Komunikan
Psikologi Komunikasi-01
Ruang lingkup psikologi komunikasi
1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam
sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2. Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan.
4. Proses yang dilakukan sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui
pengaturan signal-signal yang disampaikan.
5. Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga
perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah
lain.
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.
( Rakhmat, 2013, h.4)
Komunikasi dalam sudut pandang
psikologi
Sosiologi mempelajari interaksi sosial. Interaksi sosial selalu diawali dengan adanya kontak
dan komunikasi. Sosiologi memakai komunikasi sebagai interaksi sosial dalam hal untuk
mencapai tujuan-tujuan dalam kelompoknya.
Filsafat meneliti komunikasi secara kritis dan dialektis, hubungan manusia dengan
realitasnya.
Kenapa manusia berkomunikasi?
Bagaimana komunikan menggunakan komunikasi untuk berinteraksi?
Apakah komunikasi ditentukan oleh sifat-sifat jiwa manusia atau oleh pengalaman?
Bagaimana proses komunikasi? (kognisi-afeksi-perilaku).
Psikologi mempelajari perilaku manusia dan menyimpulkan proses kesadaran yang
menyebabkan terjadinya perilaku itu.
Empat ciri pendekatan psikologi
pada komunikasi:
Kepribadian terbentuk sepanjang hidup kita. Selama itu pula komunikasi menjadi
penting untuk pertumbuhan pribadi kita. Melalui komunikasi manusia dapat
menemukan dirinya/ mengembangkan konsep diri/ menetapkan hubungan dengan
dunia sekitar.
Komuniksi efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss:
1. Pengertian penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti yang dimaksud oleh komunikator.
Pertengkaran terjadi karena pesan komunikan sering diartikan lain oleh orang yang diajak bicara.
Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut kegagalan komunikasi primer.
2. Kesenangan “Selamat pagi, apa kabar?”. Kalimat tersebut bukan untuk mencari keterangan tetapi
mengupayakan orang lain analisis transaksional- saya ok---kamu ok. Komunikasi ini umumnya disebut
komunikasi fatis yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Tujuannya supaya hubungan
hangat/ akrab/ menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap mempengaruhi sikap orang lain.
4. Hubungan sosial yang baik menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Saat berhubungan dengan
orang lain maka ingin mengendalikan dan dikendalikan/ mencintai dan dicintai- adanya komunikasi
interpersonal yang efektif.
5. Tindakan persuasi bertujuan melahirkan tindakan yang dikehendaki.
Konsep psikologi tentang manusia
Behaviorisme menganalisis perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur/ dilukiskan/
diramalkan. Behaviorisme ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh
faktor-faktor lingkungan. Perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau
dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan.
Kasus bayi Albert.
Eksperimen merpati.
Ada perilaku yang tidak bisa dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan konsep
belajar sosial. Ada perilaku manusia yang tidak bisa dijelaskan dengan pelaziman. Misalnya
anak berusia 2 tahun dapat berbicara dalam bahasa ibunya.
Behaviorisme tidak bisa mengungkap secara keseluruhan terutama tentang self motivated.
Konsep manusia dalam psikologi
kognitif
Manusia tidak saja pasif bereaksi terhadap lingkungan tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha
memahami lingkungannya- makhluk yang selalu berpikir.
Menurut psikolog gestalt manusia tidak memberikan respon kepada stimulasi secara otomatis. Manusia
aktif menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respon, manusia akan
menangkap dulu “pola” stimulus secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna—pola gestalt.
Heider dan Festinger membawa psikologi kognitif ke dalam psikologi sosial. Manusia sebagai pencari
konsistensi kognitif. Manusia selalu menjaga keajegan dalam sistem kepercayaan dengan perilaku.
Disonansi kognitif menurut Festinger– ketidakcocokan antara dua kognisi (pengetahuan). Orang akan
resah ketika keadaannya disonan. Kognisi “saya tahu saya senang merokok”, disonan ”saya tahu
merokok merusak kesehatan”.
Teori komunikasi orang akan mencari informasi yang mengurangi disonansi, menghindari informasi yang
menambah disonansi. Jika ada informasi yang disonan dengan keyakinan manusia, manusia tersebut akan
menolak informasi tersebut, meragukan sumbernya, mencari informasi yang konsonan atau mengubah
sikap sama sekali.
Teori disonansi dikritik kemudian muncul konsep manusia sebagai pengolah informasi.
Manusia menjadi makhluk yang secara sadar memecahkan permasalahan.
Kahneman dan Tversky (1974) menyebutkan cognitive heuristics (dalil-dalil kognitif).
Misal: anak perempuan yang berpacaran dengan seorang tentara lebih disetujui oleh
orangtua karena masa depan yang mapan dan terjamin dibanding berpacaran dengan
seorang pelukis.
Dalam konsep psikologi kognitif manusia bukan saja makhluk berpikir tetapi
manusia berusaha menemukan jati dirinya dan bisa mencapai apa yang dia
inginkan.
Konsep manusia dalam psikologi
humanistik
Fenomenologi melihat manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi
secara subjektif. Setiap manusia mengalami dunia dengan cara sendiri.
Dalam humanistik manusia bukan saja pelaku, pencari identitas tetapi juga memberi makna.
Menurut Rogers pandangan humanisme:
1. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi di mana manusia menjadi pusat.
2. Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
3. Individu bereaksi terhadap situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya seperti yang
dipersepsi dirinya dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
4. Pertahanan diri ketika ada ancaman terhadap dirinya.
5. Manusia selalu ingin sehat dan utuh. Manusia berperilaku rasional dan konstruktif, memilih jalan
menuju pengembangan dan aktualisasi diri.
Faktor-faktor personal yang
mempengaruhi perilaku manusia
Faktor biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang seperti hewan lain kecuali memiliki akal budi. Manusia butuh lawan jenis untuk kegiatan reproduksi. Penting memperhatikan
pengaruh biologis terhadap perilaku manusia. Ada perilaku tertentu yang bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Disebut instink atau species-characteristic
behavior, misal: bercumbu, merawat anak, memberi makan dan perilaku agresif. Tahun 1950 Keys dkk melakukan penelitian eksperimen tentang setengah lapar.
Responden menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, tidak bisa konsentrasi. Pada hari ke 25 makanan menjadi dominasi pikiran/ percakapan/ mimpi.
Faktor sosiopsikologis
Manusia sebagai makhluk sosial memperoleh karakteristik yang mempengaruhi perilakunya (afektif-kognitif-konatif). Afektif aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis. Kognitif aspek intelektual, berkaitan dengan apa yang diketahui oleh manusia. Konatif aspek volisional, berhubungan dengan kebiasaan dan
kemauan bertindak.
Komponen afektif terdiri dari :
1. Motif sosiogenis– membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan.
2. Sikap– sikap kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Sikap memiliki daya dorong atau motivasi. Sikap relatif menetap,
misal: sikap politik kelompok tertentu cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Sikap mengandung aspek evaluatif ( ada nilai menyenangkan
dan tidak menyenangkan). Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari belajar. Sikap dapat dikuatkan atau diubah.
3. Emosi—menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-gejla kesadaran, keperilakukan, dan proses fisiologis. Fungsi emosi menurut Coleman dan
Hummen adalah pembangkit energi, pembawa informasi, emosi sebagai pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal, emosi sebagai sumber informasi
tentang keberhasilan kita.
4. Kepercayaan– merupakan komponen kognitif dari sosiopsikologis mengenai sesuatu benar atau salah atas dasar bukti; sugesti otoritas; pengalaman; atau intuisi.
5. Kebiasaan– komponen konatif. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang
menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan. Kebiasaan memberikan
pola perilaku yang dapat diramalkan.
6. Kemauan– erat kaitannya dengan tindakan; usaha seseorang untuk mencapai tujuan.
Faktor-faktor situasional yang
mempengaruhi perilaku manusia