Drs. Syarbini A. Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Dini
1. Karakteristik Umum Anak Usia Dini
a. Unik, artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. b. Egosentris, artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. c. Aktif dan Energik, artinya anak lazimnya senang melakukan aktivitas. d. Rasa inigin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal e. Eksploratif dan berpetualang, maksudnya terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru. f. Spontan, artinya perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya. g. Senang dan kaya dengan fantasi, artinya anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. h. Masih muda frustasi. i. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu. j. Daya perhatian yang pendek k. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Piaget berpendapat bahwa anak berada pada tahap atau
periode “Praoperasional”, yang deskripsi kemampuannya adalah sebagai berikut: a. Mampu berfikir dengan menggunakan simbol. Kemampuan ini merupakan sub tahap pada praoperasional, yang terjadi kira- kira antara usia 2-4 tahun. b. Berpikirnya masih dibatasi oleh persepsinya. c. Berpikirnya masih kaku belum fleksibel d. Dapat mengelompokkan sesuatu berdasarkan satu dimensi, seperti kesamaan warna, bentuk dan ukuran. e. Dikatakan juga bahwa cara berpikirnya masih egocentrism, yaitu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif sendiri dengan perspektif orang lain. 3. Perkembangan Emosional
a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang
dianggap membahayakan. b. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada objeknya. c. Marah, yaitu perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu yang diwujudkan dalam bentuk verbal atau nonverbal. d. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya. e. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena terpenuhi keinginannya. f. Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda. 4. Perkembangan Bahasa
a. Usia 2,0 - 2,6 tahun, bercirikan:
1) Anak sudah bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna
2) Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit lebih kecil dari burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing. 3) Anak banyak menanyakan nama dan tempat: apa, di mana, dan dari mana. 4) Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang berakhiran. b. Usia 2,6-6,0 tahun, bercirikan:
1) Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk
beserta anak kalimatnya. 2) Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu – sebab akibat melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa dan bagaimana. 5. Perkembangan Sosial
Tanda-tanda perkembangan sosial pada anak, yaitu:
a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain. b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan. c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain. d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya (peer group) 6. Perkembangan Bermain
Beberapa macam permainan anak (Abu Ahmadi, 1977), yaitu
sebagai berikut: a. Permainan Fungsi (permainan gerak), seperti meloncat-loncat, naik dan turun tangga, berlari-larian, bermain tali, dan bermain bola. b. Permainan Fiksi, seperti menjadikan kursi sebagai kuda, main sekolah-sekolahan, dagang-dagangan, perang-perangan, dan masak- masakan. c. Permainan Reseptif dan Apresiatif, seperti mendengarkan cerita atau dongeng, melihat gambar, atau melihat orang melukis. d. Permainan membentuk (konstruksi), seperti membuat kue dari tanah liat, membuat gunung pasir, membuat kapal-kapalan dari kertas. e. Permainan Prestasi, seperti sepak bola, bola voli, tenis meja dan 7. Perkembangan Kepribadian
Aspek-aspek perkembangan kepribadian anak itu meliputi hal-
hal berikut: a. Dependency & Self – Image Perkembangan sikap “independensi” dan kepercayaan diri (self confididence) anak amat terkait dengan perlakuan orangtuanya. Salah satu penelitian Braumrind (Ambron, 1981) menemukan bahwa anak yang orangtuanya memberikan pengasuhan atau perawatan yang penuh kehangatan, dan pemahaman serta memberikan arahan atau tuntunan, maka anak akan memiliki rasa percaya diri (self confidence), bersikap ramah, mempunyai tujuan yang jelas, dan mampu mengontrol diri. b. Initiative vs Guilt
Perkembangan dengan initiative (inisiatif), pada tahap ini
anak sudah siap dan berkeinginan untuk belajar dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Yang berbahaya pada tahap ini adalah tidak tersalurkannya energi yang mendorong anak untuk aktif, karena mengalami hambatan dan kegagalan, sehingga anak mengalami guilt (rasa bersalah). Perasaan bersalah ini berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak, dia bisa menjadi nakal atau pendiam. 8. Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap
moralitas terhadap kelompok sosialnya. Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik/boleh/ diterima/disetujui /buruk/tidak boleh/ditolak /disetujui. Berdasarkan pemahamannya itu, maka pada masa ini anak harus dilatih atau dibiasakan mengenai bagaimana dia harus bertingkah laku. 9. Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut: a. Sikap keagamaannya bersifat reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya. b. Pandangan ketuhanannya bersifat anthropormoph (dipersonifikasikan). c. Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ritual. d. Hal ketuhanan dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai dengan taraf berpikirnya yang masih bersifat egosentrik (memandang segala sesuatu dari sudut dirinya) (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) Beberapa Upaya Menfasilitasi Perkembangan Anak Usia Dini
a. Dari segi Fisik, yaitu Kesehatan, Motorik (kasar dan halus),
Pemahaman tentang bagian dan fungsi tubuh.
1) Mengembangkan pemahaman dan sikap positif
terhadap kondisi fisiknya; 2) Menyediakan sarana untuk bermain atau berolahraga; 3) Melatih olahraga dan keterampilan; 4) Menjelaskan bagian-bagian dan fungsi tubuh; 5) Menjelaskan keterbatasan tubuh; 6) Mengembangkan kebiasaan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan tubuh. b. Dari segi intelektual, yaitu: keberbakatan atau kerativitas daya fikir, dan daya cipta. Upaya pengembangannya:
1) Memberi contoh mendorong anak untuk gemar membaca;
2) Mengenalkan lingkungan atau menstimulasi anak dengan berbagai informasi yang berada dalam lingkungannya; 3) Mengenalkan angka, huruf, dan bangun geometri; 4) Melatih anak untuk belajar berfikir sebab akibat; 5) Membiasakan anak untuk berani mengungkapkan ide/ gagasan atau mengajukan pertanyaan; 6) Melatih problem solving artinya bertanya jawab dengan anak tentang cara memecahkan masalah-masalah kehidupan sehari-hari; 7) Mendorong kemandirian anak untuk melakukan tugas atau pekerjaannya sendiri; 8) Mengembangkan kemampuan imajinatif atau daya cipta anak; 9) Mengadakan program-program yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkompetisi; c. Dari segi emosi, yaitu kecerdasan emosional. Upaya-upayanya:
1) Menciptakan suasana emosional yang kondusif baik
di rumah maupun di sekolah; 2) Membicarakan tentang perasaan-perasaan baik diri sendiri maupun orang lain; 3) Membicarakan tentang cara menyalurkan keinginan tanpa mengganggu perasaan orang lain; 4) Mengembangkan sikap dan kebiasaan saling menyayangi dengan teman; 5) Mengembangkan sikap positif (respek) terhadap diri sendiri dan orang lain; 6) Menghormati pribadi anak; 7) Memberikan penghargaan kepada anak yang menampilkan prilaku atau prestasi yang diharapkan. d. Dari segi sosial, yaitu kedisiplinan, sikap toleransi, sikap altruis (tolong-menolong), sikap kooperatif atau kolaborasi (kebiasaan berkerjasama). Upaya-upayanya:
1) Menyusun tata tertib;
2) Mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk mentaati tata tertib dan menjelaskan alasan penerapannya; 3) Mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk saling menghormati, menolong, dan menjalin persahabatan; 4) Memberikan informasi tentang adanya keragaman agama, budaya dan suku dalam masyarakat; 5) Menyusun program yang melibatkan siswa dalam kegiatan kelompok; 6) Menerangkan tata krama atau adat istiadat. b. Masa Pra Operasional ( 2 – 7 tahun) - ciri khas anak menggunakan simbol yang mewakili sesuatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat.
Misalnya seorang anak pernah melihat dokter
praktek, maka anak akan bermain ; dokter- dokteran. c. Masa Konkreto Prerasional ( 7 – 11 tahun ) - anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkrit.
Anak mulai mengembangkan tiga macam
operasi berpikir : - identifikasi : mengenali sesuatu - negasi : mengingkari sesuatu - reprokasi : mencari hubungan timbal- balik antara beberapa hal 3. EMOSI
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan
perubahan atau prilaku fisik, seperti ; marah dengan teriakan suara keras atau tingkah laku yang lain.
Kecewa, senang, dan puas, merupakan gejala perasaan yang
mengandung unsur senang dan tidak senang. 4. BAHASA
Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan
sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan. Dalam
pertumbuhan awal berbahasa lisan, bayi menyampaikan isi pikiran atau perasaannya dengan tangis dan atau ocehan. Ia menangis atau mungkin menjerit jika tidak senang atau sakit, dan sebagainya.