Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3 :

Dosen Pengampu : Sri Oktavia, 1. Delin Kristia Monica


M. Farm, Apt 2. Fatmi Dwitasari
KERACUNAN MERKURI 3. Hasnul Hidayat
4. Ica Bela Octavia
(IKAN BERMERKURI) 5. Kamelia Ramadhani
YANG MENYEBABKAN 6. Lotinoris Cardo
7. M. Rizky Firdaus
PENYAKIT MINAMATA 8. Poppy Nur Azizah
SEHINGGA 9. Qonita Qotrun Nada Haryan
MENEWASKAN 1.784 10.Rahma Deani Yunardi
11.Ratih Nur Ramadhan
ORANG DIJEPANG 12.Rivaldi Chandra
13.Rizki Meilani
Pendahuluan mengenai kasus
• Warga jepang merupakan nomor satu populasi pemakan
ikan terbanyak. Kebiasaan mengkonsumsi ikan laut
dijepang dapat dikatakan sangat tinggi.
• Namun pada tahun 1956 terjadi wabah keracunan merkuri
yang mematikan hingga melumpuhkan sistem saraf.
Wabah ini dikenal dengan istilah “Minamata”. Nama
minamata diambil dari suatu kota minamata tempat
dimana terjadinya wabah tersebut.
• Penyakit minamata atau sindrom minamata adalah
sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh
keracunan akut air raksa (merkuri).
Pendahuluan mengenai kasus
• Hal ini terjadi akibat cemaran limbah dari suatu
perusahaan batu baterai chisso yang membuang
limbah merkuri mereka ke laut dan meracuni ribuan
ikan. Mereka telah membuang limbah itu sejah tahun
1932-1968.
• Ikan yang telah tercemari oleh racun merkuri inilah
yang dikonsumsi oleh warga jepang.
• Berdasarkan data sebanya 2.265 orang keracunan
merkuri dan sebanyak 1.784 orang meninggal dunia.
Merkuri merupakan bahan berbahaya dan beracun berupa logam berat berbentuk cair,
berwarna putih perak serta mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri merupakan
bahan kimia yang persisten dan bersifat bioakumulatif dalam ekosistem sehingga
memberikan berbagai dampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Merkuri ada pada ikan, kerang atau hewan yang memakan hewan lain yang
terpapar merkuri. Ikan dan kerang adalah sumber utama methylmercury.
Merkuri umumnya digunakan dalam industri, sehingga paparan terhadap
merkuri umum terjadi.

Keracunan merkuri atau raksa terjadi ketika seseorang terpapar merkuri dalam jumlah
tertentu. Racun merkuri umumnya menyerang sistem saraf, saluran pencernaan, dan
ginjal. Keracunan ini bisa terjadi melalui uap yang dihirup, konsumsi makanan tercemar
merkuri, suntikan, dan penyerapan kulit.
Penyebab keracunan merkuri yang paling umum adalah karena konsumsi
berlebihan methylmercury atau merkuri organik, yang terkait dengan konsumsi makanan
laut. Sejumlah kecil merkuri terdapat pada makanan dan produk yang dikonsumsi sehari-
hari.
Terjadinya tragedi Minamata telah memberikan gambaran betapa luasnya dan
beratnya dampak kerusakan akibat pencemaran merkuri terhadap kesehatan
manusia
Sumber pajanan merkuri dapat berasal dari alam, baik sumber primer
(aktivitas gunung berapi, geothermal, dan tanah yang kaya akan
merkuri) maupun sumber sekunder (re-emisi merkuri yang telah
terdeposit sebelumnya di tanah, air, maupun tanaman akibat
perubahan penggunaan lahan) serta akibat aktivitas manusia
(antropogenik).

MEKANISME KERACUNAN MERKURI

Merkuri dapat berikatan dengan beberapa senyawa dalam tubuh yang mengakibatkan
enzim sel dan sistem protein di seluruh tubuh. Oleh karena itu, merkuri dapat
menyebabkan enzim tubuh tidak berfungsi, terhambatnya fungsi transportasi di tubuh,
dan gangguan protein pembentuk tubuh. Garam merkuri juga dapat menyebabkan
kerusakan pada lapisan saluran pencernaan dan ginjal setelah paparan.
PENYEBAB KERACUNAN MERKURI
Penyebab merkuri
elemental :
Merkuri organik dapat ditemukan
• Termometer raksa yang
di:
bocor
• Pembunuh kuman (antiseptik)
• Tambalan gigi perak
seperti mercurochrome merah
• Saklar listrik Merkuri anorganik dapat
• Asap pembakaran batu bara
• Beberapa peralatan ditemukan pada:
• Ikan yang telah memakan
medis • Baterai
bentuk merkuri organik
• Jenis perhiasan tertentu • Laboratorium kimia
• Penambangan emas dan • Disinfektan
Merkuri organik dapat ditemui
ekstraksi emas rumah
dalam 3 bentuk, yakni aryl, alkil
tangga
pendek/methylmercury, dan alkil
• Produk perawatan kulit
panjang.
yang mengandung
merkuri

Dosis aman merkuri antara 2.0 mikrogram


per kg berat badan per hari untuk merkuri
anorganik (dan elemental) dan 1.0 untuk
merkuri organik.
Dampak merkuri terhadap
kesehatan bergantung
pada

Jumlah pajanan merkuri

Lama pajanan

Bentuk pajanan

1. Toksisitas akut berkaitan dengan inhalasi merkuri elemental, atau


tertelannya merkuri anorganik.
2. Toksisitas kronis lebih umum terkait dengan pajanan merkuri
organik. Terlepas dari bentuk kimia merkuri yang terpapar, ginjal dan
syaraf pusat merupakan 2 organ target toksisitas merkuri.
GEJALA
Sistem Target Akut Kronis
Kardiovaskular Hipertensi, jantung berdebar, pingsan Hipertensi, tachycardia

Paru-paru Nafas pendek, pneumonitis, edema,


emfisema, sakit dada pleuritik, batuk,
fibrosis interstitial
Saluran pencernaan Nausea, muntah, sakit perut parah, Konstipasi, diare, generalized
diare, pendarahan di sistem pencernaan distress

Sistem saraf pusat Tremor, gagguan iritabilitas, kelesuan, Tremor, insomnia, rasa malu,
kebingungan, refleks berkurang, hilang ingatan, depresi,
konduksi syaraf, dan gangguan anoreksia, sakit kepala,
pendengaran ataksia, disarthria, berjalan
tidak stabil, gangguan visual
dan vasomotor,

Kulit dan jaringan Inflamasi mukosal (stomatitis) dan Gingivitis, acrodynia,


berkreatin membran keabuan, sakit membran munculnya garis biru tipis di
buccal, kulit terbakar dan mengalami gusi, alopecia
pendarahan, dermatitis, dan ruam kulit
pruritik, alopecia
sistem target Akut Kronis

Hati Meningkatnya enzim serum

Ginjal Oliguria, anuria, hematria, Polyuria, polydipsia,


proteinuria, gagal ginjal albuminuria

Sistem reproduksi Aborsi spontan Aborsi spontan, kerusakan otak


(keterbelakangan, inkoordinasi,
kebutaan,gangguan berbicara,
ketulian, seizures, paralisis)

Otot dan rangka Sakit pinggang Otot melemah, kehilangan massa


otot, tremor, paralisis

Lainnya Demam, menggigil, lidah merasa Kehilangan berat badan, keringat


seperti logam, nafas tidak teratur, gigi berlebihan, ruam, lendir
tanggal berlebihan, sensitif terhadap
cahaya
Pengobatan keracunan merkuri

Khusus untuk pengobatan merkuri yang tertelan

Tindakan awal pada keracunan akut yaitu pemberian oksigen, pemasangan infus,
dan pemantauan gejala jika mungkin dapat dilakukan kumbah atau bilas lambung.
Pemberian arang aktif dan larutan katartik (Hal ini dapat dilakukan bila keracunan
belum lama terjadi) juga bermanfaat pada pasien yang keracunan Merkuri kecuali
alkyl rantai pendek segera lakukan terapi Kelasi. Terapi kelasi dilakukan dengan
cara memasukkan obat dalam infus, Terapi ini bekerja dengan mengikat logam
atau mineral dalam darah untuk kemudian dikeluarkan melalui urin.

Pasien yang keracunan karena menelan merkuri tidak disarankan mengonsumsi


obat yang merangsang muntah karena muntah bisa meningkatkan risiko jaringan
sehat terpapar merkuri. Sedangkan pada kasus keracunan berkepanjangan,
sumber merkuri harus diketahui dan diisolasi dari manusia agar tidak terjadi
kontak.
Pasien yang terhirup atau terpapar
merkuri

Penanganan pertama pada pasien keracunan merkuri adalah dengan


memindahkan pasien dari sumber paparan. Pada saat yang sama, hindarkan orang
lain dari kontak dengan pasien. Bila memungkinkan, lepaskan pakaian pasien
yang terkontaminasi merkuri. Jika pasien menghirup merkuri dalam jumlah besar,
pasien mungkin memerlukan bantuan dengan prosedur intubasi atau obat-obatan
bronkodilator.

Untuk keracunan akut, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah memastikan
sistem pernapasan dan jantung masih bekerja. Bila diperlukan, dapat dilakukan
kompresi dada dan pernapasan buatan bila terjadi henti napas maupun henti
jantung. 
Obat yang dapat diberikan atau dicampurkan pada
terapi kelasi
1. D-PENICILLAMINE
Diberikan pada kasus keracunan gas merkuri dan merkuri anorganik yang
tidak berat, keracunan merkuri elemental kronis dan neuropati akibat merkuri
anorganik.
Kontra indikasi: pasien yang alergi penicillin.
Terapi dihentikan jika terjadi: febris, rash, leukopeni dan trombositopenia.
Efek merugikan lainnya: nausea, vomitus, neuritis optikus dan sindroma
lupus.
2. BAL ( Dimercaprol)
Diberikan pada kasus keracunan merkuri anorganik yang berat, pasien
simtomatik, adanya kerusakan ginjal atau alergi penisilin.
Kontra indikasi: pasien keracunan metil merkuri (merkuri organik) karena
BAL meningkatkan kadar merkuri pada sistim syaraf pusat
TERIMAKASIH… 

Anda mungkin juga menyukai