1. Icha Tri
Widyanti
2. M Imam
Asshidiq
3. Irfan Rizqullah
BATUK
Definisi adalah suatu refleks fisiologis protektif yang bermanfaat untuk dan membersihkan saluran p
ernapasan dari dahak, debu, zat-zat perangsang asing yang di hirup partikel-partikel asing dam unsu
r-unsur infeksi.
Klasifikasi
Dibedakan 2 jenis batuk :
1. Batuk produktif ( batuk berdahak/ ekspektoran )
2. Batuk non produktif
Etiologi
Pada banyak gangguan saluran pernapasan batuk merupakan gejala penting yang di timbulkan oleh ter
picunya batuk. Misal pada alergi ( asma ) sebab-sebab mekanik ( asap rokok, debu ) dan rangsangan ki
miawi, sering juga di sebabkan oleh peradangan akibat infeksi virus seperti virus selesma : Influenza, br
onchitis. pada 5 - 20 % pasien penggunaan ACE Inhibitor terhadap hipertensi dapat timbul batuk kering
yang di sebabkan oleh akumulasi di paru dari senyawa senyawa brodikinin, zat p dan atau prostaglandin
Patofisiologi
Inspirasi dalam
Menutupnya glotis
Relaksasi diafragma
Glotis terbuka
Manajemen Terapi
Terapi non farmakologi :
- Berhenti merokok untuk menghindari perangsang lebih lanjut pada saluran
pernapasan
- Inhalasi uap mendidih
- Mengkonsumsi banyak air putih ( obat-obat penting, 2015 )
Antitusif
Glyceryl Guaiacolate ( Guaifenesin )
Indikasi : sebagai ekspektoran
Kontra indikasi : hipersensitivitas
Efek samping : pusing, mengantuk, sakit kepala, kulit kemerahan, mual, muntah, nyeri
perut.
Dosis : Dewasa 2 – 4 X 200-400 mg/ hari
Kandungan : Tablet 100 mg GG ( Basic pharmacology dan Drug notes, 2019 )
FARINGITIS
• Definisi
Faringitis atau radang tenggorokan merupakan suatu keadaan inflamasi pada
faring atau tonsil. Faringitis merupakan penyakit yang paling sering dari kejadia
n Infeksi saluran pernafasan Akut (ISPA).
Faringitis dapat disebabkan oleh virus atau bakteri, alergi, neoplasia, dan
trauma penyebab tersering dari faringitis.
• Klasifikasi
Faringitis Faringitis
akut bakterial
Faringitis Faringitis
Faringitis
kronik kronik atrofi
Faringitis Faringitis
spesifik leutika
Etiologi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan
oleh virus, bakteri, jamur, alergi, trauma, iritan, dan lain-lain.
Terapi farmakologi :
a. Topikal
-Obat kumur antiseptic
-Pada faringitis fungal diberi nystatin 100.000 – 400.000
2 kali/hari
-Faringitis kronis hiperplastik dengan melakukan kaustik
faring dengan menggunakan zat kimia larutan nitras
argentin 25%
b. Oral sistemik
-Anti virus metisoprinol (isoprenosine)
-Faringitis akibat bakteri penisilin G atau amoksisilin
-Faringitis gonorrhoeae sefalosporin generasi ketiga (ceftriakson)
Amocixilin
(A to Z Drug
Komposisi Amoxicillin 250 mg, 500 mg
Fact)
Perawatan telinga, hidung, tenggorokan, GU, struktur kulit dan
kulit, saluran pernapasan bagian bawah, dan infeksi gonore
Indikasi (A to Z Drug Fact)
akut tanpa komplikasi yang disebabkan oleh strain organisme
yang rentan
Dewasa dan anak-anak berat badan 40 kg: PO 875 mg tiao 12
jam atau 500 mg tiap 8 jam. Anak-anak (lebih dari 3 mo dan
(A to Z Drug Fact)
Dosis berat kurang dari 40 kg): PO 45 mg /kg/hari dalam dosis
terbagi tiap 12 jam atau 40 mg/kg/ hari dalam dosis terbagi
tiap 8 jam.
Hipersensitif terhadap penisilin, sefalosporin, atau imipenem.
Kontra Tidak digunakan untuk mengobati pneumonia berat, empiema,
(A to Z Drug Fact)
indikasi bakteremia, perikarditis, meningitis, dan artritis septik atau
septik selama tahap akut.
CNS :Pusing; kelelahan; insomnia; hiperaktif reversibel
DERM: Urtikaria; makulopapular ke dermatitis eksfoliatif;
Efek erupsi vesikular; eritema multiforme; ruam kulit
(A to Z Drug Fact)
Samping GI: Gastritis; anoreksia; mual; muntah; sakit perut atau kram;
tekanan epigastrium; diare atau diare berdarah; pendarahan
dubur; perut kembung; enterokolitis; kolitis pseudomembran.
Terapi Non-Farmakologi
-Istirahat cukup
-Minum air putih yang cukup
-Berkumur dengan air hangat
-Menjaga kebersihan mulut
Resep
Swamedikasi ISPA
menyebabkan keluarnya
Penderita terpapar alergen, Alergen terikat pada Ig E yg
mediatormediator kimia seperti
sehingga Ig E terbentuk berada dipermukaan basofil
histamine dan leukotrine.
2. Alergi Tipe II (Antibody-Mediated Cytotoxicity (lg G))
Kompleks ini
Adanya antigen mengaktifkan basofil,
antibody kompleks di Komplemen aktif sel mast dan Terjadi inflamasi
jaringan merelease, histamin,
leukotrin
4. Alergi tipe IV (Delayed-type hypersensitivity, DTH)
Makrofag mengikat
allergen pada sel T merelease
permukaan sel. Dan interleukin (mediator Akan menimbulkan
akan mentransfer beberapa gejala
allergen pada kimia)
sel T