Tanda-tanda laboratoris
hypoxemia, hypercapnia, acydosis (metabolik dan
atau respiratorik)
Perlu dilakukan kultur untuk identifikasi jenis antigen
ketepatan pilihan terapi
PATOFISIOLOGI
Manajemen Terapi ISPA
Pengobatan yang dilakukan meliputi non farmakologi
dan farmokologi yaitu :
Non Farmakologi
1. Istirahat yang cukup.
2. Konsumsi makanan yang bergizi (misalnya buah-b
uahan yang mengandung vitamin C dan makanan
yang kaya Zinc seperti sup ayam). Buah dan sayur
dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh
serta mendukung penyembuhan, selain itu dapat
meningkatakan antioksidan dalam tubuh dimana a
ntioksidan ini berfungsi untuk menetralisir racun (t
ermasuk asap, debu dan polusi udara) yang masuk
ke dalam tubuh.
3. Berkumur dengan air garam atau obat kumur yang
mengandung antiseptic dapat meringankan gejala
sakit tenggorokan.
4. Menghindari polusi udara.
PENCEGAHAN ISPA
PENCEGAHAN ISPA
FARMAKOLOGI
FARMAKOKINETIK
Absorpsi sebagian besar penisilin oral (kecuali amok
sisilin) terganggu oleh makanan sehingga obat ters
ebut harus diberikan setidaknya 1-2 jam sebelum at
au sesudah makan.
Dikloksasilin, ampisilin, dan amoksisilin relatif stabil
terhadap asam dan diabsopsi dengan baik, mengh
asilkan konsentrasinya dalam serum sekitar 4-8 mcg
/mL pada dosis oral 500 mg.
Konsentrasi dalam serum dalam 30 menit paska inje
ksi intravena 1 gram penisilin (setara dengan sekitar
1,6 juta unit penisilin G) adalah 20-50 mcg/mL.
(Farmakologi dasar & klinik, Betram G. Katzung)
FARMAKODINAMIK
• Antibiotik (Rifampisin)
• Oral antikoagulan
• Absorpsi paracetamol dapat dipercepat dengan
obat-obatan seperti metoklopramid.
• Kolestiramid dapat mengurangi absorbs dari par
acetamol bila diberikan dalam jangka waktu tida
k lebih dari 1 jam dari parasetamol.
• Eksresi mungkin dapat dipengaruhi dan konsentr
asi plasma dapat berubah bila diberikan proben
esid.
(Martindale 36th ed. Page 110)
KOMPOSISI, DOSIS, INDIKASI, KONTRAINDI
KASI, EFEK SAMPING
Sumber :
(A to Z Drug Facts)
(Drug Information Handbook, 17th Edition)
KOMPOSISI, DOSIS, INDIKASI, KONTRAINDI
KASI, EFEK SAMPING
• Dosis Dewasa :
Oral 200 - 400 mg setiap 4 jam
Dosis maksimum 2400 mg/hari
• Dosis Anak :
> 12 tahun : Oral 200 sampai 400 mg setiap 4 jam;
dosis maksimum 2400 mg/hari.
6-11 tahun : Oral 100 sampai 200 mg setiap 4 jam;
dosis maksimum 1200 mg/hari.
2-5 tahun : Oral 50 sampai 100 mg setiap 4 jam; do
sis maksimum 600 mg/hari.
< 2 tahun : Oral 25 sampai 50 mg setiap 4 jam; do
sis maksimum 300 mg/hari.
(Drug Information Handbook 17th ed)
Swamedikasi ISPA
menyebabkan keluarnya
Penderita terpapar alergen, Alergen terikat pada Ig E yg
mediatormediator kimia seperti
sehingga Ig E terbentuk berada dipermukaan basofil
histamine dan leukotrine.
2. Alergi Tipe II (Antibody-Mediated Cytotoxicity (lg G))
Kompleks ini
Adanya antigen
mengaktifkan basofil,
antibody kompleks di Komplemen aktif Terjadi inflamasi
sel mast dan merelease,
jaringan
histamin, leukotrin
4. Alergi tipe IV (Delayed-type hypersensitivity, DTH)
Makrofag mengikat
allergen pada
sel T merelease
permukaan sel. Dan interleukin (mediator Akan menimbulkan
akan mentransfer beberapa gejala
allergen pada kimia)
sel T
TERIMA KASIH