Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN

MASALAH KESEHATAN POPULASI PENYAKIT INFEKSI TB PARU


Dosen Pengajar : Siti Santy Romauly.,S. Kep. M. Kes

Di SUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. Antoni Fandefitson 6. Winda Aprilia
2. Aprianto Untung 7. Wini Wahidawati
3. Friska Amelia 8. Yulia Tikai
4. Oski Ria Anggraini 9. Lastri Lestari
5. Rosyanus Pakpahan
Definisi
Tuberkulosis adalah infeksi penyakit menular
yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis,
suatu basil aerobik tahan asam, yang ditularkan
melalui udara (airbone). Menurut (Imran
Somantri, 2012) tuberkulosis paru – paru
merupakan penyakit infeksi yang menyerang
parenkim paru – paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini juga
dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti
meningen, ginjal, tulang, dan nodus linfe.
Anatomi Fisiologi

Paru-paru terletak pada rongga dada yang ujungnya berada


di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma.
Paru terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-
paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri
mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat
dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa
subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut
bronchopulmonary segments. Paru-paru dibungkus oleh selaput
tipis yaitu pleura. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang
yang disebut mediastinum (Sherwood, 2012).
Etiologi
Penyakit Tb paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mycobakterium tuberkulosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Sumber
penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif pada waktu batuk atau
bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara
pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.Setelah kuman tuberkulosis
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tuberkulosis
tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem
peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif
hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut
dianggap tidak menular. Seseorang terinfeksi tuberkulosis ditentukan oleh
konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)

1. Demam. Terjadi lebih dari sebulan, biasanya pada pagi hari.


2. Hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
3. Keringat malam hari tanpa kegiatan.
4. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah berlanjut, dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
5. Nyeri dada. Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura
sehingga menimbulkan pleuritis. Gejala ii jarang ditemukan.
6. Kelelahan.
7. Batuk darah atau dahak bercampur darah
Penatalaksanaan Medis

1. Pengobatan TBC paru


2. Pengobatan untuk penderita aktif selama 6 bulan
3. Pengobatan untuk penderita kambuhan atau gagal pada
pengobatan pertama yang dilakukan selama 8 bulan
4. Perawatan bagi penderita TBC
5. Pencegahan penularan TBC
ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN
 IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. M
 Umur : 41 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Suku/Bangsa : Dayak / Indonesia
 Agama : Kristen Prostestan
 Pekerjaan : Petani
 Pendidikan: Sd
 Status Perkawinan : Menikah
 Alamat : Desa Tekaras
 Tgl MRS : 12 November 2019
 Diagnosa Medis : TB Paru
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH


DS : Klien menyatakan demam Infeksi atau cidera jaringan Hipertermi
naik turun  
DO : TTV Pasien : 
TTV : Inflamsi
TD : 38,0 oC 
HR : 91 x/mt Akumulasi monosit makrofag ,selt helper dan
RR : 19 x/tm fibroblast
TD : 130/70mmHg 
- Tubuh pasien teraba panas Pelepasn pyrogen endogen (sitokin)
- turgor kulit kering 
- Mukosa muut lembab Interleukin1
  Interlekin2

Merasang saraf vagus

Meningkatkan suhu basal

Hipertermi
 
DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

Tidak kesimbangan aktifitas dan istirahat Intoleransi aktifitas


DS : - Pasien mengatakan bahwa
  
merasa lemas Kelemahan otot
 
DO : - Pasien tampak lemas

 Pasien tampak dibantu keluarga untuk  
Mobilisasi
kebutuhan aktifitas (seperti :
 
BAB/BAK, makan & minum) 
   
Intoleransi aktifitas
 
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1) Hipertermi berhubungan - Setelah dilakukan tindakan 1) Mengkaji keluhan yang 1) Untuk mengetahui keluhan
dengan Proses penyakit keperawatan 2x24 jam dialami pasien yang dialami pasien
diharapkan demam yang 2) Melakukan observasi 2) Untuk mengetahui tanda-
dialami pasien berkurang tanda-tanda vital pasien tanda vital pasien
dan pasien bisa merasa 3) Lekukan pengukuran suhu 3) Untuk mengurangi nyeri
nyaman kembali 4) Anjurkan keluarga untuk yang dialami pasien
kompres air hangat 4) Untuk penyembuhan dan
5) Kolaborasi pemberian mengurangi rasa nyeri
analgetik dengan dokter
dan tim medis
 

2.) Intoleransi aktifitas


Setelah dilakukan tindakan 1.)Evaluasi nyeri secara teratur 1) Memberikan informasi
berhubungan dengan kelemahan
otot keperawatan selama 2x24 jam 2.)Anjurkan menggunakan tentang kebutuhan untuk
 
diharapkan : teknik relaksasi, seperti nafas ketidakefektivitas intervensi
 
Kriteria hasil : dalam 2) Menghilangkan ketegangan
1) Melaporkan nyeri 3).Posisikan sesuai indikasi
otot dan dapat meningkatan
berkurang atau teratasi misalnya semifowler
  kemampuan
3) Dapat menghilangkan nyeri
dan data penunjang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai