Anda di halaman 1dari 6

Nama : Agustin Dwi Eriska

NIM : 20185121001
MK : Kesehatan Masyarakat
Dosen : Asmaurika Pramuwidya S.SiT, M.Kes

TUGAS PUSKESMAS II
BAGIAN I
Lokakarya Mini Lintas Sektor Puskesmas Sapala, Menguatkan Sinergitas dan Peran
Lintas Sektor
Membangun kesehatan, dalam hal ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bukanlah
tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada instansi kesehatan saja, puskesmas atau
rumah sakit, tapi tanggung jawab bersama secara kolektif semua elemen bangsa, baik yang
memiliki keterkaitan langsung maupun tidak, karena kesehatan memiliki relasi dan dampak
besar pada semua sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya, karena
semua hal tidak akan berjalan jika pelaku atau lakon (manusia) tidak fit atausehat. Masalah
kesehatan di negeri ini begitu kompleks, baik dari sistem penerapannya maupun dari pola
hidup masyarakat itu sendiri, namun memang unsur gaya hidup masyarakat inilah yang
sangat serius disoroti, karena akan menjadi percuma jika pemerintah, instansi kesehatan
menjalankan sistem dan program kesehatan yang profesional dan bermutu tanpa di imbangi
respon dari masyarakat itu sendiri sebagai pelaku dan obyek untuk berprilaku hidup bersih
dan sehat, yaitu melalui paradigma sehat. Tentu dalam menyikapi dan merespon
permasalahan kesehatan harus keterlibatan semua pihak, semua elemen dan unsur terkait
untuk bergandengan tangan, memperbaiki sistem dan merubah pola hidup sehat
dimasyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan bangsa dapat terwujud. Lokakarya Mini
Lintas sektor puskesmas Sapala adalah salah satu ruang membangun komitmen,
menyatukan misi ditingkatan pemanku kepentingan, camat sebagai pemerintah kecamatan,
kepala desa sebagai representasi masyarakat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda, dan puskesmas Sapala sebagai instasi kesehatan untuk sama-sama bersinergi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada Lokakarya Mini Lintas sektor puskesmas
Sapala (13/02/2019) yang di hadiri oleh bapak camat kecamatan paminggir, pembina
puskesmas Sapala dari dinas kesehatan, bapak kepala desa wilayah kerja puskesmas
Sapala, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, guru SMP 3 Danau panggang, guru SMK Sapala,
BPJS cabang Amuntai, para kader kesehatan puskesmas bagian dari langkah strategis
dalam membangun kesepahaman bersama untuk menyikapi permasalahan kesehatan.
Lokakarya mini lintas puskesmas Sapala awal tahun ini sebagai forum untuk mengevaluasi
program puskesmas Sapala tahun 2018, permasalahan atau kendala yang dihadapi, capaian
program yang mengacu pada standar dinas kesehatan Hulu Sungai Utara, dan rencana
program tahun 2019, dan hal ini di sampaikan secara gamblang oleh Nely Ruaida selaku
kepala puskesmas Sapala dihadapan lintas sektor. Dari laporan tahunan, yang dijabarkan
oleh kepala puskesmas Sapala dalam bentuk slide power point, ada beberapa program yang
tidak mencapai target, salah satunya capaian ASI Eksklusif di bawah standar dengan 4,26 %
dari target 40 %, selain itu dari 10 (sepuluh) penyakit yang paling banyak diderita
berdasarkan  data kunjungan atau berobat masyarakat Sapala, hipertensi yang mendapat
ranking 1 (satu) dengan 8392 penderita, yang ke 2 (dua) ISPA dengan 7023 penderita
selama tahun 2018. Dan penyebabnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang
apa itu ASI eksklusif, bagaimana menerapkan pola hidup bersih dan sehat, selain itu,  kepala
puskesmas Sapala tak sekedar menjelaskan faktor penghambat atau kendala, namun
menjabarkan langkah-langkah atau tindak lanjut puskesmas Sapala di tahun 2019 dalam
merespon permasalahan kesehatan dimasyarakat, terutama program-program yang belum
mencapai target, diantaranya meningkatkan penyuluhan dan edukasi, bersinergi dengan
pemerintah desa untuk memaksimalkan anggaran dana desa 10 % untuk bidang kesehatan
dan lainnya. Bapak camat kecamatan paminggir dalam penyampaiannya juga menegaskan
kepada seluruh kepala desa agar dana desa dimaksimalkan penganggarannyan untuk
kesehatan, tentu dengan mekanisme dan regulasi yang berlaku, selain itu masyarakat agar
cepat merespon dan melaporkan kepada puskesmas jika ada penyakit yang banyak di derita
oleh masyarakat disekitar lingkungan, dan ini bagian dari sinergitas itu sendiri. Lokakarya
mini lintas sektor puskesmas Sapala dihadiri langsung oleh pembina puskesmas Sapala,
bapak Maryanto dan Muh. Firza, kehadiran pembina puskesmas sekaligus memberi
pencerahan dan motivasi kepada tenaga puskesmas Sapala agar lebih keras lagi bekerja
untuk masyarakat, dalam sambutannya, bapak maryanto sedikit menyinggung penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang di alami masyarakat Sapala dan paminggir akhir-akhir
ini, beliau menuturkan bahwa DBD yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Sapala adalah
bagian dari pola atau siklus 5 (lima) tahunan.
Dalam penyampaiannya juga, bapak Maryanto Banyak menjelaskan masalah Lomba
Tanaman obat keluarga (TOGA), kesiapan puskesmas Sapala, TOGA tak sekedar disiapkan
untuk ikut kompetisi atau lomba, tapi memang menjadi program baku di setiap puskesmas,
agar masyarakat sedikit mengurangi kecenderungan mengkonsumsi obat yang mengandung
zat kimia, dan harus dimulai dari tenaga kesehatan, yaitu minum jamu di puskesmas.
Pelaksanaan lokakarya mini lintas sektor kali ini begitu lengkap, dimana di hadiri oleh pihak
BPJS cabang Amuntai, yang menjelaskan secara detail sistem dan aturan BPJS,  pihak
BPJS menyampaikan universal universal health coverage (UHC), dan ini menarik, karena
beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta atau masyarakat berkaitan dengan
sistem BPJS, karena sedikit wajar, ini yang banyak dirasakan oleh masyarakat, dengan
kondisi dan akses di wilayah Sapala, terutama masalah biaya rujukan, tapi memang disisi lain
harus di mengerti, bahwa sistem pelaksanaan BPJS harus melalui landasan dan regulasi
yang telah di tetapkan oleh pihak BPJS dan pemerintah pusat. Pada akhir acara, puskesmas
Sapala memberikan cindera mata kepada kepala desa Pal batu dan kepala desa
Tampakang, kader kesehatan desa Pal batu dan kader kesehatan desa Tampakang, sebagai
bentuk apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah desa, kader dan masyarakat yang
telah  bekerja keras  dalam meningkatkan derajat kesehatan di wilayahnya, dan  puskesmas
sapala sengaja mengkonsepkan ini, agar memacu kinerja  pemerintah desa dan kader
kesehatan agar lebih keras lagi membantu puskesmas Sapala untuk Komunikasi, Informasi
dan  Edukasi (KIE) masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Namun pada intinya dari hasil
lokakarya mini lintas sektor puskesmas Sapala yaitu membangun komitmen, semua harus
terlibat dan memiliki peran, agar dapat mewujudkan Sapala sehat, dan Indonesia sehat.
KESIMPULAN :
Dari bacaan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai masyarakat yang sehat
bukanlah tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada instansi kesehatan saja,
puskesmas atau rumah sakit, tapi tanggung jawab bersama secara kolektif semua elemen
bangsa, baik yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak, karena kesehatan memiliki
relasi dan dampak besar pada semua sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan
sebagainya, karena semua hal tidak akan berjalan jika pelaku/ manusia nya tidak ikut
berpartisipasi dalam meningkat kan derajat Kesehatan masyarakat itu sendiri.
Nah, melalui Lokakarya Mini Lintas sektor puskesmas Sapala menjadikan salah satu
ruang membangun komitmen, menyatukan misi ditingkatan pemanku kepentingan, camat
sebagai pemerintah kecamatan, kepala desa sebagai representasi masyarakat desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan puskesmas Sapala sebagai instasi kesehatan
untuk saling bersinergi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain itu
masyarakat agar cepat merespon dan melaporkan kepada puskesmas jika ada penyakit yang
banyak di derita oleh masyarakat disekitar lingkungan, dan ini merupakan bagian dari
sinergitas itu sendiri. Serta untuk memacu semangat para kader dan pemerintah desa agar
lebih keras lagi dalam membantu puskesmas Sapala dalam Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. pada intinya dari hasil
lokakarya mini lintas sektor puskesmas Sapala yaitu membangun komitmen, semua harus
terlibat dan memiliki peran, agar dapat mewujudkan Sapala sehat, dan Indonesia sehat.
BAGIAN II
RANCANGAN LOKAKRYA MINI DI PUSKESMAS BEBATUAN
A. PERENCANAAN
Berdasarkan kerangka acuan kerja lokakarya mini puseksmas Bebatuan maka
diadakan kegiatan lokakarya mini bulanan pertama. Pengorganisasian dilaksanakan
untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan Kesehatan.
B. PERSIAPAN
Untuk Lokakarya Bulanan Puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama. Lokakarya Bulanan Rutin ini dilaksanakan
untuk memantau pelaksanaan POA puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara
teratur.
Pertemuan dilaksanakan
Tempat : Aula Tertutup Puskesmas
Tanggal /Waktu : Sabtu 2 Mei 2020 /09.00 sampai selesai
Jumlah Peserta : Seluruh petugas Puskesmas, termasuk petugas Puskesmas
Pembantu dan Bidan di Desa.
Pengarah : Kepala Puskesmas Bebatuan
C. SUSUNAN ACARA
a) Pembukaan
1) Diawali dengan doa
2) Sambutan kepala puskesmas
3) Menyanyikan lagu Indonesia raya
b) Dinamika kelompok
c) Pengenalan program baru
d) POA Puskesmas
e) Analisa beban kerja petugas
f) Pembagian tugas dan desa binaan
g) Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
h) Kesimpulan dan rencana tindak lanjut
i) Penutup

LAPORAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Nama Kegiatan : Lokakarya Mini bulanan pertama


2. Tanggal Pelaksanaan : 2 mei 2020
3. Hasil Kegiatan : Arsip Laporan
4. Masalah : Pada dasarnya masalah yang ada adalah tentang pencapaian
program yang belum mencapai target. Masalah yang lain adalah tentang permasalahan
yang ada di wilayah puskesmas bebatuan. Termasuk rencana kerja baru. Beberapa hal
khusus situasional juga merupakan permasalahan yang harus diselesaikan.
5. Rencana Tindak Lanjut : Rencana tindak lanjut dengan sendirinya menyesuaikan dengan
permasalahan yang ada. Semua rencana tindak lanjut harus dikomunikasikan dan
dikoordinasikan dengan baik Bersama seluruh tim di puskesmas.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Penanggung Jawab

dr Puspa Ayu Lestari (Aini, Amd.Keb)

Anda mungkin juga menyukai