Anda di halaman 1dari 54

Tabir surya

Prodi S1 Farmasi
Fakultas Kesehatan
Universitas Perjuangan Tasikmalaya
2019
Outline Materi:
• Sinar Matahari
• Mekanisme Proteksi Kulit
• SPF
• Penetapan SPF
The Sun: Its Benefits and Harms

BENEFITS: HARMS:
• Heat • Suntan
• Light • Sunburn
• Photosynthesis • Premature aging
• Outdoor environment
• Freckles
for physical activity • Liver spots
• Production of • Wrinkles
vitamin D • Loss of elasticity
• Happy & positive • Cataracts
feelings; good mood
• Suppression of
immune system
• Solar keratoses
• Skin cancer
Solar UV radiation is 95% UVA &
5% UVB.

UVA causes tanning, aging &


skin cancer.

UVB causes burning & skin


cancer.

Tanning beds emit


2-3 times more UVA than the
sun.

UVB produces vitamin D. UVA


does not.
Sinar UV
• UV A
- Panjang gelombang antara 400 – 315 nm dengan efektivitas tertinggi pada 340
nm.
- Dapat menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa menimbulkan kemerahan
sebelumnya disebabkan oleh adanya oksidasi melanin.
- Menekan fungsi kekebalan tubuh.
- Terjadinya penuaan dini pada kulit.
- Menyebabkan terjadinya erythema, pigmentasi, dan elastisitas kulit sinar UV A
dapat menetrasi komponen pada lapisan dermis yang terdapat dibawah epidermis.
- Sinar UV A tidak diabsorpsi oleh molekul DNA, tetapi UV A dapat menyebabkan
kerusakan kulit akibat adanya senyawa oksigen reaktif.
Sinar UV
• UV B
- Panjang gelombang antara 315 – 280 nm dengan efektivitas
tertinggi pada 297,6 nm.
- Sinar UV B tidak menembus kulit sejauh sinar UV A
- Sinar UV B menetrasi pada permukaan kulit sampai bagian
epidermis dan merupakan penyebab utama terjadinya sunburn dan
tanning resiko kanker kulit >>.
- Sinar UV B juga bertanggung jawab terhadap fotokarsinogenik.
Sinar UV
• UV C
- Panjang gelombang di bawah 280 nm
- Tersaring oleh lapisan ozon dalam atmosfer dapat merusak
jaringan kulit.
- Walaupun tersaring, tetap dapat merusak kulit karena memiliki
aktivitas sebagai mutagenik dan karsinogenik.
- Lapisan ozon mulai menipis dan mungkin sinar UV C dapat
berkontribusi dalam sunburn dan penuaan kulit secara prematur.
Sinar UV
• Ozone: O3 (3
oxygen atoms)
• Polar molecule,
like water
• Ozone is much
more reactive,
unstable
• Pale blue,
poisonous gas
Bad!
• Absorbs
ultraviolet
radiation! Good!
10

UV radiation is not always the same it changes based


on…

• Time of day
• Time of year
• Location
• Altitude
• Weather
• Reflection
• Ozone Layer
Erythema (Efek negatif sinar matahari)
• Terjadi karena paparan sinar UV antara 320-290 nm (bisa terjadi pada paparan
dengan panjang gelombang yang lebih rendah).
• Panjang gelombang 334,2 nm dan 366,3 nm paling efektif untuk merubah warna
kulit menjadi coklat (tanning) disertai dengan erythema.
• Setelah beberapa hari erythema akan sembuh dan kulit akan berubah menjadi
coklat.
• Spektrum kurva erythema tidak dapat dipisahkan dari kurva efektivitas tanning
yaitu pada panjang gelombang >295 nm, efek tanning akan muncul dalam 12 jam
ketika erythema sudah mencapai maksimum.
• Erythema mulai muncul setelah periode laten 2-3 jam dan mencapai intensitas
maksimalnya pada 10-24 jam setelah paparan
Tanning (Efek negatif sinar matahari)
• Perubahan warna kulit menjadi kecoklatan, ditentukan secara genetik
dan tergantung dari kapasitas untuk memproduksi pigmen melanin dari
melanosit.

• Terdapat 3 tipe tanning response:


- Immediate tanning
- Delayed tanning
- True tanning
Immediate tanning

• Immediate tanning distimulasi oleh energi antara 300 nm dan 660


nm, efikasi maksimum antara 340 nm dan 360 nm.

• Immediate tanning dari melanin yang tidak teroksidasi terjadi di


lapisan epidermal kulit, dekat dengan permukaan.

• Proses ini akan mencapai maksimum sekitar 1 jam setelah paparan


radiasi dan mulai memudar secara perlahan setelah 2-3 jam paparan.
Delayed Tanning

• Delayed tanning melibatkan oksidasi dari melanin yang terjadi di


lapisan sel basal dari epidermis.

• Proses segera dimulai 1 jam setelah paparan dan mencapai puncak


setelah 10 jam, kemudian memudar secara cepat setelah 100 hingga
200 jam.
True tanning
• Delayed tanning dan true tanning distimulasi oleh radiasi
erythemogenic, yaitu antara 295 nm dan 320 nm.

• True tanning dimulai 2 hari setelah paparan dan mencapai maksimum


setelah 2 hingga 3 minggu kemudian.
Sunburn (Efek negatif sinar matahari)
•Merupakan efek penyianaran sinar matahari jangka pendek.
•Sunburn adalah kerusakan kerusakan sel di lapisan sel prikel (stratum spinosum) pada kulit, melalui
denaturasi protein.
•Pelepasan substansi histamin akan menyebabkan dilatasi dari pembuluh darah dan erythema
edema.
•4 kategori efek dari sunburn :

- Minimal perceptive erythema


- Vivid erythema
- Painful burn
- Blistering burn
Minimal perceptive erythema
Efek erythema yang ringan, terdapat warna merah atau pink pada
kulit dan terjadi dalam 20 menit setelah terpapar sinar matahari.
Vivid erythema
Warna merah cerah pada kulit yang tidak disertai dengan nyeri dan
terjadi dalam 50 menit setelah terpapar sinar matahari.
Painful burn
Dikarakterisasikan seperti vivid erythema tetapi disertai nyeri ringan
hingga kuat dan terjadi dalam 100 menit setelah terpapar sinar
matahari.
Blistering burn

Rasa nyeri yang ekstrim disertai dengan vivid erythema dan


kemungkinan terjadi gejala sistematik dengan kulit melepuh dan
mengelupas serta terjadi dalam 200 menit setelah terpapar sinar
matahari.
Paparan kronik (Efek negatif sinar matahari)
• Merupakan efek penyinaran sinar matahari jangka panjang.

• Paparan sinar matahari secara terus-menerus, dampak yang paling


berbahaya adalah timbulnya kanker kulit.

• Perubahan degeneratif pada jaringan ikat pada corium dan


menghasilkan penuaan dini pada kulit (penebalan kulit, hilangnya
elastisitas alami kulit, muncul keriput, membentuk noda kulit).
TABIR SURYA ALAMI TUBUH
Mekanisme Perlindungan Alami Kulit
penebalan stratum korneum dan pigmentasi kulit

peningkatan jumlah melanin dalam epidermis

Butir melanin setelah penyinaran UV B akan berpindah ke stratum korneum

kulit mengelupas, butir melanin akan lepas

semakin banyak pigmen melanin yang dimiliki, sehingga semakin besar perlindungan alami dalam kulit
Mekanisme Perlindungan Alami Kulit
Penggolongan tipe kulit manusia berdasarkan ketahanan
kulit yang terpapar sinar UV
Tabir Surya
• Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
membaurkan atau menyerap cahaya matahari secara efektif, terutama
daerah emisi gelombang ultraviolet dan inframerah, sehingga dapat
mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari (Ditjen
POM, 1985).

• Berdasarkan mekanisme aksi, dibagi jadi 2 :


- Sunblock merupakan sediaan tabir surya yang mekanisme kerjanya
secara fisik memantulkan sinar UV.
- Sunscreen secara kimia menyerap sinar UV agar tidak menyerang sel
kulit.
Mekanisme Tabirsurya
• a. Tabir Surya Fisik :yaitu tabir surya dengan mekanisme kerja
memantulkan dan menghamburkan radiasi sinar UV. Umumnya
senyawa UV filter anorganik termasuk dalam kelompok ini.
• b. Tabir Surya Kimia :yaitu tabir surya dengan mekanisme
mekanisme kerja mengabsorbsi radiasi sinar UV, mengubahnya
menjadi bentuk energy panas. Umumnya senyawa UV filter
organic termasuk dalam kelompok ini.
Mekanisme Kerja
Mekanisme
MED (minimum erythemal dose)
• Diperoleh dari dosis atau waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
kemerahan pada kulit yang telah disinari menggunakan simulasi sinar UV.
• Setelah kulit diolesi tabir surya dengan beberapa dosis, kemudian kulit disinari
menggunakan simulasi sinar UV. Setelah 16-24 jam kulit disinari menggunakan
simulasi sinar UV, kemudian dilakukan evaluasi dan dicatat pada dosis terendah
mulai nampak kemerahan pada kulit.

• Pengujian MED dapat dilakukan secara in vivo atau in vitro.


- In vivo : biaya yang mahal, waktu yang lebih lama karena menggunakan subjek manusia
atau hewan seperti kelinci atau tikus.
- In vitro : lebih mudah, lebih hemat biaya, tidak menggunakan subyek manusia tetapi tidak
dapat memberikan informasi secara kuantitatif terkait perlindungan tabir surya ketika
diaplikasikan pada kulit.
Penetapan SPF
• Invitro menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis

Keterangan :
EE : Erythemal effect spectrum
I : Solar intensity spectrum
Abs : Absorbance of sunscreen product
CF : Correction factor (= 10)

Nilai EE X I adalah konstan dan ditunjukkan pada Tabel 1 berikut :


Penetapan SPF in Vivo
(Tahap 1)
 Kalibrasi menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan erytherma
jelas dengan lampu minimum pada jarak tertentu dari kulit
 Dengan lampu 500 watt di (305 nm) dari kulit, 1 menit di kulit.
 Dalam percobaan kurang lebih 0,5 inci dioleskan pada permukaan bagian dalam
lengan bawah dengan strip pita perekat selama 30 detik dan diberi nomer.
Kemudian daerah lainnya dengan yang pertama mempunyai jangka waktu dan
ini diulang sampai semua daerah terkena seluruhnya.
 Hasil diambil setelah 10-12 jam pada saat uji dari tabir surya telah dimulai.
Penetapan SPF in Vivo
Tahap 2
 Produk uji dilakukan ke kelompok lain yang pencahayaannya sama seperti
sebelumnya tetapi sekarang kulit dilindungi, daerah dari paparan 2-3 kali
lebih lama.
 Setelah 10-12 jam sektor akan menunjukkan erytherma minimum dan dapat
dilihat perbandingan waktu pencahayaan untuk efek yang sama dengan
dan tanpa produk yang diuji akan mengindikasikan faktor yang mana akan
memperpannjang waktu pencahayaan yang aman.
Penetapan SPF in Vivo
Uji Panel
• Hanya individu berkulit putih dengan jenis kulit I, II dan III sebagaimana ditentukan
sebelumnya harus dipilih tipe kulitnya.
• Ukuran panel antara lain bahwa pengujian MED dilakukan dengan penambahan 25%
dari paparan yang cukup dekat dengan standar deviasi diamati pada hasil uji;
standard error tidak boleh melebihi ± 5%.
• Setiap subjek tes harus diuji ketersediaan suntan, kulit terbakar atau lesi kulit.
Daerah uji belakang subyek antara garis sabuk dan bahu dan harus digariskan
dengan tinta dan dibagi menjadi setidaknya tiga lokasi pengujian minimal 1 cm2.
• Kedua pengujian sediaan tabir surya dan sediaan tabir surya standar yang
diterapkan pada lokasi uji dalam jumlah dari 2 mg cm-2 atau 2μl cm-2, untuk
memastikan penggunaan film standar
Penetapan SPF
• Metode Invivo→value that is defined as the ratio of the minimal
erythemal dose on sunscreen protected skin (MEDp) to the
minimal erythemal dose on unprotected skin (MEDu).

MED
Is ultrahigh SPF really any better?
Formula Sediaan tabir surya
Bahan aktif yang dapat ditambahkan berdasarkan PERKBPOM No.
HK.00.05.42.1018, tentang bahan kosmetik.
Bahan aktif tabir surya
Oksibenson
• Oksibenson merupakan tabir surya penyerap UV-A yang terbaik yang
ditemukan pertama kali.
• Biasanya dikombinasi dengan tabir surya penyaring UV-B untuk
menghasilkan nilai SPF yang tinggi.
• Oksibenson mempunyai kelarutan yang rendah.
Bahan aktif tabir surya
Oktilmetoksisinamat
• Oktilmetoksisinamat merupakan penyerap UV-B yang memberikan
absorbansi yang kuat pada pertengahan daerah UV-B (310 nm).
• Oktilmetoksisinamat tidak larut dalam air
• Sangat aman, inert secara kimia dan stabil (tidak merubah warna
emulsi), tidak mudah hilang pada kulit, mempunyai bau yang lemah,
relatif murah.
Bahan aktif tabir surya
Zink Oksida
• Zink oksida adalah tabir surya yang paling aman, efektif, dan berspektrum luas.
• Merupakah tabir surya fisik, sehingga aman karena tidak mengalami reaksi kimia
yang tidak kita ketahui akibatnya.
• Pada umumnya zink oksida tidak larut air, cara yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan kelarutan zink oksida adalah dengan mengkombinasikan dengan
bahan tambahan lainnya.
• Zink oksida adalah bahan polivalen, tidak dapat digunakan dengan pengental
yang elektrolit (contoh: karbomer) atau dengan asam lemak yang akan bertindak
sebagai penetralisir membentuk sabun polivalen (pengemulsi air dalam
minyak) dan menyebabkan ketidakstabilan emulsi.
Formula Sediaan tabir surya
Emulsi
 Sediaan sunscreen mayoritas (efikasi, rasa di kulit, dan biaya)
 Krim dan lotion pada dasarnya memiliki komposisi yang sama, beda
viskositasnya, Krim (lebih besar dari 50.000 cps) dan lotion (kurang dari 50.000
cps)
 Produk minyak dalam air (W/O) lebih mudah untuk diproduksi dan distabilkan,
tetapi sangat sulit untuk dibuat tahan air karena adanya pengemulsi hidrofilik
 Jika konsentrasi emulsifier meninggalkan kulit terlalu tinggi, tabir surya akan
mudah tercuci ketika berkeringat atau berenang. Pemilihan yang baik komponen
tabir surya, emulsifier, dan pembentuk film dapat meminimalkan efek tercucikan
air ini.
Formula Sediaan tabir surya
Gel
 Bentuk sediaan yang paling bagus secara visual
 Dicirikan dengan kejernihan dan viskositasnya
 Umumnya, terdiri dari fase tunggal (minyak atau air)
 Tabir surya dalam bentuk gel mudah tercuci (karena tingginya tingkat emulsifier
hidrofilik).
 Bentuk gel terasa dingin
 viskositas rendah dan konsistensinya cair yang disebabkan oleh peningkatan
kelarutan dari etilen oksida pada temperatur rendah.
 Sunscreen yang larut air dapat digabungkan dengan gel tersebut yang mana dapat
mencapai SPF 8-10.
Formula Sediaan tabir surya
Minyak
 Minyak mudah untuk diformulasikan.
 Tabir surya yang diizinkan FDA untuk digunakan adalah ester larut minyak dan
dapat mudah dimasukkan ke dalam vesikel berminyak.
 Minyak adalah vesikel yang sangat jelek untuk aplikasi tabir surya. Nonpolar dan
akan mengalihkan 𝝺m dari sebagian tabir surya ke panjang gelombang lebih
pendek, dan SPF akan turun.
 Minyak dapat menyebar dengan sangat baik pada kulit yang cenderung
berminyak, meninggalkan lapisan film yang tipis dan transparanini juga
menurunkan kinerja SPF
Formula Sediaan tabir surya
Stik
 Untuk aplikasi pada spot tertentu sunscreen stick hampir sempurna sebagai
pembawa.
 Suncreen dalam bentuk stick telah banyak digunakan, dimana biasanya basis
yang digunakan adalah lilin dan minyak.
 Partikulat (zink oksida dan titanium dioksida) yang umum digunakan dalam tabir
surya stik
Formula Sediaan tabir surya

Spray Aerosol

 Tabir surya mousses atau semprotan aerosol tidak populer. Hal ini
disebabkan karena kemasan tidak ekonomis.

 Selain itu, aerosol tidak disarankan untuk digunakan di pantai, di


mana suhu bisa naik ke tingkat 45oC atau lebih tinggi dan dapat
menyebabkan kebocoran, atau lebih buruk, dari wadah bertekanan
Evaluasi
Faktor lain yang berpengaruh terhadap efektivitas tabir surya ialah :
1. pH
2. Pelarut
3. Ketebalan residual film pada kulit
4. Stabilitas pada produk selama masa bekerja
Suntan
 Sunscreen berbeda dengan suntan

 Sediaan Suntan merupakan produk kosmetik yang dimaksudkan untuk meningkatkan


warna kulit (tanning)

 Suntaning agent tidak didefinisikan dalam monografi tabir surya (tidak dikategorikan
sebagai sunscreen)

 Produk Suntan mengandung DHA (dihydroxyacetone) yang tidak mengandung tabir surya
"Peringatan produk ini tidak mengandung tabir surya dan tidak melindungi terhadap
sengatan matahari, tanning dapat meningkatkan risiko penuaan kulit, kanker kulit, dan
efek berbahaya lainnya pada kulit."
THANK YOU FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai