Anda di halaman 1dari 22

AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM AND VICERAL

AFFERENT

Kelompok 7
• Winny Bergitta S
(R021191008)
• Nurul Hikmah
(R021191027)
• Indharty Aisyah S
(R021191043)
• A. Hajriana Mulda
(R021191059)
SISTEM SARAF OTONOM

Sistem saraf otonom


adalah bagian dari SST
(Sistem Saraf Tepi) yang
mengatur fungsi viseral
tubuh.
Sistem saraf otonom
diaktifkan oleh pusat-pusat
yang terletak di medula
spinalis, batang otak,
hipotalamus dan bagian
korteks serebri khususnya
korteks limbik.
Fungsi
Saraf Otonom
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang mengontrol
gerakan tak sadar dan mengatur fungsi tubuh seperti:

1. Tekanan Darah

2. Denyut jantung dan pernapasan

3. Suhu tubuh

4. Pencernaan

5. Produksi cairan tubuh


ANATOMI
SISTEM SARAF OTONOM
Saraf otonom terdiri atas neuron yang terdapat
pada susunan saraf pusat dan berhubungan
dengan ganglion otonom. Jalur saraf otonom yang
berjalan dari susunan saraf pusat terdiri dari dua
neuron, yaitu neuron praganglion dan neuron
pascaganglion.
Menurut sifat kerjanya, terdiri dari dua bagian yaitu :

1 2
Sistem Saraf Sistem Saraf
Simpatik Parasimpatik
Saraf Simpatik

Bagian dari sistem saraf otonom yang memiliki ganglion yang


terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum
tulang belakang sehingga memiliki serabut pra-ganglion pendek dan
serabut post-ganglion panjang. Saraf simpatik merupakan saraf yang
berpangkal pada medula spinalis di daerah leher dan pinggang,
sehingga disebut saraf torakolumbar.
Fungsi Saraf Simpatik :
1. Memperlebar pupil

2. Menurunkan/menghambat
seksresi air ludah

3. Mempercepat denyut jantung

4. Memperbesar bronkus

5. Menghambat sekresi empedu

6. Mengubah glikogen menjadi


glukosa

7. Meningkatkan sekresi adrenalin

8. Memacu tekanan darah


Sistem Saraf Parasimpatik

Saraf yang berpangkal pada medulla oblongata. Oleh karena


itu saraf parasimpatis disebut juga saraf craniosacral.
Susunan saraf parasimpatis berupa jaring-jaring yang
berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Fungsi Saraf
Parasimpatis
1. Mempersempit pupil

2. Menaikkan sekresi ludah

3. Memperkecil bronkus

4. Mempercepat gerak peristaltik

5. Menghambat denyut jantung

6. Menurunkan sekresi adrenalin

7. Menurunkan tekanan darah


Neurotransmitter dan
Reseptor Sistem Saraf
Otonom
Pelepasan Neurotransmitter pada SSO dibagi menjadi
2, yakni:

Cholinergik Adrenergik
Saraf simpatik merupakan rangkaian dua
buah neuron. Neuron yang meninggalkan
Adrenergik
sumsum tulang belakang tidak langsung
menuju suatu organ tubuh, tetapi berakhir
dulu pada suatu sinapsis yang ada di dalam g
(Saraf
anglion. Simpatis)
Dari ganglion baru kemudian dengan perantar
aan neuron yang lain menuju ke organ tubuh. Serabut pra-ganglion adalah serabut saraf
Sistem simpatik memiliki ganglion yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang
terletak di sepanjang tulang belakang yang keluar dari ganglion disebut serabut post
menempel pada sumsum tulang belakang, ganglion. Saraf simpatis terbagi menjadi dua
sehingga memilki serabut pra-ganglion bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial
pendek dan serabut post ganglion yang dan saraf otonomsacral. Terletak di depan
panjang. columna vertebra dan berhubungan dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut-
serabut saraf.
Cholinergik
(Saraf Parasimpatik)
Dua neurotransmiter utama:

• asetilkolin (ACh)

• norepinefrin (NE)

ACh dilepaskan dari semua serabut praganglion dan semua


serabut pascaganglion parasimpatik. NE dilepaskan oleh semua
serabut pascaganglion simpatik, kecuali serabut yang menuju:
kelenjar keringat kulit, beberapa pembuluh darah dalam otot rangka,
dan genitalia eksternal (melepaskan ACh)
Efek Perangsangan Simpatis dan Parasimpatis pada Organ Viseral

Kelenjar Perangsangan Perangsangan


Simpatis
Parasimpatis
Nasalis, Vasokontriksi dan Banyak sekali
Lakrimal, Saliva sekresi ringan sekresei

Kelenjar Banyak sekali keringat Berkeringat pada


Keringat telapak tangan

Kelenjar Apokrin Kental, sekresi yang Tidak ada


berbau
Pembuluh darah Seringkali konstriksi Sedikit efek atau
tidak sama sekali
 Sistem saraf simpatis seringkali
memberikan respon terhadap pelepasan
impuls secara massal. Fenomena ini biasa
disebut mass discharge. Perangsangan
 Peristiwa ini seringkali timbul bila
hipothalamus diaktivasi oleh timbulnya rasa
Saraf Simpatis
takut, rasa cemas, ataupun rasa nyeri yang
berat.

 Akibat yang timbul menyebar ke seluruh


tubuh disebut respon stres atau tanda
bahaya.
• Berbeda dengan respon saraf
simpatis dengan pelepasan impuls
secara massal, fungsi pengaturan

Perangsangan saraf parasimpatis sepertinya jauh


lebih spesifik.
Saraf
ParaSimpatis • Contohnya saraf parasimpatis pada
kardiovaskular hanya berfungsi
menurunkan frekuensi denyut
jantung.
Pengaturan fungsi organ viseral tubuh diatur oleh
Refleks Otonom
refleks otonom. Refleks otonom memungkinkan
(Refleks
Viseral) adanya respon terhadap impuls yang berasal dari

dalam tubuh.
Terima Kasih
Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai