Anda di halaman 1dari 36

Nama Kelompok:

Fira Karika Ningtyas


01 170806940

Fa’izah Lista Zulfa Pratama


02 17080694071

Rahmanda Rafsyanjani
03 170806940

Cahayu Arum Min Tasnim


04 17080694078
Kharakteristik akad salam
Dalam PSAK 103 tentang Akuntansi Salam dijelaskan
karakteristik salam sebagai berikut
Bank syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu transaksi
salam. Jika bank syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain
untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam, maka hal ini disebut salam paralel. 

Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:


a. Akad antara bank syariah (sebagai pembeli) dan produsen (penjual) terpisah dari
akad antara bank syariah (sebagai penjual) dan pembeli akhir; dan
b. Kedua akad tidak saling bergantung(ta’alluq).

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad.
Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal
bertindak sebagai pembeli, bank syariah dapat meminta jaminan kepada penjual untuk
menghindari risiko yang merugikan
Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik
yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah
atau cacat, maka penjual harus bertanggungjawab atas kelalaiannnya.

Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau
manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati  dan tidak boleh dalam bentuk
pembebasan utang penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.

Transaksi salam dilakukan karena berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk
memungkinkan penjual (produsen) memperoduksi barangnya, barang yang dipesan memiliki
spesifikasi khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi salam
diselesaikan pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli.
Jenis akad salam
1. Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikanbelum ada ketika transaksi
dilakukan,pembeli melakukan pembayaran
dimuka,sedangkan penyerahan barang baru dilakukan
dikemudian hari.

2. Salam Paralel,artinya melaksanakan dua transaksi


salam yaitu antarapemesan pembeli dan penjual serta
antara penjual dengan pemasok(supplier) atau pihak
ketiga lainnya.Hal ini terjadi ketika penjual tidak
memilkibarang barang pesanan dan memesan kepada
pihak lain untukmenyediakan barang pesanan tersebut .
1. Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikanbelum ada ketika transaksi dilakukan,pembeli
melakukan pembayaran dimuka,sedangkan penyerahan barang
baru dilakukan dikemudian hari.

2. Salam Paralel,artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu


antarapemesan pembeli dan penjual serta antara penjual
dengan pemasok(supplier) atau pihak ketiga lainnya.Hal ini
terjadi ketika penjual tidak memilkibarang barang pesanan dan
memesan kepada pihak lain untukmenyediakan barang pesanan
tersebut .
Modal Saham dalam Bentuk Uang Tunai

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Penjual Pembeli

1 Januari 2019 Kas Rp 100.000 Piutang Salam Rp 100.000


Pembeli memberikan modal saham
kepada penjual senilai Rp 100.000 Utang Salam Rp 100.000 Kas Rp 100.000
secara tunai.
Pengiriman akan dilakukan setelah
tanggal 31 Maret 2019 (masa
panen)

31 Maret 2019 Utang Salam Rp 100.000 Aset Salam Rp 100.000


Barang dikirim oleh penjual :
 Barang yang dikirim sesuai akad Penjualan Rp 100.000 Piutang Salam Rp 100.000
Modal Saham dalam Bentuk Uang Tunai
Barang yang dikirim tidak sesuai Utang Salam Rp 100.000 Aset Salam Rp 100.000
akad
• Jika pembeli menerima : Penjualan Rp 100.000 Piutang Salam Rp 100.000
o Nilai lebih tinggi dari nilai akad
salam (asumsi nilai barang Rp
120.000)

o Nilai nya lebih rendah dari nilai Utang Salam Rp 100.000 Aset Salam Rp 95.000
akad salam (asumsi nilai barang Kerugian Rp 5.000
Rp 95.000) Penjualan Rp 100.000 Piutang Salam Rp 100.000

o Atau jika dilakukan salam  Aset Salam Rp 95.000  Aset Salam Rp 95.000
pararel dengan membeli asset Kerugian Rp 5.000
salam dengan harga Rp 95.000 Kas Rp 95.000 Piutang Salam Rp 100.000
 Jurnal pembelian aset salam
 Utang Salam Rp 100.000
 Jurnal penyerahan aset salam Aset Salam Rp 95.000
ke pembeli Keuntungan Salam Rp 5.000
Modal Saham dalam Bentuk Uang Tunai
Jika pembeli tidak menerima : Perubahan dilakukan secara teknis Perubahan dilakukan secara teknis
• Penjual diberikan tambahan operasional operasional
waktu
• Pembeli membatalkan pesanan Utang Salam Rp 100.000 Piutang Lain-lain Rp 100.000
dan penjual melunasi Utang Lain-lain Rp 100.000 Piutang Salam Rp 100.000

Utang Lain-lain Rp 100.000 Kas Rp 100.000


Kas Rp 100.000 Piutang Lain-lain Rp 100.000

• Pembeli membatalkan pesanan, - Dilakukan secara off balance - Dilakukan secara off balance
dan pembeli memiliki jaminan. sheet sheet
- Saat terima jaminan Piutang Rp 20.000 Kas Rp 120.000
- Saat jaminan dijual asumsi Utang Salam Rp 100.000 Piutang Salam Rp 100.000
jaminan dijual oleh pembeli Rp Aset Rp 20.000 Utang Rp 20.000
120.000
Kas Rp 20.000 Utang Rp 20.000
Piutang Rp 20.000 Kas Rp 20.000
Modal Saham dalam Bentuk Uang Tunai

- Saat jaminan dijual, asumsi Utang Salam Rp 100.000 Piutang Lain – lain Rp 20.000
jaminan dijual oleh pembeli Rp Aset Rp 80.000 Kas Rp 80.000
80.000 Utang Lain-lain Rp 20.000 Piutang Salam Rp 100.000

Utang Lain – lain Rp 20.000 Kas Rp 20.000


Kas Rp 20.000 Piutang Lain-lain Rp 20.000
Jika pihak penjual lalai sehingga Kerugian Rp 5.000 Dana Kebajikan – Kas Rp 5.000
dikenakan denda, sebesar Rp Kas Rp 5.000 Dana Kebajikan – Denda Rp 5.000
5.000. Denda tersebut dibayar
secara tunai
ISTISHNA'

Istishna' adalah akad jual beli dalam


bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli,
mustashni') dan penjual (pembuat,
shani').
PERBEDAAN SALAM DAN ISTISHNA’
SUBJEK SALAM ISTISHNA’ ATURAN &KETERANGAN
Pokok Kontrak Muslam Fihi Mashnu Barang ditangguhkan
dengan spesifikasi tertentu
Harga Dibayar saat kontrak Boleh saat konrak, Cara penyelesaian
diangsur atau kemudian pembayran merupakan
hari perbedaan utama antara
akad salam dan istishna’
Sifat Kontrak Mengikat secara asli Mengikat secara ikutan Salam mengikat semua
(thabi’i) (thaba’i) pihak. Istishna’ mengikat
berdasarkan pandangan
ahli fiqih demi
kemaslahatan dan tdk
bertentangan dengan
syariah

Kontrak Paralel Salam Paralel Istishna’ Paralel Baik salam paralel atau
istishna’ paralel sah
asalkan kedua kontrak
secara hukum terpisah
RUKUN ISTISHNA’
b a rang iakan
bu at ny ed
e
e n/pem uga m
dus nj
Pro ani’) da nya
(sha n baku i’)
01 ha s hn
ba usta
(M
ba rang
em beli
s a n/p nu’)
e sh
Pem n (ma

02
a
ipes
ya ng d
sa
r a ng/ja
a ba
k / usah
y e
Pro

03 l
an) Qabu
am ab
g a (Ts i gh at/Ij
Har Sh
5
Syarat-syarat Istishna’

Pihak yang membuat menyatakan


kesanggupan untuk
mengadakan/membuat barang itu
Pihak yang berakal cakap hukum
dan mempunyai kekuasaan untuk
melakukan jual beli
Mashnu’ (barang/obyek pesanan)
mempunyai kriteria yang jelas seperti
jenis, ukuran (tipe), mutu dan
jumlahnya
Ridha/kerelaan dua belah pihak
dan tidak ingkar janji

Barang tersebut tidak termasuk


dalam kategori yang dilarang syara’
(najis, haram, samar/tidak jelas) atau
Apabila isi akad disyaratkan Shani’ hanya menimbulkan kemudharatan
bekerja saja, maka akad ini bukan lagi (menimbulkan maksiat)
istishna’, tetapi berubah menjadi akad
ijarah
KARAKTERISTIK AKAD ISTISHNA

Ketentuan tentang pembayaran

Alat bayar harus diketahui jumlah dan


1 bentuknya, baik berupa uang, barang,
atau manfaat

2
Pembayaran dilakukan sesuai dengan
manfaat

Pembayaran tidak boleh dalam bentuk


3
pembebasan hutang.
KARAKTERISTIK AKAD ISTISHNA

Ketentuan tentang barang:

1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang


2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
3. Penyerahnnya dilakukan kemudian
4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
5. Pembeli (mustashni’) tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya.
6. Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis
sesuai kesepakatan
7. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan
kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk
melanjutkan atau membatalkan akad
KARAKTERISTIK AKAD
ISTISHNA
Ketentuan lain
1. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai
dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.
2. Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak
disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli
isthisna’
3. Jika salah satu pihak tidak menunaikan
kewajibannya atau jika terjadi perselisihan
diantara kedua belah pihak maka
penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrasi
syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Portfolio Presentation
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
AKUNTANSI PENJUAL

Akuntansi penjual ini dilaksanakan


oleh pihak yang menjual atau
memproduksi atau membangun
Akuntansi barang yang dipesan.
Akun-akun untuk Akuntansi Penjual

A. Akun-akun Laporan Posisi Keuangan/Neraca B. Akun Laporan Laba Rugi

1. Persediaan/Aset Istishna’ 1. Pendapatan Istishna’


2. Piutang Istishna’ 2. Harga pokok Istishna’
3. Keuntungan Istishna’ Tangguhan 3. Keuntungan Istishna’
4. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian
5. Termin Istishna’
BIAYA PEROLEHAN ISTISHNA’
a. Biaya Langsung
Adalah bahan baku dan tenaga kerja l
Add Text angsung untuk membuat barang pesanan, atau
Simple tagihan produsen/kontraktor pada entitas untuk
PowerPoint istishna’ paralel.
Presentation

b. Biaya tidak langsung


Adalah biaya overhead termasuk biaya akad
dan pra akad.

Add Text
c. Khusus untuk istishna’ paralel
Simple
Adalah seluruh biaya akibat
PowerPoint produsen/kontraktor tidak dapat
Presentation memenuhi kewajiban jika ada.
Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan
atau tagihan yang diterima dari produsen/kontraktor akan
diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesian, sehingga
jurnal yang dilakukan bila entitas melakukan pengeluaran
untuk akad istishna’ adalah :
Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Persediaan, Kas, Utang, dan lain-lain xxx
Beban pra-akad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai
biaya istishna’ jika akad disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya tersebut
dibebankan pada periode berjalan.

• Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:


Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx
Kas xxx

• Jika akad disepakati, maka dicatat:


Beban Istishna’ xxx
Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx

• Jika akad tidak disepakati, maka dicatat:


Beban xxx
Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx
Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan
penjual memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang
pendapatan istishna’.
Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan dua metode berikut :

a. Metode presentase penyelesaian


Adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring dengan
proses penyelesaian berdasarkan akad istishna’.
b. Metode akad selesai
Adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika proses
penyelesaian pekerjaan telah dilakukan.
Metode Presentase Penyelesaian
Untuk metode presentase penyelesaian, pengakuan pendapatan dilakukan sejumlah bagian nilai
akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut diakui sebagai pendapatan
istishna’ pada periode yang bersangkutan.

Bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset
istishna’ dalam penyelesaian.

Maka, jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin keuntungan:


Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (sebesar margin keuntungan) xxx
Beban Istishna’ (sebesar biaya yang telah dikeluarkan) xxx
Pendapatan Istishna’ (sebesar pendapatan yang harus diakui di periode berjalan) xxx

Pada akhir periode, harga pokok istishna’ diakui sebesar biaya istishna’ yang telah dikeluarkan sampai
periode tersebut.
Metode Akad Selesai Untuk metode akad selesai, tidak ada
pengakuan pendapatan, harga pokok dan
keuntungan sampai dengan pekerjaan telah
dilakukan. Sehingga pendapatan diakui pada
periode di mana pekerjaan telah selesai
dilakukan. Jika terjadi kemungkinan total biaya
perolehan istishna’ akan melebihi pendapatan
istishna’ maka taksiran kerugian harus segera
diakui.
• Jurnal untuk mencatat penagihan baik metode presentase penyelesaian atau akad
selesai adalah:
Piutang Istishna’ xxx
Termin Istishna’ xxx
Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun Aset
Istishna’ dalam Penyelesaian.

• Pada saat penerimaan tagihan, maka jurnal:


Kas (sebesar uang yang diterima) xxx
Piutang Usaha xxx
Dalam penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut
a. Piutang istishna’ berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli
akhir.
b. Termin istishna’ berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada
pembeli akhir.

Dalam pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi
tidak terbatas pada :
c. Metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna’
d. Metode yang digunakan dalam penentuan presentase penyelesaian kontrak yang sedang
berjalan
e. Rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang
f. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
a. Margin keuntungan b. Selisih antara nilai
Jika akad istishna’ dilakukan pembuatan barang akad dan nilai tunai
dengan pembayaran pesanan yang pada saat
tangguh maka pengakuan dihitung apabila penyerahan diakui
istishna’ dilakukan selama periode
pendapatan dibagi menjadi tunai akan diakui pelunasan secara
2 bagian yaitu: sesuai presentase proporsional sesuai
penyelesaian. dengan jumlah
pembayaran.
Perbedaan jurnal istishna’ tangguhan dengan istishna’ yang dibayar tunai
terletak pada jurnal untuk pengakuan pendapatan dan jurnal untuk pengakuan
margin keuntungan.

1. Jurnal pengakuan margin keuntungan pembuatan barang


Aset Istishna’ dalam penyelesaian xxx
Beban Istishna’ xxx
Pendapatan Istishna’ xxx

2. Jurnal pengakuan pendapatan selisih antara nilai akad dan nilai tunai
• Pada saat penandatanganan akad:
Piutang Istishna’ xxx
Pendapatan Istishna’ Tangguh xxx
• Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai tunai dan
nilai akad:
Pendapatan Istishna’ Tangguh xxx
Pendapatan Akad Istishna’ xxx
Piutang Istishna’ xxx
Kas xxx
Akuntansi Untuk Pembeli

• Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah


termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’
kepada penjual. Maka jurnalnya:
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian xxx
Utang Kepada Penjual xxx

• Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan


pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan
tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna’
tangguh dan niaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’
tangguh.
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian xxx
Beban Istishna’ Tangguh xxx
Utang kepada Penjual xxxx
• Beban istishna’ tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi
pelunasan utang istishna’, maka jurnalnya:
Beban Istishna’ xxx
Beban Istishna’ Tangguh xxx

Jurnal untuk pembayaran utang:


Utang kepada Penjual xxx
Kas xxx

• Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual,
dan mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian tersebut dikurangkan dari garansi
penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian lebih besar dari
garansi, maka selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika
diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang, maka jurnalnya adalah:
Piutang Jatuh Tempo kepada Penjual xxx
Kerugian Aset Istishna’ xxx
• Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan
kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh
tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. Maka
jurnalnya adalah:
Piutang Jatuh Tempo kepada Penjual xxx
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian xxx

• Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka
barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah atau nilai wajar dan
biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan,
maka jurnalnya adalah:
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian xxx
Kerugian xxx
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian xxx
• Dalam penyajian, pembeli menyajikan hal-hal dalam
laporan keuangan sebagai berikut:
a. Utang istishna’ sebesar tagihan dari
produsen/kontraktoe yang belum dilunasi.
b. Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
i. Presentase penyelesaian dari nilai kontrak
penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna’
paralel atau
ii. Kapasitas biaya perolehan jika istishna’

• Dalam pengungkapan, pembeli menungkapkan


transaksi istishna’ dalam laporan keuangan,
tetapi tidak terbatas pada:
a. Rincian utang istishna’ berdasarkan
jumlah dan jangka waktu
b. Pengungkapan yang diperlukan sesuai
PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai