Kasus Toksikologi (Kel. 3)
Kasus Toksikologi (Kel. 3)
Keracunan merkuri atau raksa terjadi ketika seseorang terpapar merkuri dalam jumlah
tertentu. Racun merkuri umumnya menyerang sistem saraf, saluran pencernaan, dan
ginjal. Keracunan ini bisa terjadi melalui uap yang dihirup, konsumsi makanan tercemar
merkuri, suntikan, dan penyerapan kulit.
Penyebab keracunan merkuri yang paling umum adalah karena konsumsi
berlebihan methylmercury atau merkuri organik, yang terkait dengan konsumsi makanan
laut. Sejumlah kecil merkuri terdapat pada makanan dan produk yang dikonsumsi sehari-
hari.
Terjadinya tragedi Minamata telah memberikan gambaran betapa luasnya dan
beratnya dampak kerusakan akibat pencemaran merkuri terhadap kesehatan
manusia
Sumber pajanan merkuri dapat berasal dari alam, baik sumber primer
(aktivitas gunung berapi, geothermal, dan tanah yang kaya akan
merkuri) maupun sumber sekunder (re-emisi merkuri yang telah
terdeposit sebelumnya di tanah, air, maupun tanaman akibat
perubahan penggunaan lahan) serta akibat aktivitas manusia
(antropogenik).
Merkuri dapat berikatan dengan beberapa senyawa dalam tubuh yang mengakibatkan
enzim sel dan sistem protein di seluruh tubuh. Oleh karena itu, merkuri dapat
menyebabkan enzim tubuh tidak berfungsi, terhambatnya fungsi transportasi di tubuh,
dan gangguan protein pembentuk tubuh. Garam merkuri juga dapat menyebabkan
kerusakan pada lapisan saluran pencernaan dan ginjal setelah paparan.
PENYEBAB KERACUNAN MERKURI
Penyebab merkuri
elemental :
Merkuri organik dapat ditemukan
• Termometer raksa yang
di:
bocor
• Pembunuh kuman (antiseptik)
• Tambalan gigi perak
seperti mercurochrome merah
• Saklar listrik Merkuri anorganik dapat
• Asap pembakaran batu bara
• Beberapa peralatan ditemukan pada:
• Ikan yang telah memakan
medis • Baterai
bentuk merkuri organik
• Jenis perhiasan tertentu • Laboratorium kimia
• Penambangan emas dan • Disinfektan
Merkuri organik dapat ditemui
ekstraksi emas rumah
dalam 3 bentuk, yakni aryl, alkil
tangga
pendek/methylmercury, dan alkil
• Produk perawatan kulit
panjang.
yang mengandung
merkuri
Lama pajanan
Bentuk pajanan
Sistem saraf pusat Tremor, gagguan iritabilitas, kelesuan, Tremor, insomnia, rasa malu,
kebingungan, refleks berkurang, hilang ingatan, depresi,
konduksi syaraf, dan gangguan anoreksia, sakit kepala,
pendengaran ataksia, disarthria, berjalan
tidak stabil, gangguan visual
dan vasomotor,
Tindakan awal pada keracunan akut yaitu pemberian oksigen, pemasangan infus,
dan pemantauan gejala jika mungkin dapat dilakukan kumbah atau bilas lambung.
Pemberian arang aktif dan larutan katartik (Hal ini dapat dilakukan bila keracunan
belum lama terjadi) juga bermanfaat pada pasien yang keracunan Merkuri kecuali
alkyl rantai pendek segera lakukan terapi Kelasi. Terapi kelasi dilakukan dengan
cara memasukkan obat dalam infus, Terapi ini bekerja dengan mengikat logam
atau mineral dalam darah untuk kemudian dikeluarkan melalui urin.
Untuk keracunan akut, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah memastikan
sistem pernapasan dan jantung masih bekerja. Bila diperlukan, dapat dilakukan
kompresi dada dan pernapasan buatan bila terjadi henti napas maupun henti
jantung.
Obat yang dapat diberikan atau dicampurkan pada
terapi kelasi
1. D-PENICILLAMINE
Diberikan pada kasus keracunan gas merkuri dan merkuri anorganik yang
tidak berat, keracunan merkuri elemental kronis dan neuropati akibat merkuri
anorganik.
Kontra indikasi: pasien yang alergi penicillin.
Terapi dihentikan jika terjadi: febris, rash, leukopeni dan trombositopenia.
Efek merugikan lainnya: nausea, vomitus, neuritis optikus dan sindroma
lupus.
2. BAL ( Dimercaprol)
Diberikan pada kasus keracunan merkuri anorganik yang berat, pasien
simtomatik, adanya kerusakan ginjal atau alergi penisilin.
Kontra indikasi: pasien keracunan metil merkuri (merkuri organik) karena
BAL meningkatkan kadar merkuri pada sistim syaraf pusat
TERIMAKASIH…