KIE
Cegah Komplikasi
Definisi Abses Hati
• Bentuk infeksi pd hati yg disebabkan oleh
infeksi bakteri, parasit, jamur maupun
nekrosis steril yg bersumber dr sistem GIT
• Ditandai dgn adanya proses supurasi dgn
pembentukan pus yang terdiri dari jaringan
hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah
di dalam parenkim hati
Epidemiologi
• Sebagian besar merupakan infeksi parasit
seperti amoeba, echinococcus, dan (paling
jarang) protozoa lainnya dan cacing.
Staphylococcus aureus
Abses hati
Microaerophilic
Abses Hati Piogenik (AHP)
Streptococci
E.coli
Anerobic streptococci
Candida albicans
Klebsiella pneumoniae
Actinimyces
Bacterides
Staphylococcus milleri
Fusobacterium
S. Typhi
Enterobacteriaceae
Brucela melitensis
Aspergillus
Actinomycotic
abscess Eikenelle corrodens
PYOGENIC ACTINOMYCOTIC
PEMBEDA AMEBIC ABSES HATI
ABSCESS ABSCESS
Entamoeba histolytica E coli, Streptococcus milleri, Actinomyces, Candida
Bacteroides, Enterococcus albicans, Aspergilus,
ETIOLOGI faecalis, Proteus vulgaris. S
aureus
Bersarang
Antigen Gal / Gal Nac-lectin
Menembus muskularis mukosa,
Melekat di Memasuki submukosa
amoebapores
Sel epitel kolon
Amoeba menginvasi
Epitel menjadi immobile jar. ekstrasel
Sistein
proteinase
Granula dan
Inti sel hancur
struktur sitoplasma hilang
Proses utama : histolisis (nekrosis dengan lisis sel jaringan)
Proses dapat melebar lateral sepanjang sumbu usus, ulkus saling berhubungan membentuk sinus
Peristaltik usus trofozoit dan isi ulkus keluar, lalu masuk ke rongga usus
serang jaringan / keluar besama tinja (tinja disentri)
STADIUM
TROFOZOIT
Dapat ditemukan
pada tinja yang
konsistensinya
lembek atau cair
STADIUM KISTA
Biasanya
ditemukan pada
tinja padat
MASA INKUBASI
• Beberapa hari –
tahun
• Umumnya : 1
minggu – 4
minggu
• kehamilan • obat imunosupresif
• kurang gizi • kortikosteroid
• keganasan • strain amoeba
Komensal Patogen
Perdarahan
Ulkus khas:
• kecil di lapisan mukosa tapi lebar di submukosa dan muskularis
• ulkus mukosa menonjol dengan reaksi radang minimal
• mukosa usus antar ulkus normal Menembus
• sel leukosit lapisan
• Kadang ditemukan trofozoid muscularis
Vena Abses
porta Hati Abses Paru, Otak, Limpa Peritonitis
GAMBARAN KLINIS & PEMERIKSAAN
Gejala Pemeriksaan Fisik Laboratorium
•Demam •Ikterus (biasanya pada •HB 10.4-11,3 g%
•Nyeri perut kanan atas abses besar kompresi •Leukosit 15000-35000/ml3
•Anoreksia cab. Biliaris) • tanpa eosinofilia
•Nausea •Temperatur naik •Albumin 2,76-3,05 g%
•Vomitus •Malnutrisi •Globulin 3,62-3,75 g%
•BB turun (biasanya kronis) •Hepatomegali •Total bilirubin 0,9-2,44 mg
•Batuk •Nyeri perut (RUQ, %
•Pembengkakan perut epigastrium, kiri, referred •Fosfatase alkali 270,4-
kanan ke pundak) 382,0 u/l
•Ikterus • Nyeri bersifat dull & •SGOT 27,8-55,9 u/l
•Berak darah konstan •SGPT 15,7-63,0 u/l
•Fluktuasi • anemia (normositik
•Nyeri tekan positif normokrom)
4. Drainase Bedah
Indikasi:
– penanganan abses yang tidak berhasil membaik dengan cara yang lebih
konservatif
– perdarahan yang jarang terjadi tetapi mengancam jiwa penderita, disertai atau
tanpa adanya ruptur abses
– septikemia karena abses amuba yang mengalami infeksi sekunder, khususnya
bila usaha dekompresi perkutan tidak berhasil
– Laparoskopi juga dikedepankan untuk kemungkinannya dalam mengevaluasi
terjadinya ruptur abses amuba intraperitoneal.
•Nekrosis hati
•Perdarahan intrahepatik Kerusakan
Trauma tumpul kanalikuli
•Kebocoran sal empedu
Perumbuhan bakteri
AHP Bakteri masuk ke hati
dengan proses supurasi
Manifestasi klinis
• Sindrom klinis klasik
– Nyeri spontan RUQ jalan membungkuk ke depan
dengan kedua tangan di atas RUQ
– Demam tinggi
– Syok
• Era pemakaian antibiotik
– Malaise
– Demam subfebris
– Nyeri tumpul abdomen yang menghebat bila bergerak
– Mual, muntah
– Nafsu makan turun, BB turun
– Ikterus
– Feses seperti kapur
– Urine gelap
Patologi dan Mikrobiologi
• Pemeriksaan fisik hati membesar
• Makroskopik abses jelas terlihat dan
multipel, cenderung ke lobus dekster karena
aliran laminar dalam vena porta
• Histologi abses terdiri dari kapsula fibrosa
tebal dengan debris sel ditengah
• Px mikrobiologi abses hati krn terinfeksi
flora GIT dan anaerob E.coli (50%),
streptokokus (19%), stafilokokus (11%)
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
– Leukositosis tinggi dengan pergeseran ke kiri
– Anemia
– Peningkatan LED
– Peningkatan ALP, enzim
transaminase, dan serum bilirubin Kegagalan
– Penurunan albumin serum fungsi hati
– PT memanjang
– Tes serologi menyingkirkan DD
– Kultur darah GOLD STANDARD
Pemeriksaan Penunjang
• Foto toraks dan foto polos abdomen
– Diafragma kanan meninggi
– Efusi pleural
– Atelektasis basiler
– Empiema
– Abses paru
• Angiografik abses = daerah avaskular
• Abdominal CT scan, MRI, USG
• Biopsi hati
DIAGNOSA
• Mual • Demam
• Muntah • Leukositosis
• Penurunan BB
Ultrasound (USG) membedakan apakah solid atau berisi cairan.
Komplikasi
Sebelum terapi Setelah terapi
• Septikemia/bakteremia • Diatesis hemoragik
mortalitas 85% • Infeksi luka
• Ruptur abses hati disertai • Abses rekuren atau
peritonitis generalisata reaktifasi abses
mortalitas 6-7% • Perdarahan sekunder
• Kelainan pleuropulmonal
• Gagal hati
• Hemobilia
• Empiema
• Fistula hepatobronkial
Penatalaksanaan
• Konvensional
– Drainase terbuka operasi
– Antibiotik spektrum luas
• Saat ini
– Drainase perkutaneus abses intraabdominal
dengan tuntunan abdomen Ultrasound atau CT
• Komplikasi: perdarahan, perforasi organ, infeksi,
kesalahan penempatan kateter
– Reseksi hati abses multipel
Penatalaksanaan
– Antibiotik
• Terapi awal penisilin
• Terapi lanjut
– [Ampisilin, aminoglikosida, sefalosporin generasi III] +
[klindamisin, metronidazol]
• Tanpa perbaikan setelah 48-72 jam
– Ganti dengan antibiotika sesuai hasil kultur aspirat abses
• Pengobatan parenteral diganti oral setelah 10-14 hari
dan dilanjutkan selama 6 mgg
Actinomycosis
Actinomycosis
• Actinomycosis adalah infeksi bakteri subakut-
kronis yang disebabkan oleh bakteri filamen,
gram positif, anaerob atau mikroaerofilik yang
tidak tahan asam
• Karakteristik
– Penyebaran berdekatan (perkontinuitatum)
– Peradangan supuratif dan granulomatosa
– Pembentukan abses multiple dan saluran sinus (sulfur
granule)
– Debris dari mikroorganisme penyebab lain
Epidemiologi
• Actinomycosis terjadi di seluruh dunia, dengan tingkat
prevalensi cenderung lebih tinggi di daerah dengan
status sosial ekonomi rendah dan kesehatan gigi yang
buruk
• Ras
Actinomycosis tidak memiliki predileksi rasial
• Sex
Laki : perempuan = 3 : 1
• Umur
Dapat terjadi pada segala usia, tetapi kebanyakan orang dewasa
umur 20-50
Patofisiologi
• Actinomyces adalah flora normal di rongga mulut, saluran pencernaan
bawah dan saluran alat kelamin perempuan
• Actinomycosis umumnya adalah infeksi polymicrobial (memerlukan
bakteri pendamping) sindrom inflamasi dengan polietiologi
• Bakteri pendamping bertindak sebagai copathogens yang meningkatkan
invasive actinomyces membentuk lingkungan mikroaerofilik atau
dengan menghambat pertahanan host
• Bakteri konkomitan tersering Actinobacillus actinomycetencomitans,
Eikenella corrodens, spesies Bakteriodes, dan Fusobacterium.
• Infeksi respon inflamasi yang intens (yaitu, supuratif, granulomatosis),
dan fibrosis menyebar dan menyerang jaringan sekitarnya atau organ.
• Penyebaran hematogen ke organ jauh dapat terjadi dalam setiap tahap
actinomycosis, sedangkan penyebaran limfatik adalah jarang
Actinomyces saprofit
(gigi, kripta tonsil)
• Trauma
• Infeksi
A.Israelii patogen
AKTINO
AKTINOMIKOSIS AKTINOMIKOSIS AKTINOMIKOSIS
MIKOSIS
SERVIKOFASIALIS TORAKALIS ABDOMINALIS
PELVIS
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
• Anemia and mild leukocytosis
• LED dan CRP meningkat
• Fosfatase alkali sering meningkat pada actinomycosis hati
• Kultur organisme
– Identifikasi langsung dan / atau isolasi dari organisme penyebab
infeksi dari spesimen klinis atau dari butiran belerang
diperlukan untuk diagnosis definitif dalam banyak kasus.
– Spesimen diperoleh dari: draining sinuses, deep needle aspirate,
biopsy
– Spesimen dari swabs, sputum, and urine tidak dapat digunakan
Studi Imaging
• Chest radiography
• CT scanning
Histologi
• campuran reaksi peradangan supuratif dan granulomatosa,
proliferasi ikat-jaringan, dan adanya butiran belerang
Penatalaksanaan
FARMAKO
• Penisilin G (Pfizerpen, Bicillin) DOC
• Doxycycline (Bio-Tab, Doryx, Vibramycin)
• Seftriakson (Rocephin)
• Imipenem / cilastatin (Primaxin)
BEDAH
• Insisi dan drainase abses, eksisi saluran sinus dan lesi
fibrotik, dekompresi infeksi ruang-tertutup, dan
intervensi yang bertujuan mengurangi obstruksi
(misalnya, ketika lesi actinomycotic mengkompresi
ureter)
NON FARMAKO
• Pemeliharaan kebersihan mulut yang baik dan
perawatan gigi yang teratur sangat penting
• Pasien dan dokter sama-sama harus menyadari
peningkatan risiko infeksi yang berkaitan dengan IUCD.
Komplikasi
• Osteomyelitis (tulang rusuk, rahang, dan tulang
belakang)
• Penyakit SSP : abses otak; meningitis kronis;
actinomycetoma; infeksi cranial, epidural, dan
subdural; dan infeksi epidural tulang belakang
• Endocarditis
• Hepatic actinomycosis
• Disseminated actinomycosis
Prognosis
• Ketika actinomycosis didiagnosa dini dan diobati
dengan terapi antibiotik yang tepat, prognosis sangat
baik
• Bentuk actinomycotic tahap lanjut memerlukan
terapi antibiotik dan bedah agresif untuk hasil yang
optimal