau
diganti dengan peglotikase.
Penatalaksanaan
• Gout Pada Pasien Gangguan Fungsi Ginjal
Rekomendasi pengelolaan gout akut pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal
1. Serangan gout akut pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal dapat diberikan kortikosteroid oral atau injeksi
intraartikular.
2. Kolkisin dosis rendah (0.5 mg 1x/hari) dapat dipertimbangkan
bila bersihan kreatinin masih >50 ml/menit.
3. Analgesia golongan opioid dapat ditambahkan bila pasien
masih nyeri.
Penatalaksanaan
• Gout Pada Pasien Gangguan Fungsi Ginjal
Rekomendasi pengelolaan gout kronis pada pasien gangguan
fungsi ginjal
1. Pada gangguan fungsi ginjal pemberian alopurinol dimulai 100
mg/hari dan dosis dititrasi sampai target kadar asam urat
serum <6 mg/dL. Pasien dengan penyakit ginjal kronis
stadium 3−5 dibutuhkan penyesuaian dosis pemeliharaan
alopurinol.
2. Pada gangguan fungsi ginjal dengan bersihan kreatinin >30
ml/menit, pemberian febuxostat tidak perlu penyesuaian
dosis.
Penatalaksanaan
• Gout Pada Pasien Gangguan Fungsi Ginjal
Rekomendasi pengelolaan gout kronis pada pasien gangguan
fungsi ginjal
3. Pemberian profilaksis kolkisin pada pasien yang memiliki
bersihan kreatinin >60 ml/menit/1.73 m2 tidak perlu
penyesuaian dosis. Pada pasien dengan bersihan kreatinin
<60 ml/menit, dosis obat diberikan sesuai dengan bersihan
kreatinin.
Penatalaksanaan
• Gout Pada Pasien Gangguan Fungsi Ginjal
Penyesuaian dosis alopurinol dengan bersihan kreatinin
Penatalaksanaan
PERUBAHAN GAYA HIDUP
Rekomendasi Perubahan Gaya Hidup
1.Pasien yang overweight harus melakukan modifikasi pola
makan untuk memiliki berat badan ideal.
2.Hindari makanan tinggi purin.
3.Pasien harus terhidrasi dengan baik dengan minum air >2 liter
per hari.
4.Latihan fisik sedang harus dimasukkan dalam upaya
penanganan pasien gout, namun latihan yang berlebihan dan
berisiko trauma sendi wajib dihindari.
Penatalaksanaan
PERUBAHAN GAYA HIDUP
1.Diet
Penatalaksanaan
PERUBAHAN GAYA HIDUP
2. Latihan Fisik
Latihan fisik dilakukan secara rutin 3−5 kali seminggu
selama 30−60 menit. Olahraga meliputi latihan kekuatan otot,
fleksibilitas otot dan sendi, dan ketahanan kardiovaskular.
Olahraga bertujuan untuk menjaga berat badan ideal dan
menghindari terjadinya gangguan metabolisme yang menjadi
komorbid gout. Namun, latihan yang berlebihan dan berisiko
trauma sendi wajib dihindari.
3. Lain-lain
Disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Komplikasi
Komplikasi dari artritis gout meliputi
1.Severe degenerative arthritis
2.Infeksi sekunder
3.Batu ginjal
4.Fraktur pada sendi
Prognosis
1. Prognosis penyakit artritis gout merupakan
prognosis penyakit yang menyertainya.
2. Artritis gout yang diterapi lebih dini dan benar akan
membawa prognosis yang baik jika kepatuhan
penderita terhadap pengobatan juga baik.
PEMBAHASAN
Kasus Teori

Anamnesis

Identitas Etiologi
Nama Penderita : Tn. I N Usia
Jenis Kelamin : Laki-laki • Perkembangan artritis gout sebelum usia 30
Usia : 53 tahun tahun lebih banyak terjadi pada pria
MRS tanggal : 14/8/2019 dibandingkan wanita.
Tanggal Pemeriksaan : 15/8/2019 • Namun angka kejadian artritis gout menjadi
sama antara kedua jenis kelamin setelah
usia 60 tahun.
Keluhan Utama : Nyeri kedua lutut
• Prevalensi artritis gout pada pria meningkat
Riwayat Penyakit Sekarang dengan bertambahnya usia dan mencapai
• Nyeri kedua lutut sejak 5 hari yang lalu, puncak antara usia 75 dan 84 tahun
bertambah berat sejak 3 hari.
Jenis kelamin
• Nyeri dirasakan seperti ditusuk- tusuk, • Wanita mengalami peningkatan resiko
hilang timbul, dan tidak menjalar, hanya artritis gout setelah menopause.
pada lutut. Nyeri dirasakan terutama Riwayat medikasi
bila berganti posisi (dari duduk ke • Penggunaan obat diuretik
berdiri dan dari berdiri ke duduk). Nyeri
• Aspirin
berkurang bila pasien beristirahat dan
• Pirazinamid, etambutol, dan niasin
minum obat penghilang nyeri
Obesitas
(meloksikam).
• Resiko sangat rendah untuk pria dengan
• Lutut kiri bengkak, pasien mendengar indeks massa tubuh antara 21 dan 22.
ada bunyi “krek” pada lutut saat akan
• Meningkat 3 kali lipat untuk pria yang
mulai berjalan atau saat digerakkan.
indeks massa tubuh 35 atau lebih besar
• Pasien kadang mengalami kaku pada
Konsumsi purin dan alkohol
pagi hari kurang dari 5 menit.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Nyeri di kedua lutut sejak 3 tahun terakhir yang hilang timbul. Terakhir nyeri timbul 6
bulan yang lalu. Membaik dengan mengkonsumsi obat penghilang nyeri.
• Asam urat sejak 3 tahun tidak terkontrol.
• Maag atau asam lambung disangkal.
• Hipertensi dan DM disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada
Riwayat Kebiasaan
• Penderita merupakan pegawai di perusahaan swasta, perkerjaan sehari-hari di kantor dan
naik turun tangga. Olahraga tidak rutin. Kebiasaan merokok tidak ada, mengkonsumsi
alcohol tidak ada.
Riwayat Psikologis
Penderita merasa cemas dengan penyakit yang di derita karena penderita takut penyakitnya
bertambah parah, tidak dapat disembuhkan dan memperhambat perkerjaan sehari-hari.

PEMBAHASAN
PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik

• Kondisi umum : Sakit Sedang Stadium Artritis gout


• Kesadaran: CM
• BB= 85 kg TB= 170 cm
Artritis gout asimptomatik
• IMT=29,41 kg/m2 (obesitas kelas 1)
Tanda Vital: Stadium akut
• Tensi : 128/80 mmHg  Timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
• Nadi : 88 kali/ menit  Pasien tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada
(Reguler, kuat angkat) saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan
• RR : 20 kali/ menit tidak dapat berjalan.
(Thoracoabdominal)  Biasanya bersifat monoartikuler dengan
• Suhu : 36oC (axilla) keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa
hangat, merah dengan gejala sistemik
Status Generalis berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
• Kepala : Konjungtiva anemis ( - ), Stadium interkritikal
sklera ikterik ( - ), pupil bulat isokor  Merupakan kelanjutan stadium akut dimana
diameter 2 mm kiri = 2 mm kanan, terjadi periode interkritik asimptomatik.
reflex cahaya ( +/+) Stadium gout menahun
• Leher : pembesaran KGB ( - )
 Umumnya pada pasien yang mengobati
• Thoraks : Simetris, retraksi ( - ) sendiri sehingga dalam waktu lama tidak
Cor : Bising ( - ) berobat secara teratur pada dokter.
Pulmo : Ronkhi ( -/- ) Wheezing ( -
 Artritis gout menahun biasanya disertai
/-)
tofus yang banyak dan terdapat
• Abdomen : Datar, lemas, bunyi usus (
poliartikuler.
+ ) normal Hepar/Lien : Tidak teraba
Tofus terbentuk pada masa artritis gout kronis.
• Ekstremitas : Akral hangat , CRT <2
detik, podagra (-/-)
Status Lokalis Regio Genu
• Inspeksi : Deformitas (-/-), kemerahan
(-/-), atrofi (-/-), edema (-/+)
• Palpasi : Teraba hangat (-/-), Krepitasi
(+/+), nyeri tekan (+/+)
• Movement: Nyeri gerak (+/+)
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Penunjang

WBC 12.8 x 103/uL  Hiperurisemia tanpa gejala klinis ditandai


Asam Urat 8,2 mg/dl dengan kadar asam urat serum > 6.8 mg/dl.
 Ditemukan kristal MSU pada cairan sendi atau
Pemeriksaan Foto Rontgen Knee Bilateral :
aspirasi tofi.
• Alignment baik, tidak tampak dislokasi
 Bukti pencitraan deposisi urat pada sendi atau
• Tidak tampak fraktur maupun destruksi
bursa simptomatik: ditemukan double-contour
tulang
sign positif pada ultrasound atau DECT
• Osteofit osteofit pada condilus medialis,
menunjukkan adanya deposisi urat
lateralis distal femur, proksimal tibia dan
patella kanan dan kiri  Bukti pencitraan kerusakan sendi akibat gout:
• Sela sendi patellofemoral dan tibiofemoral radiografi konvensional pada tangan dan/atau
kanan dan kiri sempit kaki menunjukkan minimal 1 erosi
• Soft tissue : kalsifikasi pada soft tissue di
posterior knee sinistra
Kesan : Osteoarthritis Knee Joint
Bilateral (Grade 3)
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Penunjang

WBC 12.8 x 103/uL  Hiperurisemia tanpa gejala klinis ditandai


Asam Urat 8,2 mg/dl dengan kadar asam urat serum > 6.8 mg/dl.
Pemeriksaan Foto Rontgen Knee  Ditemukan kristal MSU pada cairan sendi
Bilateral : atau aspirasi tofi.
• Alignment baik, tidak tampak dislokasi  Bukti pencitraan deposisi urat pada sendi
• Tidak tampak fraktur maupun destruksi atau bursa simptomatik: ditemukan double-
tulang contour sign positif pada ultrasound atau
• Osteofit osteofit pada condilus medialis, DECT menunjukkan adanya deposisi urat
lateralis distal femur, proksimal tibia  Bukti pencitraan kerusakan sendi akibat
dan patella kanan dan kiri gout: radiografi konvensional pada tangan
• Sela sendi patellofemoral dan dan/atau kaki menunjukkan minimal 1 erosi
tibiofemoral kanan dan kiri sempit
• Soft tissue : kalsifikasi pada soft tissue
di posterior knee sinistra
Kesan : Osteoarthritis Knee Joint
Bilateral (Grade 3)
PEMBAHASAN Diagnosis

Diagnosis Utama : Gout Arthritis Stadium Stadium Artritis gout


Akut  Artritis gout asimptomatik
Diagnosis Sekunder : Osteoarthritis Genue  Stadium akut
Billateral  Stadium interkritikal
 Stadium gout menahun dengan Tofi.
Penatalaksanaan

Lameson tab 3 x 8 mg po Rekomendasi pengelolaan gout akut


Ar Gout tab 1 x 1 po 1. Serangan gout akut harus ditangani
Feburic tab 80 mg 0-0-1/2 po secepatnya. Evaluasi adanya kontraindikasi
Afamed tab 320 mg 1-0-0 po sebelum pemberian terapi.
2. Pilihan terapi gout akut dengan onset <12
jam adalah kolkisin (dosis awal 1 mg diikuti
1 jam kemudian 0.5 mg). Terapi pilihan lain
diantaranya: OAINS, kortikosteroid oral
dan/atau bila dibutuhkan aspirasi sendi
dilanjutkan injeksi kortikosteroid.
Perhatikan kontraindikasi terapi sebelum
diberikan.
3. Pemberian obat penurun asam urat tidak
dianjurkan pada terapi serangan gout akut,
namun dilanjutkan pada pasien yang sudah
mengonsumsi obat tersebut secara rutin.
4. Pada penyakit komorbid:
• Hipertensi: pertimbangkan untuk
mengganti terapi antihipertensi golongan
thiazide atau loop diuretik.
• Dislipidemia: pertimbangkan untuk
memulai terapi statin atau fenofibrat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai