Anda di halaman 1dari 18

Dosen: Fadila, SKM

 
PENGAWASAN MUTU MAKANAN
“Penentuan Batas Aman Bahan Tambahan Makanan”
 
 

Oleh : Kelompok 3 (Kelompok Pala)


 
Nama : Marhama Umahuk
Magfirsyah Ishak
Fitri Ahmad Adam
Inayah Iskandar Alam
Musmin Tadarus
Sebastian Waiola
Julfa Awal
M. Sadli Umasangaji
Semester : V ( Lima )
 
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE
2011 / 2012
 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
Tentang Pangan, Yang dimaksud "bahan tambahan pangan" adalah bahan
yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan, antara lain, bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal,
pemucat dan pengental.
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan yang tidak memenuhi syarat
termasuk bahan tambahan memang jelas-jelas dilarang, seperti pewarna,
pemanis dan bahan pengawet. Pelarangan juga menyangkut dosis penggunaan
bahan tambahan makanan yang melampaui ambang batas maksimum yang
telah ditentukan.

B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang penentuan batas aman pada bahan tambahan
makanan (BTM).
BAB II PEMBAHASAN
Sesuai dengan peraturan dari Departemen Kesehatan
No. 722/MENKES/ PER/IX/88, yang termasuk dalam
bahan tambahan makanan yang diijinkan adalah sebagai
berikut :
1. Anti Oksidan
2. Anti Kempal
3. Pengatur Keasaman
4. Pemanis Buatan
5. Pemutih dan Pematang Tepung
6. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental
7. Pengawet
8. Pengeras
9. Pewarna
10. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa
11. Sekuestran
Antioksidan

Bahan Tambahan Jenis Makanan Batas maksimum


Pangan penggunaan
(mg/kg)
1. Asam askorbat 1. Daging olahan 500
2. Ikan beku 400
3. Buah kalengan 700
4. Jam, Jelly, dan marmalad 500
5. Pekatan sari buah 400

2. Asam eritorbat 1. Daging olahan 500


2. Ikan beku 400
3. Saus apel kalengan 150

3. BHA 6. Lemak dan minyak makan 200


(Butil 7. Margarine 100
Hidroksianisol) 8. Mentega 200
9. Ikan beku 1000
10. Ikan asin 200
Anti Kempal

No Nama BTM Jenis / Batas Maksimum


Bahan Penggunaan
Makanan
1. Aluminium Susu Bubuk 1 g / kg
Silikat
2. Kalsium Rempah- 20 g / kg
Aluminium rempah
Silkat serbuk
Pengaturan Keasaman

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. Asam Pembuatan Secukupnya
Cuka Acar
2. Asam Selai Secukupnya
Sitrat
Pemanis Buatan

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. Siklamat Minuman 300 mg / kg
Ringan
2. Sakarin Selai 200 mg / kg
Pemutih dan Pematang Tepung

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. L - Sisteine Tepung 90 mg / kg
2. Asam Tepung 200 mg / kg
Askorbat
Pengemulsi, Pemantap dan Pengental

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. Agar-agar Es Krim 10 g / kg
2. Gelatine Yoghurt 10 g / kg
Pengawet

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. Benzoat Saos Tomat 1 g / kg
2. Propionat Roti 2 g / kg
Pengeras

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. Kalsium Buah 350 mg / kg
Glukonat Kalengan
2. Kalsium Sayur 260 mg / kg
Klorida kalengan
Pewarna
Pewarna Alami
No Nama BTM Jenis / Bahan Batas Maksimum
Makanan Penggunaan
1. Anato Es Krim 100 mg / kg
2. Karamel Jamur Kalengan Secukupnya

Pewarna
NoSintetis
Nama BTM Jenis / Bahan Batas Maksimum
Makanan Penggunaan
1. Biru Es Krim 100 mg / kg
Berlian
2. Merah Minuman 70 mg/Liter Produk
Allura Ringan
Penyedap dan Penguat Rasa

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. Etil vanilin Makanan i70 mg / kg
bayi
2. L- menthol permen Secukupnya
Sekuestran

No Nama Jenis / Bahan Batas Maksimum


BTM Makanan Penggunaan
1. Dikalium Kepiting 5g / kg
fosfat kalengan
2. Asam Potongan secukupnya
sitrat kentang goreng
beku kalengan
ADI (Acceptable Daily Intake)

ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan


makanan setiap hari yang dapat diterima dan dicerna sepanjang
hayat tanpa mengalami resiko kesehatan.
ADI dihitung berdasarkan berat badan konsumen dan sebagai
standar digunakan berat badan 50 kg untuk negara Indonesia dan
negara-negara berkembang lainnya. Satuan ADI adalah mg bahan
tambahan makanan per kg berat badan.
Untuk menghitung batas penggunaan maksimum bahan
tambahan makanan, digunakan rumus sebagai berikut:

BPM = ADI  B  1.000 / K (mg / kg)


Ketereangan :
BPM = batas penggunaan maksimum  (mg/kg)
B = berat badan (kg)
K = konsumsi makanan (gr)
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Sesuai dengan peraturan dari Kementerian Kesehatan No.
722/MENKES/ PER/IX/88, yang termasuk dalam bahan tambahan
makanan yang diijinkan adalah anti oksidan, anti kempal, pengatur
keasaman, pemanis buatan, pemutih dan pematang tepung,
pengemulsi, pemantap dan pengental, pengawet, pengeras,
pewarna, penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa, serta
sekuestran.
2. ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan
makanan setiap hari yang dapat diterima dan dicerna sepanjang
B. Saran
hayat tanpa mengalami risiko kesehatan. Dengan menggunakan
rumus : BPM = ADI  B  1.000 / K (mg / kg).
Sebaiknya dalam penggunaan bahan tambahan makanan
digunakan sesuai dengan batas penentuan agar tidak terlalu beresiko
untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
 
Achmad Lutfi. 2009. Zat Aditif pada Makanan. (online)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-
aditif/zat-aditif-pada-makanan/ diakses tanggal 16 Oktober 2011
 
Anonim. 2009. Sekilas Tentang Bahan Makanan Tambahan. (online)
http://kerockan.blogspot.com/2009/06/sekilas-tentang-bahan-
makanan-tambahan.html diakses tanggal 16 Oktober 2011
 
Anonim. 2010. Bahan Tambahan Pangan
 
Dheni Mita Mala. 2011. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan
atau Bahan Tambahan Pangan Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
NO. 722/MENKES/PER/IX/88. Balai Besar Industri Agro Kementerian
Perindustrian
 
Prawira. 2010. Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan (online)
http://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-
pangan/ diakses tanggal 16 Oktober 2011
Kelompok Pala

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai