NO.2
Lanjutan…
NO.3
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu, dan dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan
untuk mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Informasi penggunaan obat bagi pasien
dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Informasi umum cara penggunaan obat
• Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau brosur
• Waktu minum obat , sesuai dengan waktu yang dianjurkan
a. Siang, berarti obat harus diminum anara pukul 12.00 -13.00 WIB.
b. Sore, berarti obat harus diminum antara pukul 17.00-18.00 WIB.
c. Malam, berarti obat harus diminum antara pukul 22.00-23.00 WIB.
• Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus di patuhi. Bila tertulis:
a. 1 (satu) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu pagi hari atau malam hari, tergantung dari khasiat obat tersebut.
b. 2 (dua) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pagi dan malam hari.
c. 3 (tiga) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pada pagi, siang dan malam hari.
d. 4 (empat) kali sehari, berarti obat tersebut haus diminum pada pagi, siang, sore dan malam hari.
• Minum obat sampai habis, berarti obat harus diminum sampai habis, biasanya obat antibiotika.
• Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak dimaksudkan untuk penggunaan secara terus – menerus.
• Hentikan penggunaan obat apabila tidak memberikan manfaat atau menimbulkan hal–hal yang tidak diinginkan, segera
hubungi tenaga kesehatan terdekat.
• Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu wadah.
NO.4
• Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah
obat karena pada etiket tersebut tercantum 2. Informasi cara khusus penggunaan obat Obat oral
cara penggunaan obat dan informasi lain Pemberian obat secara oral (melalui mulut) merupakan pemberian
yang penting. yang paling praktis dan mudah. Sediaan obat yang dapat
• Bacalah cara penggunaan obat sebelum digunakan secara oral yaitu tablet, kapsul, puyer, dan cairan.
minum obat, demikian juga periksalah Petunjuk penggunaan obat oral:
tanggal kadaluarsa. • Sediaan obat padat
• Hindarkan menggunakan obat orang lain a. Obat oral dalam bentuk padat, sebaiknya diminum dengan
walaupun gejala penyakit sama. air matang.
• Tanyakan kepada Apoteker di Apotek atau b. Hubungi tenaga kesehatan apabila sakit dan sulit saat
petugas kesehatan di Poskesdes untuk menelan obat.
mendapatkan informasi penggunaan obat c. Ikuti petunjuk tenaga kesehatan kapan saat yang tepat untuk
yang lebih lengkap. minum obat apakah pada saat perut kosong, atau pada saat
makan atau sesudah makan atau pada malam hari sebelum
tidur. Misalnya : obat antasida harus diminum saat perut
kosong, obat yang merangsang lambung, harus diminum
sesudah makan, obat pencahar diminum sebelum tidur.
• Sediaan obat larutan
Gunakan sendok takar atau alat lain (pipet, gelas takar obat) jika
minum obat dalam bentuk larutan/cair. Sebaiknya tidak
menggunakan sendok rumah tangga, karena ukuran sendok rumah
tangga tidak sesuai untuk ukuran dosis
1. Cara menyimpan obat secara umum Cara menyimpan obat berdasarkan bentuk sediaan :
sebagai berikut : Tablet dan kapsul
2. Jauhkan dari jangkauan anak – anak. Tablet dan kapsul disimpan dalam wadar tertutup rapat, di
3. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam tempat sejuk, terlindung dari cahaya. Jangan menyimpan
wadah tertutup rapat. tablet atau kapsul ditempat panas dan atau lembab.
4. Simpan obat ditempat yang sejuk dan Sediaan obat cair
terhindar dari sinar matahari langsung atau Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari
ikuti aturan yang tertera pada kemasan. pendingin (freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan
5. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil pada etiket atau kemasan obat.
dalam jangka waktu lama karena suhu yang Sediaan obat krim
tidak stabil dalam mobil dapat merusak Disimpan dalam wadah tertutup baik atau tube, di tempat
sediaan obat dan jangan simpan obat yang sejuk.
telah kadaluarsa. Sediaan obat vagina dan ovula
Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan
suppositoria) disimpan di lemari es karena dalam suhu
kamar akan mencair.
Sediaan Aerosol / spray
Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai
suhu tinggi karena dapat menyebabkan ledakan
NO.5
LANJUTAN..
NO.6
1. Tepat Diagnosis
Penggunaan Obat secara Rasional (POR) atau Penggunaan obat harus berdasarkan penegakan diagnosis yang
Rational Use of Medicine (RUM) merupakan tepat. Ketepatan diagnosis menjadi langkah awal dalam sebuah
suatu kampanye yang disebarkan ke seluruh proses pengobatan karena ketepatan pemilihan obat dan
dunia, juga di Indonesia. Dalam situsnya, indikasi akan tergantung pada diagnosis penyakit pasien.
WHO menjelaskan bahwa definisi Contohnya misalnya pasien diare yang disebabkan Ameobiasis
Penggunaan Obat Rasional adalah apabila maka akan diberikan Metronidazol. Jika dalam proses
pasien menerima pengobatan sesuai dengan penegakkan diagnosisnya tidak dikemukakan penyebabnya
kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai adalah Amoebiasis, terapi tidak akan menggunakan
dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang metronidazole.
sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh
dirinya dan kebanyakan masyarakat.
Penggunaan obat dapat diidentifikasi 2. Tepat pemilihan obat
rasionalitasnya dengan menggunakan Berdasarkan diagnosis yang tepat maka harus dilakukan
Indikator 8 Tepat dan 1 Waspada. pemilihan obat yang tepat. Pemilihan obat yang tepat dapat
ditimbang dari ketepatan kelas terapi dan jenis obat yang
sesuai dengan diagnosis. Selain itu, Obat juga harus
terbukti manfaat dan keamanannya. Obat juga harus
merupakan jenis yang paling mudah didapatkan. Jenis obat
yang akan digunakan pasien juga seharusnya jumlahnya
seminimal mungkin.
NO.7
LANJUTAN…
3. Tepat indikasi
Pasien diberikan obat dengan indikasi yang benar sesuai
6. Tepat cara dan lama pemberian
diagnosa Dokter. Misalnya Antibiotik hanya diberikan
Cara pemberian yang tepat harus
kepada pasien yang terbukti terkena penyakit akibat
mempertimbangkan mempertimbangkan keamanan
bakteri.
dan kondisi pasien. Hal ini juga akan berpengaruh
4. Tepat pasien
pada bentuk sediaan dan saat pemberian obat.
Obat yang akan digunakan oleh pasien mempertimbangkan
Misalnya pasien anak yang tidak mampu menelan
kondisi individu yang bersangkutan. Riwayat alergi,
tablet parasetamol dapat diganti dengan sirup.
adanya penyakit penyerta seperti kelainan ginjal atau
Lama pemberian meliputi frekuensi dan lama
kerusakan hati, serta kondisi khusus misalnya hamil,
pemberian yang harus sesuai karakteristik obat dan
laktasi, balita, dan lansia harus dipertimbangkan dalam
penyakit. Frekuensi pemberian akan berkaitan
pemilihan obat. Misalnya Pemberian obat golongan
dengan kadar obat dalam darah yang menghasilkan
Aminoglikosida pada pasien dengan gagal ginjal akan
efek terapi. Agar terapi berhasil dan tidak terjadi
meningkatkan resiko nefrotoksik sehingga harus dihindari.
resistensi maka frekuensi dan lama pemberian harus
5. Tepat dosis
tepat.
Dosis obat yang digunakan harus sesuai range terapi obat
7. Tepat harga
tersebut. Obat mempunyai karakteristik farmakodinamik
Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau
maupun farmakokinetik yang akan mempengaruhi kadar
untuk keadaan yang sama sekali tidak memerlukan
obat di dalam darah dan efek terapi obat. Dosis juga harus
terapi obat merupakan pemborosan dan sangat
disesuaikan dengan kondisi pasien dari segi usia, bobot
membebani pasien.
badan, maupun kelainan tertentu.
LANJUTAN..