Anda di halaman 1dari 28

POLUTAN UDARA

KARBON MONOKSIDA (CO)


Nama Kelompok
Rizki Amalia 17030234001
Lailatul Wakhidah 17030234009
Meutia Asry 17030234017
Laila Roikhatul Jannah 17030234025
Jihan Shofwatul I. D. A 17030234037
Alfiatus Solichah 17030234044
Weka Firda Rizki N 17030234056
Edlyn Ainayyah A 16030234026
Karakter (Sifat-Sifat Fisik) CO
Keterangan Umum CO

Nama IUPAC : Karbon monoksida


Nama lain : Karbonat oksida
Rumus kimia : CO
Ciri-ciri Fisik CO

Fase gas yang tida berwarna pada suhu udara normal Sifat termodinamika

dan berbentuk cairan pada suhu di bawah -129°C ∆Hf°: -26,41 kcal/mol

Titik leleh -205oC ∆Gf°: -32,79 kcal/mol


Titik didih -191,5oC
Massa jenis 1,229 g/L
Massa molekul 28,010 g mol-1
Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
Terikat dengan ikatan kovalen ganda dengan panjang 112,8 pm
Ciri-ciri Atom

Larut pada kloroform, asam asetat, etil


Terdiri dari satu atom karbon dan
asetat, etanol dan ammonium hidroksida
satu atom oksigen
CO tidak stabil dan membentuk CO2
Mudah terbakar dan terbakar pada untuk mencapai kestabilan fasanya
udara dengan nyala biru cerah

Beracun
Sumber Kontaminan
Kendaraan bermotor Alamiah

Oksidasi gas metana


dan
Degradasi klorofil Arang batu yang mengandung
Lebih dari 5% CO
ALAMIAH
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adala
h dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksida
si metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam.
Kendaraan
bermotor

Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tah
un. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar ben
sin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak
dari industri dan pembakaran sampah domestik.
Arang batu yang mengandung lebih dari
5% CO

Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung lebih 5% CO, yaitu alat pemanas berba
han bakar gas, lemari es gas, kompor gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak baik.
Oksidasi Gas Metana Degradasi klorofil

Karbon monoksida dapat juga Degradasi klorofil pada saat


dihasilkan dari reaksi oksidasi musim gugur menghasilkan CO
gas metana oleh radikal hidroksi sebanyak 20% per tahunnya
dan dari perombakan atau
pembusukan tanaman meskipun
tidak sebensar yang dihasilkan
oleh bensin.

Oksidasi Gas Metana dan Degradasi Klorofil


Pada laboratorium, CO dapat diproduksi Reaksi yang
dengan memanaskan CaCO3 dengan serbuk Relevan
Zn atau dehidrasi asam formiat:

CaCO3 + Zn → CaO + CO + ZnO Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara:

HCOOH → CO + H2O
2C + O2 → 2CO
Reduksi H2 pada Fe, Ni, atau Ru
menghasilkan metana dan alkana lain
Karbon monoksida juga dibuat dengan reduksi
dengan oksidasi:
biji besi oksida dengan karbon:

CO + 3H2 → CH4 + H2O


MO + C → M + CO
Reaksi yang
Reaksi dengan katalis uap dengan ZnO- Relevan
CuO atau Fe-Cr menghasilkan hidrogen

Pada suhu tinggi, terjadi reaksi antara CO2 dengan C:


CO + H2O → CO2 + H2
CO2 + C → 2CO

Reaksi Fischer-Tropsch melibatkan reduksi


CO dengan H2 dan campuran metanol dan
Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi
olefin sebagai variasi katalis untuk
CO dan oksigen:
menghasilkan campuran produk oksidasi.

CO2 → CO + O
Perubahan-Perubahan Spesies (Karakter Kimia)

Reaksi dengan katalis uap dengan ZnO-CuO atau Fe-Cr


menghasilkan hidrogen.

CO + H2O → CO2 + H2

Reaksi Fischer-Tropsch melibatkan reduksi CO dengan H2 dan campuran metanol dan olefin

sebagai variasi katalis untuk menghasilkan campuran produk oksidasi. Reduksi dengan oksida:
CO + 3H2 → CH4 + H2O

CO + H2 → HCHO (formaldehid)

CO + 2H2 → CH3OH (metanol) → CH3COOH (asam asetat) → CH3COOH3 (metil asetat)

CO + 2H2 → CH3OH → CH3CHO (asetaldehid) + CH3CH2OH (etanol)

2CO + 3H2 → (CH2OH)2 (etilen glikol)


Perpindahan (jejak di Sistem dan Lingkungan Air, Udara
dan Tanah

Suhu yang tinggi merupakan pemicu terbentuknya gas karbon


monoksida (CO). Karbon monoksida (CO) terbentuk karena pada suhu
tinggi karbon dioksida (CO2) terurai menjadi karbon dioksida (CO) dan

oksigen. Selain itu, reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan karbon
pada suhu tinggi juga munghasilkan gas karbon monoksida (CO).
Perpindahan (jejak di Sistem dan Lingkungan Air, Udara
dan Tanah
Perpindahan (jejak di Sistem dan Lingkungan Air, Udara
dan Tanah

Keberadaan atau umur gas CO di atmosfer tidak lama, hanya sekitar 4 bulan. Hal
ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfer dihilangkan melalui reaksi
dengan radikal hidroksil, HO. Radikal hidroksil seringkali dihilangkan dari
troposfer melalui reaksi dengan metana ataupun karbon dioksida:
CH4 + HO → CH3 + H2O

CO + HO → CO2 + H
Karbon monoksida yang masuk ke atmosfer juga cepat teroksidasi membentuk
karbon dioksida.
Efek Toksikologi

Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena CO akan menggantikan posisi
oksigen yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah. Ikatan antara CO dan hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan hemoglobin.

Selain itu, paparan CO juga dapat menyebabkan


Konsentrasi CO dalam udara lingkungan dan
efek teratogenik pada saat kehamilan. Fetus rentan
lamanya inhalasi/ paparan menentukan
terhadap efek CO sehingga dapat mengalami
kecepatan timbulnya gejala-gejala atau
kerusakan yang serius dan bahkan permanen pada
kematian. Pada Tabel 1, menunjukkan
sistem saraf pusat. Bayi yang lahir dari ibu yang
hubungan konsentrasi COHb dengan gejala
terpapar CO akut dengan konsentrasi tinggi akan
yang ditimbulkan.
mengalami kerusakan otak.
Konsentrasi 8 jam CO (ppm) Konsentrasi COHb darah (%) Gejala
25-50 2,5-5 Tidak ada gejala
50-100 5-10 Aliran darah meningkat dan sakit kepala ringan
100-250 10-20 Tegang daerah dahi, sakit kepala dan penglihatan
terganggu
250-450 20-30 Sakit kepala sedang, dahi berdenyut, wajah merah dan
mual
450-650 30-40 Sakit kepala berat, vertigo, mual, muntah, lemas, dan
mudah pingsan
650-1000 40-50 Seperti di atas, tetapi lebih berat dan mudah pingsan serta
jatuh
1000-1500 50-60 Koma, hipotensi, kadang disertai kejang, dan per-nafasan
Cheyne- Stokes
1500-2500 60-70 Koma dengan kejang, penekanan pernafasan dan fungsi
jantung, kematian.
2500-4000 70-80 Denyut nadi lemah, pernafasan lambat, gagal
hemodinamik, dan kematian
Identifikasi Kualitatif atau Instrumennya

1. Dengan menggunakan larutan PdCl2

2. Dengan uji nyala 3. Dengan spektrofotometer FTIR


Identifikasi
Kualitatif

Dengan Uji Nyala


Mereaksikan H2C2O4.2H2O dengan H2SO4
pekat sehingga meng-hasilkan gas CO, karena
gas tersebut menyebabkan nyala api berwarna
biru terang yang berasal dari CO2.

2CO (g) + O2 (g) ↔ 2CO2 (g)


Dengan menggunakan larutan PdCl2
0,05 gram PdCl2 dilarutkan dalam 100 mL air.

Kemudian diambil 10 mL dan dimasukkan ke


dalam tabung reaksi kemudian gas CO
dialirkan pada larutan. Akan terjadi
perubahan warna dari merah ke hijau lalu Identifikasi
menjadi hitam kecoklatan, dan terdapat Kualitatif
endapan hitam.

PdCl2 (aq) + CO (g) + H2O (l) → CO2 (g) +

Pd (s) + 2HCl (aq)


Identifikasi
Dengan Spektrofotometer FTIR Kualitatif

Gas CO yang dapat dihasilkan dengan


mereaksikan HCOOH dengan H2SO4
pekat, diuji menggunakan instrumen
FTIR sehingga dapat diketahui gugus
C=O dari spektra yang dihasilkan. Gugus
C=O muncul di sekitar 1690-1760 cm-1.
Identifikasi
Kuantitatif

Analisis kuantitatif dapat dilakukan pada gas karbon monoksida


(CO) dalam emisi gas buang kendaraan bermotor. Metode yang
digunakan untuk mengukur gas karbon monoksida (CO) dari
emisi gas buang kendaraan bermotor yaitu sensor gas semi
konduktor jenis TGS 2201 keluaran Figaro. Sensor ini
digunakan untuk mendeteksi gas buang CO dari kendaraan
berbahan bakar bensin maupun solar. Sebagai sensor
pembanding digunakan sensor IR untuk mengukur konsentrasi
gas CO.
Perundang-undangan yang Terkait

23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai


PP RI No. 41/1999 menetapkan bahwa sumber
pencemaran lingkungan yaitu pencemaran yang
pencemar adalah setiap usaha dan/atau kegiatan
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti
yang menyesuaikan bahan pencemar ke udara
pencemaran yang berasal dari pabrik. kendaraan
yang menyebabkan udara tidak berfungsi
bermotor. pembakaran sampah. sisa pertanian. dan
sebagaimana mestinya.
peristiwa alam seperti kebakaran hutan. letusan
gunung api yang mengeluarkan debu, gas. dan
awan panas.
Perundang-undangan yang Terkait

PP RI No. 41/1999 tentang pengendalian


pencemaran udara. Pencemaran udara adalah PP RI No. 41/1999 baku mutu udara ambien
masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari nasional pada CO (Karbon Monoksida) dalam
komponen lain ke dalam udara ambien oleh waktu 1 Jam, 24 Jam, 1 Thn sebesar 30.000
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun ug/Nm3, 10.000 ug/Nm3 dengan metode analisis
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan NDIR.
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Ide Penanganan Preventif
Menanam tanaman hias
Ikut memelihara dan
di pekarangan atau di
tidak merusak taman
pot-pot sebagai penyerap Penghindaran
kota dan pohon
gas poliatomik seperti reseptor dari
pelindung
CO dan CO2­ lingkungan yang
Tidak menggunakan kulkas tercemar
yang memakai CFC dan
membatasi penggunaan AC Diberlakukan Car
dalam kehidupan sehari-hari. Free Day setiap
minggu sekali.

Tidak membakar sampah Kontrol emisi


di pekarangan rumah agar kendaraan
tidak menimbulkan polusi bermotor dan emisi
udara. stasioner
Ide Penanganan Kuratif

Kerja bakti rutin terutama Menggalang dana


penanaman tumbuhan hijau untuk mengobati
sebagai penyerap polutan gas CO dan merawat
dan CO2. korban pencemaran
lingkungan.
Menggunakan penyaring pada
cerobong-cerobong di kilang Melokalisasi tempat
minyak atau pabrik yang pembuangan sampah
menghasilkan asap akhir (TPA) sebagai
tempat/pabrik daur
ulang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai