Anda di halaman 1dari 10

TPPP

Pembangunan Apartemen Graha Golf ,Surabaya


Pekerjaan Shear Wall
Pekerjaan Kontruksi Beton, Shear wall
 
 

Umum
 

a.    Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus


memenuhi  ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia.
 

Kode-kode dan standar-standar berikut yang dipakai dalam penentuan spesifikasi teknis
 

a. Peraturan beton Bertulang Indonesia berdasarkan SNI 03 2847 : 2013


b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983, NI-18
c. Peraturan beton segar siap pakai sesuai SNI 4433 : 2016
d. Peraturan tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 7392 : 2008
e. Publikasi dari American Society for Testing and Material (ASTM )
Camuran Beton
a. Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau Ready
Mix Concrete dengan mutu beton K 300 . Pelaksana pekerjaan tidak dibenarkan
mencampur beton di site.
b. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah
Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 – 81
a. Pencampuran beton segar dilakukan di batching plan dengan mix desain sesuai
dengan SNI 03 2847 : 2013
c. Agregat  halus atau pasir untuk pekerjaan beton  dan  adukan  harus berbutir
keras, bersih  dari  kotoran-kotoran  dan   zat-zat kimia
organik  dan  anorganik  yang dapat merugikan mutu beton ataupun
baja  tulangan. 
d. Bahan campuran tambahan (Additives) pemakaian bahan tambahan kimiawi
(Concrete admixture / Additives) kecuali yang disebut tegas dalam Gambar
Kerja atau harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm.
sesuai
f. Air dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan  spesi harus bebas
dari zat-zat organik,  anorganik,  asam, garam, dan bahan
alkali  yang  dapat mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau
keawetan beton.
g. Semua bahan yang dipakai dalam Mix Desain beton harus sesuai dengan
SNI 03 – 2487 – 2013
h. Pengujian untuk beton segar yaitu test slump atau test kadar air semen.
i. Sedangkan untuk pengujian kuat tekan dilakukan di laboratorium beton oleh
pihak yang bebas dengan mengambil sample uji beton yang jumlahnya
telah diatur dalam SNI.
j. Hasil test tekan beton yang tidak sesuai akan di laporkan ke pihak
pengawas untuk dialakukan evaluasi kembali.
Bekisting

a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting


dari kayu dan  plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang
tertera dalam gambar.

b. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam


gambar konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata,
teliti dan kokoh.

c. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin


rapat dan adukan tidak merembes keluar.

d. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus


bersih dari kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan
turunnya mutu beton. Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting
benar-benar bersih dan tidak ada genangan air dapat digunakan
kompressor.

e. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan sejauh


mungkin dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas lapangan.

f. Sebelum dilakukan pengecoran harus dilapisi dengan minyak


TULANGAN   

a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan, sambungan,
penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan.  Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam
gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut SNI 03 – 2847 – 2013

b. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau penempatan.  Tidak diperkenankan
membengkokkan tulangan bila sudah ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.

c. Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat yang lepas dari flaky,
millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan atau mengurangi pelekatan dengan beton.

d. Tulangan  harus ditempatkan dengan teliti  pada  posisi  sesuai  rencana dan harus dijaga jarak


antara  tulangan  dan   bekesting untuk mendapatkan tebal  selimut  beton (beton deking) minimal sesuai
persyaratan. Untuk itu Pemborong harus  mempergunakan  penyekat (spacer), dudukan (chairs)  dari balok-
balok beton  dengan mutu  minimal  sama  dengan beton  yang  bersangkutan.  Semua tulangan  harus diikat
dengan baik dan  kokoh  sehingga dijamin  tidak bergeser  pada waktu  pengecoran.  Kawat  pengikat yang
berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam  beton.

e. Khusus  untuk selimut beton, dudukkan harus cukup  kuat dan jaraknya sedemikian hingga
tulangan  tidak  melengkung  dan  beton  penutup tidak kurang dari yang  disyaratkan. Toleransi yang
diperkenankan untuk penyimpangan atau  deviasi terhadap bidang  horizontal  atau vertikal adalah 5 mm.
METODE PELAKSANAAN

Secara garis besar pekerjaan shear wall dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
1. Persiapan
2. Marking atau penentuan titik dan elevasi
3. Pembesian
4. Perakitan bekesting
5. Pengecoran
6. Curing dan perawatan beton
7. Pelepasan bekesting
1. Persiapan   

a. Pesiapan Tenaga kerja, tenaga kerja yang diperlukan adalah


a. Mandor
b. Tukang batu
c. Tukang besi
d. Tukang bekesting
e. Pembantu
f. Surveyor
g. Supervisor lapangan

b. Alat kerja yang dibutuhkan


a. Palu
b. Kunci pas
c. Spidol
d. Meteran
e. Dll

c. Alat perlindung diri


a. Helm
b. Sepatu Safety
c. Rompi
d. Sarung tangan
e. Kaca mata
f. Masker
2 . Penentuan Titik dan Elevasi   

a. Elevasi dan titik Shear wall ditetapkan sesuai gambar kerja, oleh surveyor
lapangan
b. Diperiksa oleh pengawas lapangan

3 . Pembesian   

a. Besi tulangan dipotong dan dirakit diarea khusus fabrikasi besi dan dikerjakan
oleh tukang besi
b. Pemotongan tulangan disesuaikan dengan gambar cutting plan
c. Setelah menjadi potongan, besi diangkat menggunakan Tower Crane ke lokasi
titik Shearwall
d. Tulangan dirangkai diposisi yang sudah di tentukan ( elevasi lantai Basement 2 )
e. Tulangan shearwall elevasi basement 2 disambung pada tulangan Shearwall
Basement 1 dengan overlap min 40 D dan diberi penjangkaran
f. Tulangan diberi beton decking untuk selimut betonnya.
f. Tulangan dibersihkan dari karat
3 . Bekesting
Bekesting menggunakan bekesting system modular frame work atau
bekesting yang dirakit perbagian kemudian dirangkai menjadi satu,
menggunakan clamp dan support .

1. Perakitan bekesting dilakukan di lokasi shaerwall .


2. Bentuk disesuikan dengan gambar kerja ,
3. Bekesting diberi minyak bekesting.
4. Setalah dirakit, bekesting diangkat menggunakan Tower crane
kemudian dipasang dan diberi perkuatan.
5. Didalam bekesting kotoran - kotoran dibersihkan menggunakan
compresor angin
6. Elevasi bekesting diukur kembali oleh surveyor.

3 . Pengecoran
Pengecoran menggunakan alat bantu towercrane dan bucket

1. Setelah bekesting dan pembesian selesai maka, pelaksana meminta


persetujuan dari pengawas lapangan untuk dilakukan pengecoran ,
tujuannya untuk pengecekan ulang oleh pengawas apakah sudah
sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.

Anda mungkin juga menyukai